Lembaga Utama An Konsumen
Lembaga Utama An Konsumen
Lembaga Utama An Konsumen
National
National Highway
Highway Traffic
Traffic Safety
Safety National Transportation
Administration
Administration Department of Justice
(Transportation
(Transportation Department)
Department) Safety Board
Standarisasi kemanan
kendaraan bermotor Keadilan berkompetisi
Standarisasi bahan bakar Perlindungan hak-hak Keselamatan Penerbangan
kendaraan bermotor konsumen
Perlindungan konsumen
Dibalik pengalaman yang Sandra alami, ada suatu teknologi yang dinamakan
cookie, yaitu berkas penanda yang ditempatkan pada hard disk computer selama
mengunjungi suatu website. Cookie ini digunakan untuk mengidentifikasikan diri
pengguna pada situs tersebut sehingga sewaktu pengguna kembali mengunjugi situs
tersebut, situs itu dapat mengenalinya. Bisnis internet dapat menggunakan informasi ini
untuk membuat profil mengenai tindak tanduk pengguna ketika menjelajah website dan
berbelanja setiap waktu. Jika dijual kepada para pengiklan, informasi ini dapat
digunakan untuk membujuk target.
Banyak e-bisnis yang menerima teknologi ini sebagai cara untuk mempelajari
sifat dan kecenderungan konsumennya. Contohnya, pengelola jaringan mungkin
menemukan seorang pengunjung websitenya yang ternyata penggemar alat selam, data
ini menyarankan untuk memberikan informasi yang mengantarkannya pada situs utama
mengenai menyelam. Bahayanya adalah rincian informasi pribadi, seperti suatu
kebiasaan yang sifatnya sensitif, dapat jatuh ke tangan yang salah. Penelitian
menunjukkan bahwa konsumen mengalami kekhawatiran yang meningkat mengenai
kemungkinan besar ancaman terhadap privasinya. Survey majalah Business Week tahun
2000, menemukan bahwa 90% pengguna internet menyatakan ketidaknyamanannya
terhadap website yang membuat profil pribadi kemudian menghubungkan nama aslinya
dengan kebiasaan menjelajah internet dan pola berbelanjanya.
Dilema mengenai bagaimana menciptakan cara terbaik untuk melindungi privasi
konsumen dengan tetap membantu perkembangan keabsahan perniagaan melalui
internet, telah menimbulkan perdebatan yang cukup panjang. Tiga solusi utama telah
diusulkan, yaitu bantuan konsumen itu sendiri, regulasi industri, dan undang-undang
privasi.
Bantuan konsumen. Dalam sudut pandang ini, solusi terbaiknya adalah para
pengguna internet menggunakan suatu teknologi yang memungkinkan mereka
untuk melindungi privasi mereka sendiri. Contohnya, sejenis aplikasi yang bisa
membantu mengelola cookie, enkripsi bisa melindungi pesan, dan surfing melalui
situs intermediet bisa membuat pengguna tidak dikenali. Pusat Demokrasi dan
Teknologi sebuah kelompok sipil independen mengatakan bahwa “Kita harus
mengembangkan suatu mekanisme yang memperbolehkan konsumen untuk
mengontrol informasi mengenai dirinya sendiri”. Kritik mengenai sudut pandang
ini adalah banyaknya pengguna internet yang masih awam, seperti Sandra, kurang
paham mengenai teknologi ini. Terlebih lagi, aplikasi untuk melindungi privasi
selalu bisa diimbangi oleh teknologi yang lebih canggih.
Regulasi industri. Banyak bisnis berbasis internet berpendapat bahwa mereka
seharusnya diperbolehkan untuk mengatur dirinya sendiri. Sekelompok perusahaan,
termasuk di dalamnya yang bergerak di bidang komputer telah memfasilitasi secara
sukarela sebuah bentuk privasi yang dinamakan Open Profiling Standard (OPS).
Dengan sistem ini, informasi mengenai pengguna akan disimpan dalam file yang
terlindungi di dalam hard disknya. Saat pengguna mengunjungi suatu website,
mereka bisa mengontrol informasi apa saja yang mungkin bisa diakses oleh situs
tersebut. Kelompok perusahaan lainnya, Online Privacy Alliance, menganjurkan
penggunaan kebijakan secara sukarela untuk melindungi privasi individu selama
melakukan transaksi elektronik. Salah satu keuntungan pendekatan regulasi industri
ini yaitu perusahaan tahu persis akan teknologi yang mereka gunakan sehingga
memungkinkan mereka melakukan yang terbaik dalam menentukan standar
teknisnya. Kritik pada pendekatan ini adalah regulasi industri terlalu lemah dan
tidak akan pernah diadopsi oleh semua pengusaha.
