Tugas Makalah Geokimia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

TUGAS GEOKIMIA

BATUAN BEKU EKTRUSI

DISUSUN OLEH

NAMA

: ENTIANA SISWANTI

NIM

: 410014139

TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2016

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat limpahan Rahmatnya, sehingga saya
dapat menyelesaikan dan menyusun makalah geolimia yang meliputi tentang batuan beku
ektrusi, dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat berguna
sebagai salah satu acuan, panduan, petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca sehingga kita
dapat mengetahui tentang sifat-sifat kimia dan asosiasi tektonik dalam batuan beku ektrusi.
Materi yang disajikan dalam makalah ini dihimpun dari situs internet dan buku dari
perpustakaan, makalah ini saya akui masih jauh dari sempurna karena pengalaman saya masih
sangat kurang, Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukanmasukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Ketua STTNAS

: Bapak Ir. H. Ircham., M.T

Ketua Jurusan

: Ibu Winarti, ST, MT

Dosen Geokimia

: DR. Hill. Gendoet Hartono

Yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini. Saya selalu terbuka terhadap segala
komentar, saran, dan kritik yang berguna dalam menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, April 2016

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
BAB I...........................................................................................................................................1
1.1.

Latar Belakang............................................................................................................1

1.2.

Geokimia Magma Dan Posisi Tektonik.....................................................................3

1.3.

Maksud Dan Tujuan....................................................................................................9

BAB II.......................................................................................................................................10
2.1.

Pengertian Batuan Beku...........................................................................................10

2.2.

Sifat kimia Batuan Beku...........................................................................................11

2.3.

Klasifikasi Batuan Beku Ekstrusi Berdasarkan Senyawa Kimia.........................12

2.4.

Pengertian Batuan beku ekstrusi.............................................................................12

2.5.

Klasifikasi kimia batuan beku ekstrusi ekplosif dan Efosif..................................14

2.6.

Asosiasi Tektonik Batuan Beku Ekstrusi................................................................26

2.7.

Ringkasan...................................................................................................................30

BAB III......................................................................................................................................32
3.1.

Kesimpulan................................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................34

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersifat
mudah bergerak (mobile), bersuhu antara 900C - 1.100C dan berasal atau terbentu pada kerak
bumf bagian bawah hingga selubung bagian a tas. Pembentukan magma merupakan serangkaian
proses kompleks yang meliputi proses pemisahan (differentiation), percampuran (assimilation),
anateksis dan hibridisasi serta metamorfisma regional. Komposisi magma ditentukan oleh
komposisi bahan yang meleleh, derajat fraksinasi dan jumlah pengotoran dalam magma oleh
batuan samping (parent rock). Senyawa kimiawi magma yang dianalisa melalui basil
konsolidasinya dipermukaan dalam bentuk batuan gunungapi, dapat dikelompokkan menjadi ;
Senyawa-senyawa volatil, yang terutama terdiri dari fraksi gas seperti CH4, CO2 HC1, H2S,
SO2, NH3 dan sebaginya. Komponen volatil ini akan mempengaruhi magma, antara lain :
Kandungan volatil, khususnya H2O akan menyebabkan pecahnya ikatan Si - O - Si yang akan
mempengaruhi inti kristal. Apabila nilai viskositas magma rendah maka difusi akan bertambah
dan pertumbuhan kristal pun terjadi. Kandungan volatil khususnya H20 akan mempengaruhi
suhu kristalisasi sebagian besar fasa mineral. Pada beberapa jenis magma, fasa mineral yang
menghablur akan berubah sehingga terjadi penyimpangan terhadap reaksi Bowen. Volatil
dalam magma menentukan besarnya tekanan selama proses kenaikan magma tersebut ke
permukaan. Unsur-unsur volatil tersebut akan mempengaruhi jenis kegiatan gunungapi seperti
terbentuknya piroklastik, awanpanas, dan sebagainya disamping tekstur dan bentuk kristal seperti
lubanglubang gas (vesicles) dan glass-shard. Unsur-unsur volatil akan mempengaruhi proses
pemisahan unsurunsur tersebut dari magma. Apabila tekanan total (PL) lebih besar dari tekanan
uap air (PH2O) dalam magma, maka uap air atau gas tidak akan terbentuk, sedangkan apabila
tekanan total lebih besar dari tekanan cairan atau fluida (PF) maka tidak akan terbentuk fasa gas
dan semua volatil berupa larutan. Senyawa-senyawa yang bersifat non volatil dan merupakan
unsur-unsur oksida dalam magma. Jumlahnya yang mencapai 99% isi, sehingga merupakan
major element, terdiri dari oksida-oksida SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O,
K2O, TiO2 dan P2O5. Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak (trace element) dan merupakan
minor element seperti Rubidium (Rb), Barium (Ba), Stronsium (Sr), Nikel (Ni), Cobalt (Co),
Vanadium (V), Crom (Cr), Lithium (Li), Sulphur (S) dan Plumbum (Pb).
Menurut beberapa ahli magma dapat terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan dari kriteriakriteria tertentu, diantaranya :

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Berdasarkan kriteria kandungan SiO2 atau derajat keasaman (acidity)


JENIS MAGMA
KANDUNGAN SiO2 (%
berat)
Magma asam

> 66

Magma menengah

52 - 66

Magma basa

45 - 52

Magma sangat basa

< 45

Berdasarkan kriteria harga alkalilina index (A.) menurut Peacock (1931)


JENIS MAGMA
HARGA
TIPE MAGMA
Alkalic

51

Alkali - calcic
Cak - alkalic
Calcic

51 - 56
56 - 61
61

} Atlantik
} Pasifik

Mekanisme evolusi magma dapat dikelompokkan menjadi pengertian diferensiasi,


asimilasi dan pencampuran magma. Diferensiasi magmatik adalah meliputi semua proses yang
mengubah magma dari asalnya yang homogen dan dalam ukuran yang sangat besar menjadi
massa batuan beku dengan bermacam-macam komposisi. Para ahli sepeti Bowen, Fenner, Niggli
dan lainnya telah melakukan penelitian dan membahas mengenai kristalisasi cairan silikat
Adapun hasil penelitian mereka antara lain:
1. Kristalisasi adalah proses isotermik, dimana selama proses pembekuan berlangsung akan
dilepaskan sejumlah tenaga panas. Pelelehan kristal merupakan proses endodermik, dimana
proses penyerapan panas digunakan untuk melelehkan kristal pada suhu tetap. Jumlah panas
yang dibutuhkan untuk mengubah 1 gram mineral padat menjadi lelehan pada suhu tetap
disebut latent heat fusion. dan harga latent heat fusion sama dengan jumlah pans yang
dikeluarkan apabila mineral tersebut menghablur. pada suhu dan waktu tertentu, akan terjadi
kristalisasi secara spontan dari dua komponen yang mempunyai perbandingan tertentu,
kondisi ini disebut titik eutektik. Contoh percampuran antara 58% diopsid degnan 42%
anortit Beberapa mineral akan meleleh pada suhu tertentu secara inconcruent, yaitu memisah
lalu membentuk dua mineral yang berbeda.

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Contoh, pada suhu 1.557C akan terjadi pemisahan enstatit menjadi olivin dan silika.
2MgSiO3 =

MgSiO4

(silika)

(olivin)

SiO2
(silika)

2. Pembekuan yang cepat tidak akan menghasilkan kristal sehingga keadaan super cooled akan
membentuk kaca. Suatu kristal dapat berkembang dan tumbuh dengan baik didalam magma
encer. Cairan magma yang mempunyai viskositas tinggi akan mengkristal secara lambat,
sehingga magma bass pada umumnya akan membentuk batuan bertekstur kristalin ;
sedangkan magma asam pada kondisi rate of cooling asam dapat saja super cooled dan
membentuk kaca. Pada proses pembekuan magma, terjadi beberapa perubahan seperti
penurunan suhu, perubahan viskositas, kristalisasi yang sesuai dengan tahapannya, keluarnya
gas dari magma dan perubahan tekanan gas.

1.2.

