Permasalahan Pokok Pendidikan
Permasalahan Pokok Pendidikan
Permasalahan Pokok Pendidikan
1)
Pendidik bukan berasal dari lulusan yang sesuai. Maksudnya terkadang terdapat tenaga
pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan jurusannya. Contoh, pendidik yang merupakan
lulusan metematika mengajar bahasa Indonesia. Hal ini secara tidak langsung akan menjadi
masalah pendidikan di Indonesia.
Padahal dalam PP NO.19 tahun 2005 tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan pasal
28 ayat 2, dijelaskan bahwa pendidik harus sesuai dengan ijazah dan sertivikat keahlian yang
relevan dengan perundang-undangan yang berlaku.
2)
Pendidik kurang menguasai dari 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik
maupun tenaga kependidikan sehingga hal ini menyebabkan adanya masalah kualitas
pendidik dan tenaga kependidikan yang kurang baik.
Dalam UU RI no.14 Tahun 2005 pasal 8 ayat dijelaskan bahwa guru wajib memiliki
kualifikasi yang salah satu diantaranya kompetensi , dan diperjelas dalam pasal 10 ayat 1
yang berbunyi kompetensi guru sebagai mana dalam pasal 8 meliputi kopetensi pedagogic,
kepribadian, social dan professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Selain itu juga dijelaskan dalam PP No.19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 3 mengenai kometensi
yang harus dimiliki oleh pendidik.
3)
Pendidik terkadang menjadikan mengajar hanya untuk menggugurkan kewajiban
sebagai pendidik, sehingga dia mengajar secara tidak maksimal.
Hal ini tidak sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 3 yang seharusnya pendidik
memiliki kompetensi professional, yang mengharuskan pendidik wajib bertanggung jawab
dengan tugas dan pembinaan terhadap peserta didik.
4)
pendidik belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Fenomena itu
ditandai dari rendahnya mutu lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang tidak tuntas,
bahkan lebih berorintasi proyek. Akibatnya, seringkali hasil pendidikan mengecewakan
masyarakat. Mereka terus mempertanyakan relevansi pendidikan dengan kebutuhan
masyarakat dalam dinamika kehidupan ekonomi, politik , sosial, dan budaya.
5)
Pendidik mengajar tidak sesuai dengan silabus sehingga target dari tujuan pembelajaran
tidak sepenuhnya tercapai. Hal ini tidak sesuai dengan kompetensi pedagogic yang harus
dimiliki oleh guru sesuai dengan PP No.19 Tahun 2005 Pasal 28 (3) yang berbunyi
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi: Kompetensi pedagogic, Kompetensi kepribadian,
Kompetensi professional dan Kompetensi sosial.
6)
Masih banyak pendidik yang belum memenuhi ketentuan sesuai dengan PP No. 19
tahun 2005 seperti pengajar di tingkat SD/MI minimal berijazah S1/ D4. Tapi dalam
kenyataan di masyarakat masih terdapat pendidik yang belum berijazah D4 atau dengan kata
lain masih D3.
7) Tenaga kependidikan biasanya masih berasal dari tenaga pendidik yang merangkap
tugas menjadi tenaga kependidikan seperti guru merangkap menjadi tenaga administrasi atau
tenaga perpustakaan.
Kuliah
>
Permasalahan
Pokok
Pendidikan
Dan
selanjutnya dalam kaitannya dengan wajib berajar Bab VI pasal l0 Ayat l, menyatakan:
"semua anak yang sudah berumur 6 tahun berhak dan yang sudah berumur 8 tahun
diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun lamanya." Ayat 2 menyatakan: "Belajar di
sekolah agama yang telah mendapat pengakuan dari menteri agama dianggap telah
memenuhi
kewajiban
belajar.
Landasan yuridis pemerataan pendidikan tersebut penting sekali artinya, sebagai landasan
pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan guna mengejar ketinggalan kita sebagai akibat
penjajahan.
Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting anak-anak usia sekolah
memperoleh kesempatan berajar pada SD, maka mereka memilki bekal dasar berupa
kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti
perkembangan kemajuan melalui berbagai media massa dan sumber berajar yang tersedia
baik mereka itu nantinya berperan sebagai produsen maupun konsumen. Dengan demikian
mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat derap pembangunan.
OIeh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam upaya pemerataan
pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk menyiapkan masyarakat untuk
dapat berpartisipasi dalam pembangunan" maka setelah pelaksanaan upaya pemerataan
pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga upaya pemerataan mutu pendidikan. Hal ini
akan
dibicarakan
pada
butir
tentang
masalah
mutu
pendidika
Khusus untuk pendidikan formal atau pendidikan persekolahan yang berjenjang dan tiap
tiap jenjang memiliki fungsinya masing masing maupun kebijakan memperoleh
kesempatan pendidikan pada tiap jenjang itu diatur dengan memperhitungkan factor factor
kuantitatif dan kualitatif serta relevansi yang selalu ditentukan proyeksinya secara terus
menerus
dengan
seksama.
Pemecahan
Masalah
Pemerataan
Pendidikan
Banyak macam pemecahan rnasalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah
untuk meningkatkan pemerataan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara konvensional dan cara inovatif.
Cara
konvensional
antara
lain:
a)
Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar.
b) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore)
Cara inovatif antara lain:
1. Sistem pamong (pendidikan oreh masyarakat, orang tua, dan guru) atau Inpacts
system (Instructionar Management by parent, community and, teacher). sistem
tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.
2. SD kecil pada daerah terpencil.
3. Sistem Guru Kunjung.
komponen
tersebut.
upaya pemecahan masalah mutu pendidikan daram garis besarnya meliputi hal-hal yang
bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen sebagai berikut:
1. seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan
PT.
2. Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya
berupa pelatihan, penataran, seminar, kegiatan kegiatan kelompok studi seperti
PKG dan lain lain.
3. Penyempurnaan kurikurum, misalnya dengan memberi materi yang lebih esensial
dan mengandung ,muatan lokal, metode yang menantang dan mengairahkan
berajar, dan melaksanakan evaluasi yang beracuan, PAP.
4. Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar.
5. Penyempumaan sarana berajar seperti buku paket, media pembelajaran dan
peralatan laboratorium.
6. Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
7. Kegiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan kegiatan :
Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang penempatan studi, sering mengalami
kepincangan,
tidak
disesuaikan
dengan
kebutuhan
di
lapangan.
Masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan biasanya terlambat, khususnya
pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru. setiap pembaruan kurikulum menuntut
adanya
penyesuaian
dari
para
pelaksana
di
lapangan.
Masalah
Efisiensi
dalam
penggunaan
Prasarana
dan
Sarana
Penggunaan prasarana dan sarana pendidikan yang tidak efisien bisa terjadi antara lain
sebagai akibat kurang matangnya perencanaan dan sering juga karena perubahan
kurikulum.
4)
Masalah
Relevansi
Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana system pendidikan dapat
menghasilkan iuran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah
masalah
yang
digambarkan
dalam
rumusan
tujuan
pendidikan
nasional.
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisih semua sector pembangunan yang beraneka
ragam
seperti
sector
produksi,
sector
jasa,
dan
lain
lain.
Sebenarnya criteria relevansi seperti dinyatakan tersebut cukup ideal jika dikaitkan dengan
kondisi system pendidikan pada umumnya dan gambaran tentang kerjaan yang ada antara
lain sebagai berikut :
Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan iuran siap pakai. Yang ada ialah sikap
kembang
Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratan yang dapat digunakan sebagai
pedoman oleh lembaga lembaga pendidikan untuk menyusun programnya tidak
tersedia.
Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing masing dikatakan teratasi jika
pendidikan :
Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya: Hasil pendidikan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
Saling
Berkaitan
antara
Masalah-Masalah
Pendidikan.
Pada dasamya pernbangunan di bidang pendidikan tentu menginginkan tercapainya
pemerataan
pendidikan
dan
pendidikan
yang
berrnutu
sekaligus.
Didalam sejarah terbukti bahwa belum ada suatu Negara yang dari sejarah berdirinya
mampu
melaksanakan
dan
memenuhi
keinginan
seperti
itu.
Ada dua factor yang dapat dikemukakan sebagai penyebab mengapa pendidikan bermutu
belum
dapat
diusahakan
pada
saat
demikian.
Pertama, Gerakan perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan
pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengerahan dana daya.
Kedua, Kondisi satuan satuan pendidikan pada saat demikian mempersulit upaya
peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, pengerahan tenaga
pendidikan yang kurang kompeten, kurikulum yang belum mantap, sarana yang tidak
memadai,
dan
seterusnya.
Meskipun demikian pemerataan pendidikan tidak dapar diabaikan karena upaya tersebut,
terutama pada saat-saat suatu bangsa sedang mulai membangun mempunyai tujuan ganda,
yaitu di samping tujuan politis (memenuhi persamaan hak bagi rakyat banyak) juga tujuan
pembangunan, yaitu memberikan bekal dasar kepada warga negara agar dapat menerima
informasi dan memiliki pengetahuan dasar untuk inengembangkan diri sehingga dapat
berpartisipasi
daiam
pembangunan.
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Berkembangnya
masalah
Pendidikan.
Faktor faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu :
1. Perkembangan iptek dan seni
2. Laju pertumbuhan penduduk
3. Aspirasi Masyarakat
4. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
Perkembangan
lptek
dan
Seni
Perkembangan iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek (ilmu pengetahuan dan
teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi
mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu
pengetahuan
untuk
memenuhi
kebutuhan
hidup
rnasyarakat.
Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang
rnenghasilkan
sesuatu
yang
indah.
Berkesenian menjadi kebutuhan hidup manusia. Melalui kesenian manusia Liapat
menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan
dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Seni membutuhkan pengembangan.
Masalah
a.
b.
Laju
Pertumbuhan
kependudukan dan kependidikan bersumber pada
Pertambahan
penduduk,
Penyebaran
dua
Penduduk
hal, yaitu :
dan
penduduk.
Gambaran
pertambahan
penduduk
adalah
sebagai
berikut
:
Dari skarang hingga abad XXI, terus menerus bahan pendudukan akan terjadi pertambahan
jumlah penduduk meskipun gerakan KB berhasil.
Tabel
Perkiraan jumlah penduduk
Menurut Bank Dunia Tahun 1986
Pertengahan Abad XXI
Tahun
1986
1990
2000
2050
Penduduk (juta)
166
178
207
355
Pertambahan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan
angka kematian, rnengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu proporsi
penduduk usia sekolah dasar .menurun, sedangkan proporsi penduduk usia sekolah
lanjutan, angkatan kerja dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan
Kesehatan.
Penyebaran
Penduduk
Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air tidak merata Ada daerah yang padat
penduduk, terutama di kota-kota besardan daerah yang penduduknya jarang yaitu di daerah
pedalaman khususnya di daerah tirpencil yang berlokasi dipegunungan dan di pulau-pulau.
Aspirasi
Masyarakat
Dalam dua dasa warsa terakhir ini. aspirasl masyasyarakat dalam banyak hal meningkat
khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat aspirasi terhadap pekerjaan,
kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Orang mulai
melihat bahwa untuk dapat hidup yang lebih layak dan sehat haruss ada pekerjaan tetap
yang
menopang,
dan
pendidikan
memberi
jaminan
untuk
memperoleh
pekerjaan yang layak dan menetap itu. Pendidikan dianggap memberikan jaminan bagi
peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial. Sebagai akibat dari meningkatnya
aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua mendorong anaknya untuk bersekolah, agar
nantinya anak anaknya memperoleh pekerjaan yang lebih baik daripada orang tuanya
sendiri. Dorongan yang kuat ini juga terdapat pada anak-anak sendiri.
Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan siswa pada
berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah murid dan siswa
perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak, diada
kannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan pengurangan .jam belajar,
kekurangan -sarana belajar, kekurangan guru, dan seterusnya. Dampak langsung dan tidak
langsung dari kondisi .sebagai, mana digambarkianitu ialah terjadinya penurunan kaidar
efektifitas dengan kata lain, massalisasi pendidikan menghambat upaya pemecahan
masalah mutu pendidikan. Massalisasi pendidikan ibarat peru-. sahaan konveksi pakaian
yang hanya melayani tiga macam ukuran (large, medium, dan, small). Kebutuhan individual
yang
khusus
tidak
terlayani.
Keterbelakangan
Budaya
dan
Sarana
Kehidupan
Keterbelakangan
budaya
adalah
suatu
istilah
yang
diberikan
oleh
sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain
pendukung suatu budaya. Bagi rnasyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti
dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dan kenyataan apakah
kebudayaannya tersebut tradisional atau sudah ketinggalan zaman. Karena itu penilaian
dari
masyarakat
luar
itu
dianggap
subjektif.
maupun dari dalam lingkungan rnasyarakat-sendiri. Kebudayaan baru itu baik yang bersifat
material seperti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi,
dan yang bersifat nonmaterial seperti paham atau konsep baru tentang keluarga berencana,
budaya menabung, penghargaan terhadap waktu dan lain-iain. Keterbelakangan budaya
terjadi karena :
Permasalahan
Aktual
Pendidikan
di
Indonesia
Pendidikan selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan antara apa
yang diharapkan dengan hasil vang dapat dicapai dari proses pendidikan. Permasalahan
aktual berupa kesenjangan - kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan terasa
mendesak
untuk
ditanggulangi.
Beberapa masarah aktual pendidikan yang akan dikemukakan meliputi masalah-rnasalah
keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru, pendidikan dasar 9 tahun, dan
pendayagunaan
teknologi
pendidikan.
Masalah aktual tersebut ada yang mengenai konsep dan ada yang mengenai
pelaksanaanya. Misalnya munculnya kurikulum baru adalah masalah konsep.
Berikut
Masalah
Keutuhan
Pencapaian
Sasaran
Di dalam undang-undang Nornor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II
Pasal 4 telah dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah mengembangkan manusia
Indonesia
seutuhnya.
Banyak hambatan yang harus dihadapi dalam pelaksanaan system pendidikan antara lain :
1. kurikulum sudah terlalu sarat.
2. Pendidikan afektif sulit diprogramkan secara eksplisit karena dianggap
3. menjadi bagian dari kurikulum tersembunyi (hiden curriculum) yang
keterlaksanaannya sangat tergantung kepada kemahiran dan pengalaman guru.
4. Pencapaian hasil pendidikan afektif rnemakan waktu, sehingga memerlukan
ketekunan dan kesabaran pendidik.
5. Menilai hasil pendidikan afektif tidak mudah. Bahkan kalau mau berhasil, juga
membutuhkan biaya. Misal, jika PR ingin berdaya mendidik (ketekunan, kepercayaan
diri, kejujuran kedisiplinan) maka harus diperiksa dengan saksama oleh guru dan
hasilnya dikembalikan kepada siswa untuk dibicarakan Untuk itu perlu ada insentif
bagi guru.
Masalah Kurikulum
Pada bagian ini akan dibahas masalah aktual mengenai kurikulum Masalah kurikulum
meliputi masalah konsep dan masalah pelaksanaannya. Yang menjadi sumber masalah ini
bagaimana system pendidikan dapat mernbekali peserta didik untuk terjun kelapangan kerja
(bagi yang tidak melanjutkan sekolah) dan memberikan bekal dasar yang kuat untuk ke
perguruan
tinggi
(bagi
mereka
yang
ingin
lanjut).
Masalah
Peranan
Guru
Konsep-konsep baru lahir sebagai cerminan humanisme yang memberikan arah baru pada
pendidikan. sejalan dengan itu perkembangan iptek yang pesat menyumbangkan cara
cara baru yang lebih mantap terhadap pemecahan masalah pendidikan. dalam realisasinya
dipandu oleh kurikulum yang telah disempurnakan. sejalan dengan itu maka guru sebagai
suatu
komponen
system
pendidikan
juga
harus
berubah.
Masalah
pendidikan
9
tahun
Keberadaan pendidikan 9 tahun mempunyai landasan yang kuat. UU RI No 2 tahun 1989
Pasal 6 menyatakan tentang hak warga Negara untuk mengikuti pendidikan sekurang
kurangnya tamat pendidikan dasar. Kemudian PP nomor 28 tahun 1990 tentang pendidikan
dasar, pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan 9 tahun terdiri
atas program pendidikan 6 tahun di SD dan program pendidikan 3 tahun di SLTP, pasal 3
memuat tujun pendidikan dasar yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta
didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga
Negara, dan anggota umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan
menengah.
Dalam pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun, lebih lebih pada tahap awal sudah pasti
banyak hambatannya, hambatan tersebut ialah :
1. Realisasi pendidikan dasar yang diatur PP Nomor 28 Tahun 1989 masih harus
dicarikan titik temunya dengan PP Nomor 65 Tahun 1951 yang mengatur sekolah
dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar, karena PP tersebut belum dicabut.
2. Kurikulum yang belum siap.
3. Pada masa transisi para pelaksana pendidikan di lapangan perlu disiapkan melalui
bimbingan bimbinga, penyuluhan, penataran dan lain lain.
Upaya
Penanggulangan
Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah - masalah actual
antara lain sebagai berikut :
1. Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup
2. berlangsung hanya secara insidental.
3. Pelaksanaan ko dan ekstrakurikuier dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan
hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelulusan.
4. Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi
dengan yang akan terjun kemasyarakat merupakan hal yang prinsip karena pada
dasarnya tidak semua siswa secara potensial mampu belajar di pergutuan tinggi.
5. Pendidikan tenaga kependidikan perlu diberi perhatian khusus.
6. Untuk pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun apalagi jika dikaitkan dengan gerakan
wajib belajar, perlu diadakan penilitian secara meluas pada masyarakat untuk
menemukan faktor penunjang dan utamanya factor penghambatnya.
KESIMPULAN:
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan ditanah air
kita dewasa ini, yaitu:
Empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional yang perlu
diprioritaskan
penanggulangannya,
ialah:
1)
2)
3)
4)
1)
2)
3)
4)
Masalah
Masalah
Masalah
Masalah
pemerataan
mutu
efisiensi
relevansi
pendidikan.
pendidikan.
pendidikan.
pendidikan.
