Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
Tinjauan Pustaka
A. Boiler CFB PLTU Tarahan adalah pembangkit listrik berbahan batubara ramah lingkungan pertama di Indonesia, berkapasitas 2 x 100 Mega Watt menggunakan Boiler CFB (Circulating Fluidized Bed). Pembangkit buatan Eropa-Jepang tercanggih se-Indonesia. PLTU Tarahan mengaplikasikan Teknologi Boiler CFB (Circulating Fluidized Bed) dengan kapasitas produksi uap perunit 400 ton/jam untuk memutar Turbin Generator pada pembebanan 100 MW. Konsumsi batubara untuk kapasitas tersebut berkisar 50 ton/jam dengan Ash content (Fly Ash dan Bottom Ash) sebesar 5% yang akan disaring oleh Bag Filter dengan efisiensi 99,95%. Abu dari Bag Filter dan Bottom Furnace Boiler selanjutnya dikumpulkan di Ash Disposal Area seluas 11 Ha. Circulating : Sirkulasi batubara yang belum terbakar seluruhnya dalam furnace (Ruang Bakar) bersama Flue Gas (gas-gas sisa pembakaran) dialirkan menuju Cyclone kemudian masuk ke Sealpot dan kembali lagi ke Furnace sehingga memungkinkan proses pembakaran lebih sempurna. Fluidized : terdapat penghembusan Udara Primary dan Secondary dari P.A Fan dan S.A Fan untuk menjaga agar material batubara tetap melayang didalam Furnace.
Bed : material yang berupa partikel-partikel kecil (Pasir Kuarsa, Bottom Ash) yang digunakan sebagai media awal transfer panas pembakaran HSD Oil/solar ke pembakaran batubara (Coal) sekitar 100 ton. CFB System yang berfungsi sebagai system Boiler yang mensirkulasi batubara yang belum habis terbakar didalam Furnace sehingga pembakaran lebih sempurna. Teknologi Boiler type CFB ini mempunyai banyak kelebihan
dibandingkan dengan jenis boiler yang kita kenal selama ini. Berikut adalah kelebihan dari Boiler CFB: 1. Temperatur pembakaran di Furnace rendah ( 800 oC). 2. Kadar SOx dan NOx yang rendah karena menggunakan Limestone 3. Ukuran batu bara yang masuk ke Furnace ( 6 mm). 4. Dapat menggunakan batubara dengan nilai kalor yang rendah (40005000 kkal/kg). 5. Menggunakan Panel Evaporator dan Panel Superheater didalam
Furnace untuk pemanfaatan radiasi panas dari Pembakaran. 6. Penggunaan StartUp Burner tidak tergantung dari beban (MW) tetapi temperatur Furnace. Design Performance Boiler CFB PLTU Tarahan
Gambar Sketsa Boiler CFB Tarahan B. Bagian Utama Boiler CFB PLTU Tarahan unit 3 & 4 menggunakan boiler bertype CFB (circulating fluidized bed), yaitu teknologi boiler yang menggunakan system pembakaran bersirkulasi melalui tiga peralatan utama. Adapun peralatan utama Boiler jenis ini yakni Furnace , Cyclone dan Back Pass. Furnace Furnace merupakan ruang yang digunakan untuk pembakaran bahan bakar, yang akan memanaskan air didalam pipa yang akan mengubah air menjadi uap yang nantinya akan dipakai untuk memutar turbin yang akan menghasilkan listrik. Didalam Furnace juga terdapat nozzle yang berfungsi untuk menghembuskan udara Primer dari PA Fan serta menjaga agar bed material tetap melayang didalam furnace yang bertujuan untuk memanaskan air. Disekeliling furnace adalah pipa-
pipa (tube) air ketel yang menempel pada dinding Furnace yang akan menerima panas dari pembakaran yang terjadi didalam Furnace.
Gambar Furnace
Gambar Tube
Cyclone adalah ruang pemisah antara flue gas dan batubara yang belum habis terbakar berdasarkan berat jenis, batubara akan jatuh menuju sealpot yang akan dimasukkan lagi ke dalam Furnace. Sedangkan flue gas akan dihisap oleh ID Fan melalui Vortex Vendor yang akan menuju ke Bag Pass, yang akan dimanfaatkan panasnya untuk memanaskan uap yang keluar dari Furnace.
Gambar Cyclone Back Pass Back Pass adalah ruang untuk memanfaatkan kalor dari flue gas sehingga dihasilkan uap yang sangat panas yang akan digunakan untuk memutar turbin. Flue gas yang merupakan gas-gas sisa pembakaran dalam furnace setelah melalui cyclone masih memiliki temperatur yang tinggi yang selanjutnya akan dimanfaatkan untuk memanaskan uap yang ada di Back Pass. Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam Back Pass adalah: a. Intermeadite Superheater
Intermeadite superheater atau dukenal juga dengan low temperatur superheater. Terletak dibagian kedua Back Pass dibawah Finishing Superheater. Upa basah (uap jenuh) yang telah melalui panel superheater selanjutnya masuk ke intermeadite superheater untuk mengalami pemanasan lanjut hingga didapat uap kering. b. Finishing Superheater Setelah melalui intermeadite superheater kemudian dilanjutkan menuju finishing superheater yang terletak dibagian atas Back Pass dimana temperatur dari flue gas masih sangat tinggi yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan uap kering. Temperatur pada finishing lebih tinggi bila dibandingkan dengan intermeadite. c. Economizer Merupakan pemanasan awal air sebelum masuk ke steam drum, media pemanas yang digunakan adalah flue gas sisa pembakaran dari pembakaran bahan bakar dalam furnace. d. Air Heater Air heater berfungsi sebagai pemanas udara primary dan secondary dari PA Fan dan SA Fan. Air heater terdiri dari pipa-pipa yang didlamnya mengalir gas buang (flue gas) dari pembakaran bahan bakar, sedangkan di sela-sela pipa dialirkan udara hembusan dari PA dan SA Fan. Udara hembusan sebelum melalui air heater mempunyai temperatur yang sama dengan temperatur udara luar. Keuntungan dari pemakaian air heater adalah pembuatan uap lebih
cepat sebab temperatur ruang bakar meningkat serta terjadi pemanfaatan kalor gas buang. C. Bagian Pendukung Boiler CFB Primary Air Fan (PA Fan) Udara pembakaran disuplai dari dua primary air fan, dimana udara primay ini terbagi menjadi dua aliran udara yaitu aliran udara yang tidak melewati turbular air heater (cold air primary) dan aliran udara yang melewati turbular air primary (hot air primary). Fungsinya sebagai pemasokudara pembakaran yang utama.
Gambar Primary Air Fan (PA Fan) Cold PA Aliran udara cold air primary diperoleh dari aliran udara PA Fan yang tidak melewati air heater, dengan temperature 570C dan tekanan 3 kpa. Cold PA digunakan untuk menjaga aliran batubara atau sebagai seal batubara di dalam coal feeder tidak keluar dari box feeder serta digunakan untuk mendoron batubarapada line yang menuju furnace dari coal feeder.
Aliran udara dari PA Fan yang keluar dari turbular air heater atau yang biasa disebut Aliran udara hot air primary dengan temperature 2150C dan preasure 14 kpa setelah keluar adri turbular air heater jalurnya terbagi menjadi 2, ada yang masuk bersamaan dengan line batubara dari coal feeder yang fungsinya untuk mengeringkan dan menghembuskan batubara sebelum masuk ke furnace dan ada juga line hot PA yang masuk langsung ke furnace melalui lubang-lubang nozzle yang ada di bawah furnace yang fungsinya adalah sebagai pemasok udara pembakaran di dalam ruang (Furnace).
Gambar Hot PA pada plenum dan furnace Komponen-komponen Primary Air Fan (PA Fan) adalah sebagai berikut : a. Filter Fungsi dari filter udara adalah untuk menyaring udara sebelum masuk ke dalam kipas (Fan) agar udara yang di hisap oleh kipas dalam keadaan bersih. Filter ini letaknya pada saluran masuk udara sebelum masuk ke dalam kipas (Fan).
b. Kipas (Fan) Kipas (Fan) dari udara primary merupakan jenis kipas sentrifugal yang fungsinya untuk menghisap dan menghembuskan udara primary menuju turbular air heater dan coal feeder. Kipas ini digerakkan oleh motor 6 kv.
Gambar Primary Air Fan c. Damper Karena udara primary ini terdiri dari dua buah kipas dan memiliki satu aliran discharge (keluaran) maka digunakanlah damper yang fungsinya sebagai penutup aliran udara apabila salah satu kipas tidak beroperasi. Damper pada PA Fan berjumlah dua buah, masing-masing satu pada tiap Fan. Damper ini bekerja menggunakan sistem pneumatic.
Fungsi dari regulasi damper adalah untuk mengontrol aliran udara yang keluar dari kipas. Regulator ini dioperasikan melalui main control room (MCR).
Gambar Regulator Primary Air Fan e. Motor Listrik Motor digunakan sebagai penggerak kipas. Berikut ini spesifikasi dari motor Primary air fan (PAF) yang di gunakan pada PLTU Tarahan unit 3 & 4 adalah: TECO WESTING HOUSE Serial Kecepatan Daya Tegangan Frekuensi Phase Ambient : 9199AA : 1481 rpm : 2735 HP : 6000 Volt : 50 Hz : 3 Phasa : 400C
Gambar Motor Listrik Primary Air Fan f. Bearing Pada konstruksi primary air fan terdapat empat buah journal bearing. Fungsi journal bearing pada Primary Air Fan adalah sebagai tumpuan dan penahan gaya radial dan aksial.
Gambar Bearing Primary Air Fan Untuk mendinginkan minyak pelumas pada bearing-bearing digunakan air sebagai media pendingin, air pendingin tersebut adalah air demin yang berasal dari pompa CCW (close cooling water). g. Back Stop Back Stop digunakan untuk menahan putaran balik pada kipas (Fan) pada saat salah satu kipas (Fan) tidak beroperasi. Putaran balik ini dapat mengakibatkan motor penggerak Fan rusak apabila saat motor dioperasikan dalam keadaan putaran balik, maka digunakan back stop agar tidak terjadi putaran balik.
Gambar back Stop Primary Air Fan Secondary Air Fan (SA Fan) Selain menggunakan udara primary udara pembakaran juga berasal dari udara secondary. Aliran udara SA Fan di peroleh dari dua buah Fan dengan temperature 2580C dan tekanan 8,6 kpa. Fungsi dari SA Fan adalah sebagai pemasok udara pembakaran di dalam furnace. Aliran udara SA Fan ini masuk ke dalam ruang bakar melalui damperdamper yang jumlahnya 12 damper. Selain itu udara SA Fan juga digunakan untuk star-up burners dengan menggunakan HSD. Komponen-komponen secondary air fan adalah : a. Filter Fungsi dari filter udara adalah untuk menyaring udara masuk sebelum masuk ke dalam kipas (Fan) agar udara yang di hisap oleh kipas dalam keadaan bersih. Filter ini letaknya pada saluran masuk udara sebelum masuk ke kipas (Fan).
Gambar Filter Secondary Air Fan. b. Kipas (Fan) Kipas (Fan) dari udara secondary merupakan jenis kipas sentrifugal yang fungsinya untuk menghisap dan menghembuskan udara secondary menuju tubular air heater. Kipas ini digerakkan oleh sebuah motor listrik 6 kv.
Gambar Secondary Air Fan c. Damper Karena udara secondary ini terdiri dari dua buah kipas dan memiliki satu aliran discharge (keluaran) maka digunakanlah damper yang fungsinya sebagai penutup aliran udara apabila salah satu kipas tidak beroperasi. Damper pada SA Fan berjumlah dua buah, masing-masing satu pada tiap Fan. Damper ini bekerja menggunakan sistem pneumatic.
Gambar Secondary Air Fan d. Regulasi Damper Fungsi dari regulasi damper adalah untuk mengontrol aliran udara yang keluar dari secondary fan. Regulasi damper ini dioperasikan melalui main control room (MCR).
Gambar Regulasi Damper Secondary Air Fan e. Bearing Pada konstruksi secondary air fan terdapat empat buah journal bearing. Fungsi bearing pada secondary air fan adalah sebagai penumpu dan menahan gaya radial dan aksial, untuk mendinginkan minyak pelumas pada bearing-bearing digunakan air sebagai media pendingin, air pendingin tersebut adalah air demin yang berasal dari pompa CCW (close cooling water).
