Lumut Daun
Lumut Daun
Lumut Daun
Label: Biologi
2.1Klasifikasi
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Bryopceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Spesies : Bryopsida sp
2.2Pengertian
Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar (rizoid),
batang dan daun. Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan
Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid
Bryopsida adalah kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi tingkat
perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah mempunyai bagian-bagian yang lebih kompleks.
Gametofit dari lumut daun umumnya dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang terdiri dari benang
bercabang-cabang, dan gametafora yang berbatang dan berdaun.Sporogonium dari lumut daun terdiri atas bagian
kaki, seta dan kapsul. Selanjutnya bagian kapsul mempunyai bagian-bagian yang dinamakan apofise, kotak spora
atau teka, dan tutup atau operculum. Kebanyakan ahli bryologi membagi Bryopsida menjadi 3 anak kelas yaitu
Sphagnidae, Andreaeidae, dan Bryidae. Perbedaan dari ketiga anak kelas tersebut terutama terletak pada struktur
anatomi sporogoniumnya. Anak kelas Sphagnidae mempunyai ciri-ciri antara lain: protonema berbentuk daun kecil
yang terdiri dari satu lapis sel, gametafora pada ujungnya membentuk cabang-cabang sebagai roset yang menyerupai
jambul dan tidak mempunyai rizoid. Sporofit didukung oleh perpanjangan ujung batang yang namanya
pseudopodium. Andreaeidae mempunyai persamaan dengan Sphagnidae dalam hal sporofitnya yang didukung oleh
pseudopodium, tetapi berbeda dalam hal cara membukanya kapsul spora yaitu dengan membentuk 4 katup. Anggota
Bryidae yang tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada kapsul sporanya, didasarkan atas sifat dari
peristomanya Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu Nematodonteae dan Arthrodonteae.Peristoma adalah
gigi-gigi atau rambut-rambut yang mengelilingi stoma pada kapsul spora-spora yang dapat mengadakan gerakan
higroskopis, yaitu apabila spora-spora sudah masak peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat
keluar. Dalam klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk operkulum maupun kaliptra dapat
dijadikan dasar penggolongan yang penting. Protonema sekunder ialah protonema yang tidak berasal dari
perkecambahan spora, biasanya berupa benang-benang hijau seperti ganggang. Melalui tunas-tunas yang timbul dari
Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara
lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.
2.3Ciri-ciri
Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun
belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar,
organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis.
reproduksi vegetatif dengan spora, generatif dengan arkegonium yang menghasilkan ovum dan anteridium yang
menghasilkan sperm.
Sporofit pd umumnya lebih kecil, berumur pendek, dan hidup tergantung pada gametofit.
tubuhnya mempunyai struktur yg mirip batang, daun, dan akar, ttpi tdk mempunyai sel/jaringan dan fungsi spt pada
gametofit dibedakan dgn 2 tingkatan, yaitu protonema yg berbntk benang dan gametofora yg berupa tumbuhan
lumut
sporofitnya terdiri dari bagian seta, apofiksis, kapsul, gigi peristom, dan kaliptra
spora terdiri 2 lapisan, yaitu endospora dan eksospora, habitatnya pada tempat lembab
2.4Tempat hidup
Lumut daun dapat tumbuh diatas tanah-tanah gundul yang periodic mengalami masa kekeringan, bahkan diatas
pasir yang bergerakpun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut ini dapat juga kita jumpai diantara rumput-rumput,
diatas batu-batu cadas, pada batang pohon dan cabang-cabang pohon, dirawa-rawa, tetapi jarang didalam air.
2.5Susunan tubuh
Tumbuhan tersusun dari sumbu (batang), daun, dan rizoid multiseluler. Daun tersusun dalam 3 sampai 8 baris.
Daun mempunyai rusuk (simetri radial). Sumbu batang pada lumut daun biasanya menunjukkan diferensiasi
Alat kelamin tubuh pada bagian ujung batang, sporogonium terdiri dari kaki, tangkai dan kapsul. Gigi peristoma
2.6 Perkembangbiakan
Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun
yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus seperti pada
Alat-alat kelamin itu dikatakn bersifat banci atau berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat baik arkogenium
dan dinamakn berumah dua jika kumpulan arkegonium dan anteredium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat
kelamin dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat
mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril itu dinamakan parafisis.
2.6PERANAN
a)Fungsi
-Memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai
spons).
-Spagnum sebagai pembalut atau pengganti kapass, jika Spagnum ditambahkan ke tanah dapat menyerap air dan
b)Manfatat
lumut ini dipercaya bisa digunakan sebagai bahan obat, meski masih diperlukan penelitian lebih lanjut, termasuk uji
klinis. Secara tradisional lumut dari marga Usnea dipakai untuk obat diare atau sakit perut dengan cara direbus..
Sementara dari marga lumut spagnum dikenal sebagai obat penyakit kulit dan mata.
Morfologi dan Anatomi Lumut Kelas Hepaticopsida
Juli 22, 2009dinarardyTinggalkan komentar
Gametofit dari kelas ini masih sangat sederhana dan berdasar bentuk tubuhnya, lumut kelas ini dapat
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :
1. Tipe frondose / lumut hati bertalus (thalloid liverwort), merupakan golongan yang talusnya
berupa lembaran.
2. Tipe foliose / lumut hati berdaun (leafy liverworts), merupakan golongan yang
talusnyamenyerupai batang dengan daun – daun.
• Pada jenis tertentu terdapat alur di tengah di mana pada bagian ujungnya terdapat
penonjolan yang berfungsi sebagai gametangiofor (pendukung gametangium).
• Terdapat sel – sel asimilasi yang membatasi ruang – ruang udara.
• Terdapat lapisan epidermis yang merupakan lapisan yang berbatasan dengan udara luar.
• Terdapat porus yang menghubungkan ruang udara dengan udara luar.
Pada sisi ventral :
• Ada yang namanya rusuk tengah yang merupakan penebalan dari talus.
• Terdapat risoid dengan karakteristik unisel, tidak ada cabang, tekstur halus, serta licin dan
berjendol.
• Terdapat sisik dengan hanya 1 lapis sel meskipun ini bersifat multisel.
• Terdapat jaringan parenkim tak berwarna sebagai sel penimbun cadangan makanan.
Tipe penampang melintang talus :
a. Tipe Marchantia
Pada tipe ini daerah ventral melebar hingga ke tepi kanan kiri talus. Daerah rusuk tengah merupakan
bagian yang paling tebal dan semakin ke tepi semakin berkurang penebalannya. Daerah dorsal terdiri
atas 1 lapis ruang udara yang di batasi oleh 1 lapis sel asimilasi di mana pada dasar ruang udara
tersebut terdapat benang – benang asimilasi yang berfungsi untuk membantu dalam proses
pengikatan CO2. Contoh pada Marchantia sp. dan Targonia hipophyla.
b. Tipe Plagiochasma
Daerah ventral sedikit melebar tetapi tidak sampai ke tepi talus. Daerah dorsal terdiri dari beberapa
lapis ruang udara yang kosong. Lapisan atas dan tengah pada lapisan udara berukuran lebih kecil
dibandingkan dengan lapisan di bawahnya. Contoh pada Plagiocasma appendiculatum, P.
articulatum, dan masih terdapat contoh yang lain.
c. Tipe Stepensoniella
Daerah ventral khususnya pada rusuk tengah, tebal. Daerah dorsal terdiri dari 1 lapis ruang udara
yang besar dan kosong. Contoh pada Stepensoniella brevipedunculata, Sauchia spongiosa, dan masih
banyak lagi.
Pada “daun” :
• Bersifat dorsiventral (dapat dibedakan antara sisi dorsal dan sisi ventral) dengan
karakteristik tubuh yang lunak.
• Terdapat 2 – 3 baris daun
• Di tepi talus terdapat yang namanya daun lateral yang dibagi menjadi : daun tunggal dan
daun bilobus. Daun bilobus dibagi lagi menjadi 2, yaitu lobus postical (atas) dan lobus
antical (bawah).
• Daun ke 3 pada garus tengah di sisi ventral dinamai dengan amfigastrium yang bercirikan
ukuran lebih kecil dari daun lateral.
• Daun umumnya terdiri atas 1 lapis sel.
• Terdapat kloroplas.
• Terdapat trigome (penebalan berbentuk segitiga pada sudut – sudut sel).
Pada “batang” yang telah maju terdapat 3 macam jaringan :
Tumbuhan lumut
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan
organfotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum
memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar").
Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang
tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut
berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan
yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "lumut" dapat merujuk pada beberapa divisio. Klasifikasi lama pun
menggabungkan pula lumut hati dan lumut tanduk ke dalam Bryophyta, sehingga di dalam Bryophyta
terangkum lumut tanduk, lumut hati, dan lumut sejati (Musci). Namun, perkembangan dalam taksonomi
tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisahkan
lumut hati dan lumut tanduk ke luar dari Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan
lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia[1]. Kebun Raya Cibodas di Jawa
Barat memiliki "taman lumut" yang mengoleksi berbagai tumbuhan lumut dan lumut hati dari berbagai
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Pergiliran keturunan
• 4 Rujukan
[sunting]Pergiliran keturunan
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang
sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n).
Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat
ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak
dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang
(pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong
oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap
kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung.
Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melaluimeiosis. Sporogonium masak akan melepaskan
spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena
Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai
Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan hujan membantu menahan erosi, mengurangi bahaya
Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan
perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan
bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-
Kormus (Kormofita).
Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai
epifil. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifil maka hutan demikian disebut
hutan lumut.
Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut
(xilem dan floem).
Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu
(Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius).
Ketika kalian berada di daerah pegunungan atau batu-batuan yang ada di sungai atau di
tembok-tembok di dekat sumur rumah kalian sering kalian temukan tumbuhan yang
berwarna hijau, hidup menempel. Tumbuhan tersebut adalah Bryophyta (tumbuhan
lumut).Bryophyta berasal dari bahasa Yunani, kata bryum yang berarti lumutdan phyta
artinya adalah tumbuhan.
Ciri-Ciri Bryophyta
Klasifikasi Bryophyta
Hepaticeae ( Hepaticopsida )
Lumut hati atau Hepaticae dapat bereproduksi secara seksual dengan peleburan gamet
jantan dan betina, secara aseksual dengan pembentukan gemmae. contoh Marchantia
polymorpha,
Musci ( Bryopsida )
Disebut lumut daun karena pada jenis lumut ini telah ditemukan daun meskipun ukurannya
masih kecil . contoh Sphagnum fimbriatum,
Disebut sebagai lumut tanduk karena morfologi sporofitnya mirip seperti tanduk hewan.
Contohnya adalah Anthoceros leavis.
Reproduksi Lumut
Bagaimana lumut berkembang biak? berikut akan dijelaskan cara lumut bereproduksi:
• Mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara fase sporofit dan fase
gametofit
• Fase gametofit adalah tumbuhan lumut, menghasilkan gamet, lebih dominan dan
hidupnya lebih lama
T umbuh-tumbuhan di daratan baru ada sekitar 450 juta tahun yang lalu. Fluktuasi permukaan air dan ganggang hijau setelah
melalui proses seleksi alamiah menghasilkan lumut. Lumut dapat tumbuh di permukaan batu-batuan yang pada gilirannya
memungkinkan tumbuh-tumbuhan lain tumbuh di tempat itu. Lumut adalah tumbuhan yang paling purba yang masih ada pada
saat ini.
Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem). Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia
(alat-alat kelamin) yaitu:
a. alat kelamin jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermatozoid
b. alat kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum
Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut
berumah dua (Dioesius). Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia
berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur. Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian: vaginula (kaki),
seta (tangkai), apofisis (ujung seta yang melebar), kotak spora yang terdiri atas kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam
kotak spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.
1. Definisi:
Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisio Bryophyta (dari
bahasa Yunani bryum, "lumut" dan phyta artinya adalah "tumbuhan").
Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik
namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh
sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar"). Daun tumbuhan
lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu
tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi
membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi
sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "lumut" dapat merujuk pada beberapa divisio. Klasifikasi lama pun
menggabungkan pula lumut hati dan lumut tanduk ke dalam Bryophyta, sehingga di dalam Bryophyta
terangkum lumut tanduk, lumut hati, dan lumut sejati (Musci). Namun, perkembangan dalam taksonomi
tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisahkan
lumut hati dan lumut tanduk ke luar dari Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan
lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Kebun Raya Cibodas di Jawa
Barat memiliki "taman lumut" yang mengoleksi berbagai tumbuhan lumut dan lumut hati dari berbagai
wilayah di Indonesia dan dunia.
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang
sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n).
Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat
menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau
ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak
dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang
(pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh
gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap
kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung.
Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan
melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-
berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.
3. Klasifikasi Bryophyta
Lumut hati atau Hepaticae dapat bereproduksi secara seksual dengan peleburan gamet jantan dan
betina, secara aseksual dengan pembentukan gemmae. contoh Marchantia polymorpha,
Musci ( Bryopsida )
Disebut lumut daun karena pada jenis lumut ini telah ditemukan daun meskipun ukurannya masih kecil .
contoh Sphagnum fimbriatum,
Anthocerotaceae (lumut tanduk)
Disebut sebagai lumut tanduk karena morfologi sporofitnya mirip seperti tanduk hewan. Contohnya
adalah Anthoceros leavis.
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena
sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai
tumbuhan pada umumnya.
Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang. Beberapa spesies Sphagnum
dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata.
Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan hujan membantu menahan erosi, mengurangi bahaya
banjir, dan mampu menyerap air pada musim kemarau.