1)
2)
3)
4)
keutuhan
Masalah
Masalah
Masalah
pendidikan
aktual
pencapaian
peranan
dasar
Pendidikan
sasaran
kurikulum
guru
tahun
berdasarkan pengembangan ilmu pengetahuan/ sains yang telah ada, sehingga diterapkan
membentuk sebuah teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang secara bertahap
sesuai dengan perkembangan dari zaman ke zaman. a. Zaman Purba Zaman purba sering
disebut juga zaman batu. Zaman batu terjadi sekitar 4. 000.000 tahun sebelum masehi sampai
sekitar 20.000/10.000 tahun sebelum masehi. Meskipun ukuran tahun tersebut merupakan
kira-kira untuk memberikan ancar-ancar dasar pemikiran karena tidak ada batasan waktu
yang cukup tajam. Tetapi pada zaman ini telah ditemukan alat-alat dari batu dan tulang,
tulang belulang hewan, sisa-sisa dari beberapa tanaman, gambar dalam gua-gua, tempattempat penguburan, dan tulang belulang manusia purba. Dengan munculnya kemampuan
menulis dan berhitung sehingga peristiwa akan segera dicatat, sehingga kesalahan dapat
diperkecil. Dengan adanya tulisan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi yang telah
dialami pada suatu zaman dapat disampaikan oeh generasi ke generasi . Sebab tulisan lah,
perkembangan yang dicapai dalam waktu 10.000 tahun sangat besar setelah zaman batu,
sebagai bukti terjelmanya kerajaan Mesir, Sumeria, Babylon juga kerajaan di India dan Cina.
b. Zaman Yunani Romawi i. Masa 600 sebelum Masehi sampai 200 sesudah masehi Pada
masa ini disebut dengan zaman Yunani. Zaman Yunani telah memberikan corak baru pada
perkembangan ilmu pengetahuan yang mendasar sehingga Bangsa Yunani mampu merdeka
serta mempunyai kerajaan-kerajaan sendiri. Bangsa yunani memiliki sikap receptive attitude
yang memyebabkan perubahan yang sangat besar. Perubahan yang besar itulah yang
dianggap sebagai dasar dalam ilmu pengetahuan modern. Perubahan tersebut tergambarkan
pada sikap dan jiwa bangsa Yunani tidak dapat menerima pengalaman-pengalaman secara
pasif-reseptif. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Yunani dapat dilihat pada para
tokoh yang telah berhasil meletakan landasan dasar pemikiran ilmu pengetahuan saat ini.
Tokoh fisafat pada zaman Yunani seperti Thales (624-548), Pythagoras (580-500 BC) berhasil
menemukan hokum dan dalil Pythagoras. Socrates (470-339) telah mencari dengan metode
kebidanan. Plato (427-347) memiliki kesempurnaan ide dan kepastian matematis yang
memunculkan matematika menjadi pelajaran wajib dalam pendidikan, sehingga orang yang
tidak mempelajari matematika tidak diterima. Aristoleles (348-322), merupakan tokoh yang
pertama kali menuliskan semua karyanya dalam sebuah buku, misal buku ilmu pengetahuan
seperti, logika, biologi dan metafisika. Eukleides berhasil menyumbang penyusunan ilmu
ukur bidang datar. Apollonius (265- 190) mempelajari potongan kerucut bidang datar.
Achimendes (287-212) telah mempelajari soal-soal matematika, fisika, kimia serta
menerapkan penemuan dalam usaha menemukan alat-alat. Aristarcus (310-230) menerangkan
bahwa, bumi itu berbentuk bulat dan berputar sendiri mengelilingi matahari. Muncullah
tokoh yang menentang atau menolak pandangan Aristarcus yaitu pandangan heliosentris
dengan memperkuat pandangan geosentris. c. Zaman Kekuasaan Romawi Pada zaman
kekuasaan Romawi, ilmu pengetahuan tidaklah maju dengan pesat. Meskipun dalam bidang
politik, perdagangan, militer, pelayaran, jalan raya, dan hukum sangat maju. Lambatnya
perkembangan ilmu pengetahuan karena ilmu pengetahuan hanya berpegang pada karyakarya Aristoteles, tanpa mengadakan banyak perubahan. Keadaan seperti ini telah dikenal
dengan sebutan Eropa masuk dalam kegelapan. Bahkan pada abad pertengahan yang terjadi
antara 500 hingga awal 1500 bidang kehidupan mengalami kemacetan dan kemunduran.
Akhirnya hingga pada abad pertengahan antara abad ke-11 awal abad 15, perkembangan ilmu
pengetahuan lebih cerah dibanding dalam keadaan sebelumnya. Perkembangan ilmu
pengetahuan terjadi khususnya setelah peristiwa perang salib, ilmu pengetahuan dari dunia
islam masuk ke Eropa. Dunia islam bukan hanya mewarisi ilmu pengetahuan dari filsafat
Yunani, tetapi juga mampu mempertahankan dan mengembangkan didunia arab tanpa
pengaruh dunia Yunani. Sebagai contoh Battani (928) dan Biruni (937-1048) mengadakan
sejumlah koreksi terhadap sejumlah pandangan ptolameios antara lain tentang garis edar
bumi, harga terhadap tahap-tahap pergantian siang dan malam. Al Razi (850-925) berhasil
membedakan campak dari cacar dan juga Al Razi dalam percobaan kimianya telah
menghasilkan proses penyulingan, pendinginan, pelarutan, kristalisasi, penguapan, dan
perembesan. Tokoh Islam lainya yaitu Ibnu Khosraw dan Al Kazini yang menentukan berat
jenis berbagai macam logam. Ibnu Haitham (965-1039) sudah dapat membuat cermin cekung
dan cermin cembung, untuk mempelajari sifat-sifat pembiasan cahaya. Penemuan- penemuan
ilmu pengetahuan di dunia Islam dari tokoh-tokoh Islam diatas dan tokoh Islam yang lainnya,
akhirnya masuk ke Eropa. Masuknya ilmu pengetahuan ke Eropa setelah perang salib
menjadikan bahan bakar baru bangsa Eropa. d. Zaman Modern i. Zaman Renaissance Pada
zaman modern tahap renaissance ilmu pengetahuan berkembang pesat. Sebagai gambaran
berkembangannya ilmu pengetahuan pada zaman ini, yaitu dengan munculnya tokoh Roger
Bacon (1214-1294) dengan pendapatnya bahwa, pengalaman menjadi landasan utama untuk
permulaan dan merupakan ujian terakhir bagi semua pengetahuan serta ilmu pengetahuan.
Sejak saat itu matematika menjadi syarat mutlak, untuk mengolah semua ilmu pengetahuan.
Muncul juga tokoh yang berasal dari Italia, merupakan ahli aljabar yaitu Leonardo Pisa
(1170). Leonardo pisa telah mengadakan penyelidikan yang akhirnya ia menemukan tiga akar
dari persamaan pangkat tiga. Tokoh yang lain yaitu Copernicus (1473-1543), menolak
pendapat Hipparchus (161-126) dan ptolemaios yang telah menentang pendapat Aristarchus
(310-230 BC). Copernicus pada waktu itu berpendapat bahwa bumi dan planet-planet semua
mengelilingi matahari, matahari menjadi pusat peredaran (Heliosentris). Perkembangan ilmu
pengetahuan juga Nampak dengan munculnya tokoh pada zaman ini seperti Copernicus,
Galileo, dan Johanes Keppler yang telah berhasil memunculkan karyanya berupa aastronomi,
ilmu alam, dan matematika. Sedangkan pada tahun 1596-1650 seorang tokoh yang terkenal
dengan ucapanya Cogito ergo sum (oleh karena saya tahu saya berfikir, maka saya ada), yaitu
Rene Descrates. Pada zaman itu juga ditemukan projective geometry oleh Desarque (1662).
Sedangkan Fermat (1601-1665) dan Descrates (1596-1650), mengembangkan orthologonal
system. ii. Abad ke- 17 sampai 18 Awal perkembangan ilmu pengetahuan pada abad ini
menurut john locke mengatakan bahwa, mula-mula rasio manusia harus dianggap as a white
paper dan seluruh isinya berasal dari pengalaman. Di prancis tokoh filsuf negarawan
Montesqieu (1748). Memunculkan ide yang menyebabkan ia terkenal, hingga saat ini dengan
suasana undang-undang dan Trias politika yang dikemukakanya. Selanjutnya 14 tahun
kemudian pada tahun 1762, JJ Rousseau telah menguraikan pemikiran-pemikiran tentang
pendidikan. Pemikiran-pemikiran pendidikan itulah ia terkenal sebagai ahli politik dan sosial.
