Analisis Pendidikan Di Indonesia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PROSES PEMBENTUKAN PENDIDIKAN

DI INDONESIA

DISUSUN OLEH:
Nama

: Sesi Winarni

NIM

: 06081281419036

DOSEN PEMBIMBING:
Dra. Indrayanti, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2014

BAB 1
PENDAHULUAN
.2 Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar atau disengaja
guna untuk menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman untuk
menentukan tujuan hidup sehingga bisa memiliki pandangan yang luas untuk
kearah depan lebih baik dan dengan pendidikan itu sendiri dapat menciptakan
orang- orang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat
umum dan tidak terlepas dari setiap kegiatan manusia dimuka bumi ini.
Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana tentunya disusun dengan
mengindahkan definisi dan landasan dasar tertentu. Definisi dan landasan
sebagai dasar pembentuk pendidikan ini akan sangat penting , karena akan
menentukan arah dan tujuan pendidikan itu dibentuk dan menjadi pedoman
pengembangan

pendidikan

selanjutnya. Definisi

dan landasan

dasar

pembentukan pendidikan di suatu Negara dengan Negara yang lainnya. Hal ini
disesuaikan dengan kondisi sosial, budaya, nilai- nilai yang dianut, dan IPTEK
dari setiap Negara.. Begitu juga dengan pendidikan di Indonesia. Pendidikan
di Indonesia memiliki definisi dan landasan tertentu yang menjadi acuan,
fondasi dan pijakan dalam pembentukan pendidikan di Indonesia. Definisi dan
landasan itu tentunya disesuaikan dengan keadaan social, cultural, adatistiadat, nilai-nilai yang dianut bangsa Indonesia, dan IPTEK yang
berkembang di Indonesia.
Berdasarkan uraian diatas muncul suatu pertanyaan besar bagaimana
definisi dan landasan dasar pembentukan pendidikan di Indonesia? , maka
untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis bermaksud mengkaji dan menulis
sebuah makalah yang berjudul Analisis Proses Pembentukan Pendidikan
di Indonesia . Adapun yang menjadi focus permasalahan yang akan dibahas
secara garis besar sebagai berikut:
a. Apa definisi pendidikan secara umum?
b. Apa saja landasan-landasan pendidikan?
c. Analisis pendidikan di indonesia?
.2 Tujuan penulisan makalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat tujuan dari penulisan


makalah ini sebagai berikut :
a. Menjelaskan definisi pendidikan secara umum.
b. Menjelaskan landasan-landasan pendidikan
c. Menjelaskan proses pembentukan pendidikan di Indonesia berdasarkan
hubungan

kondisi Negara Indonesia dengan definisi dan landasan

pendidikan.
1.3. Manfaat penulisan makalah
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah
Bagi penulis
Bagi penulis makalah ini sangat bermanfaat diantaranya: untuk
mendapatkan nilai pada mata kuliah pengantar pendidikan. untuk
memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan, melatih keterampilan
menulis, berpikir, dan melatih untuk menggabungkan hasil bacaan

dari berbagai sumber.


Bagi pembaca
Makalah ini disusun oleh penulis dengan harapan dapat
dimanfaatkan oleh pembaca diantaranya: untuk memperluas
wawasan dan pengetahuan pembaca, dapat digunakan sebagai
bahan acuan untuk kegiatan penganalisis selanjutnya, dan dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan berguna lainnya.

