BAB I S.D. 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 53

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Kerupuk merupakan makanan ringan yang biasa kita gunakan sebagai
cemilan atau makanan pelengkap lauk pauk. Meskipun saat ini banyak sekali
macam cemilan tetapi kerupuk tetap mampu menarik hati masyarakat seolah-olah
tidak ada bosannya masyarakat untuk mengkonsumsi kerupuk.
Sebagian besar masyarakat pernah mencicipi makanan ringan yang disebut
kerupuk ini. Makanan ini merupakan makanan yang sangat digemari oleh
masyarakat luas. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai manula pernah
merasakannya. Saat ini krupuk banyak ditemui di berbagai tempat, mulai dari
pasar, warung, sampai rumah makan sekalipun. Hal ini menjadi bukti bahwa
krupuk masih dibutuhkan banyak orang. Dan ini juga menjadi bukti bahwa krupuk
masih disukai banyak orang. Dengan semakin disukainya krupuk, menjadikan
sebagian orang tidak bisa lepas akan makanan kecil yaitu krupuk. Krupuk juga
beraneka ragam antara lain, krupuk kulit, krupuk udang, krupuk ikan teri, dll.
Salah satu krupuk yang sangat terkenal dan dinikmati di kota Tasikmalaya
adalah Krupuk Geboy. Krupuk Geboy merupakan krupuk yang sudah banyak
bekerja sama dengan berbagai perusahaan kuliner seperti restoran, warungwarung, kedai mie dan bakso, dll. Perusahaan Krupuk Geboy merupakan
perusahaan yang telah lama berdiri hingga 3 generasi. Dan sampai sekarang,
krupuk Geboy ini tetap berproduksi dengan baik.

Faktor lokasi merupakan faktor utama bagi semua perusahaan yang


bergerak di bidang industri agar produksi perusahaan tersebut dapat berjalan
dengan baik dan lancar. Penentuan lokasi bagi perusahaan industri sangat
berpengaruh bagi kelancaran produksinya. Untuk memutuskan sebuah lokasi,
dibutuhkan beberapa pertimbangan dan faktor yang dapat mempengaruhi
keputusan lokasi perusahaan. Faktor-faktor mengenai keputusan lokasi seperti
biaya , tingkat upah dan kedekatan terhadap bahan baku memang sangat penting.
Faktor lokasi juga merupakan hal yang penting bagi perusahaan agar perusahaan
industri mendapatkan tata letak yang sesuai dengan berbagai aktivitas produksi
perusahaan agar perusahaan dapat terus berproduksi secara terus-menerus dan
lancar.
Tata letak merupakan suatu keputusan penting yang menentukan
kelancaran arus produksi secara jangka panjang. Tata letak yang efektif dapat
membantu perusahaan untuk tetap dapat berproduksi sesuai dengan kebutuhan
pasar. Secara garis besar tujuan utama dari tata letak ialah mengatur area kerja dan
segala fasilitas produksi untuk beroperasi produksi dengan aman dan nyaman
sehingga akan dapat menaikkan kinerja produksi dan mengurangi berbagai hal
yang menghambat produksi.
Salah satu efek dari tata letak yang buruk adalah dengan besarnya energi
yang harus dikeluarkan saat bekerja, hal ini dapat menyebabkan kelelahan fisik,
kondisi ini dapat menimbulkan kecelakaan kerja yang berdampak terjadinya
kesalahan fatal pada produksi dan ini dapat menurunkan produktivitas, lebih jauh
lagi akan berdampak pada menurunnya kualitas produk.

