Tugas Makalah Geokimia
Tugas Makalah Geokimia
Tugas Makalah Geokimia
DISUSUN OLEH
NAMA
: ENTIANA SISWANTI
NIM
: 410014139
TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2016
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat limpahan Rahmatnya, sehingga saya
dapat menyelesaikan dan menyusun makalah geolimia yang meliputi tentang batuan beku
ektrusi, dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat berguna
sebagai salah satu acuan, panduan, petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca sehingga kita
dapat mengetahui tentang sifat-sifat kimia dan asosiasi tektonik dalam batuan beku ektrusi.
Materi yang disajikan dalam makalah ini dihimpun dari situs internet dan buku dari
perpustakaan, makalah ini saya akui masih jauh dari sempurna karena pengalaman saya masih
sangat kurang, Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukanmasukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Ketua STTNAS
Ketua Jurusan
Dosen Geokimia
Yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini. Saya selalu terbuka terhadap segala
komentar, saran, dan kritik yang berguna dalam menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
BAB I...........................................................................................................................................1
1.1.
Latar Belakang............................................................................................................1
1.2.
1.3.
BAB II.......................................................................................................................................10
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
Ringkasan...................................................................................................................30
BAB III......................................................................................................................................32
3.1.
Kesimpulan................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................34
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersifat
mudah bergerak (mobile), bersuhu antara 900C - 1.100C dan berasal atau terbentu pada kerak
bumf bagian bawah hingga selubung bagian a tas. Pembentukan magma merupakan serangkaian
proses kompleks yang meliputi proses pemisahan (differentiation), percampuran (assimilation),
anateksis dan hibridisasi serta metamorfisma regional. Komposisi magma ditentukan oleh
komposisi bahan yang meleleh, derajat fraksinasi dan jumlah pengotoran dalam magma oleh
batuan samping (parent rock). Senyawa kimiawi magma yang dianalisa melalui basil
konsolidasinya dipermukaan dalam bentuk batuan gunungapi, dapat dikelompokkan menjadi ;
Senyawa-senyawa volatil, yang terutama terdiri dari fraksi gas seperti CH4, CO2 HC1, H2S,
SO2, NH3 dan sebaginya. Komponen volatil ini akan mempengaruhi magma, antara lain :
Kandungan volatil, khususnya H2O akan menyebabkan pecahnya ikatan Si - O - Si yang akan
mempengaruhi inti kristal. Apabila nilai viskositas magma rendah maka difusi akan bertambah
dan pertumbuhan kristal pun terjadi. Kandungan volatil khususnya H20 akan mempengaruhi
suhu kristalisasi sebagian besar fasa mineral. Pada beberapa jenis magma, fasa mineral yang
menghablur akan berubah sehingga terjadi penyimpangan terhadap reaksi Bowen. Volatil
dalam magma menentukan besarnya tekanan selama proses kenaikan magma tersebut ke
permukaan. Unsur-unsur volatil tersebut akan mempengaruhi jenis kegiatan gunungapi seperti
terbentuknya piroklastik, awanpanas, dan sebagainya disamping tekstur dan bentuk kristal seperti
lubanglubang gas (vesicles) dan glass-shard. Unsur-unsur volatil akan mempengaruhi proses
pemisahan unsurunsur tersebut dari magma. Apabila tekanan total (PL) lebih besar dari tekanan
uap air (PH2O) dalam magma, maka uap air atau gas tidak akan terbentuk, sedangkan apabila
tekanan total lebih besar dari tekanan cairan atau fluida (PF) maka tidak akan terbentuk fasa gas
dan semua volatil berupa larutan. Senyawa-senyawa yang bersifat non volatil dan merupakan
unsur-unsur oksida dalam magma. Jumlahnya yang mencapai 99% isi, sehingga merupakan
major element, terdiri dari oksida-oksida SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O,
K2O, TiO2 dan P2O5. Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak (trace element) dan merupakan
minor element seperti Rubidium (Rb), Barium (Ba), Stronsium (Sr), Nikel (Ni), Cobalt (Co),
Vanadium (V), Crom (Cr), Lithium (Li), Sulphur (S) dan Plumbum (Pb).
Menurut beberapa ahli magma dapat terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan dari kriteriakriteria tertentu, diantaranya :
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
> 66
Magma menengah
52 - 66
Magma basa
45 - 52
< 45
51
Alkali - calcic
Cak - alkalic
Calcic
51 - 56
56 - 61
61
} Atlantik
} Pasifik
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Contoh, pada suhu 1.557C akan terjadi pemisahan enstatit menjadi olivin dan silika.
2MgSiO3 =
MgSiO4
(silika)
(olivin)
SiO2
(silika)
2. Pembekuan yang cepat tidak akan menghasilkan kristal sehingga keadaan super cooled akan
membentuk kaca. Suatu kristal dapat berkembang dan tumbuh dengan baik didalam magma
encer. Cairan magma yang mempunyai viskositas tinggi akan mengkristal secara lambat,
sehingga magma bass pada umumnya akan membentuk batuan bertekstur kristalin ;
sedangkan magma asam pada kondisi rate of cooling asam dapat saja super cooled dan
membentuk kaca. Pada proses pembekuan magma, terjadi beberapa perubahan seperti
penurunan suhu, perubahan viskositas, kristalisasi yang sesuai dengan tahapannya, keluarnya
gas dari magma dan perubahan tekanan gas.
1.2.
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Gambar II 1. Penamaan batuan beku (non-potassic) (Cox et a.1979, dalam Wilson 1991)
Potassic
leucitophyte
K-trachyte
K-rhyolite
tristanite
latite
leucitite
leucite basanite
leucite tephrite
absarokite
shosonite
Normal
phonolite
trachyte
rhyolite
benmoreite
trachyandesite
nephelinite
basanite
taplirite
~i basalt
Tabel II 1. Kesamaan antara batuan nonnal dengan batuan yang memiliki nilai K yang tinggi
(Wilson, 1991)
Diagram persentase berat Na2O + K2O dengan persentase berat SiO2 bisa juga
digunakan untuk menentukan deferensiasi antara anggota basalt dari seri alkali dan subalkali
(Middlemost, 1975, dalam Wilson 1991). Pada saat contoh-contoh diplotkan dalam diagram dan
terletak di daerah alkali dan daerah subalkali maka contoh-contoh inilah yang disebut dengan
basalt transisi. Pada gambar 3, basalt sub-alkali bisa dibagi ke dalam jenis normal dan rendah K.
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Gambar II. 2. Klasifikasi dari alkali basalt dan subalkali dangan parameter (a) persen berat K 2O
Terhadap SiO2 (b) persen berat Na2O Terhadap SiO2 (Middlemost, 1975, dalam
Wilson 1991)
Secara umum, magma seri subalkali dapat dibagi ke dalam seri alumina tinggi atau kalk
alkali dan toleiit rendah K, Anggota dari seri basalt ini secara berturut-turut yaitu subalkali dan
subalkali rendah K. Dua seri ini dapat dipisahkan berdasarkan diagram AFM (Gambar 11.3),
dengan trend yang besar maka toleiitik kaya akan besi pada awal pemisahannya, sedangkan seri
kalk alkali trendnya memotong diagram karena penumpukan besi pada saat kristalisasi pertama
oksida Fe-Ti. Perbedaan kimia yang utama dari seri toleiitik dengan kalk alkali adalah
kandungan Al2O3, basalt kalk alkali dan andesit mengandung 16-29%, sedangkan toleiitiknya
hanya mengandung 1216% Al2O3. Basalt kalk alkali dibagi lagi menjadi basalt kalk alkali
rendah K, sedang, dan tinggi berdasarkan pada diagram perbandingan K2O dengan SiO2 di atas.
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Gambar II. 3. Diagram AFM yang menunjukkan jenis toelitik dan kalk-alkali (Wilson, 1991)
Batuan-batuan dari seri magma alkali dibagi ke dalam jenis sodik, potasik, dan K-tinggi
pada pengeplotan K2O dengan Na2O. Anggota dari seri Ktinggi mengandung sedikit silika
dengan variasi nama absarokite, leusit basalt, leusit basanit, dan leusit. Semuanya terdeferansiasi
untuk membentuk seri magma yang kaya K-tinggi pada beberapa kasus.
Tectonic
setting
volcanic
feature
characteristic
magma series
SiO2 range
Plate margin
Convergent
Within plate
Iiitra-oceanic
Divergent
(destructive)
constructive
Island arc,
mid
active
continental
margin
tholeiitic
calc-alkaline
ridges, back-arc
spreading centres
tholeiitic
-
tholeiitic
-
zone, continental
flood
basalt
provinces
tholeiitic
-
alkaline
alkaline
alkaline
basalts
and
differentiates
basalts
basalts
and
differentiates
basalts
and
differentiates
Intra-continental
continental
rift
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Tabel II 2. Karakteristik seri magma yang berhubungan dengan tatanan tektonik tertentu
(Wilson, 1991)
Tabel II. 2 menunjukkan karakteristik seri magma didasarkan atas ldasifikasi yang
berhubungan dengan tiap lingkungan tektoniknya. Basalt subalkali mempakan jenis yang paling
umum dari batuan volkanik yang ditemukan pada daratan dan cekungan samudera. Basalt
subalkali rendah K atau basalt toleiitik, merupakan magma dominan yang dihasilkan pada
punggungan tengah samudera dan pada beberapa wilayah aliran basalt (flood basalt province).
Dibandingkan tipe basalt yang lainnya basalt-basalt ini mengandung K tinggi dan kation-kation
lain seperti Rb, Ba, U, Th, Pb, Zr, dan sedikit REE. Analisis batuan volkanik dari lantai
samudera menunjukkan komposisi yang sangat beragam. Meskipun basalt toleiitik lebih
dominan, transisi dan jenis alkali juga terdapat di beberapa daerah, khususnya pada pemekaran
samudera yang lambat seperti Atlantik. Karakteristik kimia punggungan tengah samudera
(MOR) kelihatan bervariasi sebagai fungsi dari kecepatan pemekaran dan elevasi punggungan
kerak. Pemekaran lantai samudera juga terjadi pada cekungan belakang busur (back arc basin)
yang berhubungan dengan subduksi, dan tekait dengan busur volkanik. Secara umum, erupsi
basalt sebanding dengan MOR dengan syarat karaktersitik unsur utama dari unsur jejaknya
berbeda. Sekarang ini, magma seri kalk alkali seluruhnya dibatasi pada posisinya yang
berhubungan dengan subduksi. Akibatnya, pengenalan terhadap karakteristik kalk alkali pada
sikuen volkanik masa lalu merupakan petunjuk yang sangat penting dalam petrogenesis.
Produkproduk dari volkanisme pada busur volkanik bervariasi sesuai dengan evolusi dari busur,
dalam beberapa hal, lateral sepanjang busur. Batuan volkanik bisa dibagi ke dalam jenis toleiitk,
kalk alkali, dan alkali yang semuanya bergradasi. Jenis magma tolelitik bisanya terbentuk pada
busur muda, sedangkan magma kalk alkali pada busur yang lebih tua dan batas benua aktif.
Karakteristik kimia dari batuan-batuan busur volkanik lebih bervariasi dibandingkan dengan
MOR. Proporsi lavanya yang kaya Si02 lebih besar, khususnya pada sen kalk alkali dangan
andesit yang lebih dominan. Alkali basalt dan deferensiasinya umum dijumpai pada tatanan
tektonik antar lempeng seperti kepulauan samudera dan rekahan lempeng antar benua dan jarang
dijumpai pada beberapa subduksi. Kepulauan samudera basalt (OIB) memiliki komposisi yang
mungkin bervariasi mulai dari toleiitik (Hawai, Iceland, dan Galapagos, alkali sodik (Pulau
Canary dan St. Halena) hingga alkali potasik (Tristan da Cunha dan Gough). Umumnya evolusi
magma lebih berkembang dibandingkan basalt, seringpula berupa kesatuan basalt-trasit atau
ponolit. Basalt daratan sangat terbatas saat ini, dan dominasinya yaitu alkali pada tahap awal dari
pemekaran daratan. Meskipun begitu, pada wilayah kerak dengan gays tarik yang besar, umunya
akan terdapat transisi dan toleiitik. Wilayah aliran basalt toleiitik daratan mungkin sangat berarti
di masa lalu, berhubungan dengan fase utama pemekaran benua yang sempurna dan
pembentukan dari cekungan yang bam. Magma Kimberlit dan ultrapotasik yang berasal dari
magma alkali daratan yang sangat berbeda terbentuk pada tatanan tektonik yang lebih luas.
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Jenis dan sifat batuan beku ditentukan dari tipe magmanya.Tipe magma tergantung dari
komposisi kimia magma. Komposisi kimia magma dikontrol dari limpahan unsur-unsur dalam
bumi, yaitu Si, Al, Fe, Ca, Mg, K, Na, H, dan O yang mencapai hingga 99,9%. Semua unsur
yang berhubungan dengan oksigen (O) maka disebut sebagai oksida, SiO2 adalah salah
satunya.Sifat dan jenis batuan beku dapat ditentukan dengan didasarkan pada kandungan SiO2 di
dalamnya.
Tabel 2.1 Tipe batuan beku dan sifat-sifatnya (Nelson, 2003)
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
1.3.
BAB II
ISI
2.1.
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% 52%. Contohnya adalah
andesit.
Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah
basalt.
c) Klasifikasi berdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943), yaitu:
Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
Mesococtik rock, apabila mengandung 30% 60% mineral mafik.
Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
d) Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks
warnanya sebagai berikut:
Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
2.2.
