Laporan Lumut
Laporan Lumut
Laporan Lumut
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Danau Tambing adalah bagian dari salah satu kawasan Taman Nasional di
Indonesia. Terletak di wilayah Kabupaten Donggala, Sigi dan Poso. Taman
Nasional Lore Lindu ditetapkan sebagai Cagar Biosfir oleh United Nations
Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi pendidikan, ilmu pengetahun dan
budaya, pada tahun 1977.
Di kawasan ini kita bisa menemukan sekitar 263 jenis burung. Bahkan,
sebanyak 30 persen di antaranya merupakan endemik, artinya tidak bisa
ditemukan di daerah lain. Di Danau Tambing, kita bisa menemukan antara lain
Nuri Sulawesi (Tanygnatus sumatrana), Kakatua (Cacatua sulphurea), Rangkong
(Buceros rhinoceros dan Aceros cassidix) atau Pecuk ular (Anhinga rufa).
Botani Tumbuhan Rendah merupakan cabang dari ilmu biologi yang yang
mempelajari tentang tumbuhan rendah. Dikatakan tumbuhan tingkat rendah
karena jenis-jenis tumbuhan ini tidak bisa dibedakan antara akar, batang dan biji.
Lumut Merupakan jenis tumbuhan rendah yang beradaptasi dangan
linkungan darat dan mempunyai tingkay perkembangan lebih tinggi dari pada
Thalophyta. Pada umumnya tumbuhan lumut menyukai tempat-tempat lembab
dan basah di dataran rendah hingga dataran tinggi. Tumbuhan lumut berwarna
hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan
b. lumut bersifat autotrof. Lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan
lumut berkormus dan bertalus.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini, yaitu sebagai berikut:
1
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini, yaitu sebagai
berikut:
Hari/tanggal
Waktu
: 15.00 Selesai
Tempat
Danau
Tambing
Taman
Nasional
Lore
Lindu
dan
Pisau/cutter
Botol semprot
Kamera
Alat tulis menulis
3.2.2 Bahan
1. Alkohol 70 %
2. Tissue
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan yaitu :
1.
Mencari
lokasi
pengamatan
sesuai
intruksi
2.
berkelompok.
Mengamati spesimen yang ditemukandan mencatat ciri-cirinya ( meliputi :
3.
dosen/asisten
secara
4.
5.
6.
7.
tertentu.
Membawa spesimen ke laboratorium untuk diidentifikasi.
Membuat laporan praktikum.
BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
4.1. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh adalah sebagai berikut :
No
Nama/Gamabar
Keterangan
Klasifikasi
1. Seta
2. Rhizoid
Plagiothecium
denticulatum
1
Regnum
Divisio
Classis
Ordo
Familia
: Plantae
: Bryophyta
: Bryopsida
: Hypnales
: Hoctuoidea
Genus
:
Plagiothecium
Spesies :
Plagiothecium
denticulatum
Deskripsi :
Lumut ini banyak ditemukan didaerah yang lembap dan teduh dan ditemukan di
daerah tropis atau gurun.
Lembaran daun yang tersusun spiral
Tumbuhan tersebut tampak seperti rumput,dan ada juga yang tampak hamparan
karpet atau beledu.
Lumut ini berwarna hijau, bersifat fototrop positif, banyak bercabang cabang,
dan dengan mata biasa kelihatan seperti hifa cendawan hijau.
2.
Cratoneuron commutatum
1. Seta
2. Rhizoid
Regnum
Divisio
Classis
Ordo
Familia
: Plantae
: Bryophyta
: Bryopsida
: Hypnhales
: Amblystegiaceae
Genus
: Cratoneuron
Spesies :
Cratoneuron commutatum
2
Deskripsi :
Bentukknya seperti akar tumbuhan yang di lengkapi dengan daun kecil berwarna
hijau kecoklatan.
Daunnya berupa lembaran
Memiliki batang semu berwarna hitam.
Habitatnya ranting pohon.
3.
Thuidium tamariscinum
1. Seta
2. Rhizoid
Regnum
Divisio
Classis
Ordo
Familia
: Plantae
: Bryophyta
: Bryopsida
: Hypnhales
: Thuidaeceae
Genus
: Thuidium
Spesies :
Thuidium tamariscinum
Deskripsi :
Bentuknya seperti tumbuhan paku ,
Daun daunnya kecil dan meruncing.
Berwarna hijau tua kecoklatan.
Habitat di kayu
4.
Sphagnum sp
1. Seta
2. Rhizoid
Regnum
Divisio
Classis
Ordo
Familia
: Plantae
: Bryophyta
: Bryopsida
: Sphagnales
: Sphagnaceae
Genus
: Sphagnum
Spesies
: Sphagnum sp
1
Deskripsi :
Batangnya banyak bercabang-cabang,cabang yang muda tumbuh tegak,dan
membentuk roset pada ujungnya.
Daun-daun yang sudah tua terulai dan menjadi pembalut bagian bawah batang.
Habitat kebanyakan hidup di rawa-rawa
Membentuk rumpun atau bantalan Kulit batang sphagnum terdiri atas selapis sel yang
telah mati Jaringan kulit bersifat seperti spon
Dinding yang membujur maupun yang melintang mempunyai liang-liang yang bulat
Cabang-cabang jantan mempunyai anteridium yang bulat dan bertangkai di ketiakketiak daunnya
5.
Rhytidradelphus triquetrus
1. Seta
2. Rhizoid
Regnum
Divisio
Classis
Ordo
Familia
: Plantae
: Bryophyta
: Bryopsida
: Hypnales
: Hylocomlaceae
Genus
: Rhytidradelphus
Spesies :
Rhytidradelphus triquetrus
Deskripsi :
Tubuh berupai tangkai sporangium bersifat elastic membentuk koloni yang luas.
Membentuk benang batang panjangnya 1 8 cm batang tegak.
Daun kecil dan memanjang.
Berwarna hijau kecoklatan.
Habitat ditemukannya di batang pohon
Keadaan lingkungan
Suhu
nilai
22.5 C
Kelembaban
66.7 %
4.2 Pembahasan
Lumut Merupakan jenis tumbuhan rendah yang beradaptasi dangan
linkungan darat dan mempunyai tingkay perkembangan lebih tinggi dari pada
Thalophyta. Pada umumnya tumbuhan lumut menyukai tempat-tempat lembab
dan basah di dataran rendah hingga dataran tinggi. Tumbuhan lumut berwarna
hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan
b. lumut bersifat autotrof. Lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan
lumut berkormus dan bertalus
8
Thuidium
tamariscinum,
Sphagnum
sp,
Plagiothecium
denticulatum,
Dalam berbagai jenis lumut tersebut memiliki seta, rizoid, kapsul dan
kaliptra. Seta adalah tangkai pendukung anteridium dan arkegonium. Reproduksi
Lumut berkembangbiak dengan spora, Spora tumbuh menjadi Protonema,
kemudian menjadi Tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut terbagi menjadi anteridium
yang menghasilkan sperma dan akegonoium yang menghasilkan ovum. Peleburan
keduanya menghasilkan zigot dan tumbuh menjadi embrio. Embrio terus tumbuh
menjadi sporangium dan menghasilkan spora. memiliki rizoid yang berfungsi
untuk menyerap air dan garam mineral . Kaliptra berfungsi untuk melindungi akar
dari kerusakan.
Berdasarkan hasil pengamatan banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi
kehidupan lumut antara lain kelembaban, suhu, substrat, pengudaraan dan
kehadiran nutrien-nutrien yang diperlukan. Keadaan lingkungan dikawasan danau
tambing 22,5 oc dan kelembaban 66,7 % . Berdasarkan literatur secara umum
suhu pertumbuhan untuk lumut yaitu 10oC 30oC . kelembabannya 70%-98%.
Dalam siklus hidup yang normal generasi haploid ( gametofit ) dan
generasi diploid (sporofit) bergiliran secara teratur. Penyimpangan dari siklus
hidup yang normal dapat mengakibatkan peristiwa apogami dan apospori.
Sporofit yang terjadi karena peristiwa apogami adalah haploid, sebaliknya
gametofit yang terjadi karena peristiwa apospori adalah diploid dan menghasilkan
gamet yang diploid pula.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini, yaitu :
1. Morfologi gametofit lumut dan sporofit lumut yaitu berklorofil, belum
memiliki akar, daun dan batang sejati, berspora, sudah membentuk embrio,
memiliki gametofit yang dominan dan memiliki alat pembiakan yang multi
sel.
2. Pada daerah pengamatan Keadaan lingkungan dikawasan danau tambing
22,5 oC dan kelembaban 66,7 % . Berdasarkan literatur secara umum suhu
pertumbuhan untuk lumut yaitu 10oC 30oC . kelembabannya 70% - 98%.
Habitat untuk lumut secara keseluruhan hidup pada tempat yang lembab dan
kebanyakan melekat pada substrat.
3. Klasifikasi lumut terbagi menjadi 3 yaitu : Lumut hati (Hepaticopsida) Lumut
tanduk (Anthoceratopsida) dan Lumut daun (Bryopsida)
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu agar kiranya dalam
praktikum ini praktikan tidak bermain-main, dan alat yang digunakan harus
tersedia agar praktikum dapat berjalan lancar tanpa ada kendala.
10