Makalah Fiswan Sistem Reproduksi Betina
Makalah Fiswan Sistem Reproduksi Betina
Makalah Fiswan Sistem Reproduksi Betina
Disusun Oleh: Ani Rohayati Ariesta Nurani Fensi Eka Septiandini Fida Nurlaeli Irma Priyatna Khairun Nisa
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA 2011
SISTEM REPRODUKSI
Sistem reproduksi pada hewan vertebrata terbagi menjadi 3, yaitu: Ovipar ( bertelur ), ovovivipar ( bertelur melahirkan ), dan vivipar ( melahirkan ). Sedangkan cara fertilisasinya terbagi menjadi 2, yaitu: fertilisasi internal ( fertilisasi yang terjadi dalam tubuh hewan betina ) dan fertilisasi eksternal ( fertilisasi yang terjadi di luar tubuh ). Fertilisasi eksternal adalah penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina, yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces) dan amfibi (katak). Sedangkan fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan Mamalia. Hewan yang berkembangbiak dengan cara Ovipar (Bertelur), setelah sel gamet jantan dan betina melakukan fertilisasi, embrio akan berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada ikan, burung dan beberapa jenis reptil. Hewan yang berkembangbiak dengan cara Vivipar (Beranak), setelah sel telur dan sel sperma melakukan fertilisasi, embrio berkembang dan mendapatkan makanan dari dalam uterus (rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan dikeluarkan melewati vagina induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah kelompok mamalia (hewan yang menyusui), misalnya kelinci dan kucing. Sedangkan hewan yang berkembnagbiak dengan cara Ovovivipar (Bertelur dan Beranak), setelah sel telur dan sel sperma melakukan fertilisasi embrio akan berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal), beberapa jenis ikan pari, dan beberapa jenis ikan hiu. SISTEM REPRODUKSI BETINA
A. Sistem Reproduksi Pisces Pada umumnya, ikan merupakan hewan yang berkembangbiak dengan cara ovipar ( bertelur ), namun ada beberapa golongan ikan yang berkembangbiak dengan cara ovovivipar ( bertelur melahirkan ) dan vivipar ( melahirkan ). Ikan terbagi menjadi dua, ada ikan bertulang rawan ( Chondrichthyes ) dan ada ikan yang bertulang sejati. Ikan bertulang rawan, misalnya Hiu ( Charcharias sp. ) dan pari pada umumnya berkembangbiak dengan cara vivipar dan ovovivipar walaupun ada sebagian dari golongan ikan tersebut yang berkembangbiak dengan cara ovipar. Sedangkan ikan bertulang sejati, misalnya ikan mas berkembangbiak dengan cara bertelur. Begitu juga dengan cara pembuahannya, ikan bertulang rawan pada umumnya melakukan pembuahan secara internal, yaitu pembuahan yang terjadi di dalam tubuh, tepatnya di uterus hewan betina. Sedangkan ikan bertulang sejati, pembuahannya dilakukan secara eksternal atau di luar tubuh, jadi betina mengeluarkan sel telurnya dan jantan mengeluarkan sel spermanya yang kemudian sel sperma tersebut membuahi sel telur di lingkungan luar, bukan dalam uterus hewan betina. 1. 2. Organ Reproduksi Ikan Organ reproduksi pada ikan terbagi menjadi 2. Yaitu: Alat kelamin luar: Kloaka ( lubang pengeluaran Alat kelamin dalam: Oviduk, ovarium. sel telur ) Ovarium merupakan tempat dihasilkannya sel telur ( ovum ), Berbentuk longitudinal, letaknya internal dan berjumlah sepasang. Tergantung pd bagian atas rongga tubuh dgn perantaraan mesovaria di bawah atau di samping gelembung gas (jika ada). Ukuran dan perkembangannya dlm rongga tubuh bervariasi dgn tingkat kematangannya. Dalam keadaan matang gonad, ovarium dpt mencapai 70% dr berat tubuhnya.
Warna: keputih-putihan pd waktu muda dan menjadi kekuningan pd waktu Matang. Pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki ukuran telur sendiri, ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan menentukan jumlah telur yang dimiliki oleh seekor induk. Ikan yang memiliki ukuran telur besar contohnya ikan Nila dan Arwana, akan memiliki jumlah telur yang lebih sedikit disbanding dengan ikan yang ukuran telurnya kecil seperti ikan Cupang dan Mas. Hal ini disebabkan oleh kapasitas yang dimiliki si induk untuk menampung telur. Ukuran telur ikan banyak ditentukan oleh ukuran kuning telurnya. Makin besar kuning telur makin besar pula peluang embrio untuk bertahan hidup. Sedangkan oviduk merupakan saluran pengeluaran sel-sel telur yang akan bermuara pada kloaka. Cara Ikan Bereproduksi Pada ikan yang pembuahannya secara eksternal, ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun oleh tumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam air.
Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada celah-celah batu. Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 40 jam. Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup. Sedangkan pada ikan yang pembuahannya secara internal, seperti hiu dan pari. Sel telur tetap dihasilkan oleh ovarium kemudian menuju oviduk untuk dibuahi dan selanjutnya akan melekat pada uterus hewan betina. Perkembangan Ikan Awal perkembangan dimulai saat pembuahan (fertilisasi) sebuah sel telur oleh sel sperma yg membentuk zygot (sigot). Gametogenesis merupakan fase akhir perkembangan individu dan persiapan utk generasi berikutnya. Proses perkembangan yg berlangsung dari gametogenesis sampai dgn membentuk sigot disebut progenesis. Proses selanjutnya disebut embriogenesis (blastogene) yang mencakup pembelahan sel sigot (cleavage), blastulasi, gastrulasi, dan neurulasi. Proses selanjutnya adalah organogenesis , yaitu pembentukan alat-alat (organ) tubuh. Embriologi mencakup proses perkembangan setelah fertilisasi sampai dengan organogenesis sebelum menetas atau lahir Urutan periode perkembangan ikan Embrio dini (early embrionic): dimulai saat pembuahan telur oleh sperma dan berakhir saat organ-organ terbentuk
Embrio transisi (larva): mencakup transformasi sistem organ dan bentuk badan embrio dini menjadi mirip seperti yang dewasa.Bentuk tetap (definitif) terbentuk pada akhir atau menjelang akhir fase tersebut. Selama fase ini terbentuk 2 macam larva, yaitu: larva yg hidup bebas dan tdk hidup bebas. Larva hidup bebas mempunyai bagian (alat) pelindung embrio utk hidup di luar. Pasca embrio:Terdiri dari fase-fase dewasa kelamin dan tua. Pada ikan muda sistem organ reproduksi telah terbentuk.Bentuk badan spt pada ikan dewasa dan memiliki ciri-ciri sekunder saat dewasa seksual dan sudah mampu berpijah B. Sistem Reproduksi Amphibi Amphibi meliputi katak dan kodok, merupakan hewan yang sistem reproduksinya dilakukan dengan cara ovipar atau bertelur, dengan pembuahan yang dilakukan secara eksternal atau di luar tubuh, artinya penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan eksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara internal. Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina yang sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapai ribuan. Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi sebagai tempat pegangan bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupan telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk memegang erat katak betina ketika terjadi fertilisasi. Organ Reproduksi Katak Organ reproduksi katak terbagi atas alat kelamin luar dan alat kelamin dalam, alat kelamin luarnya kloaka sedangkan alat kelamin dalamnya adalah oviduk dan ovarium yang fungsinya sama seperti oviduk dan ovarium yang terdapat pada ikan.
Cara katak bereproduksi Kodok dan katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakkan
induknya di air, di sarang busa, atau di tempat-tempat basah lainnya. Beberapa jenis kodok pegunungan menyimpan telurnya di antara lumut-lumut yang basah di pepohonan. Sementara jenis kodok hutan yang lain menitipkan telurnya di punggung kodok jantan yang lembab, yang akan selalu menjaga dan membawanya hingga menetas bahkan hingga menjadi kodok kecil.Sekali bertelur katak bisa menghasilkan 5000-20000 telur, tergantung dari kualitas induk dan berlangsung sebanyak tiga kali dalam setahun. Telur-telur kodok dan katak menetas menjadi berudu atau kecebong yang bertubuh mirip ikan gendut, bernafas dengan insang dan selama beberapa lama hidup di air. Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang, yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya kaki depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan paru-paru. Setelah masanya, berudu ini akan melompat ke darat sebagai kodok atau katak kecil. Kodok dan katak kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat bulan mati atau pada ketika menjelang hujan. Pada saat itu kodok-kodok jantan akan berbunyi-bunyi untuk memanggil betinanya, dari tepian atau tengah perairan. Beberapa jenisnya, seperti kodok tegalan (Fejervarya limnocharis) dan kintel lekat alias belentung (Kaloula baleata), kerap membentuk grup nyanyi,
di mana beberapa hewan jantan berkumpul berdekatan dan berbunyi bersahutsahutan. Suara keras kodok dihasilkan oleh kantung suara yang terletak di sekitar lehernya, yang akan menggembung besar manakala digunakan. Pembuahan pada kodok dilakukan di luar tubuh. Kodok jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang kodok jantan akan memijat perut kodok betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan kodok jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina.
Pada saat bereproduksi katak dewasa akan mencari lingkungan yang berair. Disana mereka meletakkan telurnya untuk dibuahi secara eksternal. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan mencari nutrisi yang dibutuhkan dari lingkungannya, kemudian berkembang menjadi dewasa dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya hidup di darat, sebuah proses yang dikenal dengan metamorfosis. Tidak seperti telur reptil dan burung, telur katak tidak memiliki cangkang dan selaput embrio. Sebaliknya telur katak hanya dilindungi oleh kapsul mukoid yang sangat permeabel sehingga telur katak harus berkembang di lingkungan yang sangat lembab atau berair. Metamorfosis Katak Pada awalnya, katak betina
dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi Berudu.berudu hidup di air Setelah berumur 2 hari, Berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul.
Umur 12 minggu, kaki depannya mulai berbentuk,ingsang tak berfungsi lagi ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan paru-paru.maka bentuk dari muka akan lebih jelas Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa dan kmbali berkembang biak. Ada beberapa hal yang berbeda dari daur amfibi pada umumnya. Beberapa spesies salamander tidak perlu bermetamorfosis untuk menjadi dewasa sepenuhnya secara seksual, dan hanya akan bermetamorfosis dalam tekanan kondisi lingkungan tertentu. Banyak spesies kodok tropis meletakkan telurnya di darat, di mana kecebong bermetamorfosis di dalam telur. Ketika mereka menetas, mereka menjadi dewasa yang belum benar-benar matang, kadangkadang masih memiliki ekor yang dalam beberapa hari kemudian diserap kembali. C. Sistem Reproduksi Reptil Pada umumnya reptil merupakan hewan yang berkembangbiak dengan cara ovipar, namun beberapa golongan reptil seperti ular ada yang berkembangbiak dengan cara ovovivipar, tidak seperti melahirkan pada umumnya, ular tetap bertelur namun telur tersebut menetas si rahim kemudian berkembang baru setelah itu dilahirkan. Namun, reptil seperti golongan buaya, berkembangbiak dengan cara ovipar ( bertelur ). Fertilisasi hewan reptil dilakukan secara internal. Ovum yang dihasilkan oleh ovarium akan menuju oviduk untuk dibuahi sel sperma dari hewan jantan. Organ Reproduksi
a. Ovarium
berjumlah
sepasang,
berbentuk
oval
dengan
bagian
terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur.
Cara reptil bereproduksi Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewanhewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina. Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah. Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya. D. Sistem Reproduksi Aves Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung jantan tidak memiliki alat
kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. 1. Sistem Genitalia Betina. a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen. b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur. 1. Proses Festilisasi Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka. Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang. E. Sistem Reproduksi Mammalia
Semua mammalia berkembangbiak dengan cara vivipar dan melakukan pembuahan secara internal. Mammalia berasal dari kata mammae yang artinya kelenjar susu. Jadi, semua hewan mammalia memiliki kelenjar susu, kecuali paus dan lumba-lumba Organ Reproduksi Mammalia Dibedakan menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam. Organ reproduksi luar terdiri dari : 1. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara. 2. Vulva merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar dan terbagi Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak di bagian Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di bagian menjadi 2 bagian yaitu : luas dan membatasi vulva. dalam dan membatasi vulva
Organ reproduksi dalam terdiri dari : 1. Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon wanita seperti :
2.
Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada Progesterone yang berfungsi dalam memelihara masa kehamilan. Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal
ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium.
3.
Infundibulum
merupakan
bagian
ujung
oviduct
yang
berbentuk
corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae. 4. Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya. 5. Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya. 6. Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk seperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu : uterus. Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya. Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah. Bila tidak terjadi pembuahanmaka dinding endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan dengan sel ovum matang. 7. Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina. 8.
9.
Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada Klitoris merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva.
vagina.
ovum. Proses oogenensis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu : 1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum.
2. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH. 3. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses
pematangan sel ovum). 4. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH
Selama 28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh ovarium. Sel telur ini telah matang (mengalami peristiwa ovulasi). Selama hidupnya seorang wanita hanya dapat menghasilkan 400 buah sel ovum setelah masa menopause yaitu berhentinya seorang wanita untuk menghasilkan sel ovum yang matang Karena sudah tidak dihasilkannya hormon, sehingga berhentinya siklus menstruasi sekitar usia 45-50 tahun.
Setelah ovulasi maka sel ovum akan mengalami 2 kemungkinan yaitu : a. Tidak terjadi fertilisasi maka sel ovum akan mengalami MENSTRUASI yaitu luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Terjadi secara periodic/sikus. Mempunyai kisaran waktu tiap siklus sekitar 28-35 hari setiap bulannya. b. Terjadi FERTILISASI yaitu peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada dinding uterus dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin. Keadaan demikian disebut dengan masa kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari uterus setelah berusia 40 minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut dengan kelahiran. Siklus Reproduksi Siklus reproduksi adalah perubahan siklus yang terjadi pada sistem reproduksi (ovarium, oviduk, uterus dan vagina) hewan betina dewasa yang tidak hamil, yang memperlihatkan hubungan antara satu dengan yang lainnya. Siklus reproduksi pada mamalia primata disebut dengan siklus menstruasi, sedangkan siklus reproduksi pada non primata disebut dengan siklus estrus. Siklus estrus ditandai dengan adanya estrus (birahi). Pada saat estrus, hewan betin akan reseftif sebab di dalam ovarium sedang ovulasi dan uterusnya berada pada fase yang tepat untuk implantasi untuk fase berikutnya disebut dengan satu siklus estrus. Panjang siklus estrus pada tikus mencit adalah 4-5 hari, pada babi, sapi dan kuda 21 hari dan pada marmut 15 hari . Pada mamalia khususnya pada manusia siklus reproduksi yang melibatkan berbagai organ yaitu uterus, ovarium, mame yang berlangsung dalam suatu waktu tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan oleh adanya pengaturan/koordinasi yang disebut dengan hormon (hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang langsung dialirkan ke dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ target).
ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormone estrogen dan progresteron sehingga kandun gan hormon dalam darah menjadi tidak ada. 2. Fase Proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormon progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormone estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek. 3. Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah. 4. Fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase pendarahan/menstruasi.