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
jenis batuan tersebut. Goldschidt menganalisa 77 cuplikan yang berbeda, hasil analisa ratarata diperoleh sebagai berikut:
SiO2 (59,12 %), Al2O3 (15,82 %), Fe2O3 + FeO (6,99 %), MgO (3,3 %), CaO (3,07 %),
Na2O(2,05 %), K2O (3,93 %), H2O (3,02 %), TiO2 (0,79 %), P2O5 (0,22 %) Goldschmidt
beranggapan apabila memungkinkan untuk mendapatkan suatu cuplikan rata-rata dari
sejumlah besar kulit bumi yang utamanya terdiri dari batuan kristal maka analisanya
memberikan suatu gambaran
2.3.
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
A. Ektrtusi Ekplosif
Erupsi Eksplosif adalah proses keluarnya magma, gas atau abu disertai tekanan yang
sangat kuat sehingga melontarkan material padat dan gas yang berasal dari magma maupun
tubuh gunung api ke angkasa. Erupsi eskplosif inilah yang terkenal sebagai letusan gunung
berapi. Letusan ini terjadi akibat tekanan gas yang teramat kuat. Contoh erupsi eksplosif adalah
letusan gunung krakatau, letusan gunung merapi.
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
B. Eksplosi Efusif
Erupsi Efusif (Non Eksplosif) yaitu peristiwa keluarnya magma dalam bentuk lelehan
lava. Erupsi elusif terjadi karena tekanan gas magmatiknya tidak seberapa kuat, sehingga magma
kental dan pijar dari lubang kepundan hanya tumpah mengalir ke lereng-lereng puncak gunung
itu. Contoh erupsi efusif adalah erupsi gunung semeru, erupsi gunung merapi. Erupsi efusif yang
rutin dapat mencegah terjadinya erupsi eksplosif. Hal ini karena dengan keluarnya lelehan lava,
maka tekanan dalam perut bumi akan berkurang. Beberapa gejala terjadinya letusan gunung
berapi adalah terhentinya erupsi efusif yang rutin. Contohnya erupsi efusif di gunung semeru.
Para penduduk sekitar percaya, bahwa selama Lava masih keluar dari kepundan gunung semeru
secara rutin maka kemungkinan gunung semeru akan meletus adalah sangat kecil. Tapi begitu
erupsi efusif tidak terjadi, maka situasi akan di naikan menjadi siaga.
2.5.
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
cepatnya mineral tersebut mengalami pendinginan, namun ada juga yang cenderung mengalami
penjenuhan dengan silica karena proses kristalisasi magma yang cukup lambat. Seperti kondisi
dibawah ini, cepatnya butiran olivin yang berkombinasi dengan silica dan
menjadi
ortopiroksen .
MgSiO4 + SiO2 = 2 MgSiO3
Felspar dapat juga berkombinasi dengan silica menjadi feldspar , sebagai contohnya
KALSi2O6 + SiO2 = KALSi3O8
Batuan beku banyak yang kurang mengandung kuarsa silica menjadi mineral seperti nevelin
olivine yang dimana dari silica menjadi jenuh . meskipun bentuknya terlihat lemah
kemungkinan silica menjadi batuan jenuh sangat jarang ditemukan. Mineral seperti hornblende
dapat menyamarkan dengan sederhana tingkatan dari jdibawah penjenuhan silica. Dengan
jumlah yang kecil dari jenis kuarsa atau feldspar dapat menjadi lebih sulit untuk di identifikasi
oleh ukuran tangan maupun dengan menggunakan mikroskop.
3. Penjenuhan alumina
Granit menurut IUGS system klasifikasi batuan yang mengandung antara 20 dan 60 %
kuarsa dan alkali feldspar lebih dari 35 % dari jumlah feldspar. Seorang ahli batuan yang
menemukan batuan magma juga mesti mempelajari kriteria mineralnya dimana variable
kimianya mengandung Al2O3 , menggambarkan dari sedikitnya kandungan mineral asesoris.
Sebagai contoh granit yang dimana kandungan Al2O3nya tinggi yang mengandung mineral
aluminium contohnya garnet ataupun muskovit . sedangkan granit rendah pada Al2O3
mengandung mineral sodic seperti riebectike atau egerine-augite . alumina mengandung granit
yang secara langsung mengawasi karakter dan tipe Kristal yang melebur membentuk magma
granit . jadi dasar klasifikasi granit adalah Al2O3. Meskipun banyak tipe penggunaan dari granit.
Skema klasifikasinya dapat digunakan pada batuan beku. ( riyolith ). Klasifikasi ini banyak
mempengaruhi jumlah alumina, alkali, dan kalsium dari CIPW mineral normal. Dari referensi
penelitian perbandingan dari alumina menjadi alkali ditambah kalsium di dalam feldspar. Granit
dari cairan magma tidak akan membentuk Kristal muskovit. Sebagai contoh tidak sedikit dari
jumlah Al2O3 melampaui jumlah dari Na2O + K2O + CaO. ( artinya bagian dari ketentuan
kimia yang terjumlah persentase molekul dari persentase berat). Seperti granit yang mempunyai
alumina lebih di butuhkan untuk membuat feldspar dan juga referensi terhadap peraluminius.
Jika molar AL2O3 < Na2O + K2O, kemudian melampaui dari alkalis ( atau kekuatan dari
alumina) kemungkinan hasil dari penjelasan yang kaya akan sodium dan besi FERRIC
menghubungkan mineral seperti aegerin menjadi augit atau ampibol sodic . granit disebut juga
dengan peralkalin . jika alumina melampaui alkali, maka Na2O + K2O < AL2O3 < Na2O +
K2O + CaO, Kemudian akan menghasilkan mineral muskovit ferromagnesian sodik dan granit
juga sama dengan metaluminous ( yang berarti pertengahan ).
Batuan Ektrusi
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Riolit
Trahkit
Andesit
Dacite
Latit
Basal
pengelompokan yang didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini
disebabkan disamping prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa
kimiawi. Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat di dalam, yang
diperlihatkan pada tabel diatas hanya batuan beku intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan
persentase dari setiap senyawa oksida, salah satu contoh ialah dari oksida SiO2 jumlah
terbanyak dimiliki oleh batuan granit dan semakin menurun ke batuan peridotit (batuan ultra
basa). Sedangkan MgO dari batuan granit (batuan asam) semakin bertambah kandungannya
kearah batuan peridotit (ultra basa).
Komposisi kimia dapat pula digunakan untuk mengetahui beberapa aspek yang sangat
erat hubungannya dengan terbentuknya batuan beku. Seperti untuk mengetahui jenis magma,
tahapan diferensiasi selama perjalanan magma ke permukaan dan kedalaman Zona Benioff.
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik. Dengan batuan intrusinya, asalkan
dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda tempat terbentuknya saja, sehingga menimbulkan
pula perbedaan di dalam besar butir dari setiap jenis mineral. Dari sini terlihat sebagai contoh
komposisi kimia dan persentase dari oksida untuk batuan granit identik dengan batun riolit. Hal
yang sama berlaku untuk batuan lainnya asalkan batuan ini masih satu kelompok. Klsifikasi
batuan berdasarkan komposisi kimia telah banyak dilakukan oleh beberapa ahli dari yang paling
sederhana sampai ke paling terbaru adalah berdasakan CIPW NORMATIF adalah salah satu
yang paling sederhana untuk mengetahui nama batuan beku, klasifikasi ini tidak membedakan
apakah batuan itu intrusi ataupun ekstrusi. Sedangkan klasifikasi yang paling terbaru adalah
normative dihitung berdasakan CIPW, dimana setiap senyawa oksidasi kita hitung nilai
normatifnya dan kita kembalikan kepada mineral-mineral asal pembentuk batuan tersebut. Table
dibawah ini memperlihatkan komposisi kimia dan normative batuan dari kepulauan riau terhadap
beberapa contoh batuan beku granit. Batuan beku ekstrusi terbagi menjadi dua Yaitu :
1. basalt
Komposisi
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Olivin mineral adalah besi magnesium silikat dengan rumus (Mg, Fe) 2SiO4. Ini adalah
mineral umum di bawah permukaan bumi tapi cuaca cepat di permukaan. Rasio magnesium dan
besi bervariasi antara dua endmembers dari seri larutan padat:forsterit (Mg-endmember) dan
fayalit (Fe-endmember). Komposisi dari olivin umumnya juga dinyatakan sebagai persentase
molar forsterit (Fo) dan fayalit (Fa) (misalnya,Fo70Fa30). Forsterit memiliki temperatur lebur
yang sangat tinggi pada tekanan atmosfer, hampir 1900 C, tetapi suhu leleh fayalit jauh lebih
rendah (sekitar 1200 C).Suhu leleh bervariasi lancar antara kedua endmembers, seperti halnya
properti lainnya.Olivin menggabungkan hanya sejumlah kecil unsur selain oksigen, magnesium
silikon, dan besi. Mangan dan nikel yang umum adalah elemen tambahan hadir dalam
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
konsentrasi tertinggi. Olivin memberikan nama menjadi kelompok mineral dengan struktur
terkait (kelompokolivin) yang meliputi tephroite (Mn2SiO4), monticellite (CaMgSiO4) dan
kirschsteinite(CaFeSiO4).
b. Feldspar
Feldspar: terbentuk sebagai plagioclase, Feldspar adalah mineral alumina anhidrat silikat
yang berasosiasi dengan unsur kalium (K), natrium (Na), dan kalsium (Ca) dalam perbandingan
yang beragam. Berdasarkan kandungan unsur- unsur tersebut, secara mineralogi feldspar dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok mineral, yaitu:
a) Alkali feldspar, Kelompok alkali feldspar adalah sanidin sebagai kalium-natrium feldspar
dan ortokhlas sebagai natrium-kalium feldspar. Sedangkan ortokhlas dan mikrolin
keduanya termasuk sanidin, namun masing- masing mempunyai sistem kristal monoklin,
dan mikrolin memiliki sistem kristal triklin.
b) Plagioklas, Kelompok feldspar plagioklas terklasifikasikan mulai dari albit (natrium
feldspar) dengan komposisi Na : Ca sekitar 9 : 1 hingga anortit ( kalsium feldspar)
dengan komposisi Na : Ca sekitar 1 : 9. Kombinasi unsur K dengan Ca tidak pernah
terjadi.
Sifat fisik feldspar adalah:
Kekersasan
Berat jenis
Warna
Berdasarkan komposisi kimia feldspar memiliki rumus umum MZ4O8. M adalah kation K+,
Na+, atau Ca+, kadang- kadang ada juga Ba2+ dan NH4+. Komponen Z adalah kation- kation
Al3+ dan Si4+ tetapi sebagian digantikan oleh Fe3+. Di alam sulit ditemukan feldspar ideal
dengan komposisi seperti tabel 1. Hampir semua kalium feldspar mengandung unsur natrium
baik terinklusi atau interlock dengan albit yang disebut feldspar partitik. Demikian pula albit
selalu mengandung sejumlah kecil campuran unsur kalium dan unsur kalsium. Sebaliknya
anortiti (Ca- feldspar) tidak pernah berasosiasi dengan unsur kalium. Feldspar partitik dan
feldspar albit adalah feldspar komersial. Untuk membedakan alkali feldspar dari
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
feldspar plagioklas dapat dilakukan dengan menggunakan asam fluorida serta larutan natrium
kobaltnitrit dan dengan bantuan mikroskop akan terlihat permukaan kalium feldspar berwarna
kuning cerah dan permukaan feldspar plagioklas berwarna merah. Cara ini sering disebut dengan
teknik staining pewarnaan). Kemudian cara fisika biasanya dilakukan dengan menggunakan
difraksi sinar-x.
Komposisi/Sifat Kimia Feldspar
Feldsp
ar
Na2
O
Ca
O
Al2O
3
SiO
2
Berat
Jenis
Kekerasa
n
Ortokla K2O.Al2O36SiO
s
2
16,
9
18,4
64,7
2,242,66
6,0
Albit
Na2O.Al2O86Si
O2
11,8
19,4
68,8
2,502,70
6,0-6,5
Anortit
CaO.Al2O82SiO
2
20,
1
36,62
43,2
8
2,602,80
6,0-6,5
Kegunaan
Mutu feldspar di tentukan oleh kandungan oksida kimia K2O dan Na2O yang relatif tinggi (di
atas 6%), oksida Fe2O3, dan TiO2. Feldspar dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk
batu gurinda dan feldspar olahan untuk keperluan industri tertentu. Feldspar di gunakan di
berbagai industri, banyak di perlukan sebagai bahan pelebur/perekat pada suhu tinggi dalam
pembuatan keramik halus seperti barang pecah belah, saniter, isolator dan juga di gunakan dalam
industri gelas/kaca. Di Amerika feldspar juga termasuk dalam bahan campuran pembersih
peralatan rumah tangga. Kegunaan Feldspar untuk industry.
c. Pyroxene
Terutama terdiri dari mineral Augit. Berbentuk prismatik pendek berisi kelipatan 4 dengan
belahan 2 arah menyudut. Merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang berbentuk prisma
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
pendek bersisi delapan. Striasi bersudut kira-kira 900. Pyroxen adalah senyawa yang kompleks
dari Calsium, Magnesium, Ferum, dan Silikat. Warna coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 8.
Mineral golongan ini antara lain : Enstatit, Hypersten, Diopsid, dan yang paling banyak terdapat
ialah Augit dengan rumus kimia Ca (MgFe) (SiO3)2 (AlFe)2 O3.
d. Calcite
Kalsit merupakan mineral utama pembentuk batugamping, dengan unsur kimia pembentuknya
terdiri dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO3), mempunyai sistem kristal Heksagonal dan belahan
rhombohedral, tidak berwarna dan transparan. Unsur kalsium dalam kalsit dapat tersubtitusi oleh
unsur logam sebagai pengotor yang dalam prosentasi berat tertentu membentuk mineral lain.
Dengan adanya substitusi ini ada perubahan dalam penulisan rumus kimia yaitu CaFe (CO3)2
dan MgCO3 (subtitusi Ca oleh Fe), CaMgCO3, Ca2MgFe (CO3)4 (subtitusi oleh Mg dan Fe)
dan CaMnCO3 (substitusi oleh Mn).
Sifat fisika dari kalsit adalah bobot isi 2,71; kekerasan 3 (skala Mohs); bentuk prismatik; tabular;
pejal; berbutir halus sampai kasar; dapat terbentuk sebagai stalaktit, modul tubleros, koraloidal,
oolitik atau pisolitik. Warna kalsit yang tidak murni adalah kuning, coklat, pink, biru, lavender,
hijau pucat, abu-abu, dan hitam.
Penggunaan
Saat ini telah mencakup berbagai sektor yang didasarkan pada sifat fisik dan kimianya.
Penggunaan tersebut, meliputi sektor pertanian (misalnya dalam pembuatan campuran pupuk),
industri kimia (pembuatan bahan-bahan kimia), makanan, logam, bangunan (sebagai ornament,
bahan bangunan, hiasan, pembuatan patung) dan sebagainya. Hal ini tidak bisa diusahakan
secara besar-besaran karena jumlahnya yang terbatas dan dapat merusak tata ruang dan fungsi
utama sebagai daerah pegunungan gamping disekitar pantai yang selain untuk dinikmati
keindahannya juga sebagai penahan gelombang ombak yang alami.
Pertanian
Industri kimia
Industri makanan
Industri metalurgi
Industri konstruksi
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Karakteristik Kimia
Analisis kimia menunjukkan kandungan kimia berupa:
Fe2O3
13.2 14.3 %
MnO
0.19 0.22 %
TiO2
2.8 3.3 %
CaO
9.9 11.8 %
K2O
0.53 1.3 %
SiO2
40 43 %
Na2O
0.62 2.5 %
Al2O3
11.8 12.7 %
P2O5
0.57 0.65 %
MgO
9.15 9.8 %
a. Kegunaan :
Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan batu belah untuk Bahan konstruksi (bangunan
dan jalan), bangunan perumahan, alas jalan, Sebagai agregat, pondasi , batu hias dan lainlainnya. Andesit juga dapat dijadikan sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll).
Batuan ini sangat potensial untuk dikembangkan ke arah eksploitasi (penambangan) secara
skala besar
Keterangan :
a. BASALT adalah batuan beku vulkanik, yang berasal dari hasil pembekuan magma
berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng
samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral
mineral tidak terlihat. Basalt adalah umum ekstrusif batuan vulkanik . Biasanya berwarna
abu-abu menjadi hitam dan halus karena pendinginan yang cepat dari lava pada suhu
permukaan.. Menurut definisi resmi , basal didefinisikan sebagai batuan beku aphanitic yang
mengandung, volume, kurang dari 20% kuarsa dan kurang dari 10% feldspathoid dan di
mana setidaknya 65% dari felspar dalam bentuk plagioklas.
b. Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas
vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
2.
hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari
batuan basalt yang bernama gabbro.
TYPE BASALT : Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat
dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali memiliki
kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt tholeitik.
KOMPOSISI KIMIAWI Al2O3,SiO2, TiO2, K2O, MnO2, MgO, CaO
CIRI BASALT : Secara petrografi, basalt alkali mengandung fenokris olivin, titanium-augit,
plagioklas dan oksida besi, serta nephelin. Sedang basalt tholeitik mengandung plagioklasCa, augit subkalsik, pigeonit (piroksin miskin Ca), gelas antar kristal (interstitial glass) dan
struktur saling tumbuh kuarsa-feldspar. Basalt tholeitik adalah tipe basalt yang lewat jenuh
(oversaturated) dengan silika, sedang basalt alkali bersifat underaturated dengan silika yang
ditunjukkan dengan kehadiran nepheline.
Basaltis adalah komposisi kimia magma yang dicirikan oleh kandungan senyawa silika SiO2
< 50%. Batuan beku berbutir halus (ukuran butir < 2mm) yang dihasilkan dari magma
basaltis ini disebut basalt, sedangkan yang berbutir kasar (ukuran butir >2mm) disebut
gabro. Karena kandungan silikanya yang relatif sedikit dan lebih banyak mineral
ferromagnesian-nya, batuan basalt umumnya berwarna gelap mendekati hitam.
PEMBENTUKAN BASALT : Basalt alkali khas dijumpai di daerah kerak benua yang
terangkat berbentuk kubah (updomed continental crust) dan kerak benua yang mengalami
rifting (rifted continental crust), dan pulau-pulau oseanik seperti Hawai.
Basalt tholeitik khas dijumpai di lantai samudera, atau sebagai lava ekstrusi yang sangat
besar sehingga membentuk plateau di kerak benua, contohnya Deccan Trap di India.
KEGUNAAN BASALT : Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri poles,
bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.
Andesite
Andesit termasuk jenis batuan beku kategori menengah sebagai hasil bentukan lelehan magma
diorit. Nama andesit sendiri diambil berdasarkan tempat ditemukan, yaitu di daerah Pegunungan
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Andes, Amerika Selatan. Peranan bahan galian ini penting sekali di sektor konstruksi, terutama
dalam pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya, gedung, jembatan, saluran air/irigasi dan
lainnya. Dalam pemanfaatannya dapat berbentuk batu belah, split dan abu batu. Sebagai negara
yang sedang membangun, Indonesia membutuhkan bahan galian ini yang terus setiap tahun.
b. Sifat kimia
Komposisi kimia dalam batuan andesit terdiri dari unsur-unsur, silikat, alumunium, besi,
kalsium, magnesium, natrium, kalium, titanium, mangan, fosfor dan air. Prosentasi kandungan
unsur-unsur tersebut sangat berbeda di beberapa tempat. Sebagai contoh, dalam Tabel 1.,
diperlihatkan komposisi kimia yang terdapat di Desa Kalirejo, Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Andesit berwarna abu-abu kehitaman, sedangkan warna dalam keadaan lapuk
berwarna abu-abu kecoklatan. Berbutir halus sampai kasar, andesit mempunyai kuat tekan
berkisar antara 600 2400 kg/cm2 dan berat jenis antara 2,3 2,7, bertekstur porfiritik, keras
dan kompak.
c. Mineral-mineral dan komposisi kimia penyusun Andesite
a) plagioclase feldspar
Plagioklas termasuk dalam kelompok feldspar yang mana mineral ini sangatlah penting
untuk belajar mineral optik karena mempunyai ciri-ciri yang khas seperti kembaran, gelapan dan
lainnya. Sedangkan kita tahu bahwa mineral-mineral feldspar sangatlah penting dalam mineral
pembentuk batuan dan terdiri dari beberapa bagian dalam pembekuan diantarannya ortoklas (K
Al Si3 O8), albit (Na Al Si3 O8) dan anorthit (Ca Al2 Si2 O8) seperti ditunjukkan pada diagram
segitiga dibawah ini
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
( andesine ); biotit, piroksen, dan hornblende ( labradorit, dan bytownit ); biotit, augit,
hornblende dan piroksen ( anorthit ).
b) pyroxene
Terutama terdiri dari mineral Augit. Berbentuk prismatik pendek berisi kelipatan 4 dengan
belahan 2 arah menyudut. Merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang berbentuk prisma
pendek bersisi delapan. Striasi bersudut kira-kira 900. Pyroxen adalah senyawa yang kompleks
dari Calsium, Magnesium, Ferum, dan Silikat. Warna coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 8.
Mineral golongan ini antara lain : Enstatit, Hypersten, Diopsid, dan yang paling banyak terdapat
ialah Augit dengan rumus kimia Ca (MgFe) (SiO3)2 (AlFe)2 O3.
c) Hornblende
Istilah hornblende berasal dari bahasa Jerman; Horn (tanduk) dan Blender (Blender = bersinar)
dan mengacu pada kecerahan mineral. Mineral hornblende termasuk dalam mineral silikat dan
mineral ferromagnesium. hornblende adalah nama dari kelompok mineral silikat atau
aluminosilikat. Mempunyai rumus umum adalah (Na, Ca)2-3(Mg, Fe, Al)5(Al, Si)8O22(OH)2.
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang
menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg),
Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak pada foto
yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan
beku dan batuan metamorf.
d. Komposisi kimia Andesit
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Senyawa
Komposisi (%)
SiO2
47,55
Al2O3
18,37
Fe2O3
8,19
CaO
7,11
MgO
2,25
Na2O
1,70
K2O
2,16
TiO2
0,59
MnO
0,22
P2O5
0,30
H2O
0,52
e. Kegunaan andesite
Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi dan
piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah banyak memakai material
ini, misalnya: sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja batu.
atu Andesit : Batu Andesit biasanya banyak digunakan untuk membuat bangunan
bangunan Megalitik, Candi, dan Piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman
prasejarah zaman dahulu yang menggunakan material ini.
Andesit: Sebagai bahan bangunan / fondasi jalan
2.6.
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Tatanan tektonik ini terletak pada zona divergen, yaitu diantara dua lempeng atau lebih
yang saling menjauh. Magma dapat terbentuk di dua daerah yaitu Mid Oceanic Ridge dan Back
Arc Basin.
2. Mid Oceanic Ridge
Mid Oceanic Ridge merupakan daerah dimana dua lempeng samudera yang saling
menjauh. Magma pada daerah tektonik ini berasal dari pelelehan sebagian mantel atas. Magma
terbentuk karena adanya pelepasan tekanan oleh batuan induk peridotit karena proses divergen.
Batuan yang terbentuk pada tatanan tektonik ini pada umumnya bersifat mafik-ultramafik seperti
peridotit, basalt, atau gabbro. Batuan beku berstrektur lava bantal dan kekar tiang juga banyak
ditemukan.
3. Back Arc Basin
Back Arc Basin merupakan tatanan tektonik divergen. Berbeda dengan Mid Oceanic
Ridge. Back Arc Basin terbentuk di belakan busur kepulauan. Hal ini dapat terjadi akibat adanya
rifting di belakang zona penunjaman selama proses subduksi berlangsung sehingga terbentuklah
cekungan. Magma yang dihasilkan dalam zona ini bersifat basa. Batuan beku yang banyak
terbentuk pada zona ini adalah basalt.
4. Destructive Plate Margin
Tatanan tektonik ini terletak pada zona konvergen dimana dua lempeng atau lebih saling
bertumbukan satu sama lain. Magma dapat terbentuk di dua daerah yaituIsland Arc dan Active
Continental Margin.
5. Island Arc
Island Arc merupakan daerah dimana lempeng samudera dan lempeng samudera atau
lempeng benua yang tipis saling bertumbukan. Zona ini disebut sebagai zona subduksi atau zona
penunjaman. Magma akan terbentuk akibat dari pelelehan sebagian mantel atas atau baji mantel
dan kerak samudera yang menunjam. Daerah Island Arc ditandai dengan munculnya busur
kepulauan dengan deretan gunung api yang masih aktif. Batuan beku yang terbentuk di zona ini
pada umumnya bersifat intermediet-basaltik seperti andesit atau basalt. Diferensiasi magma tidak
terjadi secara dominan di daerah ini sehingga batuan tersebut memiliki tekstur yang sedikit akan
fenokris. Batuan vulkanik juga banyak terbentuk akibat aktivitas vulkanisme yang intensif.
6. Active Continental Margin
Pada daerah ini terjadi tumbukan antara lempeng samudera dengan lempeng benua yang
tebal. Magma dapaet berasal dari pelelehan sebagian mantel atas atau kerak benua bagian bawah.
Pada daerah ini gunung api jarang ditemukan, namun gunung api yang ditemukan di daerah ini
sangat berbahaya.
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Batuan beku yang tebentuk di daerah ini pada umumnya bersifat intermediet-felsik seperti granit
atau diorit. Diferensiasi magma terjadi secara dominan dan lanjut sehingga butiran Kristal akan
berbentuk besar-besar
7. Oceanic Intra-plate Margin (Oceanic Island)
Tatanan tektonik ini terbentuk di tengah-tengah lempeng samudera dan biasanya akan
membentuk kepulauan gunung api. Sumber magma berasal dari pelelehan parsial mantel atas.
Magma akan berkumpul di suatu tempat yang disebut hotspot. Magma tersebut dapat keluar ke
permukaan bumi dan membentuk gunung api. Contohnya adalah kepulauan Hawaii dimana
terdapat Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea hasil dari aktivitas hotspot.
Pada daerah ini batuan beku yang dapat tebentuk adalah batuan beku volkanik dengan sifat
mafik-ultramafik karena magma berasal dari diferensiasi lempeng samudera yang bersifat basa.
8. Continental Intra-plate Margin
Tatanan tektonik ini terbentuk di tengah lempeng benua. Magma dapat terbentuk di dua
tempat yaitu Continental Flood Basalt Province dan Continental Rift Zone.
9. Continental Flood Basalt Province
Tatanan tektonik ini merupakan hasil dari erupsi besar-besaran gunung api yang
menyebabkan terjadinya pelamparan lava basalt di lantai samudera atau daratan. Contoh dari
tatanan tektonik ini seperti batuan beku yang ada di Siberia dan Antartika. Batuan beku yang
terbentuk adalah basalt.
10. Continental Rift Zone
Tatanan tektonik ini merupakan daerah dimana dua kerak benua yang saling menjauh. Magma
berasal dari pelelehan sebagian kerak benua bagian atas atau bagian tengah sehingga magma
bersifat asam-intermediet. Magma terbentuk akibat adanya pelepasan tekanan pada saat terjadi
divergen. Batuan yang dapat terbentuk pada zona ini seperti granit, diorite, atau riolit.
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Gambar 1. Seting tektonik batuan beku (1) mid oceanic ridge, (2) continental rift zone, (3) island
arc, (4) active continental margin, (5) back arc basins, (6) volcanic island, (7) continental flood
basalt province
Adapun tempat terbentuknya magma dan pembentukan batuan beku yang terjadi adalah sebagai
berikut:
1.
Partial melting yang terjadi adalah berupa peleburan mantel atas / baji mantel (mantle wedge),
mantel tersomatisasi, pelelehan parsial kerak samudera (fasies amfibolit, eklogit) dan pelelehan
parsial kerak benua bagian bawah (anateksis). Pada umumnya komposisi magma yang di
hasilkan pada zona ini adalah magma yang bersifat basa, yang kemudian mengalami proses
diferensiasi yang apabila sampai di dekat ataupun ke permukaan akan menghasilkan batuan beku
yang umumnya bersifat asam.
2.
Partial melting yang terjadi adalah berupa pelelehan parsial kerak benua bagian bawah
(anateksis)dan juga pelelehan parsial kerak benua bagian tengah (anateksis). Pada zona ini tidak
terjadi pembentukan batuan beku yang baru tetapi justru mengalami proses metamorfisme.
3.
Partial melting yang terjadi adalah berupa peleburan mantel bagian atas yang mengahsilkan
magma berkomposisi basa. Pada zona ini batuan beku yang terbentuk adalah batuan beku basa
akibat lempeng samudra yang titpis sehingga proses diferensiasi magma jarang terjadi.
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
4.
Partial melting yang terjadi adalah berupa peleburan mantel bagian atas yang menghasilkan
magma berkomposisi asam. Diferensiasi magma yang terjadi umumnya adalah peleburan
dinding dapur magma yang akan mempengaruhi proses pembentukan serta komposisi batuan
beku yang terjadi.
5.
Partial melting yang terjadi adalah berupa peleburan mantel atas yang menghasilkan komposisi
magma basa. Diferensiasi magma yang terjadi umumnya adalah peleburan dinding dapur magma
yang akan mempengaruhi proses pembentukan serta komposisi batuan beku yang terjadi.
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan setting tektonik beserta batuan beku yang terjadi :
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Setting Tektonik
Mid-ocean ridge
Basalt
Rift Valley
Gabbro
Basalt
Magma basa
Diabas
Diorite
Granite
Rhyolite
East
African
Rift Valleys
Andesite
Diorite
Granite
Magma
intermediet
dan
asam Aleutian
terbentuk dari pelelehan sebagian Islands
kerak
samudra
yang
saling
bertumbukan.
Rhyolite
Passive continental
margin
Tidak
ada pembentukan
batuan beku.
Basalt
East Coast of
North dan
South America
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2.7.
Ringkasan
batuan beku yang terdiri dari mineral (kecuali untuk varietas langka seperti obsidian
gelas) dan identitas serta proporsi relatif dari mineral ini tergantung pada komposisi yang
dominan digunakan oleh ahli batuan untuk menandai semua aspek komposisi batuan beku dari
semua batuan konsentrasi elemen utama, minor dan sekunder komposisi mineral individu dan
yang akhirnya menjadi perbandingan yang stabil dan isotop radiogentica. semua informasi
kimia sangat penting untuk menguji hipotesis dan mengetahui asal dan pemadatan magma.
bagaimana banyaknya pengamatan batuan beku yang tidak memerlukan teknik laboratorium
canggih namun masih menghasilkan informasi penting bagi karakteristik batuan magmatic.
misalnya, perkiraan atau pengukuran proporsi mineral di dalam batuan beku merupakan
kebutuhan seorang ahli batuan untuk mengklasifikasikan batu dan menggunakan diagram fasa
untuk menjelaskan kristalisasi dari batuan dan menaksirkan dari puluhan ribu analisis kimia
batuan beku yang diperoleh selama setengah abad terakhir mengungkapkan bahwa secara kimia
batuan kurang beragam dari berbagai batuan beku (warna, ukuran butiran, mineralogi, dll)
Sebagai contoh, hampir semua batuan beku mempunyai konsentrasi silika antara 45 dan 75wt%.
Peran dominan feldspar dalam batuan beku yang paling mengontrol relatif keseragaman kimia
.Tujuan klasifikasi merupakan bagian penting dari petrologi batuan beku karena standarisasi
pada penggunaan nama dan ahli geologi juga memastikan bahwa keduanya merupakan masingmasing granit jenis batu yang sama. Komisi yang bekerja di bawah otorisasi dari serikat
internasional ilmu geologi telah mengembangkan klasifikasi standar untuk sebagian besar ukuran
batuan. Banyaknya batuan beku serta kandungan mineral dasar klasifikasi dan skema penamaan
baik untuk batuan plutonik dan vulkanik yang didominasi oleh kuarsa, feldspar, dan yang bersifat
felspar untuk batuan ultrabasa. kandungan mineral umumnya diukur dengan menggunakan
bagian tipis dan komposisi petrografi microscope.informasi dapat digunakan untuk menciptakan
sebuah "mineralogi sintetik" untuk semua batuan beku oleh perhitungan CIPW norma, yang
partisi kandungan batu kimia menjadi teknik mineral. secara umum hipotetis terutama berharga
ketika sebuah batu (misalnya batu vulkanik) yang berbutiran sangat halus bahwa pengukuran
optik tidak pasti meskipun mereka memainkan kondisi yang kecil dalam klasifikasi IUGS,
tekstur atau karakteristik komposisi khusus juga dapat digunakan untuk penamaan batuan.
Berbagai macam diagram khusus indeks telah dikembangkan oleh ahli batuan untuk
memanfaatkan data kimia dan mineralogi batuan beku untuk melacak proses genetik, terutama
fraksinasi.
BAB III
PENUTUP
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
3.1.
Kesimpulan
Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersifat
mudah bergerak (mobile), bersuhu antara 900C - 1.100C dan berasal atau terbentu pada kerak
bumf bagian bawah hingga selubung bagian a tas. Pembentukan magma merupakan serangkaian
proses kompleks yang meliputi proses pemisahan (differentiation), percampuran (assimilation),
anateksis dan hibridisasi serta metamorfisma regional. Komposisi magma ditentukan oleh
komposisi bahan yang meleleh, derajat fraksinasi dan jumlah pengotoran dalam magma oleh
batuan samping (parent rock). Senyawa kimiawi magma yang dianalisa melalui basil
konsolidasinya dipermukaan dalam bentuk batuan gunungapi, dapat dikelompokkan menjadi ;
Senyawa-senyawa volatil, yang terutama terdiri dari fraksi gas seperti CH4, CO2 HC1, H2S,
SO2, NH3 dan sebaginya. Komponen volatil ini akan mempengaruhi magma, antara lain :
Kandungan volatil, khususnya H2O akan menyebabkan pecahnya ikatan Si - O - Si yang akan
mempengaruhi inti kristal.
Batuan beku atau Igneos Rocks adalah jenis batuan yang terbentuk dari proses
pembekuan magma dalam perjalanannya menuju permukaan bumi baik pembekuannya didalam
(intrusi) karena magma belum mencapai permukaan bumi atau pembekuannya diluar (ekstrusi)
karena magma sudah mengalir di permukaan bumi atau disebut juga Lava. Ciri khas batuan beku
adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu kenampakan suatu massa dari unit-unit Kristal yang
saling mengisi kecuali gelas yang bersifat non kristalin. Batuan beku disusun oleh senyawasenyawa kimia yang membentuk mineral penyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan
beku dari kimia adalah dari senyawa oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO,
MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5, dari persentase setiap senyawa kimia dapat
mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan meineral. Analisa kimia batuan dapat
dipergunakan untuk penentuan jenis magma asal, pendugaan temperatur pembentukan magma,
kedalaman magma asal, dan banyak lagi kegunaan lainya. Dalam analisis kimia batuan beku,
diasumsikan bahwa batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang sama dengan magma
sebagai pembentukannya. Batuan beku yang telah mengalaimi ubahan atau pelapukan akan
mempunyai komposisi kimia yang berbeda. Karena itu batuan yang akan dianalisa harusla
batuan yang sangat segar dan belum mengalami ubahan. Namun begitu sebagai catatan.
Batuan beku ekstrusi adalah batuan beku sebagai hasil pembekuan magma yang keluar
diatas permukaan bumi baik didarat maupun dibawah muka air laut. Pada saat mengalir di
permukaan, massa tersebut membeku secara relative cepat dengan melepas kandungan gasnya.
Oleh karena itu sering memprlihatkan struktur aliran dan banyak lubang gasnya (vesikuler).
Magma yang keluar dipermukaan atau lava biasanya ada dua jenis, yaitu : Lava Aa (kental) dan
Lava Pahoehoe (cair).
Erupsi Eksplosif adalah proses keluarnya magma, gas atau abu disertai tekanan yang
sangat kuat sehingga melontarkan material padat dan gas yang berasal dari magma maupun
tubuh gunung api ke angkasa. Erupsi eskplosif inilah yang terkenal sebagai letusan gunung
berapi. Letusan ini terjadi akibat tekanan gas yang teramat kuat. Contoh erupsi eksplosif adalah
letusan gunung krakatau, letusan gunung merapi. Erupsi Efusif (Non Eksplosif) yaitu peristiwa
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
keluarnya magma dalam bentuk lelehan lava. Erupsi elusif terjadi karena tekanan gas
magmatiknya tidak seberapa kuat, sehingga magma kental dan pijar dari lubang kepundan hanya
tumpah mengalir ke lereng-lereng puncak gunung itu. Contoh erupsi efusif adalah erupsi gunung
semeru, erupsi gunung merapi.
Proses magmatisme adalah proses kompleks yang terjadi karena aktifitas aruskonveksi,
yang menyebabkan terjadinya pergerakan tektonisme lempeng-lempeng dibumi. Dari pergerakan
lempeng-lempeng tersebut, didapatkan suatu setting tektonik yang menghasilkan magma yang
berbeda-beda, baik secara komposisi maupunsifatnya. Salah satu setting tektonik yang umum
diteliti adalah pada zona subduksi.Zona subduksi adalah zona penunjaman salah satu lempeng,
baik itu lempeng benuamaupun samudera, dibawah lempeng yang lain setelah terjadi proses
tumbukandiantara keduanya akibat pengaruh arus konveksi. tektonik semacamini banyak
berkembang di Indonesia, kita dapat menemukan zona subduksi baik berupa busur kepulauan
maupun busur kontinental. Keberadaan Zona subduksi diIndonesia inilah yang menyebabkan
Indonesia menjadi salah satu negara denganaktivitas seismik, tektonisme maupun vulkanisme
yang teraktif di dunia. Proses-proses magmatisme dan tektonisme di Indonesia ini berdampak
pada komposisibatuan penyusun dan distribusinya. Selain itu zona subduksi erat kaitannya
denganaktivitas vulkanik yang juga sangat berpengaruh terhadap sebaran batuan diIndonesia.
Kondisi kompleks pada zona subduksi ini menyebabkan Indonesiamemiliki potensi positif dan
negatif yang berdampak pada kehidupan manusianya.Potensi positifnya adalah berupa sumber
daya mineral hingga ke potensi hidrokarbon.Tidak hanya itu, aktivitas magmatisme yang tinggi
di area subduksi menyebabkanIndonesia memiliki potensi panas bumi yang luar biasa.
DAFTAR PUSTAKA
Wilson, M., 1989, Igneous Petrogenesis: A Global Tectonic Approach, Harper Collins Academic,
London. 466 p.
GEOKIMIA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
Carlile, J.C, A.H.G Mitchell, 1993, Magmatic arcs and associated gold and copper mineralization
in Indonesia, Australia, ELSEVIER. Setijadji, Lucas Donny, Dr., 2011, Materi Kuliah Petrologi
batuan beku dan batuan metamorf BATUAN GRANITIK(Granitic Rocks atau Granitoids),
Yogyakarta,
Unpublished Setijadji, Lucas Donny, Dr., 2011, Materi Kuliah Petrologi batuan beku dan batuan
metamorf
MAGMATISME
DALAM
KONTEKS
TATANAN
TEKTONIK
GLOBAL,Yogyakarta, Unpublished.
Hartono, H.G., 2009, Petrologi dan Batuan Beku Gunung Api, UNPAD Press.
Krauskopf, K. B. And Bird, D. K., 1995, Introduction of Geochemistry, McGraw-Hill, Inc., 647
p.
http://dokumen.tips/documents/tatanan-tektonik-zona-subduksi-dan-batuan-beku-indonesia.html.
Diakses tanggal 8 April 2016.
https://ekkypriyambodo.wordpress.com/2015/02/26/tectonic-settings-pada-batuan-beku/. Diakses
tanggal 8 April 2016.
https://ekkypriyambodo.wordpress.com/2015/02/26/tectonic-settings-pada-batuan-beku/. Diakses
tanggal 8 April 2016.
http://dokumen.tips/documents/tatanan-tektonik-zona-subduksi-dan-batuan-beku-indonesia.html.
Diakses tanggal 8 April 2016.
http://geomacnews.blogspot.co.id/2014/03/setting-tektonik-batuan-beku.html. Diakses tanggal 8
April 2016.
http://tedieka07.blogspot.co.id/2016/02/makalah-geologi-dasar-batuan-beku.html.
tanggal 8 April 2016.
Diakses
http://newblogagusturino.blogspot.co.id/2015/10/geokimiaunsur-kimiakomposisievolusi.html.
Diakses tanggal 8 April 2016.
https://www.academia.edu/4852790/Geokimia_Unsur_Utama_Batuan_Beku. Diakses tanggal 8
April 2016.
http://intangeologi.blogspot.co.id/2015/06/genesa-magma-dan-geokimia-magma.html.
tanggal 8 April 2016.
Diakses