Geokimia Magma Dan Posisi Tektonik


Diagram perbandingan persentase berat Na2O + K2O dengan persentase berat SiO2 oleh
A. Harker bermanfaat menggambarkan komposisi batuan volkanik daratan dan penamaannya.
Diagram ini dasarnya yaitu Cox et al. (1979), dan sesuai dengan apa yang dikeluarkan oleh
subkomisi IUGS mengenai sistematik batuan beku (Le Bas et al. 1986, dalam Wilson 1991).
Diagram yang sederhana seperti ini bermanfaat dalam mengklasifikasikan batuan beku dan
secara langsung dapat menentukan komposisi kimia utama, yang dapat dilihat dari persen berat
oksida-oksidanya. Gambar 2.1. menunjukkan penamaan yang bisa digunakan pada deskripsi
batuan plutonik dan gambar 2.2. untuk batuan volkanik. 1ni sesuai dengan klasifikasi QAPF,
yang didasarkan pada proporsi modal dari mineralmineralnya (Streckeisen, 1976, dalam Wilson
1991). Gambar 2.1. hanya bisa digunakan untuk mengklasifikasikan batuan volkanik yang tidak
potasik, sedangkan yang agak potasik menggunakan Label 11.1. Jelasnya gambar 2.a. hanya bisa
digunakan untuk mengklasifikasi batuan volkanik yang tidak termetasomatismekan dalam
keadaan segar. Berdasarkan gambar 2.1, batuan volkanik dibagi ke dalam dua seri magma besar,
yaitu alkali dan sub-alkali. Keduanya dipisahkan dengan garis tebal pada diagram tersebut.
Tiaptiap seri magma ini terdiri dari batuan-batuan dengan komposisi basa hingga asam, dan
meskipun batas keduanya ditandai dengan garis yang tebal tetapi kenyataannya ada gradasi.
Komposisi batuanbatuan volkanik yang ditunjukkan pada diagram ini merupakan akibat dari dua
proses yang mendasar yang ditunjukkan oleh panah, pelelehan parsial dan kristalisasi fraksi, atau
dengan dominasi salah satunya saja.

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Gambar II 1. Penamaan batuan beku (non-potassic) (Cox et a.1979, dalam Wilson 1991)

Potassic
leucitophyte
K-trachyte
K-rhyolite
tristanite
latite
leucitite
leucite basanite
leucite tephrite
absarokite
shosonite

Normal
phonolite
trachyte
rhyolite
benmoreite
trachyandesite
nephelinite
basanite
taplirite
~i basalt

Tabel II 1. Kesamaan antara batuan nonnal dengan batuan yang memiliki nilai K yang tinggi
(Wilson, 1991)
Diagram persentase berat Na2O + K2O dengan persentase berat SiO2 bisa juga
digunakan untuk menentukan deferensiasi antara anggota basalt dari seri alkali dan subalkali
(Middlemost, 1975, dalam Wilson 1991). Pada saat contoh-contoh diplotkan dalam diagram dan
terletak di daerah alkali dan daerah subalkali maka contoh-contoh inilah yang disebut dengan
basalt transisi. Pada gambar 3, basalt sub-alkali bisa dibagi ke dalam jenis normal dan rendah K.

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Gambar II. 2. Klasifikasi dari alkali basalt dan subalkali dangan parameter (a) persen berat K 2O
Terhadap SiO2 (b) persen berat Na2O Terhadap SiO2 (Middlemost, 1975, dalam
Wilson 1991)
Secara umum, magma seri subalkali dapat dibagi ke dalam seri alumina tinggi atau kalk
alkali dan toleiit rendah K, Anggota dari seri basalt ini secara berturut-turut yaitu subalkali dan
subalkali rendah K. Dua seri ini dapat dipisahkan berdasarkan diagram AFM (Gambar 11.3),
dengan trend yang besar maka toleiitik kaya akan besi pada awal pemisahannya, sedangkan seri
kalk alkali trendnya memotong diagram karena penumpukan besi pada saat kristalisasi pertama
oksida Fe-Ti. Perbedaan kimia yang utama dari seri toleiitik dengan kalk alkali adalah
kandungan Al2O3, basalt kalk alkali dan andesit mengandung 16-29%, sedangkan toleiitiknya
hanya mengandung 1216% Al2O3. Basalt kalk alkali dibagi lagi menjadi basalt kalk alkali
rendah K, sedang, dan tinggi berdasarkan pada diagram perbandingan K2O dengan SiO2 di atas.

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Gambar II. 3. Diagram AFM yang menunjukkan jenis toelitik dan kalk-alkali (Wilson, 1991)
Batuan-batuan dari seri magma alkali dibagi ke dalam jenis sodik, potasik, dan K-tinggi
pada pengeplotan K2O dengan Na2O. Anggota dari seri Ktinggi mengandung sedikit silika
dengan variasi nama absarokite, leusit basalt, leusit basanit, dan leusit. Semuanya terdeferansiasi
untuk membentuk seri magma yang kaya K-tinggi pada beberapa kasus.
Tectonic
setting

volcanic
feature

characteristic
magma series
SiO2 range

Plate margin
Convergent

Within plate
Iiitra-oceanic

Divergent

(destructive)

constructive

Island arc,

mid

active
continental
margin
tholeiitic
calc-alkaline

ridges, back-arc
spreading centres
tholeiitic
-

tholeiitic
-

zone, continental
flood
basalt
provinces
tholeiitic
-

alkaline

alkaline

alkaline

basalts
and
differentiates

basalts

basalts
and
differentiates

basalts
and
differentiates

oceanic oceanic islands

Intra-continental

continental

rift

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Tabel II 2. Karakteristik seri magma yang berhubungan dengan tatanan tektonik tertentu
(Wilson, 1991)
Tabel II. 2 menunjukkan karakteristik seri magma didasarkan atas ldasifikasi yang
berhubungan dengan tiap lingkungan tektoniknya. Basalt subalkali mempakan jenis yang paling
umum dari batuan volkanik yang ditemukan pada daratan dan cekungan samudera. Basalt
subalkali rendah K atau basalt toleiitik, merupakan magma dominan yang dihasilkan pada
punggungan tengah samudera dan pada beberapa wilayah aliran basalt (flood basalt province).
Dibandingkan tipe basalt yang lainnya basalt-basalt ini mengandung K tinggi dan kation-kation
lain seperti Rb, Ba, U, Th, Pb, Zr, dan sedikit REE. Analisis batuan volkanik dari lantai
samudera menunjukkan komposisi yang sangat beragam. Meskipun basalt toleiitik lebih
dominan, transisi dan jenis alkali juga terdapat di beberapa daerah, khususnya pada pemekaran
samudera yang lambat seperti Atlantik. Karakteristik kimia punggungan tengah samudera
(MOR) kelihatan bervariasi sebagai fungsi dari kecepatan pemekaran dan elevasi punggungan
kerak. Pemekaran lantai samudera juga terjadi pada cekungan belakang busur (back arc basin)
yang berhubungan dengan subduksi, dan tekait dengan busur volkanik. Secara umum, erupsi
basalt sebanding dengan MOR dengan syarat karaktersitik unsur utama dari unsur jejaknya
berbeda. Sekarang ini, magma seri kalk alkali seluruhnya dibatasi pada posisinya yang
berhubungan dengan subduksi. Akibatnya, pengenalan terhadap karakteristik kalk alkali pada
sikuen volkanik masa lalu merupakan petunjuk yang sangat penting dalam petrogenesis.
Produkproduk dari volkanisme pada busur volkanik bervariasi sesuai dengan evolusi dari busur,
dalam beberapa hal, lateral sepanjang busur. Batuan volkanik bisa dibagi ke dalam jenis toleiitk,
kalk alkali, dan alkali yang semuanya bergradasi. Jenis magma tolelitik bisanya terbentuk pada
busur muda, sedangkan magma kalk alkali pada busur yang lebih tua dan batas benua aktif.
Karakteristik kimia dari batuan-batuan busur volkanik lebih bervariasi dibandingkan dengan
MOR. Proporsi lavanya yang kaya Si02 lebih besar, khususnya pada sen kalk alkali dangan
andesit yang lebih dominan. Alkali basalt dan deferensiasinya umum dijumpai pada tatanan
tektonik antar lempeng seperti kepulauan samudera dan rekahan lempeng antar benua dan jarang
dijumpai pada beberapa subduksi. Kepulauan samudera basalt (OIB) memiliki komposisi yang
mungkin bervariasi mulai dari toleiitik (Hawai, Iceland, dan Galapagos, alkali sodik (Pulau
Canary dan St. Halena) hingga alkali potasik (Tristan da Cunha dan Gough). Umumnya evolusi
magma lebih berkembang dibandingkan basalt, seringpula berupa kesatuan basalt-trasit atau
ponolit. Basalt daratan sangat terbatas saat ini, dan dominasinya yaitu alkali pada tahap awal dari
pemekaran daratan. Meskipun begitu, pada wilayah kerak dengan gays tarik yang besar, umunya
akan terdapat transisi dan toleiitik. Wilayah aliran basalt toleiitik daratan mungkin sangat berarti
di masa lalu, berhubungan dengan fase utama pemekaran benua yang sempurna dan
pembentukan dari cekungan yang bam. Magma Kimberlit dan ultrapotasik yang berasal dari
magma alkali daratan yang sangat berbeda terbentuk pada tatanan tektonik yang lebih luas.

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Jenis dan sifat batuan beku ditentukan dari tipe magmanya.Tipe magma tergantung dari
komposisi kimia magma. Komposisi kimia magma dikontrol dari limpahan unsur-unsur dalam
bumi, yaitu Si, Al, Fe, Ca, Mg, K, Na, H, dan O yang mencapai hingga 99,9%. Semua unsur
yang berhubungan dengan oksigen (O) maka disebut sebagai oksida, SiO2 adalah salah
satunya.Sifat dan jenis batuan beku dapat ditentukan dengan didasarkan pada kandungan SiO2 di
dalamnya.
Tabel 2.1 Tipe batuan beku dan sifat-sifatnya (Nelson, 2003)

Menurut keterdapatannya, berdasarkan tatanan tektonik dan posisi pembekuannya (Tabel


2.2), batuan beku diklasifikasikan sebagai batuan intrusi plutonik (dalam) berupa granit, syenit,
diorit dan gabro. Intrusi dangkal yaitu dasit, andesit, basaltik andesitik, riolit, dan batuan gunung
api (ekstrusi yaitu riolit, lava andesit, lava basal.

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Tabel 2.2.Klasifikasi batuan beku berdasarkan letak / keterdapatannya.

Berdasarkan komposisi mineralnya, batuan beku dapat dikelompokkan menjadi tiga,


tergantung dari persentase mineral mafik dan felsiknya. Secara umum, limpahan mineral di
dalam batuan, akan mengikuti aturan reaksi Bowen. Hanya mineral-mineral dengan derajad
kristalisasi tertentu dan suhu kristalisasi yang relatif sama yang dapat hadir bersama-sama
(mineral asosiasi; Tabel 2.3)
Tabel 2.3. Bowen reaction series yang berhubungan dengan

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

1.3.

Maksud Dan Tujuan


Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui sifat-sifat
kimia dalam batuan beku ektrusi dan agar kita juga mengetahui asosiasi tektonik yang menyebab
kan terbentukannya batuan beku, selain itu kita juga dapat mengetahui apa saja kandungan yang
ada pada mineral penyusun batuan beku tersebut, serta mengetahui sifat-sifat kimia dalam suatu
magma.

BAB II
ISI
2.1.

Pengertian Batuan Beku


Batuan beku atau Igneos Rocks adalah jenis batuan yang terbentuk dari proses
pembekuan magma dalam perjalanannya menuju permukaan bumi baik pembekuannya didalam
(intrusi) karena magma belum mencapai permukaan bumi atau pembekuannya diluar (ekstrusi)
karena magma sudah mengalir di permukaan bumi atau disebut juga Lava. Ciri khas batuan beku
adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu kenampakan suatu massa dari unit-unit Kristal yang
saling mengisi kecuali gelas yang bersifat non kristalin.
A. Komposisi Kimia Mineral
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks
warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a) Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa,
feldspar, feldspatoid dan muskovit.
b) Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol
dan olivin.
Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan
indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun
dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.
a) Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku
dibagi menjadi:
Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962),
jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.
b) Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit.
Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% 66%. Contohnya adalah
dasit.

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% 52%. Contohnya adalah
andesit.
Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah
basalt.
c) Klasifikasi berdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943), yaitu:
Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
Mesococtik rock, apabila mengandung 30% 60% mineral mafik.
Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
d) Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks
warnanya sebagai berikut:
Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
2.2.

Sifat kimia Batuan Beku


Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu
atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya
batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan
antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik
umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral
penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit
(yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari
pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral
penyusunnya lebih kecil. Kulit bumi terutama dari batuan-batuan beku berupa batuan-batuan
beku berupa batuan endapan dan batuan metamorf. Batuan beku diperoleh karena adanya proses
pembekuan dari zat-zat pada saat terjadi pembemukan bumi. Batuan beku terjadi karena adanya
lumpur yang terbawa oleh air sungai sehingga terjadi endapan (sebagai akibat reaksi kimia).
Clark dan Washington (1924) memperkirakan bahwa kedalaman 16 km bumi terdiri dari, 95 %
batuan beku, 4 % shale (batuan tertentu), 0,75 % batu pasir, dan 0,25 % batu kapur. Juga Clark
dan Washington telah melakukan 5159 analisa batuan beku dan ia hitung rata-ratanya dan
memperoleh komposisi batuan beku seperti berikut: SiO2 (60,18 %), Al2O3 (15,61 %), Fe2O3
(3,14 %), FeO (3,88 %), MgO (3,56 %), CaO (5,17 %), Na2O (3,91 %), K2O (3,19 %), TiO2
(1,06 %), P2O5 (0,3 %). Pada perhitungan analisa di atas di mana H2O dan kandungan yang
paling kecil diabaikan. Dari hasil analisa ini sebagian orang tidak setuju karena 3 hal:
a. Distribusi geofisika analisa tidak merata karena cuplikan hanya diambil pada sekitar
Amerika Utara dan Eropa, artinya apakah dengan cuplikan dari Amerika Utara dan Eropa
sudah cukup untuk diambil sebagai cuplikan kerak bumi.
b. Jenis-jenis batuan kurang merata, sebab jenis-jenis batuan yang dianalisa itu adalah yang
aneh-aneh.
c. Semua cuplikan dianggap sama (dinilai sama), maksudnya dalam menganalisa satu jenis
batuan misalnya dengan mengambil 1 kg maka hasilnya dianggap sama. Padahal dengan
mengambil 1 kg dari satu jenis batuan tidak mungkin hasil yang diperoleh dapat mewakili

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

jenis batuan tersebut. Goldschidt menganalisa 77 cuplikan yang berbeda, hasil analisa ratarata diperoleh sebagai berikut:
SiO2 (59,12 %), Al2O3 (15,82 %), Fe2O3 + FeO (6,99 %), MgO (3,3 %), CaO (3,07 %),
Na2O(2,05 %), K2O (3,93 %), H2O (3,02 %), TiO2 (0,79 %), P2O5 (0,22 %) Goldschmidt
beranggapan apabila memungkinkan untuk mendapatkan suatu cuplikan rata-rata dari
sejumlah besar kulit bumi yang utamanya terdiri dari batuan kristal maka analisanya
memberikan suatu gambaran
2.3.

Klasifikasi Batuan Beku Ekstrusi Berdasarkan Senyawa Kimia


Batuan beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral penyusun
batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimia adalah dari senyawa oksidanya,
sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5, dari
persentase setiap senyawa kimia dapat mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan
meineral. Analisa kimia batuan dapat dipergunakan untuk penentuan jenis magma asal,
pendugaan temperatur pembentukan magma, kedalaman magma asal, dan banyak lagi kegunaan
lainya. Dalam analisis kimia batuan beku, diasumsikan bahwa batuan tersebut mempunyai
komposisi kimia yang sama dengan magma sebagai pembentukannya. Batuan beku yang telah
mengalaimi ubahan atau pelapukan akan mempunyai komposisi kimia yang berbeda. Karena itu
batuan yang akan dianalisa harusla batuan yang sangat segar dan belum mengalami ubahan.
Namun begitu sebagai catatan.
Yang saya bahas disini adalah tentang batuan beku ektrusi.
2.4.

Pengertian Batuan beku ekstrusi


Batuan beku ekstrusi adalah batuan beku sebagai hasil pembekuan magma yang keluar
diatas permukaan bumi baik didarat maupun dibawah muka air laut. Pada saat mengalir di
permukaan, massa tersebut membeku secara relative cepat dengan melepas kandungan gasnya.
Oleh karena itu sering memprlihatkan struktur aliran dan banyak lubang gasnya (vesikuler).
Magma yang keluar dipermukaan atau lava biasanya ada dua jenis, yaitu : Lava Aa (kental) dan
Lava Pahoehoe (cair). Batuan beku intrusi adalah batuan hasil pembekuan magma didalam perut
bumi. Ukuran mineralnya kasar, lebih dari 1 mm atau bahkan lebih dari 5 mm. Ada beberapa
bentuk batuan beku intrusi yaitu : Bentuk tidak teratur dengan dinding yang curam dan tidak
diketahui batas bawahnya. Yang memiliki penyebaran lebih dari 100 km2 disebut batolith, yang
kurang dari 100 km2 dikenal dengan stock, sedangkan yang lebih kecil dan membulat disebut
boss. Intrusi membentuk tabular yang memotong struktur setempat (diskordan) disebut dyke atau
korok, sedangkan konkordan disebut sill atau lakolit kalau cembung ke atas. Intrusi berdimensi
dan membulat sering dikenal dengan intrusi silinder atau pipa.

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

A. Ektrtusi Ekplosif
Erupsi Eksplosif adalah proses keluarnya magma, gas atau abu disertai tekanan yang
sangat kuat sehingga melontarkan material padat dan gas yang berasal dari magma maupun
tubuh gunung api ke angkasa. Erupsi eskplosif inilah yang terkenal sebagai letusan gunung
berapi. Letusan ini terjadi akibat tekanan gas yang teramat kuat. Contoh erupsi eksplosif adalah
letusan gunung krakatau, letusan gunung merapi.

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

B. Eksplosi Efusif
Erupsi Efusif (Non Eksplosif) yaitu peristiwa keluarnya magma dalam bentuk lelehan
lava. Erupsi elusif terjadi karena tekanan gas magmatiknya tidak seberapa kuat, sehingga magma
kental dan pijar dari lubang kepundan hanya tumpah mengalir ke lereng-lereng puncak gunung
itu. Contoh erupsi efusif adalah erupsi gunung semeru, erupsi gunung merapi. Erupsi efusif yang
rutin dapat mencegah terjadinya erupsi eksplosif. Hal ini karena dengan keluarnya lelehan lava,
maka tekanan dalam perut bumi akan berkurang. Beberapa gejala terjadinya letusan gunung
berapi adalah terhentinya erupsi efusif yang rutin. Contohnya erupsi efusif di gunung semeru.
Para penduduk sekitar percaya, bahwa selama Lava masih keluar dari kepundan gunung semeru
secara rutin maka kemungkinan gunung semeru akan meletus adalah sangat kecil. Tapi begitu
erupsi efusif tidak terjadi, maka situasi akan di naikan menjadi siaga.

2.5.

Klasifikasi kimia batuan beku ekstrusi ekplosif dan Efosif


Varietas besar klasifikasi kimia dari batuan beku proposed ,keunggulan beberapa dari
keseluruhan analisis kimia dari jenis batuan dan yang lainnya hanya bagian dari batuan
kimia.banyak dari klasifikasi ini yang digunakan oleh para ahli dalam bidang skema genetika
batuan serta dapat juga dipelajari di luar bagian dari buku. Sebagian besar klasifikasi kimia akan
sering digunakan oleh pelajar ilmu batuan.
2. Penjenuhan silica.
Karena batuan beku ekstrusi berasal dari kristalisasi atau pendinginan magma, maka
secara logika ialah bahwa magma adalah cairan silica dengan hasil penelitian mineral. Ketetapan
kimianya secara detail ialah tidak mengandung cairan biasa namun lebih dari jumlah penelitian
komponen larutan yang mempunyai temparatur dan tekanan. Pendinginan magma menjadi jenuh
dengan hasil penelitian komponen mineral, kemudian mineral dari Kristal mengalami
pengendapan dan menjadi bagian dari hasil batuan. Konsep yang digunakan secara umum untuk
silica dan mineral silica ( biasanya kuarsa ) berbagai macam varietas batuan beku adalah basalt
dan sifatnya seperti granit. Deskripsi dari silica menjadi penjenuhan silica jika mengandung
kuarsa atau sejenis dengan mineral silica. Silica- bawah penjenuhan jika jelas tidak
mengandung mineral seperti feldspar dan magnesium olivine yang keberadaanya tidak tampak
pada kuarsa. Banyaknya magma yang kurang mengandung mineral silica diakibatkan oleh

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

cepatnya mineral tersebut mengalami pendinginan, namun ada juga yang cenderung mengalami
penjenuhan dengan silica karena proses kristalisasi magma yang cukup lambat. Seperti kondisi
dibawah ini, cepatnya butiran olivin yang berkombinasi dengan silica dan
menjadi
ortopiroksen .
MgSiO4 + SiO2 = 2 MgSiO3
Felspar dapat juga berkombinasi dengan silica menjadi feldspar , sebagai contohnya
KALSi2O6 + SiO2 = KALSi3O8
Batuan beku banyak yang kurang mengandung kuarsa silica menjadi mineral seperti nevelin
olivine yang dimana dari silica menjadi jenuh . meskipun bentuknya terlihat lemah
kemungkinan silica menjadi batuan jenuh sangat jarang ditemukan. Mineral seperti hornblende
dapat menyamarkan dengan sederhana tingkatan dari jdibawah penjenuhan silica. Dengan
jumlah yang kecil dari jenis kuarsa atau feldspar dapat menjadi lebih sulit untuk di identifikasi
oleh ukuran tangan maupun dengan menggunakan mikroskop.
3. Penjenuhan alumina
Granit menurut IUGS system klasifikasi batuan yang mengandung antara 20 dan 60 %
kuarsa dan alkali feldspar lebih dari 35 % dari jumlah feldspar. Seorang ahli batuan yang
menemukan batuan magma juga mesti mempelajari kriteria mineralnya dimana variable
kimianya mengandung Al2O3 , menggambarkan dari sedikitnya kandungan mineral asesoris.
Sebagai contoh granit yang dimana kandungan Al2O3nya tinggi yang mengandung mineral
aluminium contohnya garnet ataupun muskovit . sedangkan granit rendah pada Al2O3
mengandung mineral sodic seperti riebectike atau egerine-augite . alumina mengandung granit
yang secara langsung mengawasi karakter dan tipe Kristal yang melebur membentuk magma
granit . jadi dasar klasifikasi granit adalah Al2O3. Meskipun banyak tipe penggunaan dari granit.
Skema klasifikasinya dapat digunakan pada batuan beku. ( riyolith ). Klasifikasi ini banyak
mempengaruhi jumlah alumina, alkali, dan kalsium dari CIPW mineral normal. Dari referensi
penelitian perbandingan dari alumina menjadi alkali ditambah kalsium di dalam feldspar. Granit
dari cairan magma tidak akan membentuk Kristal muskovit. Sebagai contoh tidak sedikit dari
jumlah Al2O3 melampaui jumlah dari Na2O + K2O + CaO. ( artinya bagian dari ketentuan
kimia yang terjumlah persentase molekul dari persentase berat). Seperti granit yang mempunyai
alumina lebih di butuhkan untuk membuat feldspar dan juga referensi terhadap peraluminius.
Jika molar AL2O3 < Na2O + K2O, kemudian melampaui dari alkalis ( atau kekuatan dari
alumina) kemungkinan hasil dari penjelasan yang kaya akan sodium dan besi FERRIC
menghubungkan mineral seperti aegerin menjadi augit atau ampibol sodic . granit disebut juga
dengan peralkalin . jika alumina melampaui alkali, maka Na2O + K2O < AL2O3 < Na2O +
K2O + CaO, Kemudian akan menghasilkan mineral muskovit ferromagnesian sodik dan granit
juga sama dengan metaluminous ( yang berarti pertengahan ).

Batuan Ektrusi

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Riolit
Trahkit
Andesit
Dacite
Latit
Basal
pengelompokan yang didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini
disebabkan disamping prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa
kimiawi. Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat di dalam, yang
diperlihatkan pada tabel diatas hanya batuan beku intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan
persentase dari setiap senyawa oksida, salah satu contoh ialah dari oksida SiO2 jumlah
terbanyak dimiliki oleh batuan granit dan semakin menurun ke batuan peridotit (batuan ultra
basa). Sedangkan MgO dari batuan granit (batuan asam) semakin bertambah kandungannya
kearah batuan peridotit (ultra basa).

Komposisi kimia dapat pula digunakan untuk mengetahui beberapa aspek yang sangat
erat hubungannya dengan terbentuknya batuan beku. Seperti untuk mengetahui jenis magma,
tahapan diferensiasi selama perjalanan magma ke permukaan dan kedalaman Zona Benioff.

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik. Dengan batuan intrusinya, asalkan
dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda tempat terbentuknya saja, sehingga menimbulkan
pula perbedaan di dalam besar butir dari setiap jenis mineral. Dari sini terlihat sebagai contoh
komposisi kimia dan persentase dari oksida untuk batuan granit identik dengan batun riolit. Hal
yang sama berlaku untuk batuan lainnya asalkan batuan ini masih satu kelompok. Klsifikasi
batuan berdasarkan komposisi kimia telah banyak dilakukan oleh beberapa ahli dari yang paling
sederhana sampai ke paling terbaru adalah berdasakan CIPW NORMATIF adalah salah satu
yang paling sederhana untuk mengetahui nama batuan beku, klasifikasi ini tidak membedakan
apakah batuan itu intrusi ataupun ekstrusi. Sedangkan klasifikasi yang paling terbaru adalah
normative dihitung berdasakan CIPW, dimana setiap senyawa oksidasi kita hitung nilai
normatifnya dan kita kembalikan kepada mineral-mineral asal pembentuk batuan tersebut. Table
dibawah ini memperlihatkan komposisi kimia dan normative batuan dari kepulauan riau terhadap
beberapa contoh batuan beku granit. Batuan beku ekstrusi terbagi menjadi dua Yaitu :

1. basalt
Komposisi

: SiO2, feldspar, pyroxene, olivine, magnetite, and ilmenite

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Gambar 1.0. Batuan Basalt


Basalt mempunyai komposisi mineral yang bermacam-macam. Plagioclase feldspar, pyroxene,
olivine, magnetite, and ilmenite mineral yang umumnya ditemukan di batuan basalt.
Mineralogical properties
Analisis X-ray menunjukkan bahwa kandungan utama berupa Augite dan Feldspar. Heamatite,
calcite and zeolite hanya terdapat dalam jumlah sedikit. Analsis petrokimia menunjukkan
kandungan mineral berupa:
a. Olivine: sebagai mineral utama

Olivin mineral adalah besi magnesium silikat dengan rumus (Mg, Fe) 2SiO4. Ini adalah
mineral umum di bawah permukaan bumi tapi cuaca cepat di permukaan. Rasio magnesium dan
besi bervariasi antara dua endmembers dari seri larutan padat:forsterit (Mg-endmember) dan
fayalit (Fe-endmember). Komposisi dari olivin umumnya juga dinyatakan sebagai persentase
molar forsterit (Fo) dan fayalit (Fa) (misalnya,Fo70Fa30). Forsterit memiliki temperatur lebur
yang sangat tinggi pada tekanan atmosfer, hampir 1900 C, tetapi suhu leleh fayalit jauh lebih
rendah (sekitar 1200 C).Suhu leleh bervariasi lancar antara kedua endmembers, seperti halnya
properti lainnya.Olivin menggabungkan hanya sejumlah kecil unsur selain oksigen, magnesium
silikon, dan besi. Mangan dan nikel yang umum adalah elemen tambahan hadir dalam

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

konsentrasi tertinggi. Olivin memberikan nama menjadi kelompok mineral dengan struktur
terkait (kelompokolivin) yang meliputi tephroite (Mn2SiO4), monticellite (CaMgSiO4) dan
kirschsteinite(CaFeSiO4).
b. Feldspar

Feldspar: terbentuk sebagai plagioclase, Feldspar adalah mineral alumina anhidrat silikat
yang berasosiasi dengan unsur kalium (K), natrium (Na), dan kalsium (Ca) dalam perbandingan
yang beragam. Berdasarkan kandungan unsur- unsur tersebut, secara mineralogi feldspar dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok mineral, yaitu:
a) Alkali feldspar, Kelompok alkali feldspar adalah sanidin sebagai kalium-natrium feldspar
dan ortokhlas sebagai natrium-kalium feldspar. Sedangkan ortokhlas dan mikrolin
keduanya termasuk sanidin, namun masing- masing mempunyai sistem kristal monoklin,
dan mikrolin memiliki sistem kristal triklin.
b) Plagioklas, Kelompok feldspar plagioklas terklasifikasikan mulai dari albit (natrium
feldspar) dengan komposisi Na : Ca sekitar 9 : 1 hingga anortit ( kalsium feldspar)
dengan komposisi Na : Ca sekitar 1 : 9. Kombinasi unsur K dengan Ca tidak pernah
terjadi.
Sifat fisik feldspar adalah:

Kekersasan
Berat jenis
Warna

: 6- 6,5 pada skala mohs


: 2,4- 2,6 gram/ml
: Putih keabu- abuan, merah jambu, coklat, kuning dan hijau.

Berdasarkan komposisi kimia feldspar memiliki rumus umum MZ4O8. M adalah kation K+,
Na+, atau Ca+, kadang- kadang ada juga Ba2+ dan NH4+. Komponen Z adalah kation- kation
Al3+ dan Si4+ tetapi sebagian digantikan oleh Fe3+. Di alam sulit ditemukan feldspar ideal
dengan komposisi seperti tabel 1. Hampir semua kalium feldspar mengandung unsur natrium
baik terinklusi atau interlock dengan albit yang disebut feldspar partitik. Demikian pula albit
selalu mengandung sejumlah kecil campuran unsur kalium dan unsur kalsium. Sebaliknya
anortiti (Ca- feldspar) tidak pernah berasosiasi dengan unsur kalium. Feldspar partitik dan
feldspar albit adalah feldspar komersial. Untuk membedakan alkali feldspar dari

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

feldspar plagioklas dapat dilakukan dengan menggunakan asam fluorida serta larutan natrium
kobaltnitrit dan dengan bantuan mikroskop akan terlihat permukaan kalium feldspar berwarna
kuning cerah dan permukaan feldspar plagioklas berwarna merah. Cara ini sering disebut dengan
teknik staining pewarnaan). Kemudian cara fisika biasanya dilakukan dengan menggunakan
difraksi sinar-x.
Komposisi/Sifat Kimia Feldspar
Feldsp
ar

Komposisi Kimia Teoritis


Rumus

Na2
O

Ca
O

Al2O
3

SiO
2

Berat
Jenis

Kekerasa
n

Ortokla K2O.Al2O36SiO
s
2

16,
9

18,4

64,7

2,242,66

6,0

Albit

Na2O.Al2O86Si
O2

11,8

19,4

68,8

2,502,70

6,0-6,5

Anortit

CaO.Al2O82SiO
2

20,
1

36,62

43,2
8

2,602,80

6,0-6,5

Kegunaan
Mutu feldspar di tentukan oleh kandungan oksida kimia K2O dan Na2O yang relatif tinggi (di
atas 6%), oksida Fe2O3, dan TiO2. Feldspar dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk
batu gurinda dan feldspar olahan untuk keperluan industri tertentu. Feldspar di gunakan di
berbagai industri, banyak di perlukan sebagai bahan pelebur/perekat pada suhu tinggi dalam
pembuatan keramik halus seperti barang pecah belah, saniter, isolator dan juga di gunakan dalam
industri gelas/kaca. Di Amerika feldspar juga termasuk dalam bahan campuran pembersih
peralatan rumah tangga. Kegunaan Feldspar untuk industry.
c. Pyroxene

Terutama terdiri dari mineral Augit. Berbentuk prismatik pendek berisi kelipatan 4 dengan
belahan 2 arah menyudut. Merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang berbentuk prisma

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

pendek bersisi delapan. Striasi bersudut kira-kira 900. Pyroxen adalah senyawa yang kompleks
dari Calsium, Magnesium, Ferum, dan Silikat. Warna coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 8.
Mineral golongan ini antara lain : Enstatit, Hypersten, Diopsid, dan yang paling banyak terdapat
ialah Augit dengan rumus kimia Ca (MgFe) (SiO3)2 (AlFe)2 O3.
d. Calcite

Kalsit merupakan mineral utama pembentuk batugamping, dengan unsur kimia pembentuknya
terdiri dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO3), mempunyai sistem kristal Heksagonal dan belahan
rhombohedral, tidak berwarna dan transparan. Unsur kalsium dalam kalsit dapat tersubtitusi oleh
unsur logam sebagai pengotor yang dalam prosentasi berat tertentu membentuk mineral lain.
Dengan adanya substitusi ini ada perubahan dalam penulisan rumus kimia yaitu CaFe (CO3)2
dan MgCO3 (subtitusi Ca oleh Fe), CaMgCO3, Ca2MgFe (CO3)4 (subtitusi oleh Mg dan Fe)
dan CaMnCO3 (substitusi oleh Mn).
Sifat fisika dari kalsit adalah bobot isi 2,71; kekerasan 3 (skala Mohs); bentuk prismatik; tabular;
pejal; berbutir halus sampai kasar; dapat terbentuk sebagai stalaktit, modul tubleros, koraloidal,
oolitik atau pisolitik. Warna kalsit yang tidak murni adalah kuning, coklat, pink, biru, lavender,
hijau pucat, abu-abu, dan hitam.
Penggunaan
Saat ini telah mencakup berbagai sektor yang didasarkan pada sifat fisik dan kimianya.
Penggunaan tersebut, meliputi sektor pertanian (misalnya dalam pembuatan campuran pupuk),
industri kimia (pembuatan bahan-bahan kimia), makanan, logam, bangunan (sebagai ornament,
bahan bangunan, hiasan, pembuatan patung) dan sebagainya. Hal ini tidak bisa diusahakan
secara besar-besaran karena jumlahnya yang terbatas dan dapat merusak tata ruang dan fungsi
utama sebagai daerah pegunungan gamping disekitar pantai yang selain untuk dinikmati
keindahannya juga sebagai penahan gelombang ombak yang alami.

Pertanian
Industri kimia
Industri makanan
Industri metalurgi
Industri konstruksi

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Karakteristik Kimia
Analisis kimia menunjukkan kandungan kimia berupa:
Fe2O3

13.2 14.3 %

MnO

0.19 0.22 %

TiO2

2.8 3.3 %

CaO

9.9 11.8 %

K2O

0.53 1.3 %

SiO2

40 43 %

Na2O

0.62 2.5 %

Al2O3

11.8 12.7 %

P2O5

0.57 0.65 %

MgO

9.15 9.8 %

a. Kegunaan :
Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan batu belah untuk Bahan konstruksi (bangunan
dan jalan), bangunan perumahan, alas jalan, Sebagai agregat, pondasi , batu hias dan lainlainnya. Andesit juga dapat dijadikan sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll).
Batuan ini sangat potensial untuk dikembangkan ke arah eksploitasi (penambangan) secara
skala besar
Keterangan :
a. BASALT adalah batuan beku vulkanik, yang berasal dari hasil pembekuan magma
berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng
samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral
mineral tidak terlihat. Basalt adalah umum ekstrusif batuan vulkanik . Biasanya berwarna
abu-abu menjadi hitam dan halus karena pendinginan yang cepat dari lava pada suhu
permukaan.. Menurut definisi resmi , basal didefinisikan sebagai batuan beku aphanitic yang
mengandung, volume, kurang dari 20% kuarsa dan kurang dari 10% feldspathoid dan di
mana setidaknya 65% dari felspar dalam bentuk plagioklas.
b. Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas
vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

c.

d.
e.

f.

g.

h.
i.
2.

hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari
batuan basalt yang bernama gabbro.
TYPE BASALT : Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat
dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali memiliki
kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt tholeitik.
KOMPOSISI KIMIAWI Al2O3,SiO2, TiO2, K2O, MnO2, MgO, CaO
CIRI BASALT : Secara petrografi, basalt alkali mengandung fenokris olivin, titanium-augit,
plagioklas dan oksida besi, serta nephelin. Sedang basalt tholeitik mengandung plagioklasCa, augit subkalsik, pigeonit (piroksin miskin Ca), gelas antar kristal (interstitial glass) dan
struktur saling tumbuh kuarsa-feldspar. Basalt tholeitik adalah tipe basalt yang lewat jenuh
(oversaturated) dengan silika, sedang basalt alkali bersifat underaturated dengan silika yang
ditunjukkan dengan kehadiran nepheline.
Basaltis adalah komposisi kimia magma yang dicirikan oleh kandungan senyawa silika SiO2
< 50%. Batuan beku berbutir halus (ukuran butir < 2mm) yang dihasilkan dari magma
basaltis ini disebut basalt, sedangkan yang berbutir kasar (ukuran butir >2mm) disebut
gabro. Karena kandungan silikanya yang relatif sedikit dan lebih banyak mineral
ferromagnesian-nya, batuan basalt umumnya berwarna gelap mendekati hitam.
PEMBENTUKAN BASALT : Basalt alkali khas dijumpai di daerah kerak benua yang
terangkat berbentuk kubah (updomed continental crust) dan kerak benua yang mengalami
rifting (rifted continental crust), dan pulau-pulau oseanik seperti Hawai.
Basalt tholeitik khas dijumpai di lantai samudera, atau sebagai lava ekstrusi yang sangat
besar sehingga membentuk plateau di kerak benua, contohnya Deccan Trap di India.
KEGUNAAN BASALT : Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri poles,
bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.
Andesite

Andesit termasuk jenis batuan beku kategori menengah sebagai hasil bentukan lelehan magma
diorit. Nama andesit sendiri diambil berdasarkan tempat ditemukan, yaitu di daerah Pegunungan

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Andes, Amerika Selatan. Peranan bahan galian ini penting sekali di sektor konstruksi, terutama
dalam pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya, gedung, jembatan, saluran air/irigasi dan
lainnya. Dalam pemanfaatannya dapat berbentuk batu belah, split dan abu batu. Sebagai negara
yang sedang membangun, Indonesia membutuhkan bahan galian ini yang terus setiap tahun.
b. Sifat kimia
Komposisi kimia dalam batuan andesit terdiri dari unsur-unsur, silikat, alumunium, besi,
kalsium, magnesium, natrium, kalium, titanium, mangan, fosfor dan air. Prosentasi kandungan
unsur-unsur tersebut sangat berbeda di beberapa tempat. Sebagai contoh, dalam Tabel 1.,
diperlihatkan komposisi kimia yang terdapat di Desa Kalirejo, Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Andesit berwarna abu-abu kehitaman, sedangkan warna dalam keadaan lapuk
berwarna abu-abu kecoklatan. Berbutir halus sampai kasar, andesit mempunyai kuat tekan
berkisar antara 600 2400 kg/cm2 dan berat jenis antara 2,3 2,7, bertekstur porfiritik, keras
dan kompak.
c. Mineral-mineral dan komposisi kimia penyusun Andesite
a) plagioclase feldspar
Plagioklas termasuk dalam kelompok feldspar yang mana mineral ini sangatlah penting
untuk belajar mineral optik karena mempunyai ciri-ciri yang khas seperti kembaran, gelapan dan
lainnya. Sedangkan kita tahu bahwa mineral-mineral feldspar sangatlah penting dalam mineral
pembentuk batuan dan terdiri dari beberapa bagian dalam pembekuan diantarannya ortoklas (K
Al Si3 O8), albit (Na Al Si3 O8) dan anorthit (Ca Al2 Si2 O8) seperti ditunjukkan pada diagram
segitiga dibawah ini

Rumus Kimia dari mineral plagioklas adalah NaAlSi3O8 - CaAl2Si2O8, Karakteristik


fisik yang dimiliki mineral plagioklas adalah mempunyai warna putih, abu-abu, sampai hitam
keabu-abuan, dengan kilap kaca, kekerasan 6 6,5, cerat putih, sifat kristal: transparan
opaque (albit, anorthit, bytownite), transclucent transparan (oligoklas, andesin, labradorit),
mempunyai sistem kristal trilklin, belahan 1 arah, pecahan konkoidal, berat jenis 2,61 ( albite ),
2,64 2,68 ( oligoklas ), 2,68 2,71 ( andesin ), 2,70 2,74 ( labradorit ), 2,74 2,76
( bytownite dan anorthit ),cerat putih, asosiasi mineral :kuarsa, toumalin, muscovit ( albit );
kuarsa, muscovit dan K-feldspar ( oligoklas );biotit, hornblende, kuarsa dan K-feldspar

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

( andesine ); biotit, piroksen, dan hornblende ( labradorit, dan bytownit ); biotit, augit,
hornblende dan piroksen ( anorthit ).
b) pyroxene

Terutama terdiri dari mineral Augit. Berbentuk prismatik pendek berisi kelipatan 4 dengan
belahan 2 arah menyudut. Merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang berbentuk prisma
pendek bersisi delapan. Striasi bersudut kira-kira 900. Pyroxen adalah senyawa yang kompleks
dari Calsium, Magnesium, Ferum, dan Silikat. Warna coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 8.
Mineral golongan ini antara lain : Enstatit, Hypersten, Diopsid, dan yang paling banyak terdapat
ialah Augit dengan rumus kimia Ca (MgFe) (SiO3)2 (AlFe)2 O3.
c) Hornblende

Istilah hornblende berasal dari bahasa Jerman; Horn (tanduk) dan Blender (Blender = bersinar)
dan mengacu pada kecerahan mineral. Mineral hornblende termasuk dalam mineral silikat dan
mineral ferromagnesium. hornblende adalah nama dari kelompok mineral silikat atau
aluminosilikat. Mempunyai rumus umum adalah (Na, Ca)2-3(Mg, Fe, Al)5(Al, Si)8O22(OH)2.
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang
menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg),
Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak pada foto
yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan
beku dan batuan metamorf.
d. Komposisi kimia Andesit

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Senyawa

Komposisi (%)

SiO2

47,55

Al2O3

18,37

Fe2O3

8,19

CaO

7,11

MgO

2,25

Na2O

1,70

K2O

2,16

TiO2

0,59

MnO

0,22

P2O5

0,30

H2O

0,52

e. Kegunaan andesite
Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi dan
piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah banyak memakai material
ini, misalnya: sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja batu.
atu Andesit : Batu Andesit biasanya banyak digunakan untuk membuat bangunan
bangunan Megalitik, Candi, dan Piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman
prasejarah zaman dahulu yang menggunakan material ini.
Andesit: Sebagai bahan bangunan / fondasi jalan

2.6.

Asosiasi Tektonik Batuan Beku Ekstrusi


Batuan beku tebentuk langsung dari hasil kristalisasi magma. Menurut Wilson (2007),
magma akan tebentuk di bagian kerak bumi tertentu seperti:
1. Constructive Plate Margin

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Tatanan tektonik ini terletak pada zona divergen, yaitu diantara dua lempeng atau lebih
yang saling menjauh. Magma dapat terbentuk di dua daerah yaitu Mid Oceanic Ridge dan Back
Arc Basin.
2. Mid Oceanic Ridge
Mid Oceanic Ridge merupakan daerah dimana dua lempeng samudera yang saling
menjauh. Magma pada daerah tektonik ini berasal dari pelelehan sebagian mantel atas. Magma
terbentuk karena adanya pelepasan tekanan oleh batuan induk peridotit karena proses divergen.
Batuan yang terbentuk pada tatanan tektonik ini pada umumnya bersifat mafik-ultramafik seperti
peridotit, basalt, atau gabbro. Batuan beku berstrektur lava bantal dan kekar tiang juga banyak
ditemukan.
3. Back Arc Basin
Back Arc Basin merupakan tatanan tektonik divergen. Berbeda dengan Mid Oceanic
Ridge. Back Arc Basin terbentuk di belakan busur kepulauan. Hal ini dapat terjadi akibat adanya
rifting di belakang zona penunjaman selama proses subduksi berlangsung sehingga terbentuklah
cekungan. Magma yang dihasilkan dalam zona ini bersifat basa. Batuan beku yang banyak
terbentuk pada zona ini adalah basalt.
4. Destructive Plate Margin
Tatanan tektonik ini terletak pada zona konvergen dimana dua lempeng atau lebih saling
bertumbukan satu sama lain. Magma dapat terbentuk di dua daerah yaituIsland Arc dan Active
Continental Margin.
5. Island Arc
Island Arc merupakan daerah dimana lempeng samudera dan lempeng samudera atau
lempeng benua yang tipis saling bertumbukan. Zona ini disebut sebagai zona subduksi atau zona
penunjaman. Magma akan terbentuk akibat dari pelelehan sebagian mantel atas atau baji mantel
dan kerak samudera yang menunjam. Daerah Island Arc ditandai dengan munculnya busur
kepulauan dengan deretan gunung api yang masih aktif. Batuan beku yang terbentuk di zona ini
pada umumnya bersifat intermediet-basaltik seperti andesit atau basalt. Diferensiasi magma tidak
terjadi secara dominan di daerah ini sehingga batuan tersebut memiliki tekstur yang sedikit akan
fenokris. Batuan vulkanik juga banyak terbentuk akibat aktivitas vulkanisme yang intensif.
6. Active Continental Margin
Pada daerah ini terjadi tumbukan antara lempeng samudera dengan lempeng benua yang
tebal. Magma dapaet berasal dari pelelehan sebagian mantel atas atau kerak benua bagian bawah.
Pada daerah ini gunung api jarang ditemukan, namun gunung api yang ditemukan di daerah ini
sangat berbahaya.

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Batuan beku yang tebentuk di daerah ini pada umumnya bersifat intermediet-felsik seperti granit
atau diorit. Diferensiasi magma terjadi secara dominan dan lanjut sehingga butiran Kristal akan
berbentuk besar-besar
7. Oceanic Intra-plate Margin (Oceanic Island)
Tatanan tektonik ini terbentuk di tengah-tengah lempeng samudera dan biasanya akan
membentuk kepulauan gunung api. Sumber magma berasal dari pelelehan parsial mantel atas.
Magma akan berkumpul di suatu tempat yang disebut hotspot. Magma tersebut dapat keluar ke
permukaan bumi dan membentuk gunung api. Contohnya adalah kepulauan Hawaii dimana
terdapat Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea hasil dari aktivitas hotspot.
Pada daerah ini batuan beku yang dapat tebentuk adalah batuan beku volkanik dengan sifat
mafik-ultramafik karena magma berasal dari diferensiasi lempeng samudera yang bersifat basa.
8. Continental Intra-plate Margin
Tatanan tektonik ini terbentuk di tengah lempeng benua. Magma dapat terbentuk di dua
tempat yaitu Continental Flood Basalt Province dan Continental Rift Zone.
9. Continental Flood Basalt Province
Tatanan tektonik ini merupakan hasil dari erupsi besar-besaran gunung api yang
menyebabkan terjadinya pelamparan lava basalt di lantai samudera atau daratan. Contoh dari
tatanan tektonik ini seperti batuan beku yang ada di Siberia dan Antartika. Batuan beku yang
terbentuk adalah basalt.
10. Continental Rift Zone
Tatanan tektonik ini merupakan daerah dimana dua kerak benua yang saling menjauh. Magma
berasal dari pelelehan sebagian kerak benua bagian atas atau bagian tengah sehingga magma
bersifat asam-intermediet. Magma terbentuk akibat adanya pelepasan tekanan pada saat terjadi
divergen. Batuan yang dapat terbentuk pada zona ini seperti granit, diorite, atau riolit.

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Gambar 1. Seting tektonik batuan beku (1) mid oceanic ridge, (2) continental rift zone, (3) island
arc, (4) active continental margin, (5) back arc basins, (6) volcanic island, (7) continental flood
basalt province
Adapun tempat terbentuknya magma dan pembentukan batuan beku yang terjadi adalah sebagai
berikut:

1.

Zona subduksi (subduction zone)

Partial melting yang terjadi adalah berupa peleburan mantel atas / baji mantel (mantle wedge),
mantel tersomatisasi, pelelehan parsial kerak samudera (fasies amfibolit, eklogit) dan pelelehan
parsial kerak benua bagian bawah (anateksis). Pada umumnya komposisi magma yang di
hasilkan pada zona ini adalah magma yang bersifat basa, yang kemudian mengalami proses
diferensiasi yang apabila sampai di dekat ataupun ke permukaan akan menghasilkan batuan beku
yang umumnya bersifat asam.
2.

Zona tumbukan (Collision zone)

Partial melting yang terjadi adalah berupa pelelehan parsial kerak benua bagian bawah
(anateksis)dan juga pelelehan parsial kerak benua bagian tengah (anateksis). Pada zona ini tidak
terjadi pembentukan batuan beku yang baru tetapi justru mengalami proses metamorfisme.
3.

Rekahan tengah samudera (Mid oceanic ridge)

Partial melting yang terjadi adalah berupa peleburan mantel bagian atas yang mengahsilkan
magma berkomposisi basa. Pada zona ini batuan beku yang terbentuk adalah batuan beku basa
akibat lempeng samudra yang titpis sehingga proses diferensiasi magma jarang terjadi.

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

4.

Rekahan tengah benua (Rift valley)

Partial melting yang terjadi adalah berupa peleburan mantel bagian atas yang menghasilkan
magma berkomposisi asam. Diferensiasi magma yang terjadi umumnya adalah peleburan
dinding dapur magma yang akan mempengaruhi proses pembentukan serta komposisi batuan
beku yang terjadi.
5.

Kepulauan tengah samudera (Mid oceanic island)

Partial melting yang terjadi adalah berupa peleburan mantel atas yang menghasilkan komposisi
magma basa. Diferensiasi magma yang terjadi umumnya adalah peleburan dinding dapur magma
yang akan mempengaruhi proses pembentukan serta komposisi batuan beku yang terjadi.
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan setting tektonik beserta batuan beku yang terjadi :

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Setting Tektonik

Nama Batuan Apa yang menyebabkan tipe batuan


Contoh Lokasi
/ Tipe Batuan seperti itu?

Mid-ocean ridge

Basalt

Rift Valley

Gabbro

Magma basa disebabkan karena Mid-Atlantic


pendinginan lava yang berkomposisi Ridge
basa dari hasil partial melting mantel
bagian atas.

Basalt

Magma basa

Diabas

Mencapai permukaan atau membeku di


dekat permukaan.

Continental volcanic Andesite


arc

Diorite
Granite
Rhyolite

East
African
Rift Valleys

Magma asam dan intermediet hasil West Coast of


diferensiasi
magma
terbentuk North
Dan
pelelehan batuan di zona subduksi dan South America
partial melting kerak benua.
(Cascades,
Andes)

Collisional mountain Tidak


ada Hanya terjadi partial melting di atas Himalayan
pembentukan mantel bagian atas tetapi tidak mampu
range
batuan beku. menerobos bagian tubuh bumi yang Mountains
mengalam kolisi sehingga tidak ada
magmatisme maupun volkanisme.
Volcanic island arc

Andesite
Diorite
Granite

Magma
intermediet
dan
asam Aleutian
terbentuk dari pelelehan sebagian Islands
kerak
samudra
yang
saling
bertumbukan.

Rhyolite
Passive continental
margin

Interior plate hot

Tidak
ada pembentukan
batuan beku.

Basalt

spot (oceanic crust) Gabbro

East Coast of
North dan
South America

Magma basa terbentuk dari pelelehan Hawaiian


kerak samudra karena adanya hot spot Islands
pada mantel.

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

2.7.

Ringkasan
batuan beku yang terdiri dari mineral (kecuali untuk varietas langka seperti obsidian
gelas) dan identitas serta proporsi relatif dari mineral ini tergantung pada komposisi yang
dominan digunakan oleh ahli batuan untuk menandai semua aspek komposisi batuan beku dari
semua batuan konsentrasi elemen utama, minor dan sekunder komposisi mineral individu dan
yang akhirnya menjadi perbandingan yang stabil dan isotop radiogentica. semua informasi
kimia sangat penting untuk menguji hipotesis dan mengetahui asal dan pemadatan magma.
bagaimana banyaknya pengamatan batuan beku yang tidak memerlukan teknik laboratorium
canggih namun masih menghasilkan informasi penting bagi karakteristik batuan magmatic.
misalnya, perkiraan atau pengukuran proporsi mineral di dalam batuan beku merupakan
kebutuhan seorang ahli batuan untuk mengklasifikasikan batu dan menggunakan diagram fasa
untuk menjelaskan kristalisasi dari batuan dan menaksirkan dari puluhan ribu analisis kimia
batuan beku yang diperoleh selama setengah abad terakhir mengungkapkan bahwa secara kimia
batuan kurang beragam dari berbagai batuan beku (warna, ukuran butiran, mineralogi, dll)
Sebagai contoh, hampir semua batuan beku mempunyai konsentrasi silika antara 45 dan 75wt%.
Peran dominan feldspar dalam batuan beku yang paling mengontrol relatif keseragaman kimia
.Tujuan klasifikasi merupakan bagian penting dari petrologi batuan beku karena standarisasi
pada penggunaan nama dan ahli geologi juga memastikan bahwa keduanya merupakan masingmasing granit jenis batu yang sama. Komisi yang bekerja di bawah otorisasi dari serikat
internasional ilmu geologi telah mengembangkan klasifikasi standar untuk sebagian besar ukuran
batuan. Banyaknya batuan beku serta kandungan mineral dasar klasifikasi dan skema penamaan
baik untuk batuan plutonik dan vulkanik yang didominasi oleh kuarsa, feldspar, dan yang bersifat
felspar untuk batuan ultrabasa. kandungan mineral umumnya diukur dengan menggunakan
bagian tipis dan komposisi petrografi microscope.informasi dapat digunakan untuk menciptakan
sebuah "mineralogi sintetik" untuk semua batuan beku oleh perhitungan CIPW norma, yang
partisi kandungan batu kimia menjadi teknik mineral. secara umum hipotetis terutama berharga
ketika sebuah batu (misalnya batu vulkanik) yang berbutiran sangat halus bahwa pengukuran
optik tidak pasti meskipun mereka memainkan kondisi yang kecil dalam klasifikasi IUGS,
tekstur atau karakteristik komposisi khusus juga dapat digunakan untuk penamaan batuan.
Berbagai macam diagram khusus indeks telah dikembangkan oleh ahli batuan untuk
memanfaatkan data kimia dan mineralogi batuan beku untuk melacak proses genetik, terutama
fraksinasi.

BAB III
PENUTUP

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

3.1.

Kesimpulan
Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersifat
mudah bergerak (mobile), bersuhu antara 900C - 1.100C dan berasal atau terbentu pada kerak
bumf bagian bawah hingga selubung bagian a tas. Pembentukan magma merupakan serangkaian
proses kompleks yang meliputi proses pemisahan (differentiation), percampuran (assimilation),
anateksis dan hibridisasi serta metamorfisma regional. Komposisi magma ditentukan oleh
komposisi bahan yang meleleh, derajat fraksinasi dan jumlah pengotoran dalam magma oleh
batuan samping (parent rock). Senyawa kimiawi magma yang dianalisa melalui basil
konsolidasinya dipermukaan dalam bentuk batuan gunungapi, dapat dikelompokkan menjadi ;
Senyawa-senyawa volatil, yang terutama terdiri dari fraksi gas seperti CH4, CO2 HC1, H2S,
SO2, NH3 dan sebaginya. Komponen volatil ini akan mempengaruhi magma, antara lain :
Kandungan volatil, khususnya H2O akan menyebabkan pecahnya ikatan Si - O - Si yang akan
mempengaruhi inti kristal.
Batuan beku atau Igneos Rocks adalah jenis batuan yang terbentuk dari proses
pembekuan magma dalam perjalanannya menuju permukaan bumi baik pembekuannya didalam
(intrusi) karena magma belum mencapai permukaan bumi atau pembekuannya diluar (ekstrusi)
karena magma sudah mengalir di permukaan bumi atau disebut juga Lava. Ciri khas batuan beku
adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu kenampakan suatu massa dari unit-unit Kristal yang
saling mengisi kecuali gelas yang bersifat non kristalin. Batuan beku disusun oleh senyawasenyawa kimia yang membentuk mineral penyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan
beku dari kimia adalah dari senyawa oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO,
MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5, dari persentase setiap senyawa kimia dapat
mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan meineral. Analisa kimia batuan dapat
dipergunakan untuk penentuan jenis magma asal, pendugaan temperatur pembentukan magma,
kedalaman magma asal, dan banyak lagi kegunaan lainya. Dalam analisis kimia batuan beku,
diasumsikan bahwa batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang sama dengan magma
sebagai pembentukannya. Batuan beku yang telah mengalaimi ubahan atau pelapukan akan
mempunyai komposisi kimia yang berbeda. Karena itu batuan yang akan dianalisa harusla
batuan yang sangat segar dan belum mengalami ubahan. Namun begitu sebagai catatan.
Batuan beku ekstrusi adalah batuan beku sebagai hasil pembekuan magma yang keluar
diatas permukaan bumi baik didarat maupun dibawah muka air laut. Pada saat mengalir di
permukaan, massa tersebut membeku secara relative cepat dengan melepas kandungan gasnya.
Oleh karena itu sering memprlihatkan struktur aliran dan banyak lubang gasnya (vesikuler).
Magma yang keluar dipermukaan atau lava biasanya ada dua jenis, yaitu : Lava Aa (kental) dan
Lava Pahoehoe (cair).
Erupsi Eksplosif adalah proses keluarnya magma, gas atau abu disertai tekanan yang
sangat kuat sehingga melontarkan material padat dan gas yang berasal dari magma maupun
tubuh gunung api ke angkasa. Erupsi eskplosif inilah yang terkenal sebagai letusan gunung
berapi. Letusan ini terjadi akibat tekanan gas yang teramat kuat. Contoh erupsi eksplosif adalah
letusan gunung krakatau, letusan gunung merapi. Erupsi Efusif (Non Eksplosif) yaitu peristiwa

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

keluarnya magma dalam bentuk lelehan lava. Erupsi elusif terjadi karena tekanan gas
magmatiknya tidak seberapa kuat, sehingga magma kental dan pijar dari lubang kepundan hanya
tumpah mengalir ke lereng-lereng puncak gunung itu. Contoh erupsi efusif adalah erupsi gunung
semeru, erupsi gunung merapi.
Proses magmatisme adalah proses kompleks yang terjadi karena aktifitas aruskonveksi,
yang menyebabkan terjadinya pergerakan tektonisme lempeng-lempeng dibumi. Dari pergerakan
lempeng-lempeng tersebut, didapatkan suatu setting tektonik yang menghasilkan magma yang
berbeda-beda, baik secara komposisi maupunsifatnya. Salah satu setting tektonik yang umum
diteliti adalah pada zona subduksi.Zona subduksi adalah zona penunjaman salah satu lempeng,
baik itu lempeng benuamaupun samudera, dibawah lempeng yang lain setelah terjadi proses
tumbukandiantara keduanya akibat pengaruh arus konveksi. tektonik semacamini banyak
berkembang di Indonesia, kita dapat menemukan zona subduksi baik berupa busur kepulauan
maupun busur kontinental. Keberadaan Zona subduksi diIndonesia inilah yang menyebabkan
Indonesia menjadi salah satu negara denganaktivitas seismik, tektonisme maupun vulkanisme
yang teraktif di dunia. Proses-proses magmatisme dan tektonisme di Indonesia ini berdampak
pada komposisibatuan penyusun dan distribusinya. Selain itu zona subduksi erat kaitannya
denganaktivitas vulkanik yang juga sangat berpengaruh terhadap sebaran batuan diIndonesia.
Kondisi kompleks pada zona subduksi ini menyebabkan Indonesiamemiliki potensi positif dan
negatif yang berdampak pada kehidupan manusianya.Potensi positifnya adalah berupa sumber
daya mineral hingga ke potensi hidrokarbon.Tidak hanya itu, aktivitas magmatisme yang tinggi
di area subduksi menyebabkanIndonesia memiliki potensi panas bumi yang luar biasa.

DAFTAR PUSTAKA
Wilson, M., 1989, Igneous Petrogenesis: A Global Tectonic Approach, Harper Collins Academic,
London. 466 p.

GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Carlile, J.C, A.H.G Mitchell, 1993, Magmatic arcs and associated gold and copper mineralization
in Indonesia, Australia, ELSEVIER. Setijadji, Lucas Donny, Dr., 2011, Materi Kuliah Petrologi
batuan beku dan batuan metamorf BATUAN GRANITIK(Granitic Rocks atau Granitoids),
Yogyakarta,
Unpublished Setijadji, Lucas Donny, Dr., 2011, Materi Kuliah Petrologi batuan beku dan batuan
metamorf
MAGMATISME
DALAM
KONTEKS
TATANAN
TEKTONIK
GLOBAL,Yogyakarta, Unpublished.
Hartono, H.G., 2009, Petrologi dan Batuan Beku Gunung Api, UNPAD Press.
Krauskopf, K. B. And Bird, D. K., 1995, Introduction of Geochemistry, McGraw-Hill, Inc., 647
p.
http://dokumen.tips/documents/tatanan-tektonik-zona-subduksi-dan-batuan-beku-indonesia.html.
Diakses tanggal 8 April 2016.
https://ekkypriyambodo.wordpress.com/2015/02/26/tectonic-settings-pada-batuan-beku/. Diakses
tanggal 8 April 2016.
https://ekkypriyambodo.wordpress.com/2015/02/26/tectonic-settings-pada-batuan-beku/. Diakses
tanggal 8 April 2016.
http://dokumen.tips/documents/tatanan-tektonik-zona-subduksi-dan-batuan-beku-indonesia.html.
Diakses tanggal 8 April 2016.
http://geomacnews.blogspot.co.id/2014/03/setting-tektonik-batuan-beku.html. Diakses tanggal 8
April 2016.
http://tedieka07.blogspot.co.id/2016/02/makalah-geologi-dasar-batuan-beku.html.
tanggal 8 April 2016.

Diakses

http://newblogagusturino.blogspot.co.id/2015/10/geokimiaunsur-kimiakomposisievolusi.html.
Diakses tanggal 8 April 2016.
https://www.academia.edu/4852790/Geokimia_Unsur_Utama_Batuan_Beku. Diakses tanggal 8
April 2016.
http://intangeologi.blogspot.co.id/2015/06/genesa-magma-dan-geokimia-magma.html.
tanggal 8 April 2016.

Diakses

http://doddysetiagraha.blogspot.co.id/2012/02/batuan-beku.html. Diakses tanggal 8 April 2016.

Anda mungkin juga menyukai