Analisis Pendidikan Di Indonesia
Analisis Pendidikan Di Indonesia
Analisis Pendidikan Di Indonesia
DI INDONESIA
DISUSUN OLEH:
Nama
: Sesi Winarni
NIM
: 06081281419036
DOSEN PEMBIMBING:
Dra. Indrayanti, M.Pd
BAB 1
PENDAHULUAN
.2 Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar atau disengaja
guna untuk menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman untuk
menentukan tujuan hidup sehingga bisa memiliki pandangan yang luas untuk
kearah depan lebih baik dan dengan pendidikan itu sendiri dapat menciptakan
orang- orang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat
umum dan tidak terlepas dari setiap kegiatan manusia dimuka bumi ini.
Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana tentunya disusun dengan
mengindahkan definisi dan landasan dasar tertentu. Definisi dan landasan
sebagai dasar pembentuk pendidikan ini akan sangat penting , karena akan
menentukan arah dan tujuan pendidikan itu dibentuk dan menjadi pedoman
pengembangan
pendidikan
selanjutnya. Definisi
dan landasan
dasar
pembentukan pendidikan di suatu Negara dengan Negara yang lainnya. Hal ini
disesuaikan dengan kondisi sosial, budaya, nilai- nilai yang dianut, dan IPTEK
dari setiap Negara.. Begitu juga dengan pendidikan di Indonesia. Pendidikan
di Indonesia memiliki definisi dan landasan tertentu yang menjadi acuan,
fondasi dan pijakan dalam pembentukan pendidikan di Indonesia. Definisi dan
landasan itu tentunya disesuaikan dengan keadaan social, cultural, adatistiadat, nilai-nilai yang dianut bangsa Indonesia, dan IPTEK yang
berkembang di Indonesia.
Berdasarkan uraian diatas muncul suatu pertanyaan besar bagaimana
definisi dan landasan dasar pembentukan pendidikan di Indonesia? , maka
untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis bermaksud mengkaji dan menulis
sebuah makalah yang berjudul Analisis Proses Pembentukan Pendidikan
di Indonesia . Adapun yang menjadi focus permasalahan yang akan dibahas
secara garis besar sebagai berikut:
a. Apa definisi pendidikan secara umum?
b. Apa saja landasan-landasan pendidikan?
c. Analisis pendidikan di indonesia?
.2 Tujuan penulisan makalah
pendidikan.
1.3. Manfaat penulisan makalah
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah
Bagi penulis
Bagi penulis makalah ini sangat bermanfaat diantaranya: untuk
mendapatkan nilai pada mata kuliah pengantar pendidikan. untuk
memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan, melatih keterampilan
menulis, berpikir, dan melatih untuk menggabungkan hasil bacaan
BAB II
ISI
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan secara umum ialah setiap sesuatu yang mempunyai pengaruh dalam
pembentukan jasmani seseorang, akalnya dan akhlaknya sejak dilahirkan hingga
dia mati. Pendidikan dalam pengertian ini, sama dengan pengertian bahwa
kehidupan itu sendiri atau dalam artian sesungguhnya bahwa segala bentuk
hubungan manusia baik di lingkungan keluarga, lingkungan alam dalam
kehidupan ini dianggap sebagai sebuah proses pembelajaran dengan anggapan
bahwa dimulai dari buaian atau sejak terlahir sampai keliang lahat.
Sedangkan pengertian pendidikan secara khusus ialah semua media yang
dijadikan dan dipergunakan untuk mengembangkan jasmani anak, akalnya dan
untuk pembinaan akhlaknya (akhlakul kharimah), dan hanya meliputi sarana
khusus yang mungkin disusun suatu sistem bagiannya; ini terbatas pada
pendidikan rumah tangga dan sekolah.
Pengertian di atas sengaja dikemukakan untuk menggambarkan secara umum
kepada kita tentang makna pendidikan. Kerena pengertian sebagaimana telah
dikemukakan masih kabur dan samar-samar, sehingga diperlukan pendefinisian
yang lebih cermat dan jelas guna menghindari pencampur adukan antara
pengertian pendidikan dan tujuannya. Dikalangan para pemikir terdapat beberapa
pendapat tentang hakikat pendidikan dan batasan pengertiannya. Berikut ini akan
dikemukakan beberapa definisi pendidikan menurut para tokoh :
1. Roussenan (salah seorang failusuf Jerman yang hidup di tahun 1776-1823
M) mengatakan : Pendidikan ialah pembekalan diri kita dengan sesuatu
yang belum ada pada kita sewaktu masa kanak-kanak, akan tetapi kita
membutuhkannya waktu dewasa.
2. Aristoteles (filosof terbesar dari Yunani 184 SM) mengatakan bahwa :
Pendidikan itu ialah menyiapkan akal untuk pengajaran, sebagaimana
disiapkan tanah tempat persemaian benih. Dia mengatakan bahwa di
dalam diri manusia ada dua kekuatan yaitu pemikiran kemanusiaannya dan
syahwat kehewaniyahnya. Pendidikan itu adalah alat yang dapat
membantu kekuatan pertama untuk mengalahkan kekuatan yang kedua.
3. Ibnul Muqaffa (seorang tokoh Bahasa Arab yang hidup tahun 106-1213 H
pengarang kitab Kalilah dan Damimah) mengatakan bahwa : Pendidikan
itu ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan
menguatkan semua indra kita seperti makanan dan minuman, dengan yang
lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang
merupakan santapan akal dan rohani.
4. William Chandler Bagley (salah seorang tokoh pendidikan di Universitas
New York, AS) mengatakan : Pendidikan itu ialah aktivitas yang
dengannya seseorang dapat berusaha mendapatkan pengalaman dan
latihan-latihan (experiment) yang akanmenjadikan setiap tugas (aktivitas)
masa depannya, lebih baik dan lebih sempurna. (Badrun Zaman, dkk,
2005)
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapatlah dikatakan bahwa
pendidikan itu adalah pemberian pengarah dengan berbagai macam yang
berpengaruh, yang sengaja kita pilih untuk membantu anak, sehingga sedikit demi
sedikit, sampai kepada batasan kesempurnaan maksimal yang dapat dicapai,
sehingga dia bahagia dalam kehidupannya. Atau pendidikan dapat pula dikatakan
sebagai wujud proses yang dapat membantu pertumbuhan seluruh unsur
kepribadian manusia secara seimbang ke arah yang positif.
b. Landasan Pendidikan
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari
sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan
asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan
pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat
memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya
landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput
masa depan.
1. Landasan Filosofis
pendidikan
sebagai pelopor
perubahan masyarakat.
2.
Landasan Sosiologis
Dasar
sosiologis
berkenaan
dengan
perkembangan,
kebutuhan
dan
3.
Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab
pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan
calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan
fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik, yang dimulai pada permulaan kehidupan manusia.
Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu
mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar seyogyanya
hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan
informasi maupun cara memperoleh informasi itu dan manfaatnya bagi
masyarakat.
telah
dijelaskan
diatas
bahwa
penbentukan
pendidikan
memerlukan perbaikan
abstrak belaka namun wujud praktis atau kegunaan dari ilmu tersebut dalam
kehidupan nyata. Hal ini mengharuskan pendidikan Indonesia mengacu pada
landasan filosofis pragmatism dan Progresifme yaitu aliran filsafat yang
mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya
sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat
secara praktis. Pragmatism mampu mendorong dan memberi semangat pada
seseorang untuk berlomba-lomba membuktikan suatu konsep lewat penelitianpenelitian,
pembuktian-pembuktian
dan
eksperimen-eksperimen
sehingga
yang
didalamnya
terkandung
nilai-nilai
kebenaran,
rohani,
masyarakat yang majemuk. Tak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia diciptakan
memiliki sifat egois atau individualisme yang menimbulkan cara pandang yang
lebih mengutamakan kepentingan individu di atas kepentingan masyarakat. Dalam
masyarakat Indonesia yang seperti ini, usaha untuk mencapai pengembangan diri,
antara anggota masyarakat satu dengan yang lain saling berkompetisi sehingga
menimbulkan dampak yang kuat. Di Indonesia agar terciptanya kehidupan
masyarakat yang rukun dan damai, diciptakanlah nilai-nilai sosial yang dalam
perkembangannya menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan
bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing anggota masyarakat.
Keberadaan norma-norma ini diharapkan membuat suatu struktur masyarakat
yang mengutamakan kepentingan masyarakat secara keseluruhan tanpa merugikan
kepentingan pribadi. Dalam bahasa sosiologi disebut masyarakat integralistik. Di
Indonesia sendiri masyarakat menganut paham integralistik yang bersumber dari
norma kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, di Indonesia diperlukan
pendidikan yang tidak hanya meningkatkan kualitas manusia individual
melainkan juga kualitas struktur masyarakatnya. Berdasarkan keadaan Indonesia
itulah, maka sistem pendidikan di Indonesia mengharuskan berlandasan sosiologi
khusus yang berbeda dari Negara lain, yaitu landasan sosiologi pendidikan
menganut paham integralistik.
Landasan ketiga, landasan cultural. Berbicara mengenai budaya, maka
indonesialah rajanya kebudayaan. Pengaruh dari masyarakat yang majemuk dan
wilayah yang luas dan terpisah- pisah meghasilkan kebudayaan yang unik-unik
dan sangat beragam. Keragaman sosial budaya tersebut terwujud dalam
keragaman adat istiadat, tata cara, dan tata krama pergaulan, kesenian, bahasa, dan
sastra daerah di suatu daerah tertentu sejak sebelum dan sesudah kemerdekaan.
Kebudayaan Indonesia tersebar di seluruh wilayah. Setiap daerah di Indonesia
mempunyai budaya yang berbeda-beda, mulai dari suku, bahasa, adat istiadat, dll.
Keberagaman kebudayaan Indonesia ini kiranya harus dipersatukan dan dapat
menjadi kebanggaan tersendiri bagi rakyat Indonesia. Agar kebudayaan ini bersatu
dalam keanekaragaman, tidak punah atau bahkan diklaim oleh Negara lain, maka
kebudayaan ini perlu dilestariakan. Disinilah peran penting pendidikan sangat
diperlukan yaitu, sebagai pemersatu budaya, pelestari dan alat untuk mentransfer
budaya dari generasi sebelumnya ke generasi penerus. Nah berdasarkan hal ini,
maka pendidikan di Indonesia harus mengambil peranya sebagai pemersatu
budaya, pelestari dan alat transfer budaya, dan harus mampu membuat generasi
penerus mau dan mampu mengembangkan budaya tersebut.
Landasan yang keempat yaitu landasan psikologis. Landasan ini memandang
manusia pada umumnya berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
berdasarkan hasil analisis dan kajian yang telah dilakukan, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa:
sedikit
demi
sedikit,
sampai
kepada
batasan
depan.
pendidikan indonesia adalah usaha dasar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dengan
tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi
pada
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa,