Laporan Praktikum Enzim
Laporan Praktikum Enzim
Laporan Praktikum Enzim
Biokimia Umum
Waktu
PJP
Asisten
: Ema Lindawati
Eneng Nurlaela
Cyntia Nurmalasari
ENZIM
Kelompok 15
C34130057
Akhmad Khoeron
C34100063
Khairani Nabila
C34100095
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PENDAHULUAN
Enzim merupakan suatu biokatalis dan sebagian besar enzim tersusun atas
protein maka kerja enzim di pengaruhi beberapa faktor. Faktor ini mempengaruhi
secara langsung pada aktiitas enzim tersebut. Faktor yang mempengaruhi aktivitas
enzim antara lain adalah reaksi yang dikatalis oleh enzim tersebut, dibutuhkan
atau tidak ko-faktor tertentu, misalnya ion-ion logam atau ko-enzim (aktivitas
enzim kebanyakan dibantu oleh ko-enzim yaitu yang berperan sebagai tempat atau
bagian aktif dalam reaksi enzim). Pengaruh kosentrasi substrat anko-faktor. pH
optimum (aktivitas enzim dipengaruhi pH medium). Keadaan aktivitas enzim
paling besar maka disebut pH maksimum. Daerah temperatur saat enzim mantap
mempunyai aktivitas yang tinggi. Suhu yang terlalu rendah kemantapan enzim
tinggi
tetapi
aktivitas
rendah,
sedangkan
pada
suhu
350C.
Jika
lebih
dari
suhu
tersebut
enzim
akan
mengalami
Metode praktikum
Praktikum enzim dilakukan di laboratorium biokimia pada hari Senin
tanggal 03 November 2014 pukul 13.00-16.00 WIB.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu rak tabung reaksi,
tabung reaksi, pipet tetes, pipet volumetrik, penangas air, gelas piala, penjepit
tabung, urinometer, batang pengaduk, lakmus PP dan MO, dan plat tetes. Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini berupa air liur, pereaksi biuret, pereaksi
millon, pereaksi mollish, saliva, HNO3, AgNO3, CaCl2, HCl, dan larutan urea.
Prosedur Percobaan
Sifat dan susunan air liur. Sebanyak 50 mL air liur dikumpulkan sari
tiga propandus. Air liur selanjutnya disaring dengan menggunakan kertas saring
dan glass wool pada tabung erlenmeyer. Percobaan sifat fisik dan susunan air liur
dilakukan dengan beberapa uji, diantaranya:
Uji reaksi dengan lakmus FF sebagai uji basa dan lakmus MO sebagai uji
metil oven pada sifat asam. Uji dengan pereaksi biuret digunakan 0.5 mL air liur,
0.5 mL 10% NaOH, 1 tetes CuSO4. Pereaksi millon untuk mengetahui adanya
protein amilase pada gugus fenolik atau tirosin, Pengujiannya digunakan 0.5 mL
air liur, 5 tetes pereaksi millon dan uji digunakan pereaksi molisch untuk uji
air bersuhu 10
Hasil +/-
Biuret
Gambar
FF
MO
Millon
Molisch
Klorida
Sulfat
Fosfat
Air liur atau saliva adalah cairan bening yang dihasilkan dalam mulut
manusia dan beberapa jenis hewan. Air liur mengandung dua tipe pengeluaran
atau sekresi cairan yang utama yaitu sekresi serus yang mengandung ptyalin yang
merupakan enzim untuk mencerna karbohidrat dan sekresi mucus yang
Keberadaan sulfat dan fosfat pada air liur tidak mutlak adanya. Hal tersebut
bergantung pada makanan yang kita konsumsi (Metjesh 1996).
Table 2 Hasil uji iod, pengaruh suhu pada amilase
Suhu (oC)
Hasil
10
37
Suhu ruang
100
Gambar
Uji iod terhadap hasil percobaan pengaruh suhu aktivasi amilase air liur
yang dipanaskan pada suhu 100C, suhu ruang, dan suhu 1000C menunjukkan hasil
yang positif, yaitu larutan menjadi berwarna biru. Hal tersebut menunjukkan pati
tidak terhidrolisis secara sempurna, karena enzim kurang aktif pada suhu tersebut.
Temperature mempengaruhi aktivitas enzim. Pada temperature rendah, reaksi
enzimatis berlangsung lambat, kenaikan temperature akan mempercepat reaksi,
hingga suhu optimum tercapai dan reaksi enzimatis mencapai maksimum.
Kenaikan temperature melewati temperatur optimum akan menyebabkan enzim
Hasil
10
37
Suhu ruang
100
Gambar
uji benedict terhadap uji pengaruh suhu pada aktivasi amilase air liur yang
dipanaskan pada suhu 100C, suhu ruang, dan suhu 1000C menunjukkan hasil yang
positif yaitu larutan menjadi berwarna biru. Warna biru pada uji benedict
menunjukkan tidak adanya gula pada larutan. Apabila pereaksi benedict berikatan
dengan gula, maka akan membentuk kompleks berwarna merah bata (Poedjiadi
1994). Uji benedict pada suhu 370C menunjukkan hasil negatif. Hal ini
disebabkan jumlah air liur yang digunakan terlalu sedikit, sehingga tidak bisa
menghidrolisis semua pati menjadi gula.
SIMPULAN
Air liur atau saliva mengandung protein serta senyawa anorganik (musin,
Cl, SO4, PO4). Suhu dapat mempengaruhi aktivitas kerja amilase. Amilase pada
air liur bekerja secara optimum pada suhu 370C dan pH 6,8.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hiskia. 2000. Larutan Asam dan Basa. Bandung(ID): Ganessa.
Laksi M. 2000. Kimia Analitik Dasar. Bandung(ID): ITB Press.
Lehninger AL. 1998. Dasar-Dasar Biokimia 1. Thenawijaya M, Penerjemah.
Jakarta(ID): Erlangga.
Maryati, Sri. 2000. Sistem Pencernaan Makanan. Jakarta(ID): Erlangga.
Matjesh. 1996. Kimia Organik II. Jakarta(ID): Depdikbud.
Poedjiadi. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta(ID): UI-press.
Wuryanti. 2004. Isolasi dan penentuan aktivasi spesifik enzim bromelin dari buah
nanas. Jurnal Kesehatan. 7(3):83-87.