Teknologi Konservasi Energi
Teknologi Konservasi Energi
Teknologi Konservasi Energi
Disusun oleh:
Abdussyukur Rila S.
13/352936/TK/41315
Afni Rochmania
12/330367TK/39541
Albertho Natanael
11/319153/TK/38284
Deddy Wirata
13/349266/TK/41081
Firdina Aprilia S.
13/348132/TK/40803
Yosephine Intan A.
13/348284/TK/40866
BAB I
Pendahuluan
dapat
menyebabkan
berkurangnya
biaya,
serta
meningkatnya
Selain itu, dengan mengurangi emisi, konservasi energi merupakan bagian penting dari
mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Kegiatan pembakaran bahan bakar fosil,
misalnya yang ditunjukkan oleh kegiatan transportasi, menghasilkan berbagai polutan seperti
COx, NOx maupun SOx di samping partikel debu yang mengotorkan udara. Konservasi energi
juga menekankan pada penggantian sumber energi tak terbarukan dengan sumber energi
terbarukan. Penghematan energi sering merupakan cara paling ekonomis dalam
menghadapi kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi.
Konservasi energi agak sulit berkembang di kalangan masyarakat karena pandangan
masyarakat yang menganggap bahwa Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang
melimpah dan tidak terbatas. Anggapan tersebut tentu salah karena energi tak terbarukan,
seperti minyak bumi dan batu bara, pada suatu hari pasti akan habis. Oleh karena itu,
pemerintah Indonesia mulai mebuat kebijakan energi nasional guna menghemat penggunaan
energi serta pengembangan energi terbarukan, seperti biomassa, panas bumi, dan lain-lain.
Salah satu kebijakan penggunaan energi tercantum pada Perpres No.5/2006.
BAB II
Pembahasan
kepada
dapat
digunakan
yang
bertujuan
untuk
menggantikan bahan bakar konvensional tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut.
Umumnya, istilah ini digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang
mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat emisi karbon dioksida yang tinggi, yang
berkontribusi besar terhadap pemanasan global. Contoh pemanfaatan energi alternatif :
a.
Energi air
b.
Energi angin
c.
Energi surya
d.
Biodiesel
e.
Energi laut
Selain pemanfaatan energi alternatif terdapat pula penggunaan beberapa aplikasi yang
dapat memantau pemakaian energi, seperti:
1. Smart Meter
Smart Meter ini dapat mengukur kWh sekaligus mengirimkan data stan meter dan
semua status kWh maupun eksekusi perintah Tusbung (pemutusan dan penyambungan
saluran listrik) ke atau dari kantor PLN via sebuah konsentrator.
2. Google Power Meter
Alat ini berfungis untuk mengetahui lebih detail penggunaan setiap peralatan dalam
bentuk grafik secara real time.
Pada makalah ini akan memfokus teknologi pemanfaatan energi alternatif seperti yang
telah dijelaskan pada paragraf di atas yakni kelima energi terbarukan tersebut.
A. ENERGI AIR
1) Mikrohidro
Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik
yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber
5
daya penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu pada
instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka
semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Biasanya mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang
mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah
kapasitas mengacu kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow capacity)
sedangan beda ketingglan daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah
head. Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources dengan teluemahan bebas
bisa dikatakan "energi putih". Dikatakan demikian karena instalasi pembangkit
listrik seperti ini mengunakan sumber daya yang telah disediakan oleh alam dan
ramah lingkungan. Suatu kenyataan bahwa alam memiliki air terjun atau jenis
lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan teknologi sekarang maka energi
aliran air beserta energi perbedaan ketinggiannya dengan daerah tertentu (tempat
instalasi akan dibangun) dapat diubah menjadi energi listrik,
Seperti dikatakan di atas, Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya
kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam, prakteknya istilah ini tidak merupakan
sesuatu yang baku namun bisa dibayangkan bahwa Mikrohidro, pasti mengunakan
air sebagai sumber energinya. Yang membedakan antara istilah Mikrohidro dengan
Miniihidro adalah output daya yang dihasilkan. Mikrohidro menghasilkan daya lebih
rendah dad 100 W, sedangkan untuk minihidro daya keluarannya berkisar antara 100
sampai 5000 W. Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air
(sumber energi), turbin dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu
disalurkan clan ketinggian tertentu menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah
instalasi air tersebut akan menumbuk turbin dimana turbm' sendin, dipastikan akan
mencrima energi air tersebut dan mengubahnya menjadi energi mckanik berupa
berputamya poros turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan ke
generator dengan mengunakan kopling. Darl generator akan dthaslikan energi listrik
yang ak-an masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah
atau keperluan lainnya (beban). Begitulah secara ringlcas proses Mikrohidro
merubah energi aliran dan ketinggian air menjadt energi listrik.