BAB II
ISI
a. Pengertian Pendidikan

Pendidikan secara umum ialah setiap sesuatu yang mempunyai pengaruh dalam
pembentukan jasmani seseorang, akalnya dan akhlaknya sejak dilahirkan hingga
dia mati. Pendidikan dalam pengertian ini, sama dengan pengertian bahwa
kehidupan itu sendiri atau dalam artian sesungguhnya bahwa segala bentuk
hubungan manusia baik di lingkungan keluarga, lingkungan alam dalam
kehidupan ini dianggap sebagai sebuah proses pembelajaran dengan anggapan
bahwa dimulai dari buaian atau sejak terlahir sampai keliang lahat.
Sedangkan pengertian pendidikan secara khusus ialah semua media yang
dijadikan dan dipergunakan untuk mengembangkan jasmani anak, akalnya dan
untuk pembinaan akhlaknya (akhlakul kharimah), dan hanya meliputi sarana
khusus yang mungkin disusun suatu sistem bagiannya; ini terbatas pada
pendidikan rumah tangga dan sekolah.
Pengertian di atas sengaja dikemukakan untuk menggambarkan secara umum
kepada kita tentang makna pendidikan. Kerena pengertian sebagaimana telah
dikemukakan masih kabur dan samar-samar, sehingga diperlukan pendefinisian
yang lebih cermat dan jelas guna menghindari pencampur adukan antara
pengertian pendidikan dan tujuannya. Dikalangan para pemikir terdapat beberapa
pendapat tentang hakikat pendidikan dan batasan pengertiannya. Berikut ini akan
dikemukakan beberapa definisi pendidikan menurut para tokoh :
1. Roussenan (salah seorang failusuf Jerman yang hidup di tahun 1776-1823
M) mengatakan : Pendidikan ialah pembekalan diri kita dengan sesuatu
yang belum ada pada kita sewaktu masa kanak-kanak, akan tetapi kita
membutuhkannya waktu dewasa.
2. Aristoteles (filosof terbesar dari Yunani 184 SM) mengatakan bahwa :
Pendidikan itu ialah menyiapkan akal untuk pengajaran, sebagaimana
disiapkan tanah tempat persemaian benih. Dia mengatakan bahwa di
dalam diri manusia ada dua kekuatan yaitu pemikiran kemanusiaannya dan
syahwat kehewaniyahnya. Pendidikan itu adalah alat yang dapat
membantu kekuatan pertama untuk mengalahkan kekuatan yang kedua.

3. Ibnul Muqaffa (seorang tokoh Bahasa Arab yang hidup tahun 106-1213 H
pengarang kitab Kalilah dan Damimah) mengatakan bahwa : Pendidikan
itu ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan
menguatkan semua indra kita seperti makanan dan minuman, dengan yang
lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang
merupakan santapan akal dan rohani.
4. William Chandler Bagley (salah seorang tokoh pendidikan di Universitas
New York, AS) mengatakan : Pendidikan itu ialah aktivitas yang
dengannya seseorang dapat berusaha mendapatkan pengalaman dan
latihan-latihan (experiment) yang akanmenjadikan setiap tugas (aktivitas)
masa depannya, lebih baik dan lebih sempurna. (Badrun Zaman, dkk,
2005)
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapatlah dikatakan bahwa
pendidikan itu adalah pemberian pengarah dengan berbagai macam yang
berpengaruh, yang sengaja kita pilih untuk membantu anak, sehingga sedikit demi
sedikit, sampai kepada batasan kesempurnaan maksimal yang dapat dicapai,
sehingga dia bahagia dalam kehidupannya. Atau pendidikan dapat pula dikatakan
sebagai wujud proses yang dapat membantu pertumbuhan seluruh unsur
kepribadian manusia secara seimbang ke arah yang positif.
b. Landasan Pendidikan
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari
sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan
asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan
pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat
memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya
landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput
masa depan.
1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat


pendidikan, menyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan
tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik
dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme,
Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan
Ekstensialisme
a) Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan
pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
b) Perenialisme
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan
ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta
kepada kebaikan universal.
c) Pragmatisme dan Progresifme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala
sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran
ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan
tradisional.
d) Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang
menempatkan sekolah/lembaga

pendidikan

sebagai pelopor

perubahan masyarakat.
2.

Landasan Sosiologis
Dasar

sosiologis

berkenaan

dengan

perkembangan,

kebutuhan

dan

karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang


proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang
lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang:
1.
2.
3.
4.

Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.


Hubungan kemanusiaan.
Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah
dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.

3.

Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab

kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan


kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik
secara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang
sesuai dengan perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku,
nilai-nilai,dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha
menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang
lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah
lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
4. Landasan Psikologis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan
anak. Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek
kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu,
hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam
bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada
setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum
perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan
dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar yang
digariskan.
5.

Landasan Ilmiah dan Teknologis


Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik

untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam


penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses
penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam
bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam

pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan
calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan
fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik, yang dimulai pada permulaan kehidupan manusia.
Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu
mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar seyogyanya
hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan
informasi maupun cara memperoleh informasi itu dan manfaatnya bagi
masyarakat.

c. Analisis Proses Pembentukan Pendidikan di Indonesia Berdasarkan


Landasan Pendidikan
Sebagaimana

telah

dijelaskan

diatas

bahwa

penbentukan

pendidikan

memerlukan sejumlah landasan sebagai pijakan atau fondasi dasar. Beberapa


landasan tersebut adalah landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan
kulturan, landasan psikologi dan landasan IPTEK.
Landasan pertama adalah landasan filosofis pendidikan yaitu asumsi-asumsi
yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Dalam
filsafat ditemukan adanya aliran seperti idealisme, realisme, materialisme,
pragmatisme, eksistensialime, dan sebagainya. Melihat keadaan Negara Indonesia
saat ini, di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang melaju sangat pesat,
pendidikan harus memiliki landasan filosofis yang benar-benar bisa menjadi
fondasi agar tidak ketinggalan perkembangan serta memiliki arah tujuan yang
jelas sesuai dengan kepribadian bangsa. Salah satu landasan yang menjadi dasar
filsafat pembentukan pendidikan di Indonesia adalah landasan filsafat
Rekonstruksionisme yaitu aliran filsafat pendidikan yang menempatkan
sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat. Kemudian
sebagai Negara yang sedang berkembang tentunya bangsa Indonesia sangat

memerlukan perbaikan

ilmu pengetahuan yang bukan hanya berupa ide-ide

abstrak belaka namun wujud praktis atau kegunaan dari ilmu tersebut dalam
kehidupan nyata. Hal ini mengharuskan pendidikan Indonesia mengacu pada
landasan filosofis pragmatism dan Progresifme yaitu aliran filsafat yang
mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya
sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat
secara praktis. Pragmatism mampu mendorong dan memberi semangat pada
seseorang untuk berlomba-lomba membuktikan suatu konsep lewat penelitianpenelitian,

pembuktian-pembuktian

dan

eksperimen-eksperimen

sehingga

munculllah temuan-temuan baru dalam dunia ilmu pengetahuan, yang tentunya


akan mengubah Indonesia menjadi lebih baik. Namun kelemahan dari
pragmatisme yaitu hanya mengakui kebenaran apabila terbukti secara alamiah,
dan percaya bahwa duna ini mampu diciptakan oleh manusia sendiri, secara tidak
langsung pragmatisme sudah mengingkari bahwa ada tuhan pencipta alam
semesta ini. Sehingga aliran filsafat ini akan menjurus kepada ateisme. Hal ini
tentu sangat bertentangan dengan keadaan Bangsa Indonesia. Kehidupan bangsa
kita yang berdasarkan nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila, suatu
pedoman yang didalamnya mencakup nilai dan norma yang dianut Negara
Indonesia,

yang

didalamnya

terkandung

nilai-nilai

kebenaran,

rohani,

ketuhananan dan keindahan. Sehingga landasan dalam pembentukan pendidikan


di Indonesian tidak hanya landasan filsafat pragmatism tetapi juga berlandaskan
filsafat Perenialisme yaitu aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran
konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
Sehingga aliran filsafat pendidikan di Indonesia adalah rekonstruksionisme,
pragmatisme dan progresifme, dan perenialisme.
Landasan kedua adalah landasan sosiologi.

Masyarakat Indonesia adalah

masyarakat yang majemuk. Tak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia diciptakan
memiliki sifat egois atau individualisme yang menimbulkan cara pandang yang
lebih mengutamakan kepentingan individu di atas kepentingan masyarakat. Dalam
masyarakat Indonesia yang seperti ini, usaha untuk mencapai pengembangan diri,
antara anggota masyarakat satu dengan yang lain saling berkompetisi sehingga
menimbulkan dampak yang kuat. Di Indonesia agar terciptanya kehidupan