Setiap perusahaan industri dituntut untuk beroperasi dengan efektif agar


dapat menjaga kelancaran arus produksi perusahaan. Terkadang permasalahan
yang dihadapi oleh perusahaan bisa memengaruhi produksi perusahaan, maka
perusahaan harus meminimalisir permasalahan yang terjadi. Seringkali terjadinya
permasalahan yang terjadi ditemui di perusahaan Krupuk Geboy Tasikmalaya ini
seperti masalah utama dari lokasi adalah lokasi beroperasinya krupuk Geboy ini
berada di dalam gang, hal ini bisa menyebabkan terhambatnya proses produksi
karena di daerah tersebut mobilitas tinggi karena dekat dengan pemukiman warga,
sehingga arus produksi pun terhambat dan juga pengadaan bahan baku menjadi
tersendat. Dan karena Perusahaan Geboy Tasikmalaya ini merupakan perusahaan
keluarga dan diwariskan secara turun-temurun, sehingga lokasi beroperasi nya
pun tidak pindah, sedangkan bangunan perusahaan tersebut sudah lama sekali,
belum ada renovasi, sehingga kenyamanan karyawan dapat terganggu yang
mengakibatkan produksi berjalan lebih lambat.
Permasalahan yang dihadapi oleh Perusahaan Geboy Tasikmalaya
selanjutnya adalah tata letak, sebagai perusahaan krupuk yang sudah lama berdiri,
penempatan untuk gudang tepung kurang baik karena kadang-kadang beberapa
dari karung tepung terbuka dengan sendirinya sehingga bocor mengakibatkan
tepung terbuang sia-sia, lalu tempat pengadaan bahan baku yang jalur masuknya
hanya satu pintu dan sempit mengakibatkan macetnya arus produksi krupuk.
Dengan sukses nya Perusahaan Krupuk Geboy Tasikmalaya, perusahaan
ini harus lebih mempertimbangan lagi berbagai macam hal agar dapat terus
beroperasi dengan baik dan mendapatkan produk yang berkualitas, sehingga

perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan Krupuk Geboy


Tasikmalaya tetap loyal, dan juga dapat mempertahankan kualitas krupuknya yang
renyah dan gurih, dan berkualitas yang sudah lama dari dulu hingga sekarang
masih disenangi oleh warga-warga khususnya warga Tasikmalaya.
Melihat hal tersebut, maka Perusahaan Krupuk Geboy Tasikmalaya ini
menarik perhatian untuk diteliti dilihat dari kesuksesannya, maka berdasarkan
uraian latar belakang masalah diatas, penulis memberi judul penelitian ini
PENGARUH STRATEGI LOKASI DAN TATA LETAK TERHADAP
KELANCARAN PRODUKSI PERUSAHAAN KRUPUK SI GEBOY TEA
TASIKMALAYA.

1.2 Identifikasi Masalah


Permasalahan yang dihadapi oleh perusahan bisa memengaruhi kelancaran
proses produksi, seperti tempat beroperasi perusahaannya yang kurang sesuai,
atau lokasi perusahaan yang tidak strategis yang menyebabkan mobilitas
terhambat, produksi pun berjalan lebih lambat atau penempatan-penempatan
peralatan dan bahanbaku yang tidak sesuai sehingga menyebabkan arus produksi
berjalan tidak dengan sesuai dengan semestinya. Hal ini seringkali menjadi faktor
yang sangat penting bagi perusahaan saat berproduksi. Maka dari itu identifikasi
masalah dalam penelitian ini meliputi:
1. Bagaimana Strategi Lokasi Perusahaan Kerupuk Si Geboy Tea Tasikmalaya ?
2. Bagaimana Tata Letak Perusahaan Krupuk Si Geboy Tea Tasikmalaya ?
3. Bagaimana Kelancaran Produksi Perusahaan Krupuk Si Geboy Tea
Tasikmalaya ?

4. Bagaimana Pengaruh Strategi Lokasi dan Tata Letak Terhadap Kelancaran


Produksi Perusahaan Krupuk Si Geboy Tea Tasikmalaya ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui dan menganalisis Strategi Lokasi Perusahaan Krupuk Si
Geboy Tea Tasikmalaya
2. Untuk mengetahui dan menganalisis Tata Letak Perusahaan Krupuk Si Geboy
Tea Tasikmalaya
3. Untuk mengetahui dan menganalisis Kelancaran Produksi Perusahaan Krupuk
Si Geboy Tea Tasikmalaya
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari Strategi Lokasi, Tata Letak
terhadap Kelancaran Produksi Perusahaan Krupuk Si Geboy Tea Tasikmalaya.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian


Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat berguna untuk
pengembangan ilmu dan terapan ilmu.
1. Pengembangan ilmu pengetahuan
Dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan dan memberikan kontribusi
khasanah ilmu pengetahuan.
2. Terapan ilmu pengetahuan
Dapat menambah terapan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai strategi
lokasi, tata letak dan kelancaran produksi, dimana dalam penelitian ini penulis
akan berusaha semaksimal mungkin melakukan pendekatan terhadap

permasalahan yang terjadi berdasarkan metode ilmiah, yang diharapkan dapat


memberikan manfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
3. Bagi penulis
Dapat memperdalam pemahaman khususnya tentang permasalahan yang
diteliti sehingga dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman.
4. Bagi perusahaan
Mengharapkan agar hasil penelitian ini akan dapat digunakan oleh pihak
perusahaan sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang berarti dalam
melakukan kegiatan usaha selanjutnya.
5. Bagi akademik
Diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang ingin
mengetahui lebih banyak tentang strategi lokasi, tata letak dan kelancaran
proses produksi.
6. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan contoh bagi perusahaan-perusahaan lain
untuk dapat mempelajari khususnya strategi lokasi, tata letak dan kelancaran
proses produksi.

1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian


1.5.1

Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Jalan Sukalaya Barat Gang Hegarsari 4 No. 48

RT.01/RW.08. Tlp.(0265)332741 Hp.085223284442

1.5.2

Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan sekitar bulan Maret 2016 sampai dengan bulan

Agustus 2016. Adapun lebih lengkapnya mengenai jadwal penelitian dapat dilihat
pada lampiran 1.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1

Strategi Lokasi
Menurut Pandji (2004:82), salah satu faktor yang menentukan aktivitas

produksi dan operasi yang produktif adalah melalui perencanaan penentuan lokasi
usaha. Perencanaan lokasi perusahaan/pabrik perlu dilakukan sebaik-baiknya
karena kesalahan dalam penentuannya akan berdampak kepada ketidakefektifan
dan ketidakefisenan operasi yang berdampak pada kurangnya produktivitas usaha
sehingga akhirnya perusahaan dapat mengalami kerugian terus menerus.
Perusahaan-perusahaan sering membuat kesalahan dalam pemilihan lokasi
dan tempat fasilitas-fasilitas produksinya. Suatu perusahaan memilih lokasi
dimana tenaga kerja sulit didapat, beberapa bulan setelah pindah perusahaan
menghadapi masalah tenaga kerja. Perusahaan lain membeli tanah untuk lokasi
pabriknya sangat murah, tetapi kemudian disadari bahwa kondisi tanahnya sangat
jelek sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk
fondasinya. Perusahaan memilih lokasi di kawasan industri jauh dari luar kota,
padahal produk perusahaan harus cepat sampai ke tangan konsumen, maka
perusahaan harus membayar biaya distribusi yang sangat besar.
Keputusan yang paling penting yang perlu dibuat oleh perusahaan adalah
dimana mereka harus menempatkan operasi mereka. Perusahaan yang beroperasi
dengan tidak efektif akan berakibat pada proses produksinya. Pada umumnya

keputusan lokasi merupakan keputusan jangka panjang, susah sekali untuk


direvisi, mempunyai efek pada biaya tetap maupun variable seperti biaya
transportasi, pajak, upah, sewa dan lain-lain. Dengan kata lain tujuan strategi
lokasi adalah memaksimumkan manfaat lokasi bagi perusahaan.
2.1.1.1 Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi
Faktor-faktor penting yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi
masing-masing perusahaan berbeda. Bagi suatu perusahaan mungkin faktor
terpenting adalah dekat dengan pasar. Tetapi mungkin yang lebih penting bagi
perusahaan lain adalah dekat dengan sumber-sumber penyedian bahan dan
komponen. Organisasi lainnya mungkin menemukan bahwa faktor yang paling
penting adalah memilih lokasi dimana tersedia tenaga keja yang mencukupi
kebutuhan organisasi, ataupun biaya transportasi yang sangat tinggi bila produk
berat dan besar.
Jadi, alasan utama terjadinya perbedaan dalam pemilihan lokasi adalah
adanya perbedaan kebutuhan masing-masing perusahan. Lokasi yang baik adalah
suatu persoalan individual. Hal ini sering disebut pendekatan situasional atau
contingency untuk pembuatan keputusan bila dinyatakan secara sederhana
semuanya tergantung. Secara umum faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan lokasi perusahaan (Pandji, 2004:83):
1. Lingkungan Masyarakat, Kesediaan masyarakat suatu daerah menerima segala
konsekuensi, baik konsekuensi postif maupun negatif didirikannya suatu
pabrik di daerah tersebut merupakan suatu syarat penting. Perusahaan perlu
memperhatikan nilai-nilai lingkungan dimana perusahaan akan berlokasi,

10

karena pabrik-pabrik sering memproduksi limbah dalam berbagai bentuk,


seperti air, udara atau limbah zat padat yang telah tercemar, dan sering
menimbulkan suara bising. Di lain pihak, masyarakat membutuhkan industri
atau perusahaan karena menyediakan berbagai lapangan pekerjaan dan uang
dibawa industri ke masyarakat.
2. Letak Pasar, Biaya distribusi produk ke konsumen sangat penting dalam
mempertimbangkan faktor letak pasar. Produk dapat berupa barang yang harus
dijual ke konsumen secara luas atau hanya sebagian kecil masyarakat, atau
merupakan bahan mentah yang akan diolah oleh perusahaan/pabrik lain. Bila
pengaruh pasar ini sangat kuat, sseperti mudah sekali terjadi perubahan
keadaan pasar karena selera konsumen, maka sebaiknya perusahaan/pabrik
diletakkan dekat dengan pasar supaya mudah mengetahui setiap perubahan
yang terjadi. Kecepatan dan kemudahan dalam melayani konsumen juga
merupakan alasan lain pemilihan lokasi yang mendekati pasar. Misalnya,
memberikan pelayanan yang lebih baik dalam sektor jasa, daerah pasar
biasanya ditentukan oleh waktu perjalanan para langganan ke fasilitas (bank,
fasilitas rekreasi, restauran, rumah sakit) atau waktu perjalanan para pemberi
pelayanan (jasa) para langganan (mobil pemadam kebakaran, ambulance
rumah sakit, pemasang telepon). Dalam banyak kasus, lokasi suatu fasilitas
dapat juga lebih menentukan daerah pasarnya, dibanding daerah pasar
menentukan fasilitas.
3. Letak Sumber Tenaga Kerja, Salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi
dan efektivitas produksi adalah tenaga kerja. Dimana pun lokasi perusahaan,

11

harus mempunyai tenaga kerja, karena itu cukup tersedianya tenaga kerja
merupakan hal mendasar. Bagi banyak perusahaan sekarang, kebiasaan dan
sikap calon pekerja suatu daerah lebih penting daripada keterampilan dan
pendidikan, karena jarang perusahaan yang dapat menemukan tenaga kerja
baru yang telah siap pakai untuk pekerjaan yang sangat bervariasi dan tingkat
spesialisasi yang sangat tinggi, sehingga perusahaan harus menyelenggarakan
program latihan khusus bagi tenaga kerja baru. Orang-orang dari suatu daerah
dapat menjadi tenaga kerja yang lebih baik dibanding dari daerah lain, seperti
tercermin pada tingkat absensi yang berbeda dan semangat kerja mereka ,
tingkat upah yang berlaku, serta persaingan anatara perusahaan dalam
memperebutkan tenaga kerja yang berkualitas tinggi, perlu diperhatikan.
4. Kedekatan dengan Bahan Mentah dan Penyuplai, Apabila bahan mentah berat
dan susut cukup besar dalam proses produksi maka perusahaan lebih baik
berlokasi dekat dengan bahan-bahan mentah, misal pabrik semen, kayu,
kertas, dan baja. Tetapi bila produk jadi lebih berat, besar, dan bernilai rendah
maka lokasi dipilih sebaliknya. Begitu juga bila bahan mentah cepat rusak,
seperti perusahaan buah-buahan dalam kaleng, lebih baik dekat dengan bahan
mentah. Lebih dekat dengan bahan mentah dan para penyedia (pensuplai)
memungkinkan suatu perusahaan mendapatkan pelayanan penyuplaian yang
lebih baik dan menghemat biaya pengadaan bahan.
5. Tersedia Fasilitas Transportasi, Tersedianya fasilitas transportasi baik lewat
darat, udara dan air akan melancarkan pengadaan faktor-faktor produksi dan
penyaluran produk perusahaan. Pentingnya pertimbangan biaya transportasi

12

tergantung sumbangannya terhadap total biaya. Misalnya untuk perusahaan


komputer yang biaya transportasinya hanya sekitar 1% atau 2% dari total
biaya, tidak jadi masalah dimana pun lokasi perusahaan, perbedaan biaya
transportasi tidak sepenting perbedaan upah tenaga kerja. Tetapi, bagaimana
pun juga, biaya transportasi tidak dapat dihilangkan dimana pun perusahaan
berlokasi, karena produk perusahaan harus disalurkan dari produsen diantara
sumber bahan mentah dan pasar yang meminimumkan biaya transportasi.
Dekat dengan bahan mentah akan mengurangi biaya pengangkutan bahan
mentah, tetapi biaya pengangkutan pengiriman produk jadi meningkat.
Sebaliknya, lokasi dekat pasar akan menghemat biaya pengangkutan produk
jadi, tetapi menaikkan bahan mentah.
6. Pilih Lokasi Usaha yang Tingkat Kompetisinya Rendah, Jika di lokasi tersebut
sudah banyak usaha yang sejenis dengan usaha Anda, sebaiknya lokasi ini
dihindari. Namun jika Anda yakin karena posisinya yang sangat strategis,
Anda harus siap bersaing dengan menciptakan inovasi baru yang dapat
membedakan usaha Anda dengan usaha lain yang sejenis.
Selain faktor-faktor diatas, faktor berikut ini perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan lokasi: harga tanah, peraturan-peraturan tenaga kerja, lokasi pabrikpabrik dan gidang-gudang, tingkat pajak, kebutuhan untuk ekspansi, keamanan,
serta konsekuensi pelaksanaan peraturan tentang lingkungan hidup.
2.1.1.2 Tujuan Penentuan Lokasi
Tujuan penentuan lokasi suatu perusahaan/pabrik dengan tepat ialah untuk
dapat membantu perusahaan/pabrik beroperasi atau berproduksi dengan lancar,

13

efektif dan efisien (Sofjan, 2008:56). Ini berarti bahwa dalam menentukan lokasi
perusahaan/pabrik perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
biaya produksi dan biaya distribusi dari barang-barang/jasa-jasa yang dihasilkan
sehingga biaya-biaya ini dapat menjadi serendah mungkin. Akan tetapi hal ini
hendaknya sekaligus dapat memenuhi sasaran penjualan dalam arti dapat
menyediakan dan menyerahkan barang-barang tepat pada waktunya dengan
jumlah, kualitas serta harga yang layak dan masih dapat memperoleh keuntungan.
Dengan adanya penentuan lokasi suatu perusahaan/pabrik yang tepat atau baik,
akan menentukan (Sofjan, 2008:56):
1. Kemampuan melayani konsumen dengan memuaskan.
2. Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan kontinue dengan harga
yang layak/memuaskan.
3. Mendapatkan tenaga buruh yang cukup.
4. Memungkinkan diadakannya perluasan pabrik di kemudian hari.
Walaupun lokasi suatu perusahaan/pabrik sudah cukup baik untuk suatu
jangka waktu tertentu atau pada saat sekarang ini, akan tetapi mungkin timbul
masalah plant location yang baru di kemudian hari disebabkan:
1. Berubahnya adat kebiasaan masyarakat,
2. Berpindahnya pusat-pusat penduduk dan perdagangan,
3. Adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebih baik.
Setelah lokasi ditentukan maka perusahaan harus menentukan di bagian
mana pabrik atau bangunan perusahaan akan didirikan. Berbagai faktor yang perlu
diperhatikan untuk pemilihan tempat (site) antara lain adalah tanah seharusnya

14

kering dan kuat untuk menyangga bangunan; mempunyai keamanan dan


perlindungan kebakaran yang baik; bila pabrik mengeluarkan asap, harus cukup
banyak angin yang membawa asap tersebut keluar daerah pemukiman; biayabiaya grading, fondasi, dan hubungan-hubungan kegunaan; cukup tersedia areal
untuk bangunan yang ada sekarang, untuk ekspansi dan parkir kendaraan
karyawan; dekat dengan sistem transportasi masyarakat; tingkat agresifitas
masyarakat karena kemajuan industri; dan sebagainya.
Perusahaan bisa mempertimbangkan berbagai faktor yang telah disebutkan
diatas sebagai dasar untuk membuat lokasi yang strategis ataupun mencari lokasi
usaha baru untuk berproduksi. Karena lokasi menjadi salah satu kunci untuk
kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
2.1.2

Tata Letak (Layout)


Tata letak merupakan suatu keputusan penting yang menentukan

kelancaran operasi produksi secara jangka panjang. Tata letak memiliki banyak
dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal
kapasitas, proses, fleksibilitas, kualitas lingkungan kerja yang dapat membantu
organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang operasi perusahaan.
2.1.2.1 Pengertian Tata Letak (Layout)
Menurut Wignjoesoebroto (2003:140)
Tata letak pabrik dapat di definisikan sebagai tata letak pengaturan
fasilitas-fasilitas pebrik guna menunjang kelancaran proses produksi.
Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area (space) untuk
penempatan mesin, kelancaran gerakan material handling, penyimpanan
material (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanen.