Undang-undang privasi. Akhirnya, beberapa peraturan baru pemerintah
melindungi privasi online konsumen. Tahun 2000 The Federal Trade Commission
mengumumkan dukungannya terhadap perundangan baru yang akan diterbitkan
bernama “standar praktek pengumpulan informasi online.” Peraturan tersebut
mengharuskan bisnis-bisnis untuk memberikan peringatan kepada konsumen
apabila informasinya dikumpulkan, meminta konsumen untuk memilih opsi setuju
atau tidak, dan memberikan konsumen untuk mengakses filenya dan mengoreksi
jika ada kesalahan. Beberapa pengusaha internet menolak peraturan privasi online
ini, menurutnya peraturan ini membatasi mereka dalam memberikan pelayanan
kepada konsumen. Namun pengusaha lainnya berfikir bahwa mereka mendapatkan
keuntungan dengan hilangnya kekhawatiran konsumen berbelanja melalui internet.
Undang-undang privasi konsumen telah diadopsi oleh Uni Eropa, dimana informasi
yang dikumpulkan untuk suatu tujuan tidak boleh diperjualberlikan untuk tujuan
tertentu tanpa persetujuan individu yang bersangkutan.
Liabilitas Ketat
Selama bertahun-tahun, pengadilan mengambil alih tanggung jawab pabrik
terhadap kecelakaan yang disebabkan oleh produknya. Berdasarkan pengadilan yang
berlaku, konsumen tidak perlu membuktikan kelalaian atau pelanggaran garansi oleh
produsen. Begitu juga dengan kelalaian konsumen sendiri yang dijadikan alibi bagi
produsen. Jika sebuah produk dinilai berbahaya, produsen dapat dianggap bertanggung
jawab atas kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaannya. Hal ini, dikenal sebagai
liabilitas ketat, yang dipraktekkan ke semua bagian yang terlibat dalam produk akhir -
pemasok, penjual, kontraktor, perakit, dan produsen dari produk-produknya. Berikut ini
merupakan kasus yang dipublikasikan dengan baik, menggambarkan sejauh mana
perusahaan dapat dianggap bertanggung jawab dibawah standar yang diberlakukan
dengan ketat.
Tahun 1994, seorang wanita berusia 81 tahun diberi uang senilai 2.9 juta
dolar oleh hakim di Albuquerque, New Mexico, karena menderita luka
bakar ketika menumpahkan secangkir kopi panas dipangkuannya. Wanita
itu membeli kopi di jendela drive-through McDonald’s dan terbakar ketika
hendak mencoba membuka tutupnya. Di pengadilan, McDonald's
berpendapat bahwa pelanggan yang menyukai kopi panas telah
diperingatkan cangkir mereka panas, dan mengatakan bahwa wanita itu
yang seharusnya disalahkan karena menumpahkan kopinya sendiri. Tetapi
hakim tidak setuju. Tampaknya hakim terpengaruh pendapat wanita
tersebut yang mengatakan bahwa luka yang dideritanya cukup parah
(membutuhkan cangkok kulit dan perlu dirawat beberapa hari di rumah
sakit) dan bukti menunjukkan bahwa McDonald tidak mendinginkan
kopinya bahkan setelah sebelumnya menerima banyak keluhan yang sama.
McDonald's melakukan banding terhadap putusan hakim, kemudian
menyelesaikan kasusnya dengan memberikan sejumlah uang pada wanita
tersebut.
Dalam hal ini, McDonald's bertanggung jawab atas kerusakan meskipun telah
memberikan peringatan dan tindakan pelanggan yang memberikan kontribusi terhadap
luka bakarnya.
Hukum kesesuaian konsumen lebih kuat diterapkan di Amerika Serikat
dibandingkan dengan di negara industri lainnya. Jepang misalnya, tidak pernah
menjalankan hukum liabilitas produk sampai tahun 1995, dan bagi konsumen kasus
tersebut masih sangat sulit untuk dimenangkan di pengadilan. Menurut salah satu satu
pengacara “Jepang adalah tempat dimana perusahaan dapat melakukan tindakan yang
tidak akan ditoleransi AS atau Eropa”.