masyarakat yang rukun dan damai, diciptakanlah nilai-nilai sosial yang dalam
perkembangannya menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan
bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing anggota masyarakat.
Keberadaan norma-norma ini diharapkan membuat suatu struktur masyarakat
yang mengutamakan kepentingan masyarakat secara keseluruhan tanpa merugikan
kepentingan pribadi. Dalam bahasa sosiologi disebut masyarakat integralistik. Di
Indonesia sendiri masyarakat menganut paham integralistik yang bersumber dari
norma kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, di Indonesia diperlukan
pendidikan yang tidak hanya meningkatkan kualitas manusia individual
melainkan juga kualitas struktur masyarakatnya. Berdasarkan keadaan Indonesia
itulah, maka sistem pendidikan di Indonesia mengharuskan berlandasan sosiologi
khusus yang berbeda dari Negara lain, yaitu landasan sosiologi pendidikan
menganut paham integralistik.
Landasan ketiga, landasan cultural. Berbicara mengenai budaya, maka
indonesialah rajanya kebudayaan. Pengaruh dari masyarakat yang majemuk dan
wilayah yang luas dan terpisah- pisah meghasilkan kebudayaan yang unik-unik
dan sangat beragam. Keragaman sosial budaya tersebut terwujud dalam
keragaman adat istiadat, tata cara, dan tata krama pergaulan, kesenian, bahasa, dan
sastra daerah di suatu daerah tertentu sejak sebelum dan sesudah kemerdekaan.
Kebudayaan Indonesia tersebar di seluruh wilayah. Setiap daerah di Indonesia
mempunyai budaya yang berbeda-beda, mulai dari suku, bahasa, adat istiadat, dll.
Keberagaman kebudayaan Indonesia ini kiranya harus dipersatukan dan dapat
menjadi kebanggaan tersendiri bagi rakyat Indonesia. Agar kebudayaan ini bersatu
dalam keanekaragaman, tidak punah atau bahkan diklaim oleh Negara lain, maka
kebudayaan ini perlu dilestariakan. Disinilah peran penting pendidikan sangat
diperlukan yaitu, sebagai pemersatu budaya, pelestari dan alat untuk mentransfer
budaya dari generasi sebelumnya ke generasi penerus. Nah berdasarkan hal ini,
maka pendidikan di Indonesia harus mengambil peranya sebagai pemersatu
budaya, pelestari dan alat transfer budaya, dan harus mampu membuat generasi
penerus mau dan mampu mengembangkan budaya tersebut.
Landasan yang keempat yaitu landasan psikologis. Landasan ini memandang
manusia pada umumnya berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap

tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia


sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan
proses pendidikan. Di Indonesia, dengan kemajemukan masyarakat tentunya
menciptakan perilaku dan kepribadian yang majemuk atau beragam pula.
Keberagaman perilaku dan kepribadian setiap orang ini biasanya sesuai dengan
perilaku awal ia melakukan interaksi pertama kali yaitu di keluarga. Perilaku dan
kepribadian keluarga ini biasanya sesuai dengan suku dan adat yang dianutnya.
Indonesia sendiri sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya memiliki suku dan
adat yang beragam. Hal ini misalnya, masyarakat yang berasal dari suku jawa,
biasanya memiliki perilaku sopan santun, ramah, dan lemah lembut, hal ini
tentunya sangat berbeda dengan masyarakat yang berasal dari suku batak (medan),
mereka memiliki perilaku yang terkenal keras dan kasar. Perbedaan dan
keanekaragaman perilaku ini di dalam pendidikan tentunya pendidik tidak
mungkin berlaku sama kepada seluruh peserta didik, harus disesuaikan dengan
perilaku dan kepribadian setiap peserta didik. Berdasarkan keadaan bangsa
Indonesia memiliki kemajemukan dan keberagaman perilaku, maka hal ini
tentunya akan berimplikasi dalam pembentukan pendidikan di Indonesia atau
konsep pendidikan Indonesia, yang sebagian besar berimplikasi dalam bidang
kurikulum.
Landasan yang terakhir adalah landasan IPTEK. Perkembangan zaman yang
begitu pesat di era yang modern ini, suatu Negara harus juga mengimbanginya
dengan perkembang IPTEK yang pesat pula. Saat ini perkembangan IPTEK
menjadi salah satu indicator kemajuan suatu Negara. Indonesia sebagai suatu
Negara yang sedang berkembang juga harus memperhatikan dan mengedepankan
perkembangan IPTEK. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
cukup luas, meliputi semua aspek kehidupan, politik, ekonomi, sosial, budaya,
keagamaan, etika dan estetika, bahkan keamanan dan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Oleh karena itulah, IPTEK dan pendidikan saling berkaitan. Pendidikan
diharapkan mampu untuk menciptakan SDM yang mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan dalam membuat penemuan-penemuan teknologi terbaru yang mampu
mengantarkan Indonesia menjadi Negara maju, sedangkan perkembangan IPTEK
sekarang dapat digunakan pendidik untuk mengembangkan metode-metode

pembelajaran, misalnya mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru


di bumi bagian manapun melalui Internet dan menawarkan media audio-visual
yang interaktif pada proses pembelajaran. Sehingga berdasarkan fakta dan
keadaan tersebut, maka dalam pembentukan pendidikan di indonesia harus
mengacu dan berfondasi pada landasan IPTEK yaitu dapat menggunakan dan
mengembangkan IPTEK di indonesia.
Berdasarkan kajian terdahulu maka pendidikan indonesia adalah usaha dasar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dengan
tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradapan dunia. (Tujuan kurikulum 2013)

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
berdasarkan hasil analisis dan kajian yang telah dilakukan, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa:

pendidikan itu adalah pemberian pengarah dengan berbagai macam


yang berpengaruh, yang sengaja kita pilih untuk membantu anak,
sehingga

sedikit

demi

sedikit,

sampai

kepada

batasan

kesempurnaan maksimal yang dapat dicapai, sehingga dia bahagia


dalam kehidupannya. Atau pendidikan dapat pula dikatakan
sebagai wujud proses yang dapat membantu pertumbuhan seluruh

unsur kepribadian manusia secara seimbang ke arah yang positif.


Pendidikan sebagai usaha sadar yang terencana mengindahkan
landasan-landasan tertentu dalam pembentukannya, Beberapa
landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis,
dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam
menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan
teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa

depan.
pendidikan indonesia adalah usaha dasar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dengan
tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi

pada

kehidupan

bermasyarakat,

berbangsa,

bernegara, dan peradapan dunia. (Tujuan kurikulum 2013)


3.2. Saran
Saya selaku penulis makalah ini sekaligus sebagai mahasiswa dan warga
Negara Indonesia, berharap dan berpesan bahwa

pendidikan di Indonesia dapat dikembangkan lebih baik lagi sehingga

dapat mencetak SDM yang berkualitas.


Dilihat dari ide, gagasan, landasan dan tujuan pendidikan di Indonesia
sudah sangat baik dan akan lebih baik lagi kalau itu semua bukan

hanya menjadi ide-ide abstrak belaka, namun dapat diaplikasikan dan


dilaksanakan secara nyata dan sungguh-sungguh dalam kegiatan
pendidikan di Indonesia .
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, nyimas. 2014 . Telaah Kurikulum . Palembang : universitas sriwijaya
Anjani,vivien.2012 .Landasan Kultural Pendidikan. tersedia : http: //vivienanjadi
.blogspot .Com/2012/02/landasan-kultural-pendidikan.html. [online]. 17
oktober 2014
Mujadihatul,
ida.
2013.
Landasan
IPTEK.
Tersedia
http://mujahidatulida.blogspot.com/p/blog-page_4.html.
[online]. 17 oktober 2014

Burhanuddin, afid. 2013 . Landasan Pendidikan dan Penerapannya. Tersedia :


http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/landasan-pendidikandan penerapannya/. [online] . 17 oktober 2014
Psa, salim. 2013 . Landasan Psikologi Pendidikan. Tersedia :
http://salimpsa3.blogspot. com/2013/10 /landasan-psikologipendidikan.html. [online]. 17 oktober 2014

Noname. 2013. Teori Pendidikan secara Umum. Tersedia :


http://dewasastra
wordpress.com/2012/03/20/teori-pendidikan-secara-umum/. [online] . 17
oktober 2014

Utami, evi. 2013 . Landasan Filosofis dan Landasan Sosiologis dalam


Pendidikan. Tersedia
:http://miraclous99.blogspot.com/2013/06/landasan-filosofis-danlandasan.html.
[online]. 17 oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai