3 Daerah Pada Pita Kestabilan
3 Daerah Pada Pita Kestabilan
3 Daerah Pada Pita Kestabilan
OLEH :
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ReaksiReaksi
Inti
Yang
Terjadi
Dalam
Daerah
Pada
Pita
Kestabilan.
Pada kesempatan kali ini, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah terlibat dalam menyelesaikan makalah ini, terutama Ibu Dra. Hj.
Erviyenni, M.Pd dan Ibu Dra. Hj. Elva Yasmi Amran, M.Si selaku dosen mata kuliah
Radiokimia yang yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan makalah ini.
Penulis mengucapkan mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam
makalah ini. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................i
DAFTAR ISI.........................................ii
BAB I. PENDAHULUAN....................1
1.1 Latar Belakang.....................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................2
BAB II. KAJIAN TEORI..............................3
2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran...................................................................3
2.2 Pengertian Pendekatan Pembelajaran.............................................................3
2.3 Pengertian Metode Pembelajaran ..................................................................3
2.4 Pengertian Model Pembelajaran.....................................................................4
BAB III. PEMBAHASAN........................................................................5
3.1Macam- Macam Pendekatan Pembelajaran.....................................................5
3.2 Macam- Macam Metode Pembelajaran...........................................................7
3.3 Macam- Macam Model Pembelajaran...........................................................11
3.4 Perbedaan antara Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran.................13
3.5 Contoh Penerapan Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran...............14
BAB IV. PENUTUP...................17
4.1 Kesimpulan....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kian melesat dengan cepat.
Semakin kita tidak peduli dengan ilmu pengetahuan yang berkembang dengan cepat (baik
dengan berbagai alasan) maka semakin cepat kita menjadi manusia kuno di jaman
modern ini. Istilah kurang gaul mungkin akan melekat pada nama kita. Jika ingin itu terjadi
pada diri kita, maka mulailah bergaul dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta fahami
bahasa ilmu alam yang digunakan.
Untuk mengikuti ilmu pengetahuan yang terus berkembang tidak hanya cukup
dengan membeli peralatan canggih dan praktis serta memasang di rumah kita. Melainkan
konsep-konsep pembangun dalam teknologi itu harus kita fahami jika kita tidak ingin mudah
untuk ditipu dengan berbagai alat modern yang sebenarnya dapat kita buat sendiri.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini merupakan hasil perpaduan
berbagai disiplin ilmu. Khususnya ilmu alam yang sangat fundamental dalam kehidupan kita.
Terlepas dari anggapan sebagian orang yang berpendapat bahwa ilmu yang pertama kali lahir
adalah ilmu kimia. Kimia memang memegang tongkat dasar dari teknologi. Tidak dapat kita
pungkiri alat-alat modern yang kini muncul didepan kita sebagian besar muncul berkat
konsep dasar ilmu Kimia.
Dimulai dari jaman Aristoteles sampai jaman Einstein, Fisika telah berkembang dan
memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Sampai pada batas imajinasi manusia
yang terletak pada materi ultra mini yang disebut dengan atom.
Untuk itu kita perlu mempelajari beberapa tentang atom dan inti atom. Maka dari itu untuk
mengetahui pengertian kestabilan inti atom dan energi ikat inti stabil, ditulislah makalah ini
yang berjudul Reaksi-Reaksi Inti yang Terjadi Pada Tiga Daerah Pita Kestabilan
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
BAB II
KAJIAN TEORI
Kestabilan inti tidak hanya dipengaruhi oleh angka banding proton-neutron, tetapi
dipengaruhi juga oleh genap-ganjilnya jumlah proton dan neutron di dalam inti.Berdasarkan
ganjil-genapnya jumlah proton dan neutron, inti diklasifikasikan menjadi inti genap-genap
(artinya jumlah proton genap dan neutron genap), ganjil-genap, genap-ganjil, dan ganjilganjil.Nuklida yang paling stabil adalah nuklida tipe genap-genap, yang paling tidak stabil
adalah tipe ganjil-ganjil. Nuklida tipe genap-ganjil dan ganjil-genap kestabilannya hampir
sama dan terletak antara kestabilan nuklida genap-genap dan ganjil-ganjil. Perbedaan
kestabilan keempat tipe nuklida tersebut juga tampak dari jumlah nuklida stabilnya di
alam.Nuklida stabil untuk tipe genap-genap jumlahnya adalah 157, tipe genap-ganjil 55, tipe
ganjil-genap 50, dan tipe ganjil-ganjil 4. Nuklida tipe ganjil-ganjil umumnya selalu tidak
stabil terhadap peluruhan b; .hanya ada empat yang stabil terhdap peluruhan b
yaitu 2H, 6Li, 10B, dan 14N.
Kestabilan inti berdasar genap-ganjilnya jumlah proton dan neutron, dapat dijelaskan
dengan asumsi bahwa energi dibebaskan (kestabilan bertambah) jika 2 nukleon dengan tipe
sama bergabung bersama membentuk pasangan. Di dalam inti tipe genap-genap, semua
nukleon berpasangan.Di dalam inti tipe genap-ganjil dan ganjil-genap pasti ada 1 nukleon
yang tidak punya pasangan.Ketidak-stabilan terbesar dari inti ganjil-ganjil karena pasangan
tidak terjadi antara neutron dengan proton. Jika proton dengan neutron dapat berpasangan
mestinya kestabilan inti ganjil-ganjil sama besarnya dengan kestabilan inti genap-genap.
2.2 Faktor Penentu Kestabilan Inti
Faktor utama yang menentukan suatu inti satabil atau tidak ialah perbandingan
neutron-terhadap-proton (n/p).Atorm stabil dari unsur yang mempunyai nomor atom rendah
rendah, nilai n/p mendekati 1.Meningkatnya nomor atom, perbandingan neutron terhadap
proton dari inti stabil menjadi lebih besar dari 1.Penyimpangan pada nomor-nomor atom
yang lebih tinggi ini muncul karena dibutuhkan lebih banyak neutron untuk melawan kuatnya
tolak-menolak pada proton-proton ini dan menstabilkan inti. Kestabilan inti tidak dapat di
ramalkan, namun ada beberapa aturan berikut yang berguna dalam mempredeksi stabilitas
inti adalah (Chang,2003) :
a. Inti
yang
mengandung
2,
8,
biasanyalebihstabildibandingkaninti
20,
50,
yang
82,
jumlah
atau
126
proton
proton
atau
neutron
atauneutronnyabukaninti.
Pengaruhbilanganiniuntukstabilitasintisamadenganbanyaknyaelektronuntuk
yang sangatstabil (yaitu 2, 10, 18, 36, 54, dan 86 elektron).
b. Intidenganbilangangenap
proton
dan
gas
mulia
neutron
12
C,
16
O,
10
12
C (6p-6n),
He
16
berbentuk pita. Daerah keberadaan isotop-isotop stabil dalam grafik ini disebut pita
kestabilan. Jadi, isotop yang berada di luar pita kestabilan akan bersifat radioaktif. Meskipun
demikian, ditemukan pula beberapa isotop di dalam pita kestabilan yang bersifat radioaktif
(Fachrudin,2014). Ada beberapa reaksi-reaksi inti yang terjadi dalam 3 daerah pada pita
kestabilan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Reaksi- Reaksi Inti yang terjadi Pada 3 daerah Pita Kestabilan
Dari sekian banyak isotop yang dikenal, hanya kurang lebih seperempatnya yang
stabil. Jika N dialurkan terhadap Z untuk semua isotop stabil diperoleh gambar seperti :
a. Memancarkan neutron ( )
Oleh karena inti atom memancarkan neutron berarti terjadi pengurangan
nomor massa tetapi nomor atom tetap
Contoh :
Jika inti atom memancarkan sinar beta /elektron maka akan terjadi penambahan
proton atau pengurangan neutron. Dalam hal ini, partikel neutron berubah menjadi
proton disertai pemancaran elektron.
Contoh :
Contoh :
b. Penangkapanelektron (
) padakulit K
Dalam hal ini terjadi penangkapan elektron pada kulit yang terdekat dengan inti
yaitu kulit K.
Contoh :
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Reaksi inti adalah suatu proses interaksi yang berlangsung dalam waktu 10-10
detik, antara inti atom sasaran dengan inti lain yang umumnya lebih ringan atau foton
berenergi kinetik tinggi sehingga menghasilkan suatu transformasi pada inti sasaran tersebut.
Isotop Inti Ringan di Atas Pita Kestabilan,Untuk mencapai pita kestabilan, pada
isotop dengan jumlah proton < 83 yang berada di atas pita kestabilan atau memiliki
neutron lebih banyak daripada proton, dapat dilakukan dengan cara, yaitu:
Pemancaran Partikel Proton dan Pemancaran Partikel Neutron
Isotop Inti Ringan di Bawah Pita Kestabilan.untuk mencaoai kestabilan dengan cara
Pemancaran Partikel Positron dan Penangkapan Partikel Elektron
Apabila inti menangkap elektron, umumnya ditangkap dari kulit elektron yang
terdekat yaitu kulit K. Elektron tersebut akan bergabung dengan proton menjadi
neutron.
Nuklida Berat
Nuklida yang memiliki terlalu banyak proton dan neutron (jumlah proton > 83) atau
nuklida bermassa besar cenderung untuk melepaskan partikel . Peristiwanya disebut
peluruhan alfa.Pemancaran sinar oleh sebuah inti atom menyebabkan nomor atom
berkurang dua dan nomor massa berkurang empat.
DAFTAR PUSTAKA