Siklus Estrus Pada kebanyakan vertebrata dengan pengecualian primata, kemauan menerima hewan jantan terbatas selama masa yang disebut estrus atau berahi. Selama estrus, hewan-hewan betina, secara fisiologis dan psikologis dipersiapkan untuk menerima hewan-hewan jantan, dan perubahan-perubahan struktural terjadi di dalam organ-organ assesori seks betina. Hewan-hewan monoestrus menyelesaikan satu siklus estrus setiap tahun sedangkan hewan-hewan poliestrus menyelesaikan dua atau lebih siklus estrus setiap tahun apabila tidak diganggu oleh kehamilan Siklus estrus dapat dibagi dalam beberapa tahap yaitu tahap diestrus, proestrus, estrus, dan metestrus. Tahap-tahap siklus dapat ditentukan dengan melihat gambaran sitologi apusan vagina. Pada saat estrus, vagina memperlihatkan sel-sel epitel yang menanduk. Apusan vagina biasanya dibuat pada hewan hewan laboratorium, umpanya mencit dan tikus, sebelum hewan jantan dan betina disatukan, penyatuan sebaiknya dilakukan pada saat estrus awal. Pada saat estrus, vulva hewan betina biasanya merah dan bengkak. Adanya
sumbat vagina setelah penyatuan menandakan bahwa kopulasi telah berlangsung, dan hari itu ditentukan sebagai hari kehamilan yang ke nol. Manivestasi psikologis birahi ditimbulkan oleh hormon seks betina, yakni estrogen yang dihasilkan oleh folikel-folikel ovarium. Berahi yang jelas dapat ditimbulkan pemberian estrogen, bahkan dapat diberikan pada betina yang dioverektomi. Perlu diingat bahwa meskipun berahi disebabkan oleh ovarium, tetapi dengan pengertian bebas dari aktifitas ovarium. Pada betina yang intak, estrogen dari luar dapat menimbulkan berahi pada hampir tiap saat selama periode siklus estrus, oleh sebab itu maka berahi dapat dipisahkan sama sekali dari peristiwa yang terpenting pada ovarium, yakni ovulasi. Pada terapi dengan menggunkan estrogen, adanya faktor ini dalam praktek kedokteran hewan sering dilupakan. Dua jenis siklus yang berbeda ditemukan pada mamalia betina. Manusia dan banyak primata lain mampunyai siklus menstruasi (menstrual cycle), sementara mamalia lain mempunya siklus estrus (estrous cycle). Pada kedua kasus ini ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam siklus ini setelah endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena menyiapkan uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu perbedaan antara kedua siklus itu melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika kehamilan tidak terjadi. Pada siklus mnestruasi endometrium akan meluruh dari uterus melalui serviks dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada siklus estrus endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan yang banyak.
1. Perubahan-perubahan yang terjadi pada ovarium selama siklus estrus :
Selama tidak ada aktifitas seksual (diestrus) terlihat terlihat folikel kecil-kecil (folicle primer).
2. Sebelum estrus folikel_folikel ini akan menjkadi besar tetapi akhirnya hanya
Pada manusia dan hewan primata lainnya mempunya siklus menstruasi, pada mamalia lain dikenal adanya siklus estrus (estrous cycle). Pada siklus estrus lapisan endometrium yang telah dipersiapkan untuk menerima konsepsi, akan diserap kembali oleh uterus bila tak terjadi pembuahan, sehingga tidak banyak terjadi pendarahan. Pada hewan betina periode seputar ovulasi, vagina mengalami perubahan yang memungkinkan terjadinya perkawinan, periode ini disebut dengan estrus. Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan endometrium pada uterus akan luruh keluar tubuh, sedangkan pada siklus uterus jika tidak terjadi pembuahan, endometrium akan direabsorbsi oleh tubuh. Siklus estrus pada bebagai jenis hewan, berbeda-beda begitupun dengan jumlah siklus estrusnya dalam setahun berbeda pula. Siklus estrus ini terjadi secara berkala. Bila dalam satu tahun hanya satu siklus disebut dengan monoestrus, misalnya menjangan satu kali dalam satu tahun pada mamalia kecuali primata terjadi berhai pada yang betina disebut estrus {heat), pada saat itu binatang betina siap untuk kawin. Terlihat keadaan betina gelisah. Masa satu periode estrus ke estrus berikutnya disebut satu siklus estrus. Kalau terjadi perkawinan dan hamil, maka siklus estrus berhenti sampai bayi lahir. Bila tidak maka siklus jalan terus. Banyak hewan ketika berahi menjadi sangat aktif. Babi dan sapi pada saat berahi berjalan empat atau lima kali lebih banyak dibandingkan dengan sisa masa siklusnya. Aktifitas yang tinggi ini di sebabkan oleh estrogen. Tikus yang berada di dalam kandang berlari secara spontan jauh lebih banyak ketika berahi dibandingkan selama diestrus. Siklus estrus berhubungan erat dengan perubahan organ-organ reproduksi yang berlangsung pada hewan betina. Hubungan antara siklus vagina , siklus estrus, dan siklus ovarium dalam kaitannya dengan siklus estrus yaitu : a. Siklus vagina : Selama fase estrus atau birahi atau perkembngan folikel yang maksimal, serviks mensekresi lendir dalam jumlah terbesar dan tercair pada manusia terdapat pada saat ovulasi
