Analisis Survival
Analisis Survival
Analisis Survival
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1
18
Tipe-Tipe Penyensoran
Menurut Kontz dan Johnson (1982), sampel data dikatakan tersensor apabila nilai
dari variabel acak yang diteliti tidak dapat diamati secara penuh. Hal ini disebabkan oleh
batasan pengamatan yang dilakukan atau sesuatu hal di luar dugaan di mana individu
yang diamati keluar dari penelitian.
Dikatakan tersensor sebelah kanan (right censored) apabila subyek yang diteliti
keluar dari penelitian atau penelitian berhenti sebelum kegagalan terjadi. Dikatakan
tersensor sebelah kiri (left censored) apabila kegagalan berlangsung lebih cepat atau
tidak normal, sebagai contoh lepasnya atribut pekerja secara tidak wajar.
Jenis-jenis penyensoran terdiri dari :
19
1. Penyensoran Jenis I
Pada penyensoran sebelah kanan jenis I, penelitian diakhiri apabila waktu
pengamatan yang ditentukan tercapai. Jika waktu pengamatan sama untuk semua
unit maka dikatakan penyensoran tunggal. Jika waktu pengamatan untuk setiap
unit berbeda maka dikatakan penyensoran ganda. Pada penyensoran sebelah kiri
jenis I, pengamatan dlakukan jika telah melampaui awal waktu yang ditentukan.
Karakteristik penyensoran jenis I adalah bahwa kegagalan adalah acak.
2. Penyensoran Jenis II
Pada penyensoran jenis II, pengamatan diakhiri setelah sejumlah kegagalan
yang telah ditetapkan diperoleh, atau dapat dikatakan banyaknya kegagalan
adalah tetap dan waktu pengamatan adalah acak. Dengan penyensoran sebelah
kanan jenis II, penelitian diakhiri pada waktu kegagalan berturut ke-k dari n
sampel (k < n), dan untuk penyensoran sebelah kiri jenis II, titik awal penelitian
dilakukan saat waktu kegagalan terurut q (q < n).
3. Penyensoran Maju (Progressive Censoring)
Pada penyensoran maju, suatu jumlah yang ditentukan dari unit-unit bertahan
dikeluarkan dari penelitian berdasarkan kejadian dari tiap kegagalan terurut.
Secara konseptual, hal ini sama dengan suatu praktek yang dikenal sebagai
20
tiga diantaranya dipakai secara luas dalam aplikasi, yaitu dengan menerapkan fungsi
kelangsungan (survivor function), fungsi densitas (density function) dan fungsi hazard
(hazard function). (Agung, 2001)
Menurut Lee (1980), jika T adalah waktu survival, maka :
1. Fungsi Survival (Survivourship Function)
Adalah peluang suatu individu dapat bertahan hidup lebih dari waktu t, dan
biasanya dinotasikan dengan S(t). Fungsi survival dapat diestimasikan melalui
proporsi individu yang hidup dari t atau
21
(t) dan dinotasikan dengan f(t). fungsi densitas dapat diestimasikan melalui :
table); (2) Metode Kaplan-Meier; (3) Model Risiko Proporsional Cox. (Murti, 1997)
Analisis data survival secara inferensial bisa menggunakan regresi. Apabila
variabel respon yang dipakai berupa waktu survival maka analisis regresinya dapat
menggunakan beberapa macam. Metode regresi untuk analisi survival antara lain untuk
model nonparametrik yaitu regresi Cox. (Lee, 1980)
22
Kolom 2
Kolom 3
Dari
peringkat
tersebut
selanjutnya
diidentifikasikan
23
(probabilitas)
masing-masing
jangka
kelangsungan
waktu
hidup
dihitung
pasien
dengan
pada
rumus
(n-1)/(n-r+1)
Kolom 5
waktu
diakumulasi,
untuk
mendapatkan
proporsi
24
yang dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel penjelas. (Collet, 1994)
Model regresi Cox mengasumsikan bahwa fungsi hazard adalah sebagai berikut :
,
dimana
----------------------------- (1)
= 0,
merupakan
------------------------------------ (2)
dapat diartikan sebagai fungsi hazard pada waktu t untuk individu dengan
variabel penjelas xi, relatif terhadap fungsi hazard pada waktu t untuk individu dengan
variabel penjelas x = 0.
Bentuk log linier dari
----------------------------------- (3)
didefinisikan sebagai
berikut :
----------------------- (4)
disebut sebagai komponen linier model atau disebut juga risk score atau prognostic
index.
25
----------------------- (5)
Kita dapat membagi kedua bagian dari persamaan diatas dengan (ho(t)). Kemudian
kedua begian dari persamaan tersebut dikalikan dengan log-linier. Maka
ln
--------------------- (6)
Sekarang, kita memiliki sebuah persamaan yang simpel dan siap untuk diestimasi.
Pada dasarnya, model regresi eksponensial mengasumsikan bahwa distribusi data
adalah eksponensial. Tingkat parameter dari distribusi eksponensial dapat dijelaskan
seperti dibawah ini:
exp
------------------ (7)
= waktu survival
dimana
a
26
Menurut Collet (1994), apabila suatu penelitian yang lebih dipentingkan seperti
pengaruh perlakuan maka prosedur pemilihan model adalah sebagai berikut :
1. Semua variabel dipilih dengan mengabaikan pengaruh perlakuan. Pemilihan
variabel yang masuk atau keluar dari model dapat dilakukan dengan prosedur
seleksi maju, prosedur eliminasi mundur atau prosedur bertatar.
2. Setelah didapatkan model dengan mengabaikan variabel, perlakuan langkah
selanjutnya adalah pemilihan model dimana variabel perlakuan masuk dalam
model.
3. Pemeriksaan apakah ada interaksi antara variabel perlakuan dengan variabel
lainnya.
Seberapa besar kemaknaannya dapat diketahui dari nilai goodness-of-fit
menggunakan Chi-square diperhitungkan sebagai fungsi dari log-likelihood untuk model
dengan semua parameter estimasi (L1) dan log-likelihood dari model yang dimana
semua kovariat dianggap mendekati 0 (nol, L0). Jika nilai dari Chi-square ini signifikan,
maka kita menolak hipotesis awal dan mengasumsikan bahwa variabel penjelas ada
hubungan yang signifikan dengan waktu survival. (Collet, 1994)