2) Pompa hidran
Pompa hidran merupakan pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan
energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke
tempat yang lebih tinggi, Syaratnya :Beda elevasi minimal 1 meter
Pemanfaatan teknologi energi angin sebagai salah satu sumber energi yang
dapat diperbarui juga sudah dilakukan di Indonesia. Tetapi energi listrik yang
dihasilkan dari angin masih relatif kecil kapsitasnya. Sehingga umumnya teknologi
ini hanya diterapkan di daerah terpencil atau di pedesaan yang belum terjangkau
aliran listrik PLN. Prinsipnya sangat sederhana, yaitu angin ditangkap oleh balingbaling atau katakanlah rotor bersayap. Energi putaran (energi kinetik) diteruskan
untuk memutar generator pembangkit listrik. Ukuran generator yang dipasang tentu
saja harus disesuaikan dengan kapasitas angin dan rotornya. Pengubahan energi
angin menjadi energi listrik ini sangat menguntungkan untuk tempat-tempat yang
memang terdapat angin banyak. Memang tidak semua tempat menguntungkan untuk
dibangun PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin), tapi sumber energi itu tersedia
secara bebas, dan angin akan tetap bertiup sepanjang zaman.
3. Greenhouse
10
menghangatkan ruangan atau menjaga suhu rungan tetap stabil meskipun pada
waktu siang atau malam hari.
4. Kompor matahari
11
12
7. Pemanasan air
13
8. Pembangkitan listrik
Pada pembangkitan listrik sinar matahari diperkuat oleh kolektor pada suatu
titik fokus untuk menghasilkan panas yang sangat tinggi. Ada dua jenis kolektor
yang biasa digunakan untuk pembangkitan listrik, yaitu kolektor parabolik
memanjang dan kolektor parabolik cakram. Pipa yang berisi air dilewatkan tepat
pada titik fokus sehingga panas tersebut diserap oleh air di dalam pipa. Panas yang
sangat besar ini dibutuhkan untuk mengubah fase cair air di dalam pipa menjadi uap
yang bertekanan tinggi. Uap yang bertekanan tinggi yang dihasilkan ini kemudian
digunakan untuk menggerakkan turbin uap yang kemudian akan memutar turbo
generator untuk menghasilkan listrik.
Penyediaan listrik untuk rumah peribadatan. SESF sangat ideal untuk dipasang
di tempat-tempat ini karena kebutuhannya relatif kecil. Dengan SESF 100
/120Wp sudah cukup untuk keperluan penerangan dan pengeras suara;
Penyediaan listrik untuk sarana umum. Dengan daya kapasitas 400 Wp sudah
cukup untuk memenuhi listrik sarana umum;
Untuk pompa air ( solar power supply for waterpump ) yang digunakan untuk
pengairan irigasi atau sumber air bersih (air minum).
Harga modul surya yang merupakan komponen utama SESF masih mahal
mengakibatkan harga SESF menjadi mahal, sehingga kurangnya minat
lembaga keuangan untuk memberikan kredit bagi pengembangan SEEF;
Sulit untuk mendapatkan suku cadang dan air accu , khususnya di daerah
perdesaan, menyebabkan SESF cepat rusak;
16
a.
manufakturnya secara nasional. Secara umum, teknologi surya termal yang kini
dapat dimanfaatkan termasuk dalam teknologi sederhana hingga madya. Beberapa
teknologi untuk aplikasi skala rendah dapat dibuat oleh bengkel pertukangan
kayu/besi biasa. Untuk aplikasi skala menengah dapat dilakukan oleh industri
manufaktur nasional. Beberapa peralatan yang telah dikuasai perancangan dan
produksinya seperti sistem atau unit berikut:
Pemasak/oven;
Sterilisator surya;
17
teknologi tinggi (seperti pemakaian Kolektor Tabung Hampa atau Heat Pipe ),
kandungan lokal minimal mencapai 50%. (Arnita, 2012)
Sasaran Pengembangan Energi Surya Termal
18
D. BIODIESEL
Biodiesel adalah bahan bakar motor diesel yang berupa ester alkil/alkil asamasam lemak (biasanya ester metil) yang dibuat dari minyak nabati melalui proses
transesterifikasi.
Keuntungan Pemakaian Biodiesel
Dihasilkan dari sumber daya energi terbarukan dan ketersediaan bahan bakunya
terjamin
Cetane number tinggi (bilangan yang menunjukkan ukuran baik tidaknya kualitas
solar berdasar sifat kecepatan bakar dalam ruang bakar mesin)
Viskositas tinggi sehingga mempunyai sifat pelumasan yang lebih baik daripada
solar sehingga memperpanjang umur pakai mesin
Dapat diproduksi secara lokal
Mempunyai kandungan sulfur yang rendah
Menurunkan tingkat opasiti asap
Menurunkan emisi gas buang
Pencampuran
biodiesel
dengan
petroleum
diesel
dapat
meningkatkan
19
Indonesia
dengan
wilayahnya
yang
luas,
memiliki
potensi
mengembangkan PLTGL. Namun untuk merealisasikan hal tersebut perlu dilakukan penelitian lebih mendalam. Tetapi secara sederhana dapat dilihat bahwa
probabilitas menemukan dan memanfaatkan potensi energi gelombang laut dan
energi panas laut lebih besar dari energi pasang surut.
Pada dasarnya pergerakan laut yang menghasilkan gelombang laut terjadi
akibat dorongan pergerakan angin. Angin timbul akibat perbedaan tekanan pada 2
titik yang diakibatkan oleh respons pemanasan udara oleh matahari yang berbeda
di kedua titik tersebut. Dengan sifat tersebut, energi gelombang laut dapat
dikategorikan sebagai energi terbarukan.
Gelombang laut secara ideal dapat dipandang berbentuk gelombang yang
memiliki ketinggian puncak maksimum dan lembah minimum. Pada selang waktu
tertentu, ketinggian puncak yang dicapai serangkaian gelombang laut berbedabeda. Ketinggian puncak ini berbeda-beda untuk lokasi yang sama jika diukur pada
hari yang berbeda. Meskipun demikian, secara statistik dapat ditentukan ketinggian
signifikan gelombang laut pada satu titik lokasi tertentu.
Ketinggian dan periode gelombang tergantung kepada panjang fetch
pembangkitannya. Fetch adalah jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal
pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut.
20
b. Limpet
PLTGL Limpet dikelola oleh Wavegen, anak perusahaan Vorth Siemen
yang berbasis di Inggris. PLTGL Limpet mampu memproduksi listrik 500
22
bagian tabung yang terletak di darat. Ombak surut terjadi gerakan udara
yang sebaliknya dalam tabung
Gambar 5. Limpet
23
24
tenaga
laut.
25
26
diijinkan karena akan terjadi pemborosan namun jangan sampai kurang, karena akan
terganggunya kesehatan mata.
Untuk aspek sosial, berdasarkan analisis data yang telah dilakukan oleh Tim
Konservasi Energi, maka total penggunaan energi listrik pada 102 unit kerja dilingkungan
Depdiknas adalah sekitar 85.000.000 Kwh/tahun. Jumlah ini tidak termasuk konsumsi energi
untuk lembaga pendidikan dari TK s/d SLTA. (Sumber : Bagian Proyek
Pelaksanaan
Konservasi Energi ). Apabila kegiatan konservasi dilaksanakan dengan baik maka diasumsikan
penghematan yang didapat mencapai 25% atau sebesar 21 juta kwh. Dengan penghematan
sebesar ini, maka dapat dimanfaatkan dengan mendistribusikan energi kepada masyarakat di
daerah lain atau daerah terpencil yang selama ini belum pernah mengenyam energi listrik.
Apabila asumsi kebutuhan listrik per KK 450 VA dengan pemakian 60 KWH perbulan atau
720 Kwh/thn maka penghematan sebesar 21 juta Kwh/tahun tersebut dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat sebanyak 29.000 KK. Secara politis penghematan yang dicapai sebesar
21 juta Kwh/tahun apabila dikonversikan kedalam rupiah adalah sebesar 3,8 milyar /tahun.
Penghematan sebesar itu seandainya didistribusikan untuk pengentasan kemiskinan melalui
program IDT dapat mensuplai sebanyak 190 desa tertinggal ( @ 20 juta ).
Untuk aspek teknis, biasanya peralatan hemat energi diproduksi dengan teknologi
tinggi dan peralatan tersebut memiliki usia pakai lebih lama serta mempunyai nilai jual
yang lebih tinggi dibanding peralatan yang konvensional. Pada masa lalu masyarakat memilih
peralatan-peralatan yang menggunakan energi listrik hanya berorentasi pada harga yang murah
dengan kualitas sama tetapi mengabaikan efisiensi energinya. Namun, saat ini banyak
masyarakat yang telah mengetahui tingkat efisiensi energi suatu produk. Semakin tinggi
efisiensi suatu produk, maka semakin banyak energi yang dapat dihemat.
27
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari makalah ini adalah :
1. Konservasi energi dapat di definisikan sebagai kegiatan pemanfaatan energi secara
efisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar
diperlukan untuk menunjang pembangunan nasional. penggunaan energi yang optimal
sesuai kebutuhan sehingga akan menurunkan biaya energi yang dikeluarkan ( hemat
energi hemat biaya )
2. Tujuan konservasi energi yaitu memelihara kelestarian sumber daya alam yang berupa
sumber energi melalui kebijakan pemilihan teknologi dan pemanfaatan energi secara
efisien, rasional, untuk mewujudkan kemampuan penyediaan energi
3. Teknologi konservasi energi dapat berupa pemanfaatan sumber energi alternatif seperti
mikro hidro, turbin angin, bio diesel dan lain lain.
4. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menggalakan konservasi di Indonesia antara lain
mengadakan kampanye hemat energi, membuat undang-undang konservasi energi serta
membentuk pusat konservasi energi nasional.
5. Green engineering pada teknologi konservasi energi meliputi aspek ekonomi,
lingkungan, sosial dan teknis.
28
DAFTAR PUSTAKA
Arnita, Y. 2012. Konservasi Energi. Makalah Tugas Teknik Lingkungan.
Priatman, J. 2001. Disain Teknologi Surya sebagai Form-Giver pada Arsitektur
Implementasi Bangunan Perumahan Indonesia. Dimensi Teknik Arsitektur. Vol 29.
Hoeven, M. V. D., 2011. Solar Energy Perspectives. Internasional Enegy Agency : France.
Chu, Y., 2011, Review and Comparison of Differen Solar Energy Thecnologies, Global
Energy Network Institute.
Kencono, A.W. , dan Dwinugroho, MP. 2015. 2015 Handbook of Energy and Economic
Statistics of Indonesia. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia: Jakarta.
Twindell, J. , dan Weir, T. 2006. Renewable Energy Resources. Taylor & Francis: New York.
Nur, S.M., dan Jusri, J. 2014. Biomassa Bahan Baku dan Teknologi Konservasi untuk Energi
Terbarukan. PT Insan Fajar Mandiri Nusantara: Bogor.
http://mulyono.staff.uns.ac.id/2009/02/04/konservasi-energi/ diakses pada tanggal 21 April
2016.
http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknki-konservasi-energi/ diakses pada
tanggal 21 April 2016.
http://jumro.blogspot.com/2013/03/kebijakan-konservasi.html diakses pada tanggal 21 April
2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Penghematan_energi diakses pada tanggal 21 April 2016.
http://www.slideshare.net/wijayantopkwto/presentasi-energi-baru-terbarukan-dan-konservasienergi?from_action=save diakses pada tanggal 21 April 2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara_Indonesia diakses
pada tanggal 21 April 2016.
29
Setiap daerah memiliki kecepatan angin yang berbeda, hal ini disebabkan karena letak
geografis (khususnya ketinggian daerah) suatu daerah berbeda dengan daerah lainnya.
Perbedaan ketinggian menyebabkan timbulnya perbedaan tekanan dan perbedaan
tekanan menyebabkan perbedaan suhu di suatu daerah. Perbedaan suhu ini disebabkan
karena adanya perbedaan daya serap panas dari matahari. Selain faktor tekanan dan
suhu kecepatan angin juga disebabkan oleh :
Keadaan topografi
Adanya pepohonan
Ketiga
topografi sangat berpengaruh, karena jika angin menerpa pada topografi berupa gunung
ia akan cenderung naik, berbeda jika ia menerpa pada topografi berupa dataran, ia akan
cenderung lurus-lurus saja. Kedua, saat angin bergerak di atas daratan dan lautan juga
sangat berbeda. Walau bagaimanapun angin yang bergerak di daratan akan cenderung
mengikuti keadaan permukaan daratan, berbeda jika angin yang berhembus di atas
lautan maka ia akan ikut mempengaruhi bentuk muka air laut, bahkan pergerakan arus
di atas laut. Sehingga ia lebih bebas bergerak di atas lautan daripada di daratan. Ketiga,
adanya pepohonan sangat berpengaruh jika pohon tersebut cukup tinggi dan
menggangu laju angin.
2. Hani : PLTB Samas sampai saat ini belum bisa dioperasi karna angin tidak bisa
memutar turbin?
Jawaban :
-
PLTB Samas saat ini belum bisa beroperasi karena memang untuk tahun 2016 sedang
dilakukan pembangunan fisik dan rencanya untuk pengoprasian pada tahun 2017
(esdm, 2015)
30
Lebih efiseien pemakaian energi surya atau energi angin? Energy terbarukan pada
umumnya membutuhkan lahan besar sedangkan untuk energi fosil tidak membutuhkan
lahan yang besar, bagaimana solusi masalah tersebut? PLTB membutuhkan lahan yang
luas, apakah energi terbarukan seperti energi berbasis angin bisa dipakai di lingkungan
penduduk?
Jawaban :
Sebenarnya tidak bisa membandingkan efisiensi antara energi berbasis angin dan surya
karena setiap energi terbarukan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing. Pemilihan pemanfaatan antara kedua energi tersebut difaktorkan dari
kebutuhan energi dan ketersediaan prasarana untuk pemanfaatan energi tersebut di
suatu daerah.
PLTB merupakan salah satu cara memanfaatkan energi angin, Energi angin bisa dipakai
di lingkungan penduduk misalnya pada pertanian umumnya dapat dimanfaatkan
sebagai penggerak pompa-pompa air untuk irigasi atau air minum ternak, menggiling
padi untuk mendapatkan beras menggergaji kayu atau dikonversi menjadi energi listrik
skala kecil.
3. Iza : Mengapa baling-baling pada PLTB ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan
baling-baling yang ada di Negara Eropa ?
Jawaban :
Perbedaan ukuran baling-baling ini difaktorkan pada perbedaan kecepatan angin di
Indonesia dengan negara di Eropa. Kecepatan angin di Indonesia rata-rata 3-5 m/s
(www.meteo.bmkg.go.id) sedangkan kecepatan angin di Eropa 10-12 m/s (BPPT,
2012)
31
Sedangkan jumlah massa yang melewati suatu tempat per unit waktu adalah:
m=Av
dimana :
A
Maka dalam pemanfaatan energi angin menjadi energi listrik akan didapatkan nilai
efisiensi energi angin tersebut.
5. Ganesha
Bagaimana pemanfaatan distilasi air, dan berapa kapasitas? Kenapa bentuk kerucut?
Jawaban : Pemanfaatan energi surya dalam bentuk teknologi distilasi air ini adalah
salah satu rencana proyek yang ada di nusa penida. Pada sumber yang kami baca
belum ada info selanjutnya apakah proyek ini sudah dijalankan dan bagaimana
kapasitas dan kondisi operasinya. Akan tetapi, proyek ini sangat berpotensi untuk
dikembangkan di daerah-daerah terpencil di Indonesia yang susah air bersih dan
kurang adanya listrik. Bentuk kerucut yang ada dalam teknologi ini disebabkan agar
hasil kondensasi air yang menempel di dinding kerucut dapat mengalir sendiri sesuai
dengan bidang kemiringannya menuju kolam penampung air bersih.
6. Hanifah
Prinsip dinding trombe pada musim dingin itu gimana, apakah ruangan di sebelah
tidak menjadi dingin?
Jawaban : teknologi dinding trombe ini banyak digunakan oleh rumah-rumah di
negara yang memiliki musim dingin panjang. Teknologi ini berguna untuk
32
memaksimalkan energi panas dari sinar matahari agar maksimal bisa menghangatkan
ruangan. Jadi, teknologi ini membantu ruangan menjadi hangat pada musim dingin.
7. Andri
Apakah teknologi distilasi air feasible untuk Indonesia?
Jawaban : jika dibandingkan dengan teknologi distilasi air menggunakan alat distilasi
memang teknologi ini tidak cukup efisien untuk kota atau daerah yang sudah maju.
Akan tetapi, untuk daerah yang masih tertinggal pemanfaatan teknologi ini dapat
menjadi salah satu alternatif karena biaya dan teknologinya yang cukup mudah dan
murah.
8. Abi: Gelombang air laut ada tiga. Apakah sudah ada penggunaan sistem tersebut di
indonesia? Mana yang paling efisien dan paling menguntungkan?
Jawaban : Sebenarnya belum ada pemanfaatan real dari gelombang air laut di Indonesia.
Yang ada pada saat ini barulah prototype. Secara teknologi, pihak BPPT telah
melakukan ujicoba prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) pada
tahun 2009 sebesar 2 kW dan tahun 2011 sebesar 10 kW di Selat Flores NTT.
Berdasarkan hasil riset yang dikembangkan selama ini, skala PLTAL terbesar adalah
prototype 1,2 MW sedangkan skala yang lebih besar diperkirakan baru beroperasi
dalam 5 tahun kedepan sehingga tingkat kehandalan pembangkit ini belum memiliki
rekam
jejak
yang
cukup.
(http://esdm.go.id/berita/323-energi-baru-dan-
terbarukan/4442-wilayah-perairan-indonesia-simpan-potensi-energi-listrik-dariarus-laut.html)
33
Jika kita bandingkan, tide energy ini memiliki energi yang lebih besar, di mana
efisiensinya mencapai 80% di mana air laut ini memiliki massa jenis 832 kali lebih besar
di banding limpet yang memanfaatkan udara.
9. Shinta Dewi: Untuk teknologi limpet, apabila gelombang laut terlalu besar, apakah
nantinya turbin akan terkontaminasi oleh air laut sehingga menyebabkan timbulnya ke
rusakan?
Jawaban:
Dari
referensi
yang
kami
dapatkan
melalui
blog
berikut
(http://abdoelrauf.blogspot.co.id/2012/05/pembangkit-listrik-tenaga-gelombang.html),
kami menemukan bahwa ruangan turbin merupakan ruangan kedap air sehingga turbin
yang ada tidak akan terkontaminasi dengan air laut yang dapat menyebabkan korosif.
10. Rana : daerah di indonesia yang bisa pakai limpet? Ketentuannya kaya gimana?
Jawaban: Indonesia memiliki potensi besar untuk pemanfaatan energi gelombang laut
karena pada dasarnya energi gelombang ini dapat termanfaatkan di daerah garis
pantai.Dari referensi yang kami peroleh kami menemukan bahwa teknologi ini akan
bekerja optimal pada tinggi gelombang 4-11 m, di mana putaran turbin yang dihasilkan
mencapai 700-3000 rpm. (https://niken11.wordpress.com/2009/09/11/pembangkitlistrik-tenaga-ombak/)
34