Salah satu pemikirannya yaitu ia tuangkan dalam bukunya Contrak Social, menguraikan
bahwa negara itu merupakan kontak sosial, berupa persetujuan yang dilakukan individu untuk
memungkinlah hidup bersama secara damai. Pada tahun 1687 Isaac Newton telah
menghasilkan banyak karya diantaranya adalah tentang teori grafitasi, perhitungan calcius,
dan optika. Perhitungan calcius juga diikuti oleh Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716)
namun, terdapat perbedaan pada penyusunan notasinya. Ahli kimia dalam abad 17 dan 18 ini
telah berhasil menemukan CO2 yaitu Joseph Black. Hingga muncul setelahnya Joseph
Priestley (1733-1804), menemukan sembilan hawa NO dan Oksigen dalam tanaman. Muncul
juga pada abad ini, penemu dalam bidang logika seperti, Heminton, Morgan, dan George
Boole. iii. Abad ke-19 hingga sekarang Perkembangan ilmu pengetahuan pada abad ke-19
ditandai dengan kemajuan industri yang sangat pesat, sehingga sebagai akibatnya timbullah
Revolusi Prancis. Pada abad ini perkembangan industri telah mampu membawa kemajuan
dalam bidang-bidang yang lain dalam kehidupan yang lainnya. Kemajuanya membawa akibat
terhadap kemajuan ekonomi, kesehatan, kesejahteraan, pendidikan. Pada abad inilah muncul
cabang cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu-ilmu sosial yang antara lain sosiologi,
ekonomi, sejarah, jurnalistik, kemanusiaan dan ilmu-ilmu kemasyarakatan. a) Perkembangan
IPTEK Adanya perkembangn ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa
kemakmuran bagi manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi telah
menimbulkan cabang ilmu pengetahuan yang baru antara lain : Teknik modern, teknologi
gedung dan teknologi hutan. Kemudahan yang didapat dari penerapan pengunaan teknik
modern misalnya. Dengan dengan teknik modern berupa bendungan. Bendungan
mendatangkan manfaat pada petani mendapatkan kemudahan mendapatkan dan memperoleh
air. Keuntungan tersebut diperoleh dari penerapan teknik modern dengan teknik
mengendalikan aliran air sungai. Contoh lain yaitu pengunaan teknik hutan, dengan teknik
tersebut manusia mampu memanfaatkan hutan secara maksimal. Adapun hasil penerapan
teknologi hutan berupa industry kayu lapis, pembuatan kertas , obyek pariwisata dan
sebagainya. Pendidikan dengan iptek erat sekali, karena IP hasil eksploitasi secara sistem dan
terorganisasi mengenai alam semestas, dan teknologi penerapan yang direncanakan dari ilmu
pengetahuan untuk kebutuhan masyarakat. Dan karena manusia tidak memiliki rasa puas
maka timbul inovasi baru yang mengundang masalah. Pertama karena belum ada jaminan
inovasi itu membawa hasil. Kedua, pada dasarnya orang merasa ragu dan gusar menghadapi
hal baru. Masalahnya ialah bagaimana cara mengenalkan inovasi agar orang menerima,
karena inovasi mengandung 2 aspek yaitu konsepsional dan operasional. Pengaruh langsung
dalam sistem pendidikan dalam berbagai macam inovasi atau pembaharuan dengan
eksentuasi tujuan yang bermacam pula. Ada yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan
guru dan gedung sekolah seperti pamong dan SMPT, pengadaan guru relative cepat,
perlindungan terhadap profesi guru. Hampir setiap inovasi mengundang masalah.
Ketidaksiapan bangsa menerima perubahan zaman membawa perubahan tehadap mental dan
keadaan Negara ini. Bekembangnya ilmu pengetahuan telah membentuk teknologi baru
dalam segala bidang, baik bidang social, ekonomi, hokum, pertanian dan lain sebagainya.
Sejalan dengan berkembangnya arus globalisasi di negara kita, terutama dengan pesatnya
peningkatan teknologi komunikasi, membuat segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat
dan tepat. Implikasinya di dalm masyarakat sangat tersa. Oleh karena itu pendidikan harsu
senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. b) Perkembangan Seni Seni
merupakan kebutuhan hidup manusia. Pengembangan kualitas seni secara terprogram
menuntut tersedianya sarana pendidikan tersendiri disamping program-program lain dalam
sistem pendidikan. Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual atau
kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Kesenian menjadi kebutuhan karena
melalui seni kita dapat mengalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil dan
spontanitas dalam menemukan keindahan. Dilihat dari segi dari tujuan pendidikan, yaitu
terbentuknya manusia seutuhnya aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat
mengisi pengembangan dominan efektif khususnya emosi yang positif dan konstruksi serta
keterampilan disamping domain kognitif yang sudah diagram melalui program atau bidang
studi lain. Sudah seyogianyaseni dikembangkan melalui sistem pendidikankarena dari segi
lapangan kerja dewasa ini dunia seni mengalami perkembangan pesat dan mendapat tempat
dalam kehidupan masyarakat. B. LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK Laju pertumbuhan
penduduk yang pesat, akan menyebabkan perkembangan masalah pendidikan misalnya
masalah pemerataan, penyebab penduduk yang tidak merata ditanah air akan menimbulkan
masalah baru, misalnya bagaimana merencanakan dan menyediakan sarana pendidikan yang
dapat melayani daerah padat (kota) dan daerah terisolir yang anak usia sekolah tidak seberapa
orang. Dampak pertumbuhan penduduk terhadap kualitas pendidikan di Indonesia Suatu
wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat dapat menyebabkan masalah- masalah
pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan masalah-masalah lainnya. Dengan jumlah
penduduk yang besar maka fasilitas- fasilitas sosial, pendidikan dan pekerjaan juga ikut
meningkat. Jika penduduk di suatu kota yang padat tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya
maka akan menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat pendidikan
yang rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga dampak pada tingkat perekonomian
juga memburuk. Jika masalah ini terus diabaikan maka kemerosotan negara tidak dapat
dihindari. Tingkat pendidikan yang buruk dapat menyebabkan anak-anak mengalami depresi.
Hal ini memicu terjadinya pekerjaan-pekerjaan yang tidak layak dilakukan oleh anak-anak di
bawah umur. Bahkan dampak lain dari masalah ini bisa menyebabkan tingkat tindakan
kriminal yang dilakukan anak-anak meningkat. Generasi muda dan anak-anak yang cerdas
adalah kunci kemajuan suatu negara. Jika masa kanak-kanak mereka diisi dengan hal-hal
negatif maka jalan menuju kesuksesan bangsa akan semakin jauh. Penduduk merupakan
pelaku pembangunan. Maka kualitas penduduk yang tinggi akan lebih menunjang laju
pembangunan ekonomi. Usaha yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kualitas penduduk
melalui fasilitas pendidikan, perluasan lapangan pekerjaan dan penundaan usia kawin
pertama. Di negara-negara yang anggaran pendidikannya paling rendah, biasanya
menunjukkan angka kelahiran yang tinggi. Tidak hanya persediaan dana yang kurang, tetapi
komposisi usia secara piramida pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga
berakibat bahwa rasio antara guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah akan terus
berkurang. Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga untuk
melaksanakan pembangunan dalam segala bidang belum dapat berjalan dengan cepat, karena
kekurangan modal maupun tenaga tenaga ahli/ terdidik, Akibatnya fasilitas secara kualitatif
dalam bidang pendidikan masih terbatas. Pertambahan penduduk yang cepat, lepas daripada
pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan, cenderung untuk menghambat
perimbangan pendidikan. Kekurangan fasilitas pendidikan menghambat program persamaan
atau perimbangan antara pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan
miskin. Oleh karena itu, masyarakat dalam mencapai pendidikan yang tinggi masih sedikit
sekali. Hal ini disebabkan karena : a. Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
b. Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan. c.
Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah sehingga belum dapat memenuhi
Kebutuhan hidup primer, dan untuk biaya sekolah. Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya
tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah: a. Rendahnya penguasaan teknologi maju,
sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di
mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan
tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan. b. Rendahnya tingkat pendidikan
mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan
ketidak mampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak
fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat.
Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.
Pengaruh daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan pada keluarga.
Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar belakang budaya yang
berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan kemiskinan, keluarga dengan jumlah
anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat, menghambat perkembangan berfikir anakanak, berbicara dan kemauannya, di samping kesehatan dan perkembangan fisiknya.
Kesulitan orang tua dalam membiayai anak-anak yang banyak, lebih mempersulit masalah
ini. Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal, yaitu pertambahan
penduduk dan penyebaran penduduk. 1. Pertambahan Penduduk dan Tingkat Pendidikan.
Suatu wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat dapat menyebabkan masalahmasalah pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan masalah-masalah lainnya.
Dengan jumlah penduduk yang besar maka fasilitas- fasilitas sosial, pendidikan dan
pekerjaan juga ikut meningkat. Jika penduduk di suatu kota yang padat tidak terpenuhi
fasilitas pendidikannya maka akan menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah
tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga
dampak pada tingkat perekonomian juga memburuk. Jika masalah ini terus diabaikan maka
kemerosotan negara tidak dapat dihindari. Tingkat pendidikan yang buruk dapat
menyebabkan anak-anak mengalami depresi. Hal ini memicu terjadinya pekerjaan-pekerjaan
yang tidak layak dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Bahkan dampak lain dari masalah
ini bisa menyebabkan tingkat tindakan kriminal yang dilakukan anak-anak meningkat.
Generasi muda dan anak-anak yang cerdas adalah kunci kemajuan suatu negara. Jika masa
kanak-kanak mereka diisi dengan hal-hal negatif maka jalan menuju kesuksesan bangsa akan
semakin jauh. Dengan bertambah jumlah penduduk maka penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan beserta komponen penunjang terselenggara pendidikan harus ditambah. Dan itu
berarti perubahan pembangunan nasional menjadi bertambah. Pertumbuhan penduduk yang
dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian, mengakibatkan
berubahnya struktur kependudukan yaitu proporsi penduduk usia sekolah dasar menurun
sedangkan proporsi penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan kerja dimana penduduk usia
tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. 2. Penyebaran peduduk
Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang padat
penduduk , terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu di daerah
pedalaman khususnya di daerah terpencil yang berlokasi di pegunungan dan pulau-pulau
sebaran penduduk seperti seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan
sarana pendidikan. Sebagai contoh adalah dibangunnya SD kecuali untuk melayani
kebutuhan akan pendidikan di daerah terpencil pada pelita V. Di samping SD yang reguler.
Belum lagi kesulitan dalam hal penyediaan dan penempatan guru. Di samping sebaran
penduduk seperti digambarkan itu dengan pola yang statis (di kota padat, di desa jarang) juga
perlu diperhitungkan adanya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) yang
terus menerus terjadi peristiwa ini menimbulkan pola yang dinamis dan laibel yang lebih
menyulitkan perencanaan penyediaan kerja yang seharusnya menjadi acuan dalam pengadaan
tenaga kerja. Usaha-usaha pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan Usaha-usaha
tersebut di antaranya: a. Pencanangan wajib belajar 9 tahun. b. Mengadakan proyek belajar
jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka. c. Meningkatkan sarana dan
prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain). d.
Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran. e. Menyempurnakan kurikulum sesuai
perkembangan zaman. f. Mencanangkan gerakan orang tua asuh. g. Memberikan beasiswa
bagi siswa yang berprestasi. C. ASPIRASI MASYARAKAT Dalam dua dasa warsa terakhir
ini aspirasi masyarakat dalam berbagai hal mengingat, khususnya aspirasi terhadap
pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi
peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Orang melalui melihat bahwa untuk dapat hidup
yang lebih layak dan sehat harus ada pekerjaan tetap yang menopang, dan pendidkan
memberi jaminan untuk memperoleh hidup yang layak dan menetap itu. Pendidikan dianggap
memberikan jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial. Sebagai
akibat dari aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua mendorong anaknya untuk
bersekolah, agar nanti anak-anaknya memperoleh pekerjaan yang lebih layak dari pada orang
tuanya sendiri. Dorongan yang kuat ini terdapat pada anak-anak sendiri. Mereka (orang tua
dan anak-anak) merasa susuah jika mendapat rintangan dalam bersekolah dan melanjutkan
studi. Mungkin ini dapat dipandang sebagai indikator tentang betapa besarnya aspirasi orang
tua dan anak terhadap pendidikan itu. Belakngan ini aspirasi masyarakat semakin meningkat
sejalan dengan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap informasi. Aspirasi tersebut
menyangkut kesempatan pendidikan. Kelayakan pendidikan dan jaminan terhadap taraf hidup
setelah mereka menjalani proses pendidikan. Keterbelakangan budaya adalah istilah yang
diberikan oleh sekelompok masyarakat kepada masayarakat lain pendukung suatu budaya.
Peningkatan aspirasi masayarakat terhadap pendidikan ini akan meningkatkan anak-anak
menyerbu dan membanjiri sekolah (lembaga pendidikan). Kondisi seperti ini akan
menimbulkan berbagai masalah seperti sistem siswa, mahasiswa baru, ratio guru-siswa,
waktu belajar, permasalahan akan terus berkembang karena saling terkait. Gejala yang timbul
ialah membanjirnya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-
didukung dan didorong terus agar lebih meningkat lagi. Sementara itu system pendidikan
dibaharui/dikembangkan sehingga dapat memenuhi aspirasi tersebut. d. Sistem pendidikan
meningkatkan peran /fungsinya sebagai pengembangan kebudayaan diseluruh plosok tanah
air. Sejalan dengan itu pihak lain yang terkait harus dapat membuka keterisolasian
dan/membuka sarana kehidupan yang lebih baik. PENUTUP A. Rangkuman 1. SEJARAH
PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN/ SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA : a. Zaman Purba b. Zaman Yunani Romawi c. Zaman Kekuasaan
Romawi d. Zaman Modern 2. Perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi telah
menimbulkan cabang ilmu pengetahuan yang baru antara lain : Teknik modern, teknologi
gedung dan teknologi hutan 3. Dilihat dari segi dari tujuan pendidikan, yaitu terbentuknya
manusia seutuhnya aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi
pengembangan dominan efektif khususnya emosi yang positif dan konstruksi serta
keterampilan disamping domain kognitif yang sudah diagram melalui program atau bidang
studi lain. 4. Laju pertumbuhan penduduk yang pesat, akan menyebabkan perkembangan
masalah pendidikan misalnya masalah pemerataan 5. Pertumbuhan penduduk yang dibarengi
dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian, mengakibatkan
berubahnya struktur kependudukan yaitu proporsi penduduk usia sekolah dasar menurun
sedangkan proporsi penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan kerja dimana penduduk usia
tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. 6. Peningkatan aspirasi
masayarakat terhadap pendidikan ini akan meningkatkan anak-anak menyerbu dan
membanjiri sekolah (lembaga pendidikan). 7. kelompok masyarakat yang terbelakang
budayanya tidak ikut berperan serta dalam pembangunanmsebab mereka kurang memiliki
dorongan untuk maju. B. Tes Formatif 1. Jelaskan faktor perkembangan IPTEK dan Seni
menjadi salah satu permasalahan pendidikan! 2. Jelaskan upaya dalam menanggulangi
permasalahan pendidikan! 3. Jelaskan dengan lebih rinci faktor aspirasi masyarakat
mempengaruhi berkembanganya masalaha pendidikan! 4. Jelaskan faktor-faktor penyebab
keterbelakangan budaya dimasyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan! 5. Jelaskan
permasalahan dilingkungan anda yang berhubungan dengan faktor keterbelakangan budaya!
Daftar Pustaka Ebekunt. 2009. Masalah Efisiensi, Efektivitas, dan Relevansi Pendidikan
dalam Perspektif Manajemen Pendidikan dalam
http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/14/masalah-efisiensi-efektivitas-dan-relevansipendidikan-dalam-perspektif-manajemen-pendidikan/ Hartoto. 2008. Bab VII Permasalahan
Pendidikan dalam http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/22/bab-vii-permasalahanpendidikan/ Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan. 2008. Bahan Ajar Pengantar
Pendidikan. Padang: FIP UNP Tirtahardja, Umar dan SL La Sulo. 2005. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
1. PERUBAHAN KURIKULUM
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan berbagai upaya dalam pelaksanaan proses pendidikan
di sekolah terus diupayakan. Kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi bahan pelajaran dan proses selama kegiatan belajar mengajar, memiliki fungsi
yang sangat penting. Rencana dan pengaturan yang baik sangat berpengaruh pada pencapaian
visi dan misi dalam target pendidikan kita. Harapan-harapan untuk pencapaian kemajuan di
masa depan sangat dipengaruhi oleh mutan-muatan yang terkandung didalam kurikulum.
Perubahan kurikulum yang sudah beberapa kali dilakukan dalam pelaksanaan pendidikan di
Negara kita mulai dari tahun 1975 sampai tahun 2004, dalam kenyataannya belum mampu
mengakomodir setiap tujuan yang ingin di capai. Padatnya jumlah bahan ajar ternyata cukup
membebani para peserta didik. Efek dari beban ini siswa tidak dapat mengembangkan
dirinya sesuai kompetensi yang dimilikinya secara maksimal. Pada kurikulum tahun 2004
lahirlah KBK (kurikulum Berbasis Kompetensi) dengan jumlah beban yang agak longgar.
Tetapi sayangnya kurikulum ini tidak dapat bertahan lama, sebelum menunjukan hasil yang
signifikan perubahan kurikulum kembali terjadi. Sosialisasi dilapangan yang baru saja usai
hanya menambah kebingungan guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau lebih dikenal dengan KTSP yang memasukan
unsur muatan lokal dan pengembangan diri yang mulai digulirkan tahun 2006, juga belum
mampu menampung aspirasi sesuai dengan fungsi dari kurikulum itu sendiri. Kecenderungan
guru untuk menyelesaikan bahan/materi ajar dengan cepat juga ternyata tidak memberikan
ruang bagi siswa untuk mengembangkan dirinya hingga memiliki kompetensi yang
maksimal. Disamping itu keterlibatan orang tua dan pihak-pihak yang berperan sebagai
stakeholders juga belum menunjukan perannya secara maksimal. Hal ini semakin menambah
biasnya pelaksanaan dari fungsi-fungsi kurikulum yang digulirkan di Negara kita.
Pembentukan kasta baru dalam system pendidikan kita (meminjam istilah dari kolom
editorial Harian Media Indonesia, salah satu edisi di bulan mei), yang muncul sebagai efek
dari adanya Sekolah Berstandar Internasional, dalam satu sisi mungkin berdampak posistif
untuk penempatan kurikulum sesuai fungsinya. Tetapi ini sepertinya hanya berlaku bagi
sekolah yang sudah berstandar Internasional, tetapi bagaimana untuk sekolah yang belum
termasuk kategori ini?. Pada umumnya sekolah ini rata-rata memiliki alokasi biaya yang
kurang mendukung, berbagai keterbatasan menjadi pembatas bagi mereka dalam
mengembangkan potensi anak didik secara maksimal.
2. PENGELOLAAN PENDIDIKAN
Kegiatan dalam sistem pendidikan nasional secara umum meliputi dua jenis yaitu
pengelolaan pendidikan dan kegiatan pendidikan. Pengelolaan pendidikan berasal dari kata
manajemen, sedangkan istilah manajemen sama artinya dengan administrasi ( Oteng
Sutisna:1983). Dapat diartikan pengelolaan pendidikan sebagai supaya untuk menerapkan
kaidah-kaidah adiministrasi dalam bidang pendidikan.
Pengelolaan pendidikan meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan dan pengembangan. Pengelolaan pendidikan. Pengelolaan adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi
dimana keempat proses tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu
tujuan organisasi. Menurut Griffin pengelolaan adalah sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efisien. Terdapat beberapa fungsi dari pengelolaan itu sendiri adalah
sebagai berikut:
Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang
INOVASI PENDIDIKAN
Posted on Maret 28, 2013 by arassh
perubahan pengaturan dinding ruangan (dinding batas antar ruang dibuat yang mudah dibuka,
sehingga pada diperlukan dua ruangan dapat disatukan), perlengkapan perabot laboratorium
bahasa, penggunaan CCTV (TVCT- Televisi Stasiun Terbatas), dan sebagainya.
