Laporan Inokulasi Bakteri
Laporan Inokulasi Bakteri
Laporan Inokulasi Bakteri
OLEH :
KELOMPOK 4
KELAS REGULER A.
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIKKE SEHATAN KEMENKKES MAKASSAR
2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
teknik
biakan
murni
tidak
saja
diperlukan
bagaimana
Media
untuk
membiakkan
bakteri
haruslah
steril
sebelum
cara
menginokulasi
mikroorganisme
yang
murni
dan
morfologinya ?
I.3 TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui dan memahami cara menginokulasi mikroorganisme.
Untuk mengamati hasil peremajaan mikroorganisme.
melihat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangattinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih
dahulu diusakan agarsemua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar
tetap steril, hal ini agarmenghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik
penanaman bakteri (inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium
pembuataanserum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah
kotak kaca (encast ) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan
melalui suatu jalanagar tekena sinar ultraviolet (Pelczar, 1986).
2. Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk
diambil1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelczar,
1986).
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus jugaboleh
berupa
kolongan
yang
diametrnya
1-3mm.
Dalam
melakukuan
penanaman
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan
waktu,
tetapi
memerlukan
ketrampilan-ketrampilan
yang
diperoleh
pengerjaannya
laboratorium
tapi
terkadang
tujuannya
sama
berbeda
yaiitu
pada
untuk
masing-masing
membuat
goresan
a.
Goresan T
b. Goresan kuadran
c. Goresan radian
d. Goresan sinambung
Metode tebar
Metode tuang
Isolasi
menggunakan
melakukan
media
pengenceran
cair
adalah
dengan
cara
penurunan
pengenceran.
jumlah
Dasar
mikroorganisme
sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung
(Winarni, 1997).
Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan
ujung
jarum
ose
yang
didalamnya
terdapat
inokolum,
kemudian
Pada metode penanaman pada agar, jika sedikit saja sel diletakkan dalam medium
agar, maka tiap sel akan tumbuh menjadi koloni yang terpisah. Jika suspensi sel
cukup diencerkan, koloni akan terpisah dengan baik, sehingga masing-masing
memiliki kemungkinan tinggi untuk diturunkan menjadi sel tunggal. Namun untuk
membuat yang demikian, penting untuk mengambil satu tipe koloni yang diinginkan,
memasukkan ke dalam air dan menanamnya kembali ke agar. Dengan mengulangi
prosedur ini beberapa kali menjamin untuk memperoleh biakan murni.
Metode Pengenceran
Metode yang sedikit dapat dipercaya adalah pengenceran. Suspensi diencerkan seri
dan contoh masing-masing pengenceran ditanam pada agar. Jika hanya sedikit
contoh dari pengenceran tertentu menunjukkan pertumbuhan, diperkirakan bahwa
beberapa dari biakan tadi dimulai dari sel tunggal. Metode ini tidak digunakan kecuali
jika penanaman pada agar tidak dimungkinkan karena beberapa alasan. Gambaran
yang tidak diinginkan dari metode ini adalah bahwa metode ini hanya dapat
digunakan untuk isolasi tipe organisme yang dominan dalam populasi campuran.
Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu:
1. Isolasi Pada Agar Cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme
sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya.
setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah diinkubasi
berasaldaris atu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar
cawan,yaitu: metode gores kuadran dan metode agar cawan tuang. Bila metode
gores
kuadran
dilakukan
dengan
baik
akan
menghasilkan
terisolasinya
Macam-Macam Media
Ada beberapa macam media yang digunakan untuk inokulasi yaitu :
1.Mixed culture: berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme
4.
dengan carapenusukan.
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies
diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari enceran ini kemudian diambil sampel
1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1
ml untuk disebarkan pada suatu koloni tumbuh dalam medium tersebut, tetapi
mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini
kita memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu
koloni murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh itu
murni, kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai
sampel (Waluyo, 2005).
2. Dengan Penuangan
Robert koch ( 1943-905 ) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil
sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel ini kemudian
disebarluaskan di dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer. Dengan
demikian diperoleh hanyalah suatu piaraan adukan. Setelah medium itu mengental,
maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni koloni yang masing
masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan seperti di atas, maka
akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin (Waluyo, 2005).