Gambar Bearing Secondary Air Fan f. Motor Motor digunakan sebagai penggerak kipas. Berikut ini spesifikasi dari motor Secondary Air Fan (SAF) yang digunakan pada PLTU Tarahan unit 3& 4 adalah: TECO WESTING HOUSE Serial Kecepatan Daya Tegangan Frekuensi : 9199OA : 1468 rpm : 750 HP : 6000 Volt : 50 Hz
Phase Ambient
: 3 phasa : 400C
Gambar Motor Listrik Secondary Air Fan g. Back Stop Back Stop digunakan untuk menahan putaran balik pada secondary fan, pada saat salah satu kipas (Fan) dalam keadaan tidak beroperasi, karena secondary air fan ini satu poros dengan motornya maka apabila terjadi putaran balik pada fan akan mengakibatkan motor rusak apabila saat motor dioperasikan dalam keadaan putaran balik.
Gambar Back Stop Secondary Air Fan Induced Draft Fan (ID Fan) Induced Draft Fan digunakan untuk mengisap gas-gas hasil pembakaran dari Furnace dan mendorong gas-gas pembakaran tersebut menuju ke stack yang dibuang ke atmosfir.
Komponen-komponen Induced Draft Fan (IDF) adalah: a. Kipas (Fan) Kipas (Fan) pada ID Fan merupakan jenis kipas sentrifugal. ID Fan ini letaknya diantara Bag House dan Stack, fungsinya untuk menghisap dan menghembuskan flue gas menuju ke stack.
Gambar Kipas ID Fan b. Damper Induced Draft Fan ini terdiri dari dua buah kipas dan memiliki satu aliran inlet (masuk) dan discharge (keluaran) maka di gunakan damper yang fungsinya sebagai penutup aliran flue gas apabila salah satu kipas tidak beroperasi atau sedang dalam perbaikan.
Gambar Damper ID Fan c. Regulator Fungsi dari regulator adalah untuk mengontrol aliran flue gas yang masuk pada kipas. Regulator ini dioperasikan melalui main control room (MCR).
Motor digunakan sebagai penggerak kipas. Berikut ini spesifikasi dari motor ID Fan yang digunakana pada PLTU Tarahan Unit 3 & 4 adalah: TECO WESTING HOUSE Serial Kecepatan Daya Tegangan Frekuensi Phase Ambient : 9199BA : 991 rpm : 1679 HP : 6000 Volt : 50 Hz : 3 phasa : 50
Gambar Motor Listrik ID Fan e. Bearing ID Fan memiliki empat buah journal bearing. Bearing pada Induced Darft Fan digunakan untuk menumpu dan menahan gaya radial dan aksial, sebagai pendingin bearing digunakan minyak pelumas dan untuk mendinginkan minyak pelumas pada bearingbearing digunakan air sebagai media pendingin, air pendingin tersebut adalah air demin yang berasal dari pompa CCW (closed cooling water).
Gambar Bearing ID Fan f. Back Stop ID Fan menggunakan Back Stop untuk mencegah agar tidak terjadi putaran balik pada saat salah satu fan tidak beroperasi. Putaran balik ini dapat mengakibatkan motor penggerak kipas (Fan) menjadi rusak akibat dioperasikan dalam putaran balik.
Gambar Back Stop ID Fan Fluidizing Air Blower (FA Blower) Selain dari aliran udara primary dan secondary udara pembakaran juga dibantu oleh fluidizing air blower, jumlah flow dari udara fluidizing air blower ini pada beban 100 MW berkisar 10803,4 kg/h dengan temperature 880C dan discharge pressure 0,5 kg/cm2. Fluidizing air blower ini berfungsi untuk membuat aliran udara yang berputar (turbulen) yang tujuannya untuk melindungi dinding cyclone pada bagian expansion bellow, agar batubara yang belum habis terbakar dan
pasir yang jatuh tidakmengenai atau menempel pada bagian expansion bellow pada dinding cyclone. Batubara yang belum habis terbakar yang menempel pada bagian expansion bellow akan dapat merusak dan menghambat sirkulasi pada cyclone. Selain untuk melindungi expansion bellow pada dinding cyclone udara yang berasal dari fluidizing air blower ini juga digunakan untuk mendorong batubara yang belum habis terbakar masuk kedalam furnace pada sealpot yang letaknya dibawah cyclone. Sealpot digunakan sebagai penghambat laju aliran batubara yang belum habis terbakar sebelum masuk ke furnace. Udara dari fluidizing air blower juga digunakan untuk mendorong Inert Media Bed (Pasir) pada saat pengisian ke furnace, serta sebagai pendorong agar batubara yang belum habis terbakar dapat masuk kembali ke dalam ruang bakar (furnace) dari cyclone.
Gambar Fluidizing Air Blower Komponen dari FA Blower adalah : a. Inlet Filter Fungsinya adalah untuk menyaring udara luar sebelum masuk ke blower agar udara yang masuk ke blower bersih dari kotorankotoran dari udara luar.
Gambar Filter FA Blower b. Blower Blower pada PLTU Tarahan unit 3 & 4 ini menggunakan jenis blower sentrifugal, fungsi dari blower digunakan untuk menghisap dan menghembuskan udara luar menuju ke cyclone, dimana pada cyclone udara tersebut dimanfaatkan sebagai seal pada dinding cyclone.
Gambar Fluidizing Air Blower c. Venting Fungsi venting adalah untuk membuang udara dari blower pada saat penyalaan awal atau star FA Blower.
Motor sebagai penggerak dari blower. Berikut ini spesifikasi dari motor Fluidizing Air Blower pada PLTU Tarahan unit 3 & 4 sebagai berikut: WEG BLOWER Tegangan Kecepatan Daya Power Factor Frekuensi Berat : 6000 volt : 2974 rpm : 225 kW : 0.85 : 50 Hz : 1.9 Ton
Gambar Motor FA Blower e. Regulator Fungsi dari regulator adalah untuk mengkontrol aliran udara yang keluar dari Fluidizing Air Blower. Regulator ini dioperasikan melalui main control room (MCR).
Gambar Regulator FA Blower Ash Screw Cooler Ash Srew Cooler adalah pendingin abu berat (Bottom ash) yang berasal dari furnace. Air pendingin masuk ke dalam sebuah bantalan
jacket pada dinding abgian dalam dari Ash Screw Cooler, sedangkan Bottom Ash akan diputar pada sebuah ulir (Screw) agar dapat bergerak maju. Putaran dari ulir tersebut tidak boleh terlalu cepat agar bottom ash dapat didinginkan dengan baik.
Gambar Inlet Jacket Screw dan Outlet Jacket Screw Seal Pot Digunakan sebagai penghambat laju aliran batubara yang belum habis terbakar sebelum masuk ke furnace. Tempat untuk menampung batubara yang belum habis terbakar yang keluar bersama dengan flue gas dan batubara tersebut nantinya akan dimasukkan lagi kedalam ruang bakar (furnace) untuk pembakaran lebih sempurna. Batubara tersebut didorong oleh udara yang berasal dari FA Blower melalui nozzel yang ada didalam sealpot.
Gambar Sealpot dan Nozzle Sealpot Bag House Bag House adalah suatu unit peralatan yang berfungsi untuk penyaring fly ash/bottom ash yang keluar dari furnace yang akan di buang melalui Chimney vertikal. Abu yang ditangkap aleh bag house digetarkan dengan vibrator agar jatuh / ditampung kedalam Hopper. Selain itu, dipasang juaga udara purging yang keluar dari line cook untuk mendorong abu yang menempel pada Filter agar rontok/jatuh ke bawah Hopper. Udara purging diperoleh dari Dry Compresor yang sudah dikeringkan oleh air dryer. Udara purging ini akan meringankan kerja ID Fan untuk mengisap gas buang selanjutnya dibuang ke Stack (Cerobong). Keuntungan penggunaan Bag House adalah gas buang akan menjadi lebih bersih sehingga tidak mencemari udara lingkungan, serta dapat mengurangi keausan pada casing ID Fan akibat gesekan abu.
Penyaring Fly Ash yang ada dalam Flue Gas dari sisa udara pembakaran yang keluar dari furnace.
Gambar Bag Filter b. Frame Sebagai penyangga/rumah dari Bag Filter, agar saat udara Plugging bag filter tidak jatuh atau rusak
Gambar Frame
c. Line Cook Untuk mengeluarkan atau menembakkan udara ke Bag Filter supaya abu Fly Ash yang tersaring tadi tidak menempel di Bag Filter, yang akan menyebabkan Bag Filter menjadi macet.
Gambar Line Cook d. Regulasi Damper Alat utama untuk mengontrol Open dan Close damper.
Gambar Regulasi Damper e. Damper Sebagai penyedot udara Plugging yang digunakan untuk
Gambar Damper Shell f. Damper Back Pass Sebagai pengatur Open pada inlet dari Back Pass untuk mengatur masuknya Fly Ash dari Back Pass, yaitu Fly Ash yang keluar dari Back Pass.
Gambar Damper Back Pass g. Transporter Peralatan ini berfungsi untuk memindahkan/mentransfer abu yang datang dari Hopper Bag House menuju ke Silo Fly Ash dengan menggunakan udara dari Dry Compresor sebagai media transfer. Prinsip kerja Transporter adalah menampung dan menyalurkan abu Fly Ash ke Silo dengan udara transfer dari Dry Compresor.
Gambar Transporter Coal Feeder Coal feeder memiliki fungsi penting yaitu untuk memberikan pasokan batubara secara kontinyu serta mengatur laju aliran batubara untuk boiler. Di PLTU Tarahan jenis coal feeder yang digunakan adalah Gravimetric Coal Feeder, yang berarti dapat mengontrol aliran batubara dalam satuan berat atau volume. Masing-masing Unit PLTU Tarahan mempunyai 3 unit coal feeder Merrick type 490G A,B,C yang bisa dioperasikan ketiganya sekaligus. Untuk beban 100 MW
Flow batubara total yang dialirkan 50 ton/ jam dengan masing-masing coal feeder 16-17 ton/ jam.
Gambar Coal Feeder Komponen-komponen Coal Feeder a. Chain Scrapper Coalfeeder merrick type 490G dilengkapi dengan scrapper (drag chain scavenger driven) dengan separate AC motor untuk membersihkan tumpahan bahan bakar, sistem kerjanya seperti belt conveyor.
Gambar Chain Scrapper b. Belt Conveyor Belt conveyor pada coal feeder Merrick mempunyai dinding pembatas pada kedua sisinya yang berfungsi untuk menjaga batubara agar tidak jatuh ke samping dan mengarahkan tepat ke line menuju Furnace (ruang bakar).
Gambar Belt Conveyor c. Roll Idler Pada masing-masing belt feeder terdapat rol penyangga belt (roll idler) untuk menopang beban belt & batubara, pada coal feeder A dan C masing-masing terdapat 19 roll idler dan pada coal feeder B terdapat 17 roll idler.
Gambar Roll Idler Steam Drum Tangki uap (steam drum) adalah bejana bertekanan yang fungsi utamanya adalah untuk memisahkan fasa uap dan fasa air, juga berfungsi sebagai penyedia air. Dibagian dalam terdapat pipa-pipa catu dan pemisah air-uap separator utama dan kedua, sambungan ke pipa air penambah, sambungan ke pipa penguap evaporator dan sambungan ke pipa pengering superheater. Pipa catu air pengisi menyalurkan air ke pipa-pipa turun (downcomer). Terdapat juga pipa pembuang
blowdown terus menerus dan berkala intermittent serta pipa catu penyuntik bahan kimia.
Gambar Stean Drum (Intermitten Blowdown Tank) IBT Intermitten Blowdown Tank digunakan sebagai tempat penampungan steam yang tidak terpakai atau berlebih yang kemudian dibuang ke luar.
Gambar Intermitten Blowdown Tank Burner Burner digunakan pada saat pemanasan awal, setealah mencapai temperatur tertentu, kemudian batubara dimasukkan ke dalam ruang bakar (furnace) dan Burner dimatikan. Kenaikan temperatur
pemanasan awal dilakukan secara bertahap, mulai dari 300C, 1500C, 3000C, 4500C, 6000C, 7500C, sampai 9000C. Kenaikan temperatur yang bertahap tersebut dilakukan selama dua hari. Pada saat temperatur 6000C, Bed Material dimasukkan ke dalam Furnace,
kemudian dimatikan.
setelah
temperatur
mencapai
8000C-9000C
Burner
Gambar Burner Soot Blower Soot blower berfungsi untuk menyemprotkan uap ke dalam ruang bakar sehingga membersihkan heat recovery area antara lain economizer, superheater, dan air heater saat unit beroperasi. Soot Blower bekerja berdasarkan waktu yang telah di tentukan,, biasanya 6 jam sekali. Uap yang digunakan adalah uap kering yang berasal superheater finishing.
Gambar Soot Blower D. Sistem Udara Pembakaran PLTU Taran Unit 3 & 4 menggunakan jenis boiler CFB (circulating fluidized bed) dmana pada boiler jenis CFB ini material bed (batubara) yang terbakar didalam furnace semakin lama naik ke bagian atas furnace, karena massanya berkurang batubara menjadi ringan dan ikut terbawa
bersama flue gas menuju cyclone. Cyclone berfungsi sebagai pemisah antara flue gas dan batubara, batubara tersebut jatuh atau masuk ke dalam cyclone, karena batubara didalam cyclone belum habis terbakar, maka batubara disirkulasikan kembali ke dalam furnace, sedangkan flue gas menuju ke Back Pass. Sistem udara pembakaran pada jenis boiler CFB disuplai dari dua aliran udara utama yaitu udara primary dan udara secondary dan dibantu oleh udara dari Fluidizing Air Blower serta udara dari limestone. 60% udara pembakaran berasal dari Primary Air Fan, 36% dari Secondary Air Fan, 3% udara berasal dari Fluidizing Air Blower dan 1% udara yang berasal dari limestone dengan total flow udara pada beban 100 MW berkisar 285.985,40 kg/h sementara untuk menghisap gas-gas hasil pembakaran (flue gas) dari ruang bakar menggunakan Induced Draft Fan. Udara primary berasal dari udara luar yang masuk ke dalam kipas (Fan) kemidian udara di hembuskan menuju tubular air heater dimana pada tubular air heater terjadi pertukaran panas antara udara primary dengan flue gas. Udara primary yang masuk ke dalam tubular air heater dengan temperatur 570C dan keluar tubular air heater dengan temperature 2150C, sedangkan temperatur gas yang masuk ke dalam tubular air heater 2850C dan temperatur flue gas keluar tubular air heater 1250C. Setelah melewati tubular air heater udara primary panas masuk ke dalam air plenum yang letaknya di bagian bawah furnace (ruang bakar), didalam air plemun udara primary ditampung atau disimpan sebelum di hembuskan ke dalam furnace melalui nozzle-nozzle bagian bawah didalam furnace.
Udara primary ini digunakan dengan jumlah flow yang banyak dibandingkan dengan jumlah flow udara secondary karena fungsi udara primary ini untuk mengangkat udara didalam furnace selain sebagai udara pembakaran. Udara secondary juga berasal dari udara luar yang masuk ke dalam kipas (Fan) kemudian udara secondary ini dihembuskan ke dalam tubular air heater dengan temperatur 460C dan keluar tubular air heater dengan temperatur 2480C didalam tubular air heater ini terjadi perpindahan panas antara flue gas dengan udara secondary, setelah melewati tubular air heater udara panas secondary masuk ke dalam furnace melalui damper-damper yang letaknya di bagiab depan yang jumlahnya delapan buah damper sedangkan di bagian belakang jumlahnya empat buah damper, selain itu udara panas secondary digunakan pada saat star-up burner dengan menggunakan HSD. Selain dari udara primary dan udara secondary udara pembakaran juga dibantu oleh udara fluidizing air blower dan udara dari limestone, udara fluidizing air blower ini masuk ke dalam furnace bersama udara yang belum habis terbakar pada cyclone serta udara pembakaran yang berasal dari udara yang masuk bersama limestone. Sedangkan untuk menghisap sisa-sisa hasil pembakaran (Flue Gas) digunakan Induce Draft Fan (IDF), IDF ini juga berfungsi untuk menghembuskan sisa-sisa hasil pembakaran (Flue Gas) menuju ke Stack. E. Siklus Bahan Bakar
Batubara merupakan bahan bakar pokok dari PLTU Tarahan, yang menjadi sumber penyuplai batubara adalah PT. Bukit Asam dengan menggukan conveyor. Batubara yang akan dipergunakan untuk bahan bakar di PLTU Tarahan sebelumnya telah melalui beberapa tahap seleksi, mulai dari pemisahan logam-logam yang ikut di transfer bersama batubara. Setelah melalui tahap itu, kemudian batubara di transfer ke coal crusher untuk di hancurkan menjadi halus dengan ukuran yang kecil (6mm). Selesai di hancurkan, batubara kemudian di transfer ke coal bunker dan kemudian akan dipergunakan untuk bahan bakar. Dilain pihak selain batubara dipergunakan sebagai bahan bakar pokok, minyak solar pun dipergunakan sebagai bahan bakar, tetapi untuk penggunaan solar tidak menjadi inti bahan bakar pada PLTU Taran. Solar dipergunakan untuk star awal PLTU Tarahan, setelah temperatur dan pressure Furnace sudah bisa untuk menggunakan batubara maka solar di non aktifkan atau tidak dipergunakan lagi. F. Siklus Air dan Uap Prinsip kerja dari PLTU adalah dengan menggunakan siklus air uap, air yang merupakan suatu sistem tertutup. Air kondensat atau air dari hasil proses pengondensasian di condensor dan air dari make up water (air yang telah dimurnikan di water treatment) dipompa oleh Condensate Pump ke pemanas tekanan rendah (low pressure heater). Disini air dipanasi kemudian dimasukkan ke deaerator untuk menghilangkan gas udara (oksigen), kemudian air ini dipompa oleh Boiler Feedwater Pump masuk ke pemanas tekanan tinggi (high pressure heater) lalu menuju ke
economizer. Dari economizer yang selanjutnya masuk ke boiler drum, di Boiler Drum masih terbentuk dua fasa, yakni fasa air dan fasa uap, yang masih berbentuk fasa air di alirkan ke pipa Down Comer untuk dipanaskan pada wall tubes oleh boiler. Uap air ini dikumpulkan kembali pada steam drum, kemudian dipanaskan lebih lanjut ke superheater. Keluar dari superheater sudah berubah menjadi uap kering yang mempunyai tekanan dan temperatur tinggi dan selanjutnya uap ini digunakan untuk menggerakkan sudu-sudu turbin. Didalam turbin uap bertekanan memutar turbin. Turbin berputar, generator pun berputar dikarenakan turbin dan generator satu poros. Dengan putaran 3000 rpm dan frekuensi 50 hz maka akan dihasilkan beban dengan besar 100 MW per unit. Uap sisa setelah memutar turbin kemudian masuk ke Condensor. Didalam Condensor, uap mengembun dan menjadi air kembali. Air keluar dari Condensor disalurkan ke Low Pressure (LP) Heater dengan menggunakan Condensor Pump (CP) kemudian ke Deaerator dan High Pressure (HP) Heater. Air keluaran HP Heater kemudian menuju Economizer dan disalurkan ke Boiler Drum. G. Proses Pembakaran Dalam Furnace 1. Coal dan Limestone dimasukkan ke dalam Furnace, setelah Fluidizing Air Blower / Primary Air Fan dari air plenum melalui nozzle grate. Tekanan Primary air menyebabkan bed material melayang di bagian bawah Furnace (primary zone).
2. Aliran udara turbulen menyebabkan coal cepat bercampur dengan limestone secara merata dengan bed material. Fluidizing air / primary air dan bed temperatur menyebabkan material terbakar dan sirkulasi. 3. Material batu bara yang telah terbakar semakin lama naik ke bagian upper furnace karena massanya berkurang, kemudian masuk ke cyclone, batubara menabrak vortex vendor, sehingga flue gas dan fly ash terpisah dari material. 4. Material solid berputar menuju outlet cyclone dengan bantuan udara dari fluidizing air blower menuju sealpot dan diinjeksikan kembali ke furnace melalui sealpot return duct. H. Visual Basic
[PDF] BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Boiler Boiler ... repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20329/.../Chapter%20II.pdf