4. Penggunaan waktu. Suatu sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan penggunaan
waktu. Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya: pengaturan waktu belajar
(semester, catur wulan, pembuatan jadwal pelajaran yang dapat memberi kesempatan
siswa/mahasiswa untuk memilih waktu sesuai dengan keperluannya, dan sebagainya).
5. Perumusan tujuan. Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovasi
yang relevan dengan komponen ini, misalnya: perubahan tujuan tiap jenis sekolah (rumusan
tujuan TK, SD, SMP, SMU, SMK disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan
tantangan kehidupan), perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional dan sebagainya.
6. Prosedur. Sistem pendidikan tentu mempunyai prosedur untuk mencapai tujuan. Inovasi
pendidikan yang relevan dengan komponen ini misalnya: penggunaan kurikulum baru, cara
membuat persiapan mengajar, pengajaran individual, pengajaran kelompok, dan sebagainya.
7. Peran yang diperlukan. Dalam sistem sosial termasuk sistem pendidikan diperlukan
kejelasan peran yang diperlukan untuk melancarkan jalannya pencapaian tujuan. Inovasi yang
relevan dengan komponen ini, misalnya: peran guru sebagai pengguna media (maka
diperlukan keterampilan menggunakan berbagai macam media), peran guru sebagai
pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai anggota team teaching, dan sebagainya.
8. Wawasan dan perasaan. Dalam interaksi sosial biasanya berkembang suatu wawasan dan
perasaan tertentu yang akan menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Kesamaan wawasan
dan perasaan dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah
ditentukan akan mempercepat tercapainnya tujuan. Inovasi yang relevan dengan bidang ini
misalnya: wawasan pendidikan seumur hidup, wawasan pendekatan keterampilan proses,
perasaan cinta pada pekerjaan guru, kesediaan berkorban, kesabaran sangat diperlukan untuk
menunjang pelaksanaan kurikulum pendidikan yang disempurnakan, dan sebagainya.
9. Bentuk hubungan antar bagian (mekanisme kerja). Dalam sistem pendidikan perlu ada
kejelasan hubungan antara bagian atau mekanisme kerja antara bagian dalam pelaksanaan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya:
diadakan perubahan pembagian tugas antara seksi di kantor departemen pendidikan dan
mekanisme kerja antar seksi, di perguruan tinggi diadakan perubahan hubungan kerja antara
jurusan, fakultas, dan biro registrasi tentang pengadministrasian nilai mahasiswa, dan
sebagainya.
10. Hubungan dengan sistem yang lain. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam
beberapa hal harus berhubungan atau bekerja sama dengan sistem yang lain. Inovasi yang
relevan dengan bidang ini misalnya: dalam pelaksanaan usaha kesehatan sekolah bekerjasama
atau berhubungan dengan Departemen Kesehatan, data pelaksanaan KKN harus kerjasama
dengan Pemerintah Daerah setempat, dan sebagainya.
11. Strategi. Yang dimaksud dengan strategi dalam hal ini ialah tahap-tahap kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan. Adapun macam dan pola strategi
yang digunakan sangat sukar untuk diklasifikasikan, tetapi secara kronologis biasanya
menggunakan pola urutan sebagai berikut:
a. Desain.
b. Kesadaran dan perhatian.
c. Evaluasi.
d. Percobaan.
Daftar Pustaka:
Hamalik, Oemar. (1993). Model-Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PPs
Universitas Pendidikan Indonesia.
Ibrahim, R. & Kayadi, B. (1994). Pengembangan Inovasi dalam Kurikulum. Jakarta : UT,
Depdikbud.
Nasution. (1993). Pengembangan Kurikulum. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Saud, U.S. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Susilana, R. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kutekpen FIP UPI.
Tim Pengembang, (2002), Kurikulum dan Pembelajaran, Jurusan Kurtek FIP Universitas
Pendidikan Indonesia.
sumber daya manusia terdidik cenderung lebih menitik beratkan aktivitas sektor
pemerintahan dan perusahaan negara berdasarkan asumsi bahwa kekurangan sumber daya
terdidik dapat diatasi dengan koordinasi daripada melalui pemecahan administratif dan
kewirausahaan.
Struktur Industri
Sebagian besar negara berkembang merupakan negara agraris, pertanian baik untuk
keperluan konsumsi sendiri maupun komersial, merupakan aktivitas ekonomi utama ditinjau
dari sudut distribusi penggunaan angkatan kerja maupun ditinjau daru proporsi sumbangan
dalam GNP.
Peranan sektor manufaktur dan jasa diantara negara berkembang juga memperlihatkan
perbedaan yang besar. Walaupun terdapat persamaan masalah namun strategi pembangunan
di negara berkembang berbeda-beda, tergantung kepada sifat alam, struktur dan tingkat saling
ketergantungan antara sektor primer (pertanian, kehutanan, perikanan), sektor industri
sekunder (umumnya bidang manufaktur) dan sektor industri tersier (perdagangan, keuangan,
transportasi dan jasa).
Ketergantungan Terhadap Luar negeri; Ekonomi, Politik dan Kebudayaan
Bagi negara berkembang, ketergantungan tersebut sangat tinggi tingkatnya, bahkan beberapa
kasus menyentuh pada hampir semua tingkat kehidupan. Kebanyakan negara kecil sangat
tergantung pada perdagangan luar negeri dengan negara maju. Hampir semua negara kecil
tergantung pada impor teknologi produksi yang umumnya tidak cocok dengan kondisi negara
tersebut.
Walaupun tingkat ketergantungan ekonomi sangat tinggi, yakni dalam bentuk transfer barang
dan teknologi, namun ada juga keuntungannya yaitu berupa transmisi kelembagaan
(umumnya sistem pendidikan dan pelayanan kesehatan), nilai-nilai, pola konsumsi, serta
sikap hidup, bekerja dan bersikap diri.
Struktur Politik, Kekuasaan dan Kelompok Penekan
Konstelasi kepentingan dan kekuasaan diantara berbagai kelompok masyarakat dikebanyakan
negara berkembang lahir sebagai akibat sejarah politik ekonomi dan sosial yang berbeda satu
dengan lainnya. Tanpa memandang pembagian kekuasaan diantara angkatan bersenjata, kaum
industrialis, dan tuan tanah Amerika Latin, kaum politisi dan pejabat tinggi pemerintahan di
Afrika, para raja minyak dan mogul-mogul keuangan di Timur Tengah, rentenir dan
industrialis Asia yang kaya, kebanyakan negara berkembang secara langsung atau tidak
langsung diperintah oleh segelintir elit dibandingkan dengan apa yang terjadi dinegara maju.
Oleh karena itu, setiap perubahan ekonomi dan sosial memerlukan dukungan dari kelompok
elit, baik melalui persuasi meupun paksaan dan jika perlu menyingkirkan mereka dengan
kekuatan. Jalan manapun yang ditempuh, pembangunan ekonomi dan sosial tidak mungkin
dilakukan tanpa mengubah lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi suatu negara
(misalnya sistem sewa tanah, struktur pendidikan, hubungan pasar tenaga kerja, undangundang hak milik, pembagian dan pengawasan harta keuangan dan fisik, undang-undang
perpajakan dan warisan dan peraturan perkreditan).
CIRI-CIRI UMUM NEGARA BERKEMBANG
Ciri-ciri umum negara berkembang diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Standar Hidup yang Rendah
2. Produktivitas yang rendah
3. Tingkat Pertumbuhan penduduk dan beban tanggungan yang tinggi
4. tingkat pengangguran yang meningkat serta kekurangan pekerjaan
5. Ketergantungan terhadap produksi pertanian dan barang ekspor primer
6. Tingkat ketergantungan dan kepekaan dalam hubungan internasional
Soal Untuk Latihan
3.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting di abad ini. Pendidikan juga bisa digunakan
sebagai tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Kita tidak bisa menutup mata bahwa pendidikan
di Indonesia memang jauh dari sempurna. Untuk itu kita perlu mengetahui sistem-sistem
pendidikan di negara lain untuk membandingkannya dengan sistem pendidikan di
Indonesia.Yang nantinya jika kita mengetahui sistem pendidikan di negara lain diharapkan
dapat mendorong kita untuk lebih memajukan pendidikan Indonesia
Sistem Pendidikan di Inggris
Inggris dikenal dengan standar pendidikannya yang tinggi, sistem pendidikan Inggris telah
banyak mempengaruhi banyak negara dan adalah rumah untuk beberapa universitas terkenal.
Sekolah Dasar
Pendidikan wajib di Inggris dimulai dari usia 5 tahun dengan sekolah dasar. Siswa naik dari
kelas 1 sampai 6 tanpa ujian, meskipun kemampuan mereka diuji di usia 7 tahun. Penekanan
ada pada belajar secara praktikal dibandingkan menghafal. Siswa belajar mata pelajaran inti
seperti Inggris, matematika dan sains, juga pelajaran dasar seperti sejarah, geografi, musik,
seni dan olahraga.
Siswa memulai sekolah menengah pada usia 11 tahun, dimana menjadi kewajiban untuk lima
tahun berikutnya. Di setiap jenjangnya, siswa memperdalam pengetahuan mereka pada mata
pelajaran inti dan ditambah setidaknya 1 bahasa asing. Di tahun ke-4, mereka mulai bersiap
untuk mengikuti ujian-ujian yang disebut General Certificate of Secondary Education atau
GCSE. Siswa akan diuji di 9 atau 10 topik GCSE yang mereka pilih.
Setelah menyelesaikan ujian GCSE, siswa sekolah menengah dapat meninggalkan sekolah
untuk bekerja, mengikuti program training di sekolah kejuruan atau teknik, atau melanjutkan
2 tahun lagi untuk menyiapkan diri bagi ujian masuk universitas, yang dikenal dengan ALevels. Secara umum, siswa yang ingin masuk ke universitas akan belajar 3-4 subyek untuk
ujian A-Levels. Ini kerap dilakukan di sekolah yang dinamakan Sixth Form Colleges. Makin
tinggi nilai ujian A-Levels, makin baik peluang siswa untuk masuk ke universitas pilihannya.
Program Sarjana
Ditingkat sarjana, siswa di Inggris dapat memilih jurusan art dan sciences. Program
biasanya berlangsung selama tiga tahun dimana selama itu siswa menyelesaikan pelajaran
dan tutorial di bidang masing-masing. Siswa yang akan lulus biasanya harus mengikuti ujian
akhir. Syarat penerimaan bagi siswa internasional termasuk kefasihan bahasa Inggris (min
IELTS 6.0), tambahan 1 tahun sekolah menengah, dikenal dengan University Foundation
Year atau nilai A-Level.
Pelajaran universitas dapat diteruskan ke tingkat pasca sarjana. Gelas pasca sarjana
tradisional biasanya dibidang Arts (MA) atau Sciences (MSc). Gelar pasca sarjana yang
makin populer adalah Masters in Business Administraion (MBA). Program Master
berlangsung selama satu sampai dua tahun dan mengharuskan ujian dan tesis untuk syarat
kelulusan. Bagi program tertentu, pengalaman dibidang riset dan bekerja dibutuhkan untuk
mengikuti program doktoral, atau PhD, yang dapat berlangsung selama empat atau lima tahun
di sekolah dan riset serta disertasi.
Sistem pemerintahan di tiap lapis juga hampir mirip dengan di Indonesia. Ada lembaga
eksekutif, legislatif dan yudikatif. Lembaga legislatif ditingkat pusat menggunakan
sistembikameral atau sistem dua kamar, sama dengan di Indonesia ada DPR dan DPD, jumlah
DPR plus DPD sama dengan MPR, disini MPR disebut Congress beranggota sebanyak 535
orang yang terdiri dari House (semacam DPR-RI) beranggota 435 orang dan Senate
(semacam DPD)beranggota sebanyak 100 orang. Ditingkat state atau negara bagian atau
provinci juga terdiri dari Representative (=House) dan Senate. Sedangkan ditingkat lokal
hanya adarepresentative. Ditingkat lokal disetiap 200 orang penduduk ada 1 orang
representatif, jadi contohnya ditempat kami tinggal di kota Amherst penduduknya ada 22.000
orang, maka wakil rakyatnya (representatif) ada 110 orang. Wakil rakyat ini kemudian
memilih perwakilan mereka lagi atau bisa juga disebut tim formatur atau disini disebut
selectman atau Selectboard sebanyak kurang lebih 5 orang yang mempunyai tugas memilih
walikota (Mayor) atau Bupati (Town manager). Tidak terkait dengan itu, masyarakat juga
memilih melalui pemilu lokal yang disebut wakil-wakil mereka yang akan mengurus urusan
pendidikan, yaitu yang disebut school commitee atau komite sekolah. Bedanya dengan di
Indonesia komite sekolah adanya ditiap sekolah, tapi di AS komite sekolah adanya ditingkat
kota/kab. Jadi mungkin mirip dengan Dewan Pendidikan di Indonesia, hanya bedanya komite
sekolah di AS dipilih langsung oleh rakyat.
Komite sekolah ini berjumlah berkisar 5-7 orang tergantung jumlah penduduk, dan mereka
akan memilih yang disebut Super Intendants sebanyak 1 orang. Maka untuk urusan
pendidikan komite sekolah berfungsi sebagai legislatifnya dan super intendant sebagai
eksekutifnya atau kepala dinasnya. Jadi semacam ada 2 pemerintahan ditingkat lokal, yaitu
pemerintahan yang mengurus pendidikan, dan pemerintahan yang mengurus selain
pendidikan. Eksekutif yang mengurus pendidikan disebut super intendant dan eksekutif yang
mengurus selain pendidikan disebut mayor atau town manager. Pendapatan pemerintah lokal
berasal dari pajak property yang dipungut dari masyarakat, uang ini dipegang oleh
mayor/town manager dan 60% dari uang ini diserahkan kepada Super Intendant. Ketika kami
sempat bertemu dengan seorang mantan walikota Amherst, beliau menyatakan pusing dengan
komite sekolah, karena uang saya sebagian besar dipakai buat mengurus pendidikan.
Amerika Serikat terdiri dari berbagai orang dari negara-negar lain didunia.
makanya AS sering disebut sebagai Negri Imigran. Meskipun imigran tapi mereka
diperlakukan sama. Demokrasi dan hak setiap individu dijunjung tinggi. Keberhasilan
letaknya pada individu masing2 bukan pada sistemnya. Ketika di Newyork saya melihat
banyak gelandangan berkeliaran dikota yang sangat padat, lebih padat dari jakarta. Lebih
padat dari pusat pertokoan di kota Sukabumi. Dan orang miskin juga banyak, tetapi itu bukan
lantaran mereka tidak diperhatikan pemerintah, tetapi karena mereka sendiri yang mau seperti
itu, dan sebagiannya lagi karena sudah dirusak oleh obat-obat bius. Ternyata etnik yang
tergolong kaya di AS adalah etnik kulit putih asli AS dan orang Asia, dan yang miskin
kebanyakan orang kulit hitam, suku African American dan orang Hispanik (Amerika Latin).
Kalo dari sisi agama, yang kaya adalah orang Yahudi dan Muslim. Ada sekitar 10% dari
seluruh penduduk AS yang paling kaya. penghasilan pemerintah pusat atau federal adalah
dari pajak penghasilan atau PPH (kalo tadi pemerintah lokal penghasilannya dari pajak
proverty atau PBB). Dari keseluruhan pendapatan banyak 70%nya berasal dari 10% orang
paling kaya di AS.
Tugas dari Komite Sekolah adalah : mengurus anggaran pendidikan, mengangkat Super
Intendant (SI), membuat kebijakan pendidikan termasuk kurikulum, dan melaporkan ke
publik (masayarakat). Tugas SI adalah :
Mengangkat Principals atau Kepala Sekolah, mengangkat staf dan direktur-direktur
pendidkan (subdin-subdin), melaksanakan pengelolaan pendidikan, dan melaporkan ke
komite sekolah. Tugas dari Principals adalah : Sebagai manager di sekolah, mengangkat
guru-guru, melaksanakan kurikulum dan melaporkan ke SI. Tugas guru adalah membuat draft
kurikulum, menentukan buku (tapi tidak boleh menjual), mengajar, melaporkan ke principals.
Keuangan untuk pendidikan yang diberikan ke SI melalui komite sekolah berasal dari 60%
kekayaan pemerintah lokal, 40% kekayaan pemerintah state dan 10% kekayaan pemerintah
pusat. Tetapi ketika pemerintah state dan pusat memberikan kekayaannya ke komite sekolah,
maka komite sekolah wajib menerima kebijakan-kebijakan pendidikan pemerintah pusat dan
state yang terkait dengan jumlah uang yang diberikannya itu.
Di Indonesia kita mengenal wajib belajar SD dan SMP. Di Amerika kesempatan memperoleh
pendidikan bagi seluruh warga sudah lama diberlakukan. wajib belajar di AS mulai dari SD
sampai SMA. Tapi pemerintah menggratiskan biaya sekolah sejak TK sampai SMA untuk
sekolah-sekolah negri. Untuk sekolah swasta, pemerintahan dipusat sampai lokal tidak
memberikan anggaran apapun, dan sebaliknya sekolah itupun tidak diwajibkan mengikuti
seluruh kebijakan pemerintah dibidang pendidikan.
Pada tahun 2001 pemerintah pusat melakukan Reformasi di bidang pendidikan dengan
meluncurkan kebijakan NCLB atau No Child Left Behind atau Tak ada satupun anak yang
tertinggal dibelakang. Kebijakan ini terkait dengan mutu atau kualitas anak didik. Negara
bagian Massachusetts yang selalu terbaik dalam pendidikan telah lebih dulu mengawali
kebijakan ini pada tahun 1993. Kebijakan NCLB ini antara lain dilakukan dalam bentuk
penciptaan standar-standar mutu hasil didik dan pelaksanaan Ujian Nasional. Pemerintah
pusat memerintahkan pemerintah negara bagian untuk membuat standar pendidikan,
membuat kurikulum, membuat soal Ujian nasional dan menyelenggarakan Ujian nasional.
materi yang diujikan samapai saat ini baru Matematik dan Bahasa Inggris, tapi tahun depan
akan ditambah Sejarah AS dan IPA.
Intervensi pemerintah pusat dalam pendidikan dilakukan karena melihat kualitas pendidikan
anak-anak SMA sangat menurun. Angka Drop Out (tidak meneruskan sekolah) sebesar ratarata 50%, dari 50% yang ikut Ujian nasional lulus 90%, dari yang lulus ini sebagian
meneruskan kuliah dan sebagian lagi bekerja. Sebelum masuk perguruan tinggi atau bekerja
mereka juga di tes, dan hanya 50% dari yang ikut tes lulus masuk perguruan tinggi atau
bekerja. akibatnya banyak pengangguran atau bekerja ditempat yang dibayar murah, dan
akibatnya angka kemiskinan makin meningkat, seterusnya pembayar pajak semakin sedikit
dan pendapan negara semakin berkurang
Sistem Pendidikan Jepang
Pendidikan Prasekolah
Pendidikan prasekolah dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu Kelompok Bermain (KB) atau
Play Group (PG) dan Taman Kanak-Kanak (TK).
Play Group (PG) adalah merupakan fasilitas yang disediakan bagi para orang tua yang
bekerja sehingga tidak dapat mengasuh anaknya di siang hari. Pendaftaran murid baru
dimulai setiap awal Januari. Permohoman untuk masuk ke PG ini dilakukan di kantor
pemerintahan setempat karena terbatasnya jumlah tempat untuk masuk ke kelompok bermain
ini.
Abd. Rahman Assegaf memaparkan bahwa TK di Jepang menerima murid berusia 3 sampai 5
tahun untuk lama pendidikan 1 sampai 3 tahun. Anak berusia 3 tahun diterima dan mengikuti
pendidikan selama 3 tahun, sedangkan anak berusia 4 tahun mengikuti pendidikan selama 2
tahun dan bagi pendaftar berusia 5 tahun hanya menempuh pendidikan prasekolah selama 1
tahun. Lebih dari 50% TK di Jepang dikelola oleh swasta, sisanya oleh pemerintah kota dan
hanya sebagian kecil yang merupakan TK Negeri. Meski demikian, semua TK adalah
pendidikan prasekolah di bawah naungan Departemen Ilmu Pengetahuan Pendidikan dan
Kebudayaan yang dikelola berdasarkan hukum pendidikan.
TK atau yang disebut youchien bertujuan untuk mengasuh anak-anak usia dini dan
memberikan lingkungan yang layak bagi perkembangan jiwa anak. Untuk mencapai tujuan
tersebut, ada beberapa cara yang dilakukan, antara lain:
(1)Merancang pendidikan yang mengembangkan fungsi tubuh dan jiwa secara harmoni
melalui pembiasaan pola hidup yang sehat, aman, dan menyenangkan; (2) Menumbuhkan
semangat kemandirian, kehidupan berkelompok yang penuh kegembiraan dan kerjasama; (3)
Mengenalkan kehidupan sosial dan membina kemampuan bersosialisasi; (4) Mengarahkan
penggunaan bahasa dengan benar serta menumbuhkan minat berkomunikasi dengan sesama;
(5) Mengarahkan minat untuk berkreasi melalui pembelajaran musik, permainan,
menggambar dan lain-lain.
Pendidikan Wajib
Wajib sekolah berlaku bagi anak usia 6 sampai 15 tahun, tetapi kebanyakan anak bersekolah
lebih lama dari yang diwajibkan. Tiap anak bersekolah di SD pada usia 6 tahun hingga 12
tahun, lalu SMP hingga usia 15 tahun. Pendidikan wajib ini bersifat cuma-cuma bagi semua
anak, khususnya biaya sekolah dan buku. Untuk alat-alat pelajaran, kegiatan di luar sekolah,
piknik dan makan siang di sekolah perlu membayar sendiri. namun bagi anak-anak dari
keluarga yang tidak mampu mendapat bantuan khusus dari pemerintah pusat dan daerah. Di
samping itu ada juga bantuan untuk kebutuhan belajar, perawatan kesehatan, dan lain-lain.
Seorang anak yang telah tamat SD diwajibkan meneruskan pendidikannya ke jenjang SMP.
Dengan demikian, sekolah wajib ditempuh selama 9 tahun; 6 tahun di SD dan 3 tahun di
SMP.[7]
Hampir semua siswa di Jepang belajar bahasa Inggris sejak tahun pertama SMP, dan
kebanyakan mempelajarinya paling tidak selama 6 tahun. Mata pelajaran wajib di SMP
adalah bahasa Jepang, ilmu-ilmu sosial, matematika, sains, musik, seni rupa, pendidikan
jasmani, dan pendidikan kesejahteraan keluarga. Berbagai mata pelajaran tersebut diberikan
pada waktu yang berlainan setiap hari selama seminggu sehingga jarang ada jadwal pelajaran
yang sama pada hari yang berbeda. [8]
Pendidikan Menengah Atas
Ada tiga jenis SMA, yaitu: full time, part time (terutama malam hari), dan tertulis. Sekolah
menengah yang full time berlangsung selama 3 tahun, sedangkan kedua jenis sekolah lainnya
menghasilkan diploma yang setara. Bagian terbesar siswa mendapat pendidikan menengah
atas di SMA full time. Jurusan di SMA dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis
berdasarkan pola kurikulum, yaitu jurusan umum (akademis), pertanian, teknik, perdagangan,
perikanan, home economic, dan perawatan. Untuk masuk ke salah satu jenis sekolah tersebut,
siswa harus mengikuti ujian masuk dan membawa surat referensi dari SMP tempat ia lulus
sebelumnya.
Hampir semua SMP dan SMA serta Universitas swasta menentukan penerimaan siswa
melalui ujian masuk, dan setiap sekolah menyelenggakan ujian masuk sendiri. Siswa yang
ingin masuk sekolah yang bersangkutan harus mengikuti ujian. Karena ujian masuk sangat
sulit, siswa kerap mengikuti les tambahan (bimbingan belajar) di juku atau yobiko pada akhir
pekan atau pada sore/malam hari biasa, selain pelajaran sekolahnya [9]
Pendidikan Tinggi
Ada tiga jenis lembaga pendidikan tinggi, yaitu: universitas, junior college (akademi), dan
technical college (akademi teknik). Di universitas terdapat pendidikan sarjana (S-) dan
pascasarjana (S-2 dan S-3). Pendidikan S-1 berlangsung selama 4 tahun, menghasilkan
sarjana bergelar Bachelors degree, kecuali di fakultas kedokteran dan kedokteran gigi yang
berlangsung selama 6 tahun. Pendidikan pascasarjana dibagi dalam dua kategori, yakni
Masters degree (S-2) ditempuh selama 2 tahun sesudah tamat S-1dan Doctors degree (S-3)
ditempuh selama 5 tahun.
Junior college memberikan pendidikan selama dua atau tiga tahun bagi para lulusan SMA.
Kredit yang diperlukan di junior college dapat dihitung sebagai bagian dari kredit untuk
memperoleh gelar Bachelors degree (S-1). Lulusan sekolah menengah (setingkat SMP) dapat
masuk ke technical college (akademi teknik). Pendidikan di lembaga ini berlangsung selama
5 tahun (full time) untuk mencetak tenaga teknisi. Universitas dan junior college memilih
mahasiswanya berdasarkan hasil ujian masuk serta hasil prestasi belajar dari SMA. Untuk
sekolah negeri dan umum daerah, sejak tahun 1979 diberlakukan tes gabungan kecakapan
yang seragam, sebagai tahap pertama dari sistem ujian masuk. Tahap kedua berupa ujian
masuk universitas yang bersangkutan sebagai seleksi final.
Pendidikan tinggi di Jepang berada di bawah pengelolaan tiga lembaga, yaitu pemerintah
pusat, pemerintah daerah, dan pihak swasta. Ada lima jenis pendidikan tinggi yang bisa
dipilih mahasiswa asing di negara Jepang ini, yaitu: program sarjana, pascasarjana, diploma
(non gelar), akademi, dan sekolah kejuruan.
Program sarjana menerima tiga macam mahasiswa, yaitu: mahasiswa reguler, mahasiswa
pendengar, dan mahasiswa pengumpul kredit. Mahasiswa reguler adalah mereka yang belajar
selama 4 tahun, kecuali jurusan kedokteran yang harus menempuh 6 tahun. Mahasiswa
pendengar adalah mahasiswa yang diijinkan mengambil mata kuliah tertentu dengan syarat
dan jumlah kredit yang berbeda di setiap universitas tetapi kredit itu tidak diakui. Adapun
mahasiswa pengumpul kredit hampir sama dengan mahasiswa pendengar, tetapi kreditnya
diakui.
Sedangkan program pascasarjana terdiri atas program Master, Doktor, Mahasiswa Peneliti,
Mahasiswa Pendengar, dan Pengumpul Kredit. Mahasiswa Peneliti adalah mahasiswa yang
diijinkan melakukan penelitian dalam bidang tertentu selama 1 semester atau 1 tahun tanpa
tujuan mendapatkan gelar. Program ketiga adalah diploma, yang lama pendidikannya 2 tahun.
Enam puluh persen dari program ini diperuntukkan bagi pelajar perempuan dan mengajarkan
bidang-bidang seperti kesejahteraan keluarga, sastra, bahasa, kependidikan, kesehatan, dan
kesejahteraan. Akademi atau special training academy adalah lembaga pendidikan tinggi
yang mengajarkan bidang-bidang khusus, sepertiketerampilan yang diperlukan dalam
pekerjaan atau kebidupan sehari-hari dengan lama pendidikan antara 1 sampai 3 tahun.
Adapun sekolah kejuruan adalah program khusus untuk lulusan SMP dengan lama
pendidikan 5 tahun dan bertujuan membina teknisi yang mampu mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.