3. Dengan Penggesekan
Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu, hanya
sayang, dengan cara ini maka bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Jika ujung kawat
inokulasi dibengkokan, kemudian ujung kawat inokulasi itu setelah disentuhkan
suatu koloni lalu digesekkan pada permukaan medium padat, maka beberapa waktu
kemudian (kurang lebih 12 jam) akan nampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebar
di permukaan medium. Jika diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni yang
letaknya terpencil,maka akan diperoleh suatu piaraan murni (Waluyo, 2005).
4. Dengan Mengucilkan Satu Sel ( Single Cell Isolation )
Mikropipet adalah alat yang dapat memungut satu bakteri dari sekian banyak, dengan
tiada ikut sertanya bakteri lain. Mikropipet ditempatkan pada tangan tangan suatu
mikromanipulator. Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan bergantung pada
suatu kaca penutup. Pekerjaan ini dilakuan di bawah obyektif mikroskop. Jika
tampak suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka dengan lain mikropipet,
tetesan tersebut dipindahkan ke medium encer dengan maksud supaya bakteri
tersebut berkembang biak dulu. Kemudian dari sini dapat diperoleh piaraan murni.
Meode ini sangat memerlukan kesabaran, lagipula mikromanipulator sangat mahal
(Waluyo, 2005).
5. Dengan Inokulasi Hewan
Metode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua bakteri dapat
tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Misal kita ambil dahak dari seseorang yang
disangka menderita tbc. Jika dahak ini disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih, maka
bakteri bakteri aprobe yang ikut serta itu tidak akan bertahan, sehingga kemudian
kita peroleh semata mata hasil tbc saja. Piaraan pneumococcus murni dapat
diperoleh dengan jalan demikian juga. Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh tikus
yang sakit atau mati akhirnya dapat dipindahkan ke dalam medium yang sesuai.
Inokulasi dapat dilakukan di dalam kulit ( intracutaneous ), dapat di bawah kulit
( subcutaneous), dapat di dalam otot ( intramuscular), dapat di rongga tubuh atau
lain-lain tempat lagi (Waluyo, 2005).
Teknik Aseptik
Sebelum benar-benar dilakukan proses kultur mikroorganisme, pertama kali kita
harus mempertimbangkan bagaimana agar tidak terjadi kontaminasi. Mikroorganisme
ada dimana-mana. Karena ukurannya yang sangat kecil, mereka mudah lepas dalam
udara dan permukaan. Maka dari itu, kita harus mensterilisasikan medium kultur
secepatnya setelah preparasi untuk pemindahan mikroorganisme siap
dikontaminasikan, ini biasanya terbunuh. Bagaimanapun, itu sama pentingnya untuk
tindakan pencegahan sampai penanganan berikutnya mediun kultur harus tetap
steril. Demikian materi yang lain yang akan kontak juga harus tetap terjaga
kesterilannya (Cappuccino, 1983).
Teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi hingga kultur manipulasidan
media kultur steril disebut teknik aseptik. Keunggulan itu dibutuhkan keberhasilan
dalam laboratorium mikrobiologi, dan salah satu cara belajar dengan pendamping
mikrobilogi. Kontaminasi udara paling sering menjadi masalah karena udara selalu
kontak dengan partikel debu dan umumnya banyak komunitas mikroorganisme
didalamnya.Ketika wadah dibuka maka segera ditangani agar tidak terkontaminasi
dengan udara sekitar. Transfer aseptik pada kultur dari salah satu medium ke
medium yang lain harus lihai dengan loop inokulasi atau jarum harus disterilkan oleh
pembakaran pada nyala api. Dalampertumbuhan kultur dibutuhkan tempat yang
mudah dipindahkan ke permukaan agar datar,dimana pertumbuhan suatu koloni
berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal (Cappuccino, 1983)
pembiakan
dilakukan
berdasarkan
tujuan
melakukan
pembiakan
2.
3.
memperbanyak
spesies
tertentu
harus
disiapkan
media
yang
mengandung bahan dan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan spesies tersebut.
Untuk hal ini cukup dibutuhkan satu jenis media tetapi bersifat selektif dan kaya
nutrient sehingga pertumbuhan akan berjalan baik.
Teknik Penggoresan Agar
Agar miring
Pembuatan agar miring tidak boleh menyentuh tutup tabung saat dimiringkan.