b. Siklus uterus : Selama fase estrus atau birahi ukuran atau histologi uterus tidak pernah statis. Perubahan yng sangat nyata terjadi di endomterium dan kelenjarnya. Selama fase folikuler dari siklus estrus, kelenjar uterus sederhana dan lurus dan sedikit cabang. Penampilan uterus ini menandkn untuk stimulasi estrogen. Selama fase luteal, yakni saat proegesteron beraksi terhadap uterus, endometrium beratambah tebal secara mencolok, diameter dan panjang kelenjar meningkat secara cepat menjadi percabangan dan berkelok-kelok. c. Siklus ovarium: Puncak peristiwa siklus estrus adalah peristiwa pecahnya folikel dan terlepasnya ovum dari ovarium. Pada sapi 75 % mengalami ovulasi 12 sampai 14 jam setelah birahi berakhir, yang lain mengalami ovulasi lebih awal, yaitu 2,5 jam sebelum ovulasi berakhir. Pada wanita akan mengalami ovulasi kirakira hari ke 14 dari siklus. Pada beberapa hewan, variasi saat ovulasi tidak jelas. Hormon-hormon yang berperan dalam mengatur siklus reproduksi pada manusia dan pengaruhnya yaitu : a. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone) Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. LH akan merangsang terjadinya ovulasi dan FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel dan pembentukan hormon estrogen. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
b. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma selain itu estrogen juga berfungsi untuk menghambat terbentuknya FSH dan membentuk LH.
c. Progesterone
Hormon
ini
diproduksi
oleh
korpus
luteum.
Progesterone
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
d. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya. klus reproduksi mammalia ovarium kembali ke level basal Tahapan Fertilisasi
Tahapan waktu dalam fertilisasi : 1. Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis menjadi 2 sel, 4, 8, 16 sel. 2. Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula. Morula akan berkembang menjadi blastula. Rongga blastosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass. Blastosit dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk
menyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari. 3. Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik menstruasi. 4. Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus. 5. Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding embrio inilah yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ tubuh akan berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan. Hormon-hormon yang berperan dalam proses kehamilan: 1. Progesteron dan estrogen, merupakan hormon yang berperanan dalam masa kehamilan 3-4 bulan pertama masa kehamilan. Setelah itu fungsinya diambil alih oleh plasenta. Hormone estrogen makin banyak dihasilkan seiring dengan bertambahnya usia kandungan karena fungsinya yang merangsang kontraksi uterus. Sedangkan hormon progesterone semakin sedikit karena fungsinya yang menghambat kontraksi uterus. 2. Prolaktin merupakan hormon yang disekresikan oleh plasenta dan berfungsi untuk memacu glandula mamae untuk memproduksi air susu. Serta untuk mengatur metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus) tetap mendapatkan nutrisi. 3. HCG (hormone chorionic gonadotrophin) merupakan hormone untuk mendeteksi adanya kehamilan. Bekerja padahari ke-8 hingga minggu ke-8 pada masa kehamilan. Hormon ini ditemukan pada urine wania pada uji kehamilan. 4. Hormon oksitosin merupakan hormone yang berperan dalam kontraksi uterus menjelang persalianan. Tipe Uterus Mamalia Ada 4 macam tipe uterus: 1. Dupleks; uterus kanan dan kiri terpisan dan bermuara secara terpisah ke vagina. Uterus ini dimiliki oleh golongan hewan pengerat seperti tikus. gonadotrophin). Hormon ini melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi hormone progesteron dan estrogen sehingga mencegah
2. Bipartit; uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satui lubang. 3. Bikornuat; bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan satu lubang. Uterus ini dimiliki oleh golongan hewan ungulata. 4. Simpleks; semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus.