Dokumen tersebut merangkum tentang retaining wall atau dinding penahan tanah. Secara umum dibahas mengenai pengertian retaining wall, fungsinya untuk menahan tanah dan mencegah longsor, klasifikasinya, tekanan lateral tanah, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilannya. Jenis retaining wall yang dijelaskan antara lain gravity wall, semi gravity wall, non-gravity wall, dan mechanically stabilized earth wall.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
849 tayangan18 halaman
Dokumen tersebut merangkum tentang retaining wall atau dinding penahan tanah. Secara umum dibahas mengenai pengertian retaining wall, fungsinya untuk menahan tanah dan mencegah longsor, klasifikasinya, tekanan lateral tanah, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilannya. Jenis retaining wall yang dijelaskan antara lain gravity wall, semi gravity wall, non-gravity wall, dan mechanically stabilized earth wall.
Dokumen tersebut merangkum tentang retaining wall atau dinding penahan tanah. Secara umum dibahas mengenai pengertian retaining wall, fungsinya untuk menahan tanah dan mencegah longsor, klasifikasinya, tekanan lateral tanah, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilannya. Jenis retaining wall yang dijelaskan antara lain gravity wall, semi gravity wall, non-gravity wall, dan mechanically stabilized earth wall.
Dokumen tersebut merangkum tentang retaining wall atau dinding penahan tanah. Secara umum dibahas mengenai pengertian retaining wall, fungsinya untuk menahan tanah dan mencegah longsor, klasifikasinya, tekanan lateral tanah, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilannya. Jenis retaining wall yang dijelaskan antara lain gravity wall, semi gravity wall, non-gravity wall, dan mechanically stabilized earth wall.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Retaining wall atau dinding penahan tanah", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, yaitu pak Pujadi,SP,MM yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang apa itu retaining wall dan bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah yang baik dan sesuai kaidah.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Dalam dunia bangunan, struktur sangatlah penting untuk sebuah bangunan. Tanpa struktur, bangunan yang di desain tidak akan mampu berdiri. Maka dari itu, makalah ini akan membahas tentang salah satu struktur bangunan, yaitu Retaining Wall atau dinding penahan tanah.
1.2 Ruang Lingkup Penelitian Makalah ini mencangkup tentang pengertian retaining wall, kegunaan retaining wall, struktur retaining wall, pelaksanaan retaing wall.
1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : Membantu pembaca agar lebih mengetahui tentang retaining wall Memahami kegunaan retaining wall pada bangunan Manfaat dari pembuatan makalah ini adala : Memberikan pembaca pengetahuan baru Membantu pembaca agar mengetahui retaining wall lebih detail
BAB II Umum Dinding penahan tanah berfungsi untuk menyokong tanah serta mencegahnya dari bahaya kelongsoran. Baik akibat beban air hujan, berat tanah itu sendiri maupun akibat beban yang bekerja di atasnya. Pada saat ini, konstruksi dinding penahan tanah sangat sering digunakan dalam pekerjaan sipil walaupun ternyata konstruksi dinding penahan tanah sudah cukup lama dikenal di dunia. Salah satu bukti peninggalan sejarah bahwa dinding penahan tanah telah digunakan pada masa lampau adalah Tembok Raksasa China yang mulai dibangun pada zaman Dinasti Qin (221 SM) sepanjang 6.700 km dari timur ke barat China dengan tinggi 8 meter, lebar bagian atasnya 5 meter, sedangkan lebar bagian bawahnya 8 meter. Bukti lainnya yaitu taman gantung Babylonia yang dibangun di atas bukit batuan yang bentuknya berupa podium bertingkat yang ditanami pohon, rumput dan bunga- bungaan serta ada air terjun buatan berasal dari air sungai Eufrat yang dialirkan ke puncak bukit lalu mengalir melalui saluran buatan, yang dibangun pada zaman raja Nebukadnezar (612 SM) dengan tinggi 107 meter. Tembok Barat di Yerusalem (37 SM) juga dicatat sebagai bukti peninggalan sejarah yang telah memakai dinding penahan tanah dalam konstruksinya, dibangun pada zaman raja Herodes sebagai tembok penyangga kota Yerusalem. Sekarang, tembok ini lebih populer dengan sebutan tembok rapatan. Tembok ini terbuat dari batu bata dan batuan gunung.
Pengertian Retaining Wall atau Dinding Penahan Tanah Dinding penahan tanah adalah sebuah struktur yang didesain dan dibangun untuk menahan tekanan lateral (horisontal) tanah ketika terdapat perubahan dalam elevasi tanah yang melampaui sudut at-rest dalam tanah. Faktor penting dalam mendesain dan membangun dinding penahan tanah adalah mengusahakan agar dinding penahan tanah tidak bergerak ataupun tanahnya longsor akibat gaya gravitasi. Tekanan tanah lateral di belakang dinding penahan tanah bergantung kepada sudut geser dalam tanah (phi) dan kohesi (c). Tekanan lateral meningkat dari atas sampai ke bagian paling bawah pada dinding penahan tanah. Jika tidak direncanakan dengan baik, tekanan tanah akan mendorong dinding penahan tanah sehingga menyebabkan kegagalan konstruksi serta kelongsoran. Kegagalan juga disebabkan oleh air tanah yang berada di belakang dinding penahan tanah yang tidak terdisipasi oleh sistem drainase. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk sebuah dinding penahan tanah mempunyai sistem drainase yang baik, untuk mengurangi tekanan hidrostatik dan meningkatakan stabilitas tanah.
Klasifikasi Dinding Penahan Berdasarkan bentuk dan penahanan terhadap tanah, dinding penahan dapat klasifikasikan ke dalam tiga bentuk, yakni: (1) dinding gravity, (2) dinding semi gravity dan (3) dinding non gravity. Dinding gravity merupakan dinding penahan tanah yang mengandalkan berat bahan sebagai penahan tanah umumnya berupa pasangan batu atau bronjong batu (gabion). Dinding semi gravity selain mengandalkan berat sendiri, memanfaatkan berat tanah tertahan untuk kestabilan struktur. Sedangkandinding non gravity mengandalkan konstruksi dan kekuatan bahan untuk kestabilan.
Tekanan Lateral Tanah Untuk dapat memperkirakan dan menghitung kestabilan dinding penahan, diperlukan menghitung tekanan ke arah samping (lateral). Karena massa tanah berupa butiran, maka saat menerima tegangan normal (_) baik akibat beban yang diterima tanah maupun akibat berat kolom tanah di atas kedalaman atau duga tanah yang kita tinjau, akan menyebabkan tekangan tanah ke arah tegak lurus atau ke arah samping. Tegangan inilah yang disebut sebagai tegangan tanah lateral (lateral earth pressure). Tengangan tanah akibat kolom tanah tersebut merupakan besaran tegangan efektif (_eff) yang sebanding dengan _ H. Pengetahuan tentang tegangan lateral ini diperlukan untuk pendekatan perancangan kestabilan. Tekanan tanah lateral dibedakan menjadi tekanan tanah lateral aktif dan tekanan lateral pasif. Tekanan lateral aktif adalah tekanan lateral yang ditimbulkan tanah secara aktif pada struktur yang kita selenggarakan. Sedangkan tekanan lateral pasif merupakan tekanan yang timbul pada tanah saat menerima beban struktur yang kita salurkan pada secara lateral. Besarnya tekanan tanah sangat dipengaruhi oleh fisik tanah, sudut geser, dan kemiringan tanah terhadap bentuk struktur dinding penahan. Kestabilan Dinding Penahan Tanah Besaran tekanan lateral ini menjadi salah satu faktor utama yang diperhitungkan untuk perancangan kestabilan dinding penahan tanah. Tekanan lateral tersebut dapat menyebabkan dinding penahan terguling (overturning) atau bergeser (slidding). Selain besaran tekanan lateral kestabilan dinding penahan dipengaruhi pula oleh bentuk struktur dan faktor pelaksanaan konsruksi. Buruknya pemadatan tanah tertahan di belakang dinding penahan merupakan penyebab keruntuhan undermining. Kestabilan Geser Dinding Penahan Untuk memberikan kekuatan yang cukup melawan geseran horisontal, dasar dinding penahan harus memeiliki kedalaman minimum 3 ft (1m) di bawah muka tanah. Untuk dinding permanen, kekuatan tersebut harus stabil tanpa adanya struktur penahan pasif di bagian kaki dinding. Jika syarat kekuatan diatas tak mencukupi, dapat ditambahkan pengunci geser di bawah telapak pondasi atau tiang pancang untuk menahan geseran. Selain persyaratan kekuatan tersebut, harus dipertimbangkan pula adanya kemungkinan bahaya erosi akibat aliran maupun pengaruh hujan. Dinding Tanah Distabilisasi secara Mekanis (Mechanically Stabilized Earth Wall/MSE) MSE dibuat dari beberapa elemen bahan yang dimaksudkan untuk penguatan dan perbaikan tanah dengan menggunakan plat baja (steel strip) atau bahan grid polimer (polymeric grid), geotekstil (geotextile) yang kuat menahan tarikan dan beban bahan di atasnya. Keuntungan dinding ini dibandingkan dinding konvensional dari bahan pasangan dan beton bertulang adalah: 1. Fleksibel terhadap adanya kemungkinan penurunan 2. Cukup murah 3. Cukup efisien terhadap waktu pemasangan 4. Kapabilitas yang cukup baik untuk terjadinya drainase (drainage) Terdapat dua macam produk, produk yang dapat mulur (extensible product), dan produk yang tak dapat mulur (inextensible product). Produk yang dapat meregang memungkinkan berubah bentuk akibat beban tanpa mengalami putus karena kekuatannya telah dirancang melebihi kekuatan tanah. Dinding ini diselenggarakan untuk keperluan semi permanen dan atau jika lapangan menyulitkan membangun dinding penahan dari bahan pasangan. Kadang bahan ini digunakan sebagai stabilisasi saat pelaksanaan pekerjaan dinding penahan yang lebih permanen. Struktur Dinding dengan Paku Struktur dinding ini diselenggarakan bersama-sama dengan pekerjaan penggalian atau pemotongan tanah (excavation). Tanah diperkuat saat dilakukan pemotongan. Perkuatan dengan paku ini menggunakan batang yang ditanam satu dengan yang lain dengan sudut miring ke bawah sebesar 38o dari bidang datar tanah (Gambar 5.29). Penanaman paku dilakukan dari atas ke bawah (Gambar 5.30). Sedangkan penyelenggaraan dinding yang relatif tipis dilakukan dari bawah ke atas. Kesuksesan pemasangan ini sangat tergantung dari: (1) pemilihan tanah yang cocok untuk penanaman paku, (2) penggunaan bahan yang berkualitas, dan kelengkapan peralatan yang cocok. Tanah yang cocok umumnya berupa tanah kohesif, pasir yang diperkeras, atau batu pecah yang dipadatkan. Tahapan pemasangan dinding dengan paku (nailed Wall) dilustrasikan seperti sebagaimana gambar 5.30. Pada tahap 1 dilakukan pemotongan tanah. Tinggi pemotongan ini harus diperhitungkan agar pemotongan tidak terlalu tinggi untuk mencegah keruntuhan. Pada tahap 2 dilakukan pengeboran untuk pemasangan paku. Tahap 3 adalah pemasangan paku. Perlu diingat pemasangan disarankan dari atas ke bawah sebagai upaya untuk keamanan pelaksanaan konstruksi, yakni mengindarkan keruntuhan tanah saat pelaksanaan. Pada tahap selanjutnya dilakukan pelapisan dinding, yang disemprotkan untuk kecepatan pelapisan.
Kegunaan Retaining Wall Dinding penahan tanah sering kali digunakan hubungannya dengan jalan kereta api, jalan raya, jembatan, kanal,dan banyak pekerjaan bangunan lainnya. Kegunaan dari dinding penahan tanah yaitu: - Digunakan pada daerah potongan (cut), daerah urugan (fill), maupun kombinasinya. - Digunakan pada daerah yang perlu ditinggikan atau memerlukan elevasi yang lebih tinggi untuk kepentingan pembuatan jalan, begitu pula bila memerlukan daerah yang lebih rendah. - Memperluas dataran apabila tanahnya merupakan lereng (landscaping). - Sebagai dinding saluran (canals) dan pintu air (locks). - Untuk menahan erosi. - Untuk menahan air tampungan (flood walls). - Sebagai pangkalan jembatan (bridge abutment). Jenis Dinding Retaining Wall (Dinding Penahan) Retaining Wall atau Dinding penahan merupakan dinding yang dibangun untuk menahan massa tanah di atas struktur atau bangunan yang dibuat. Bangunan dinding penahan umumnya terbuat dari bahan kayu, pasangan batu, beton hingga baja. Fungsi dan aplikasinya Retaining wall merupakan dinding penahan yang berfungsi menahan, membatasi dan menstabilkan tanah. Biasanya retaining wall dibuat untuk membatasi area yang dijadikan fungsi, misalnya area sirkulasi. Tujuannya agar area tersebut lebih aman dari erosi dan terlihat lebih teratur. Aplikasinya hanya untuk pencegahan erosi kecil, sehingga tidak memerlukan daya tahan yang ekstra. Karena itu, retaining wall di Taman dapat dijadikan elemen dekorasi dengan berbagai jenis material pembentuknya. Tentu tanpa kehilangan fungsi utamanya sebagai penahan. Resapan dan saluran air di bagian bawahnya perlu diperhatikan untuk menjaga kestabilan dan kelembaban tanah. Gunakan urugan kerikil atau pipa saluran air di bagian bawahnya jika diperlukan. Apabila tanah yang akan ditahan dirasa terlalu tinggi, retaining wall dapat dibuat dengan dua atau tiga undakan. Jika tidak ingin dibuat berundak, permukaan bagian bawahnya dapat dibuat lebih tebal agar lebih kuat. Berbagai jenis retaining wall Retaining wall beton, digunakan untuk kemampuan menahan yang lebih kuat. Jika tidak ingin terlihat simpel, kita dapat membentuknya menjadi batu alam artifisial atau melapisinya dengan batu alam yang berfungsi sebagai elemen dekoratif. Bahan beton dianggap yang paling kuat dan paling mahal dalam pembuatannya. Retaining wall kayu, biasanya diaplikasikan di area yang lebih kecil dengan undakan yang tidak tinggi. Kemampuan menahannya tidak sekuat retaining wall yang berbahan beton. Diperlukan juga balok-balok penopang di konstruksinya agar fungsi penahannya optimal. Karena retaining wall berada di area luar, sebaiknya gunakan kayu yang tahan cuaca. Lapisan anti air juga perlu diaplikasikan di antara kayu dan tanahnya agar kelembaban tanah tidak membuat kayu mudah lapuk. Jika hunian didominasi material kayu, retaining wall jenis ini cocok untuk menyelaraskannya. Paving block beton, merupakan material retaining wall yang paling populer karena kemudahan dalam pengaplikasikannya. Kita dapat dengan mudah membuat retaining wall sendiri dengan bahan ini. Bentuknya yang simetris dan presisi membuat pemasangannya menjadi mudah. Jika tekanan tanah tidak terlalu kuat, kita dapat mengaplikasikan paving block tanpa perekat. Retaining wall batu alam, merupakan yang paling kuat karakter naturalnya. Aplikasinya cocok digunakan di hunian bergaya tropis natural. Jangan ragu menggunakan berbagai ukuran batu, karena kombinasi ukuran tersebut akan membuat retaining wall tampak lebih indah. Pengaplikasiannya cukup sulit, karena kita harus menyesuaikan berbagai ukuran batu untuk menghasilkan permukaan yang rata. Batu-batu tersebut juga perlu direkatkan dengan acian semen agar kuat.
Ada pula beberapa jenis dinding penahan, yaitu :
Gravity retaining wall Yaitu jenis retaining wall yeng dibuat dengan sederhana seperti dari pasangan batu dan dipengaruhi oleh berat itu sendiri. Dan volume tanah yang menahan dinding sendiri.
Semigravity retaining wall Yaitu retaining wall yang dibuat denagn perkuatan tulangan, penggunaan tulanagn ini membantu mereduksi ukuran dinding.
Cantilever retaining wall Yaitu retaining wall yang diperkuat dengan tulangan baja batang tipis dan disertai tulangan yang kuat.
Contenfort retaining wall Yaitu retaining wall yang mirip dengan cantilever retaining wall hanya saja pada suatu interval tertentu dipasang pengikat antar diding dan landasan dasar berupa potongantipis beton yang dipasang vertical (counterfort) untuk mengurangi geser dan momen lentur.
Untuk dapat memperkirakan dan menghitung kestabilan dinding penahan, diperlukan menghitung tekanan ke arah samping (lateral). Karena massa tanah berupa butiran, maka saat menerima tegangan normal baik akibat beban yang diterima tanah maupun akibat berat kolom tanah di atas kedalaman atau duga tanah yang kita tinjau, akan menyebabkan tekanan tanah ke arah tegak lurus atau ke arah samping.
Tegangan inilah yang disebut sebagai tegangan tanah lateral (lateral earth pressure). Tengangan tanah akibat kolom tanah tersebut merupakan besaran tegangan efektif yang sebanding dengan H. Pengetahuan tentang tegangan lateral ini diperlukan untuk pendekatan perancangan kestabilan. Tekanan tanah lateral dibedakan menjadi tekanan tanah lateral aktif dan tekanan lateral pasif.
Tekanan lateral aktif adalah tekanan lateral yang ditimbulkan tanah secara aktif pada struktur yang kita selenggarakan. Sedangkan tekanan lateral pasif merupakan tekanan yang timbul pada tanah saat menerima beban struktur yang kita salurkan pada secara lateral.
Besarnya tekanan tanah sangat dipengaruhi oleh fisik tanah, sudut geser, dan kemiringan tanah terhadap bentuk struktur dinding penahan.
Bearing Wall (Dinding Struktur) Bearing wall atau dinding struktur adalah dinding yang menopang beban yang ada di atasnya dan menyalurkannya ke pondasi struktur. Bahan yang biasanya digunakan untuk membangun bearing wall di gedung-gedung besar adalah beton, kayu dan batu bata.
Berdasarkan jenis bangunannya, dinding struktur diukur dengan ketebalan yang tepat untuk menopang beban di atasnya. Apabila tidak dilakukan pengukuran yang tepat, bisa jadi dinding luar menjadi tidak stabil jika beban melebihi kekuatan material yang digunakan hal ini berpotensi menyebabkan runtuhnya struktur.
Partition Wall (Dinding Partisi) Sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan untuk sekat antar ruang. Karena di desain sebagai sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini memiliki desain konstruksi yang lebih praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi dinding yang lain.
Bahan partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan murah. Sayangnya dinding ini tidak bisa digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini disebabkan sifat bahannya yang kurang menjamin faktor keamanan dari gangguan luar. Disamping tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding jenis ini juga tidak dirancang untuk memikul beban yang berat. Dinding macam ini banyak digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran.
Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm. Bahan lain yang bagus untuk partisi adalah papan semen fiber glass. Bahan tersebut terbuat dari campuran semen dan fiber glass sehingga sangat kuat.
Faktor-faktor pemilihan jenis dinding bangunan
Pertimbangan dan pemilihan jenis dinding didorong oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini termasuk: Biaya Elevasi tempat Kemudahan dan kecepatan konstruksi Kondisi air tanah dan karakteristik tanah.
Faktor-faktor lain dapat mencakup tenaga kerja terampil dan ketersediaan bahan, bangunan, aksesibilitas situs, estetika, bangunan lokal praktek, dan lain-lain Pada akhirnya, semua dinding penahan berfungsi untuk menahan vertikal atau dekat vertikal tanah, tanpa retensi memadai, gua, merosot atau geser ke lereng yang lebih alami.
Di kebanyakan negara, desain dinding penahan lebih tinggi dari sekitar empat kaki harus didesain oleh atau disetujui oleh yang memenuhi syarat, berlisensi insinyur profesional. Selain itu, penting untuk memeriksa dan mematuhi peraturan bangunan setempat sebelum pembangunan apapun, bahkan ketika dinding yang lebih pendek dari empat kaki.Dinding penahan, dan harus selalu dipandang sebagai anggota menanggung beban pertama, dan estetika groundscapes kedua.
Merancang apapun jenis dinding penahan membutuhkan pengetahuan tentang tekanan tanah lateral. Ini termasuk pemeriksaan untuk meruntuhkan tembok, pangkal geser, dan tanah kapasitas yang bias membawa kegagalan fungsi dari dinding penahan. Setelah dinding direncanakan, masing-masing dinding anggota diperiksa kekuatan yang memadai dan ditentukan baja memperkuatnya.
Salah satu yang paling umum tentang kegagalan dinding penahan adalah miring tak terelakkan, cracking dan membungkuk batu bata, kayu dan dinding penahan blok beton yang dibangun oleh pemilik rumah, baik yang berarti pembangun, dan landscapers Ini "asalah" sesungguhnya yang bisa membuat kegagalan, karena dinding tidak melakukan tugas itu dan itu adalah untuk menahan tanah.
Kegagalan juga jelas menunjukkan kurangnya pengetahuan atau desain yang diperlukan oleh desain dinding penahan. Dengan memahami bagaimana sebuah dinding bekerja, dan bagaimana hal itu bisa gagal, sangat mungkin untuk merancang sebuah struktur penahan yang akan memenuhi segala kondisi lingkungan, struktural, dan juga memenuhi tuntutan pembangunan.
dan yang paling penting dalam perancangan yang tepat dan pemasangan dinding penahan adalah bahwa materi tetap berupaya untuk bergerak maju dan downslope gravitasi. Hal ini menciptakan tekanan tanah lateral di belakang dinding yang tergantung pada sudut internal gesekan (phi) dan kekuatan kohesif (c) dari materi yang disimpan, serta arah dan besarnya gerakan struktur mempertahankan yang terjadi.
Tekanan tanah lateral biasanya terkecil di bagian atas dinding dan meningkat ke arah bawah. Tekanan bumi akan mendorong dinding maju dan merobohkan dinding itu jika tidak ditangani dengan benar.Juga, setiap tanah di belakang dinding yang tidak disebarkan oleh sebuah drainase menyebabkan sistem horisontal tambahan tekanan hidrostatik di dinding. Sebagai contoh, International Building Code membutuhkan dinding penahan yang dirancang untuk menjamin stabilitas terhadap terbalik, perosotan, berlebihan gaya mengangkat tekanan dan air, dan dinding penahan dirancang untuk faktor keamanan terhadap geser dan hal yang bisa menjungkir balikkan secara lateral. Dinding penahan sering digunakan dalam lingkungan laut, di mana mereka yang dbangun terpisah dari air tanah. Dinding gravitasi (dikenal sebagai seawalls) dapat dibangun di mana gelombang dan arus kuat yang diberikan pada dinding.Beberapa bahan yang berbeda dapat digunakan untuk membangun dinding penahan. Batu dan beton yang sering digunakan, dan ada dinding penahan blok khusus dibuat dari bahan agregat dan beton ringan yang dirancang untuk tujuan ini. Beberapa gaya pegang-memegang, membuat perakitan sederhana, lebih murah dan kurang memakan waktu, karena setiap blok dengan aman sesuai dengan kebutuhan. Karena kecocokan blok ini aman, mereka tidak membutuhkan penambahan khusus. Sebuah dinding dapat mempertahankan serangkaian "langkah" atau tingkatan, yang memungkinkan untuk desain yang lebih menarik serta pengendalian erosi yang lebih efisien. Desain dapat meliputi berbagai jenis perkebunan,material atau bahan di setiap tingkatan untuk membawa lebih banyak tekstur,.Selain nilai estetika, sebuah desain berjenjang juga menyediakan pengendalian erosi yang lebih baik dengan mendobrak jumlah tanah, dan tekanan, yang diselenggarakan oleh masing-masing divisi dari tembok penahan. Batu besar dan rel sering digunakan untuk membangun dinding penahan berjenjang di masa lalu. Dan yang popular saat ini, ada banyak gaya dan jenis dinding penahan blok.
Sistem Drainase pada Dinding Penahan Tanah
Satu hal yang lebih penting lagi dalam membangun sebuah dinding penahan tanah adalah memadainya sistem drainase karena air yang berada di belakang dinding penahan tanah mempunyai pengaruh pada stabilitas struktur. Drainase berfungsi untuk mengalirkan air tanah yang berada di belakang dinding . Dinding penahan yang tidak mempunyai sistem drainase yang baik dapat mengakibatkan peningkatan tekanan tanah aktif di belakang dinding, berkurangnya tekanan pasif di depan dinding, berkurangnya resistansi friksional antara dasar dinding dan tanah serta kuat geser tanah yang akhirnya akan berdampak pada berkurangnya daya dukung tanah. Dapat disimpulkan bahwa dinding penahan tanah dengan sistem drainase yang buruk akan menyebabkan runtuhnya struktur dinding penahan tanah. Jenis Drainase pada Dinding Penahan Tanah
Drainase pada dinding penahan tanah dapat dibuat dari yang sederhana sampai dengan yang lebih baik sesuai fungsi dinding penahan tanah. Adapun jenis drainase dinding penahan tanah dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Drainase dasar (bottom drain) Drainase dasar adalah sistem drainase yang paling sederhana, bertujuan mengumpulkan air yang berada di belakang dinding (air yang terdapat pada tanah timbunan). Air yang terkumpul tersebut kemudian dialirkan ke depan dinding melalui saluran yang menembus dinding penahan tanah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang sistem drainase ini adalah : - Cara ini tidak dianjurkan untuk tanah timbunan berupa tanah lempung atau lanau, karena tanah tersebut mempunyai permeabilitas rendah sehingga kecepatan aliran menuju sistem drainase menjadi lambat, akibatnya mungkin tekanan air yang ada di bagian belakang dinding termobilisasi (terutama pada saat hujan).
b. Drainase punggung (back drain) Sistem drainase ini lebih baik dibandingkan dengan sistem drainase dasar, dimana pada sepanjang punggung dinding terdapat filter.
c. Drainase inklinasi (inclined drain) dan Drainase horisontal (horisontal drain) Kedua sistem drainase ini dimaksudkan untuk menghilangkan tekanan air pori yang berlebihan dan merupakan pengembangan dari sistem drainase dasar. Pada kedua sistem drainase ini, gaya aliran (seepage forces) berarah ke bawah menuju sistem drainase.
PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH
Untuk pelaksanaan perencanaan dinding penahan tanah adapun langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Memperkirakan ukuran atau dimensi dari dinding penahan tanah. 2. Mencari besarnya tekanan tanah,baik secara analitis maupun secara grafis berdasarkan cara yang sesuai dengan tipe dinding penahan tanahnya. 3. Lebar dasar dinding penahan tanah harus cukup untuk memobilisasi daya dukung tanahnya. 4. Perhitungan kekuatan struktur dari konsruksi penahan tanah,yaitu dengan memeriksa tegangan geser dan dan tekanan tekan yang di ijinkan dari dinding penahan tanah. 5. Dinding penahan harus aman dari stabilitas gesernya(sliding stability) 6. Dinding penahan harus aman dari stabilitas gulingnya(overtuning stability) 7. Tinjauan terhadap lingkungan lokasi dari penempatan dinding penahan.
PERENCANAAN DIMENSI Pada dasarnya dimensi atau ukuran dinding penahan tanah dibedakan : a. Dinding gravitasi atau dinding berbotot Untuk mendapatkan tekanan total tanah yang bekerja,perhitungan dilakukan dengan grafis apabila digunakan cara Coulomb.Apabila tinggi dinding penahan tanah diatas 6 meter,H>6 m pada umumnya dihitung dengan cara Rankine.
Pekerjaan Retaining Wall Retaining Wall adalah dinding penahan tanah yang terletak pada sisi pinggir. Pekerjaan pembuatan retaining wall dimulai dengan melakukan pemasangan tulangan - tulangan yang diperlukan. Tulangan yang dipergunakan adalah tulangan konvensional yang dipasang ditempat satu persatu. Setelah pemasangan tulangan selesai, maka dilanjutkan dengan pemasangan bekistingshear wall dan pengecoran beton. Pengecoran dilakukan secara bertahap, tidak dilakukan daribasement - 4 sampai permukaan tanah sekaligus, tetapi dilakukan per lantai. Pengecoran untuk satu bagian dilakukan sekaligus dengan menggunakan Pouring Bucket danTower Crane. Setelah beton dituangkan lalu diadakan pemadatan dengan menggunakan concrete vibrator. Bekisting kemudian dibuka paling cepat setelah 2 hari.
FOTO PENGERJAAN RETAINING WALL
BAB. III
KESIMPULAN
Retaining Wall adalah dinding yang dibangun untuk menahan massa tanah di atas struktur atau bangunan yang dibuat. Bangunan dinding penahan umumnya terbuat dari bahan kayu, pasangan batu, beton hingga baja.
Kegunaan Retaing Wall : - Digunakan pada daerah potongan (cut), daerah urugan (fill), maupun kombinasinya. - Digunakan pada daerah yang perlu ditinggikan atau memerlukan elevasi yang lebih tinggi untuk kepentingan pembuatan jalan, begitu pula bila memerlukan daerah yang lebih rendah. - Memperluas dataran apabila tanahnya merupakan lereng (landscaping). - Sebagai dinding saluran (canals) dan pintu air (locks). - Untuk menahan erosi. - Untuk menahan air tampungan (flood walls). - Sebagai pangkalan jembatan (bridge abutment). Hal yang diperhatikan untuk Kestabilan Retaining Wall : - Kestabilan terhadap guling - Geser - Eksentrisitas - Daya dukung tanah pondasi - Kestabilan seluruh sistem