Agar
ini
mempunyai
permukaan
luas
sehingga
sering
digunakan
untuk
menumbuhkan atau menyimpan biakan murni. Beberapa teknik goresan yang biasa
digunakan adalah goresan T, goresan kuadran, goresan radix dan goresan
sinambung.
Agar tegak
Tabung yang berisi agar dibiarkan tegak hingga beku. Agar tegak ini digunakan
untuk membiakkan bakteri dengan cara tusuk.
Identifikasi
Setelah diperoleh koloni yang terpisah, dapat dilakukan berbagai uji biokimia. Uji
biokimiadidasarkan pada berbagai hasil metabolisme yang disebabkan oleh daya
kerja enzim. Jarang sekali dapat ditentukan suatu genus berdasarkan sifat morfologi
atau biakan saja. Karena uji biokimia memerlukan berbagai media, maka dari koloni
yang terpisah perlu dibuat dahulu biakan harian dari koloni tersebut.
Cara membuat preparat basah
1.
2.
Pindahkan dua mata ose suspensi biakan ke kaca objek. Untuk preparat biasa
digunakan kaca obyek biasa.
3.
4.
BAB III
METODE KERJA
III.1 ALAT DAN BAHAN
A.
Alat-alat yang digunakan
a.
Autoklaf
b.
Cawan petri
c.
Tabung reaksi
d.
Rak tabung
e.
B.
g. Lampu spiritus
k. Korek api
l. Spoit
m. Tissue roll
n. Kapas
a. Medium NA
e. Bakteri bisul
b. Medium PDA
g. Jamur panu
c. Medium PW
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
g.
Digeserkan ujung jarum ose yang sudah mengandung mikroorganismedengan hatihati di atas permukaan agar, dimulai dari atas permukaan secara zig-zag menuju ke
bagian bawah (goresan T dan kuadran).
h. Ditutup secepatnya pada media cawan petri yang telah diinokulasi.dipanaskan ujung
jarum ose kembali sampai membara untuk memusnahkan mikroorganisme yang
masih menempel.
i. Disimpan biakan yang baru diinokulasi dalam inkubator
j. Diamati,digambar dan diberi keterangan pertumbuhan koloni bakteri.
3. Metode taburan (Pour Plate Method)
Dicairkan medium bakteri di atas penagas air dan didinginkan sampai suhu
50C.Dituangkan ke dalam cawan petri secara aseptic dan dibiarkan sampai
padat.Diencerkan susupensi bahan yang mengandung mikroorganisme seencer
mungkin dan diteteskan secara aseptic
b. Diratakan dengan digoyang seperti angka delapan
c. Ditutup cawan petri dan diberi label, kemudian diinkubasi dalam keadaan terbalik
dalam incubator selama 24-48 jam masa inkubasi.
a.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1
HASIL PENGAMATAN
IV.2
PEMBAHASAN
Untuk penggunaan metode gores dengan medium agar miring, mula-mula
disiapkan media biakan induk dari jenis mikroorganisme bakteri bisul dan jamur
panu. Biakan induk berada di tabung reaksi yang berisi media agar miring yang
berwarna kuning, Pada medium biakan induk, koloni tampak berupa sebaran/
suspensi putih pada permukaan atas media. Disediakan tiga buah tabung reaksi
berisi medium agar padat. Medium agar miring berwarna kekuningan berfungsi
sebagai tempat menggoreskan jamur dan tempat pertumbuhan koloni jamur.
Jarum ose dipanaskan hingga membara berfungsi untuk mensterilsasi jarum
sebelum digunakan dari mikroorganisme lain, sumbat kapas tabung reaksi yang
berisi isolate biakan induk dibuka, kemudian bibir tabung di panaskan berfungsi
untuk mensterilisasi tabung dan biakan dari mikroorganisme lain. Setelah itu,
jarum ose dimasukan pada medium biakan induk,jarum ose bentuk bulat untuk
inokulasi bakteri. Pengambilan inokulum dengan dengan menggoreskan ujung
bulat jarum ke media biakan induk, memungkinkan bakteri dapat terambil banyak.
Mulut tabung reaksi yang berisi isolate biakan induk dipanaskan kembali,
berfungsi untuk mensterilisasi tabung dan biakan dari mokroorganisme lain.
Kemudian segera di tutup dengan sumbat kapas lemak bertujuan agar keadaan
mikroorganisme di dalam tabung reaksi tetap steril, apabila ada kontaminan yang
akan masuk, maka dapat terserap dengan sumbat kapas tanpa dapat
mempengaruhi mikroorganisme yang akan di biakan, (Anonim:2008)
Teknik inokulasi pada media miring
Setiap perlakuan diusahakan dilakukan secara aseptis ( di dekat api
Bunsen) berfungsi agar saat inokulasi, bahan serta alat gelas yang digunakan
tetap steril. Inokulum digoreskan di permukaan media agar miring di dalam
tabung reaksi yang telah di sediakan menggunakan metode gores mulai dari
samping arah zig-zag. Arah zig-zag. Arah zigzag di gunakan supaya
memungkinkan koloni terbentuk tersebar merata dan tampak jelas serta tidak
bertumpuk dari koloni yang akan terbentuk.Panaskan sekeliling mulut tabung dan
segera di tutup dengan sumbat kapas berfungsi untuk mensterilisasi tabung
reaksi dan biakan dari mikroorganisme lain. Inokulum disimpan dalam incubator
agar medium dapat tumbuh pada wadah yang steril dengzn menyeting suhu 370
C sebagai suhu opimum bakteri untuk tumbuh, kemudian di amati dan di foto
bentuk koloni yang terbentuk setelah di inkubasi selama 2x24 jam, Medium yang
digunakan adalah larutan nutrient agar yang sebelumnya dipanaskan agar bisa
membentuk medium miring yang didinginkan hingga memadat dengan
memiringkan tabung reaksi sehingga memebentuk agar miring dan berwarna
kuning muda. Medium agar miring adalah medium yang dibuat dalam tabung
reaksi yang diletakan miring pada waktu pendinginan. (Pelczar,m.1986)
Keuntungan media agar miring ini adalah luas permukaan yang kecil
sehingga peluang kontaminasi rendah dan dapat memperluas bidang untuk
digunakan strain murni (indukan murni). Sedangkan kerugiannya hanya memuat
sedikit mikroorganisme. Media agar untuk bakteri digunakan media NA (Nutrien
agar) karena yang komposisinya ekstrak daging sapi didalamnya mengandung
protein, karbohidrat, vitamin dan sedikit lemak juga terdapat adanya beberapa
factor pertumbuhan yang tidak mampu mensintesis mikroorganisme,
(Waluyo,L,2005)
Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme
serta kultur bakteri. Pada praktikum ini kita mempelajari bagaimana melakukan
teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril sehingga bisa
mendefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri
dari medium lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan
dituntut untuk bwekera secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh kontaminan
mikroorganisme yang lain. Teknik aseptic dilakukan dengan penyediaan alat-alat
kerja yang steril dan bekerja didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan
udara.pada waktu inokulasi jarum yang digunakan untuk meindahkan mikroba
harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan.
Pemanasan ini menghjancurkan semua bentuk kehidupan yang ada pada
permukaan jarum atau alat pemindahan, setelah di inokulasi biakan bakteri
disimpan dan diinkubasi dalam lingkungan yang sesuai untuk petumbuhan,
(Dwidjoseputro,D.1988)
BAB V
PENUTUP
V.1
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa teknik inokulasi merupakan teknik pemindahan bakteri ke
dalam media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian
biakan bakteri. Teknik inokulasi dapat dilakukan dengan metode gores pada agar
datar dan metode gores pada agar miring.proses inokulasi harus benar-benar
aseptic atau steril agar tidak terjadi kontaminasi oleh organism lain. Pada hasil
pengamatan metode gores agar miring terlihat adanya garis zig-zag putih
menyebar yang menandakan koloni bakteri tumbuh begitu juga pada cawang
tuang dan gores.
V.2
SARAN
Dalam percobaan kali ini praktikan sangat mengharapkan petunjuk dari para
asisten, agar dapat berhati hati dalam melakukan praktikum mengingat bahan
percobaan yang mengandung mikroba yang bisa saja mengkontaminasi
praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Pakadang, Sesilia R. 2012. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi.
Jurasan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar : Makassar.
Anonymous. 2007.http://www.scrib.com/doc/ 15546953 Morfologi Koloni Bakteri
Anonim, http://www.scribd.com/teknik-inokulasi-mikroorganisme/d/18656107