Sap Praktikum
Sap Praktikum
Sap Praktikum
PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2012
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PRAKTIK KLINIK I.IDENTITAS 1. Mata kuliah 2. Program studi 3. Kode/bobot SKS 4. Semester 5. Elemen kompetensi 6. Jenis kompetensi 7. Waktu Kuliah 8. Pokok Bahasan II.STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa memiliki wawasan dan pemahaman tentang asuhan kebidanan ibu nifas sehingga mampu memberikan KIE/Konseling kebutuhan dasar masa nifas. III.KOMPETENSI DASAR Mahasiswa mampu melakukan pemberian asuhan kebidanan KIE/Konseling pada ibu nifas sesuai dengan standar pemenuhan kebutuhan dasar ibu nifas. IV.INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Setelah berakhir perkuliahan mahasiswa dapat : 1. Memberikan penjelasan mengenai kebutuhan dasar ibu masa nifas 2. Melakukan demonstrasi KIE/Konseling kebutuhan dasar masa nifas dengan prosedur dan secara teliti dan aman V.TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui demonstrasi di LAB mahasiswa dapat : 1. Memberikan penjelasan mengenai kebutuhan dasar ibu masa nifas. 2. Melakukan demonstrasi KIE/Konseling kebutuhan dasar masa nifas : Asuhan Kebidanan III (Nifas) : DIII Kebidanan : BD 2104 / 2 sks : II (Dua) : MBK : Utama : 1 x 20 menit : Kebutuhan dasar ibu dalam masa nifas
dengan prosedur dan secara teliti dan aman VI.DISKRIPSI MATERI 1. Macam-macam kebutuhan dasar masa nifas VII.METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN 1. Demonstrasi VIII.MEDIA PEMBELAJARAN 1. Ceklist 2. Job sheet IX.KEGIATAN PEMBELAJARAN Komponen langkah Pre conference Uraian kegiatan Metode Media Estimasi Waktu 3 me nit
Conference
1. Menyampaikan Ceramah pokok bahasan 2. Menanyakan terkait materi yang akan diajarkan (Apersepsi). 3. Deskripsi singkat mengenai Kebutuhan dasar ibu dalam masa nifas menurut islam Q.S AlBaqarah : 222 1. Menjelaskan Demonstrasi tujuan kompetensi 2. Menyamakan persepsi dalam proses pembelajaran 3. Meminta mahasiswa untuk mendemonstrasik an KIE/Konseling 4. Melakukan pengamatan selama mahasiswa
15 menit
Post Conference
melakukan keterampilan 5. Mencatat kinerja mahasiswa dalam penuntun belajar selama pengamatan 6. Menanyakan pendapat mahasiswa tentang keterampilan yang telah dilakukan 1. Melakukan umpan Ceramah balik 2. Menyimpulkan materi
Che cklis t
2 menit
X.PENILAIAN 1. Jenis Unjuk Kerja 2. Bentuk Ceklist XI.SUMBER BELAJAR 1. Saleha, Siti, 2009, Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Jakarta : Salemba Medika. 2. Maryunani, Anik, 2009, Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas (Postpartum), Jakarta : TIM. 3. Hani, Ummu, 2010. Modul Asuhan Kebidanan III B (Nifas). Program Studi Kebidanan Stikes Aisyiyah.
(................................................)
( Sri Utari )
Lampiran MATERI KEBUTUHAN DASAR MASA NIFAS Masa nifas (Puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berkahir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Asuhan masa nifas dalam periodeini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50 % kematian masa nifasbterjadi dalam 24 jam pertama. Ibu nifas memiliki kebutuhan dasar yang perlu diperhatikan di antaranya : 1. Gizi Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%, karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air yang cukup untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa. Makanan yang dikonsumsi berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses memproduksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet atau pewarna. Ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut : a. Mengkonsumsi tambahan kalori 500 tiap hari
b. Diet berimbang yaitu makanan yang mengandung karbohidrat yang cukup, protein dan vitamin yang tinggi serta mineral yang cukup. c. Minum sedikitnya 3 liter tiap hari, yaitu menganjurkan ibu untuk minum air hangat kuku setiap kali hendak menyusui. d. Konsumsi zat besi selama 40 hari setelah melahirkan e. Konsumsi kapsul vitamin A f. Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan. 2. Ambulasi Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu pospartum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam post partum. Keuntungan early ambulation adalah : a. Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation b. Faal usus dan kandung kemih lebih baik c. Early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya selama ibu masih dalam perawatan. 3. Eliminasi a. Miksi Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam pospartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan katerisasi. Akan tetapi, jika ternyata kandung kemih penuh, tidak perlu menunggu 8 jam untuk dikaterisasi. Penyebab terjadinya kesulitan dalam berkemih (retensio urine) pada ibu postpartum diantaranya : berkurangnya tekanan intraabdominal, otot-otot perut masih lemah, edema dan uretra, dinding kandung kemih kurang sensitif. b. Defekasi BAB seharusnya dilakukan 2 3 hari post partum. Bila masih sulit BAB dan terjadi obstipasi dapat diberikan obat rangsangan per oral atau per
rektal. Jika masih belum bisa dapat dilakukan klisma (huknah). 4. Personal hygiene Pada masa postpartum, seseorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga. a. Perawatan payudara Telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentkan dengan cara: Pembalutan mammae sampai tertekan, pemberian obat esterogen untuk supresi LH. b. Laktasi Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan terjadi perubahan pada kelenjar mammae. Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting merupakan rangsangan yang psikis yang secara reflektoris, mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi ASI akan lebih banyak. Sebagai efek positif adalah involusi uteri akan lebih sempurna. Disamping itu, ASI merupakan makanan utama bagi bayi yang tidak ada bandingannya. Tanda bayi mendapat cukup ASI : Bayi BAK 6 kali dalam 24 jam Bayi ada BAB Bayi tampak puas Menyusui 10 12 kali dalam 24 jam Payudara ibu tampak lonjong dan terasa lembut Bayi bertambah berat badan Ibu merasakan aliran ASI c. Kebersihan Diri Anjurkan kebersihan seluruh tubuh/personal hygiene Anjurkan kebersihan daerah genitalia Sarankan untuk sering mengganti pembalut
Cuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan alat genitalia Jika ada luka episiotomi/laserasi, hindari menyentuh daerah luka, kompres luka tersebut dengan kassa bethadine setiap pagi dan sore hari untuk pengeringan luka dan menghindari terjadinya infeksi. 5. Istirahat 1. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup 2. Sarankan kembali pada kegiatan rumah tangga secara perlahan 3. Sarankan untuk istirahat siang selagi bayi tidur 4. Kurang istirahat dapat menyebabkan: Kurangnya suplai ASI Memperlambat proses involusi Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan merawat bayi sendiri 6. Aktifitas Seksual 1. Secara fisik aman, begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari. 2. Tradisi yang menunda hubungan suami istri sampai waktu tertentu. Hal ini tergantung pasangan 3. Begitu darah merah berhenti, boleh melakukan hubungan suami istri 4. Untuk kesehatan sebaiknya ibu mengikuti program KB 5. Pada saat permulaan hubungan seksual perhatikan jumlah waktu, penggunaan kontrasepsi (jika menggunakan), dispareuni, kenikmatan dan kepuasan wanita dan pasangan serta masih dalam hubungan seksual. 7. Latihan senam nifas Latihan yang paling penting untuk dilakukan dalam beberapa minggu pertama setelah melahirkan adalah beristirahat dan mengenal bayinya. Relaksasi dan tidur adalah hal yang sangat penting. Semua wanita akan sembuh dari persalinannya dengan waktu yang berbeda-beda, ingatkan ibu agar bersikap ramah terhadap dirinya sendiri. Banyak diantara senam post partum sebenarnya adalah sama dengan senam antenatal. Hal yang penting bgai ibu adalah agar senam tersebut hendaknya dilakukan secara perlahan kemudian semakin lama semakin sering/kuat.