Sap Cacar
Sap Cacar
Sap Cacar
DI
S
U
S
U
N
Oleh :
MASTURA
DARA ANJELITA
CUT PUTRI SAFITRI
TAMI VETANIDAR KATALIA
NURUL AKMALIAH
SRI MAWAR
Waktu
: 25 Menit
Sasaran
: Ibu-ibu di Puskemas
Lokasi
Tanggal Pelaksanaan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Metode
Media
1. Booklet
Kegiatan Penyuluhan
No
1
Waktu
2 menit
Kegiatan Penyuluh
Pembukaan:
a.
b.
c.
d.
Kegiatan Peserta
Mengucapkan salam
Menjawab salam
Perkenalan
Merespons
Menyampaikan maksud dan tujuan
Menyebutkan materi yang akan Mendengarkan
diberikan
e. Menyampaikan kontrak waktu
Menyetujui kontrak waktu
2
10 menit
Penyajian Materi:
Penyampaian materi oleh pemateri:
a. Menggali
pengetahuan
peserta Mendengarkan
dan
tanda
dan
penyakit varicella
e. Menjelaskan
cara
balik
yang
gejala
penularan
penyakit varicella
f. Menjelaskan penanganan penyakit
varicella
g. Menjelaskan pencegahan penyakit
3
5 menit
varicella
Tanya jawab
Memberikan
kesempatan
5 menit
3 menit
menjawab pertanyaan.
Penutup:
Menjelaskan kesimpulan materi
Mengucapkan
terima
kasih
Evaluasi:
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan (ibu-ibu) mampu mengerti
dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus.
Pertanyaan:
1. Apa sajakah tanda dan gejala penyakit campak ?
2. Bagaimanakah cara penularan penyakit campak ?
3. Bagaimanakah cara penanganan penyakit campak ?
Lampiran Materi
PENGENALAN PENYAKIT VARICELLA DAN PENANGANANNYA
1. Pengertian
Varisela berasal dari bahasa Latin, varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal
dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama chicken-
pox. Cacar air atau Varicella simplex adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh infeksi virus varicella-zoster (virus cacar air). Virus ini menimbulkan reaksi
menyeluruh, bukan bersifat lokal. Cacar air merupakan penyakit kulit yang umum
dikenal masyarakat. Hampir semua orang dari anak-anak sampai dewasa pernah terkena
cacar air. Yang perlu diperhatikan adalah virus ini menyerang ketika ketahanan tubuh
melemah atau kondisi tubuh sedang tidak fit. Cacar air menular melalui udara saat pasien
bersin, batuk atau melalui sentuhan langsung dengan cairan cacar.
Varicella disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular
bersifat akut yang umumnya mengenai anak, yang ditandai oleh demam yang mendadak,
malaise, dan erupsi kulit berupa makulopapular untuk beberapa jam yang kemudian
berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan dapat meninggalkan keropeng (Thomson,
1986, p. 1483).
2. Penyebab
Cacar air disebabkan oleh adanya virus varicella-zoster. Virus ini ditularkan
melalui percikan ludah atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari
lepuhan kulit. Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari timbulnya gejala
sampai lepuhan yang terakhir telah mengering. Karena itu, untuk mencegah penularan
sebaiknya penderita diisolasikan (diasingkan). Jika seseorang pernah menderita cacar air,
maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi. Tetapi
virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif dan
menyebabkan Herpes zoster. Penyebab Penyakit Cacar Air lainya yaitu:
a. Disebabkan Oleh Virus Varicella-zoster
b. Lemahnya Sistem Kekebalan Tubuh
c. Pola Hidup tidak Sehat
d. Hidup dalam Lingkungan tidak Bersih atau tidak Sehat
e. Penularan dari Orang Lain
3. Cara penularan
Kontak fisik dengan penderita cacar air dapat meningkatkan resiko tertular.
Karena secara umum, penyakit ini menular jika ada kontak langsung dengan penderita.
Cacar air sendiri dapat menular melalui bersin, batuk, pakaian pasien yang tercemar,
serta sentuhan keatas gelembung/lepuh yang pecah. Perlu juga diwaspadai kontak virus
yang berasal dari air ludah atau liur dari penderita cacar air.
4. Gejala
Cacar air dapat menyebabkan penyakit parah, bahkan maut, pada tiap golongan
usia. Waktu inkubasi untuk cacar air adalah 10 sampai 21 hari, diikuti dengan ruam
berbintik merah pada mulanya, yang kemudian menjadi lepuh dalam waktu beberapa
jam. Bintik-bintik ini biasanya timbul di badan, muka dan bagian tubuh yang lain.
Banyak orang yang menderita infeksi cacar air mengalami demam dan merasa kurang
sehat dan mungkin merasa gatal sekali. Siapapun yang belum pernah menderita cacar air
dapat terjangkit. Siapapun yang pernah menderita cacar air dianggap kebal dan tidak
memerlukan vaksin. Sekitar 75% dari masyarakat menderita infeksi cacar air sebelum
usia 12 tahun.
Cacar air berbeda dengan cacar biasa. Bekas gelembung yang ditimbulkan itu
pada umumnya akan hilang, kecuali satu dua buah yang gelembungnya terkena infeksi
dan merusak seluruh lapisan kulit.
Gejalanya demam dan lesu, kemudian demamnya menurun lalu timbul bercakbercak merah yang mempunyai gelembung kecil diatasnya. Isi gelembung biasanya
bening, tetapi bila terkena infeksi akan bernanah. Gelembung yang bernanah inilah
kadang-kadang menimbulkan bekas setelah sembuh.
5. Penanganan
Ada beberapa pengobatan rumah yang dapat membantu pada pengobatan gejala
penyakit cacar air. Misalnya dengan mandi menggunakan air hangat, menggunakan
lotion dari dokter pada daerah yang gatal, istirahat yang cukup, makan makanan yang
bergizi yang dapat menambah kekuatan sistem kekebalan tubuh, serta menggunakan
pakaian yang sedikit longgar supaya tidak membuat luka. Lakukan konsultasikan dengan
dokter segera jika seseorang mengalami gejala seperti pada gejala penyakit cacar air,
juga berkonsultasi dengan dokter jika benjolan pecah dan menjadi terinfeksi atau jika ada
bintik-bintik di mata, telinga atau mulut. Selain itu, terapkan pola hidup sehat dengan
rajin konsumsi buah dan sayur untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, supaya
tubuh dapat terbebas dari serangan berbagai virus penyebab gejala penyakit cacar air.
Hal yang harus diperhatikan dalam mengobati penyakit cacar air ini, yaitu:
a. Segera periksakan penderita cacar air ke dokter untuk mendapatkan pengobatan
yang lebih baik. Umumnya dokter akan memberi beberapa obat seperti obat penurun
panas untuk mengatasi demam,vitamin untuk menambah daya tahan tubuh, dan
antivirus cacar air baik obat maupun salep sperti salah satunya adalah Asiklovir.
b. Mandi secara teratur pagi dan sore. Gunakan sabun yang mengandung antispetik
yang banyak dijual atau dengan resep dokter yang bisa dibeli di apotik.
c. Hindari pemakaian bedak tabur saat gelembung pecah. Hal ini disebabkan
pemberian bedak akan menambah perluasan penyebaran cairan dari cacar air yang
berisi virus ke kulit yang sehat. Pakailah saleo yang telah di resepakn dokter sperti
Asiklovir atau salep betadine, agar luka cepat mengering.
d. Hindari menggaruk luka bekas cacar air yang telah mengering agar tidak membekas.
Jika ada bekas cacar air di wajah atau kulit maka cara untuk menghilangkannya
sebagai berikut:
a. Apabila noda bekas penyakit cacar tersebut agak dalam, maka mungkin perlu
dilakukan operasi. Baik operasi pembedahan maupun dengan teknik dermabrasi
dengan mengggunakan laser. Cara ini dilakukan untuk merangsang terjadinya
regenerasi kulit.
b. Berjemurlah dibawah terik matahari pagi, terutama sebelum pukul 8 pagi,sekitar 15
hingga 20 menit. Arahkan wajah pada matahari, sebaiknya kenakan kacamata
pelindung. Hal ini penting agar kulit mendapatkan asupan vitamin E dari sinar
ultraviolet yang sangat berguna dalam membantu kulit untuk melakukan regenerasi.
c. Buat masker wajah dari bahan-bahan alami atau herbal, seperti lidah buaya ataupun
jeruk, dan ambil sarinya untuk ditempelkan ke wajah. Biarkan selama sekitar 20
menit, setelah itu bilas dengan air hangat. Lakukan hal ini setidaknya pada pagi dan
malam sebelum tidur.
d. Buat jus yang terbuat dari sari lidah buaya ataupun jeruk lemon dan minum sehari
sekali.
e. Untuk mempercepat menghilangnya bekas cacar, minumlah air putih yang banyak,
setidaknya 2 liter setiap hari.
6. Pencegahan
Penyakit cacar air dapat dicegah, antara lain dengan cara menjaga kebersihan
badan, pakaian dan lingkungan. Perlu pula mengkonsumsi makanan bergizi, menghindari
sumber penularan, serta vaksinasi cacar air.
Vaksinasi pada dasarnya memiliki efektivitas lebih dari 95% untuk mencegah
infeksi penyakit cacar air. Pada bayi dan anak diperlukan 1 dosis, sedangkan untuk
individu dengan gangguan system kekebalan (imunokompromais), remaja ( 13 tahun),
dan dewasa memerlukan 2 dosis selang 1-2 bulan.
Deteksi dini penyakit ini akan membantu penyembuhan lebih baik dan mungkin
pencegahan terjadinya komplikasi.