15

Menurut Eddy Herjanto (2008:137) Tata letak merupakan tatanan


penempatan yang mencakup desain atau konfigurasi dari bagian-bagian, pusat
kerja dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah
menjadi bahan jadi.
Adapun menurut Lalu Sumayang (2003:133) mengemukakan bahwa :
Tata letak merupakan tatanan secara fisik dari suatu terminal kerja beserta
peralatan dan perlengkapan yang mengacu pada proses produksi.
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai tata letak diatas dapat
disimpulkan bahwa tata letak merupakan tatanan yang optimum berkaitan dengan
desain atau konfigurasi dari bagian-bagian, pusat kerja,dan peralatan yang
membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi untuk
tercapainya suatu kelancaran di dalam proses produksi.
2.1.2.2 TujuanTata Letak
Menurut Agus Ahyari (2004:55) tujuan tata letak yaitu :
1. Penyederhanaan proses produksi
2. Pengurangan proses produksi
3. Tingkat perputaran barang setengah jadi yang tinggi
4. Terdapat keamanan kerja dan kepuasan karyawan
5. Pengeluaran investasi yang tidak penting dapat dihindari
6. Produktivitas kerja para karyawan bertambah

16

2.1.2.3 Jenis-jenis Tata Letak


Dalam industri manufacture, secara umum tata letak dikelompokkan
dalam tiga jenis (Herjanto, 2008:139), yaitu :
1. Tata Letak Proses (Process Layout)atau tata letak fungsional merupakan
penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis atau mempunyai fungsi yang
sama ditempatkan dalam bagian yang sama. Misalnya mesin-mesin bubut
dikumpulkan pada daerah yang sama, sedemikian pula mesin-mesin potong
diletakkan pada bagian yang sama seperti dalam gambar berikut :
BUBUT
G
U
D
A
N
G

BUBUT

BOR

BOR

LAS

BUBUT

BUBUT

LAS

POTONG

POTONG

GRINDA

CAT

POTONG

POTONG

GRINDA

CAT

G
U
D
A
N
G

Gambar 2.1
Tata Letak Proses
Sumber : Eddy Herjanto (2008:139)
Mesin-mesin ini tidak dikhususkan untuk produk tertentu melainkan
dapat digunakan untuk berbagai jenis produk. Model ini cocok untuk discrete
production dan bila proses produksi tidak baku, yaitu jika perusahaan
membuat jenis produk yang berbeda. Jenis tata letak proses dijumpai pada
bengkel-bengkel, rumah sakit, universitas atau perkantoran. Kelebihan dan
kelemahan Tata Letak Proses terlihat dalam tabel berikut :

17

Tabel 2.1
Kelebihan dan KelemahanTata Letak Proses
No
Kelebihan
Kelemahan
1. Memungkinkan utilitas mesin Meningkatkan
kebutuhan
yang tinggi.
material handling karena aliran
proses yang beragam serta
tidak dapat digunakan ban
berjalan.
2. Memungkinkan
penggunaan Pengawasan produksi yang lebih sulit.
mesin-mesin yang multi-guna
sehingga dapat dengan cepat
mengikuti perubahan jenis
produksi.
3. Memperkecil
terhentinya Meningkatnya persediaan barang dalam
produksi yang diakibatkan oleh proses.
kerusakan mesin.
4. Sangat
fleksibel
dalam Total waktu produksi per unit yang
mengalokasikan personel dan lebih lama.
peralatan.
5. Investasi yang rendah karena Memerlukan skill yang lebih tinggi.
dapat mengurangi duplikasi
peralatan.
6. Memungkinkan
spesialisasi Pekerjaan routing, penjadwalan
supervise.
dan akunting biaya yang lebih
sulit, karena setiap ada order
baru
harus
dilakukan
perencanaan atau perhitungan
kembali.
Sumber : Eddy Herjanto (2008:140)
2. Tata Letak Produk (Product Layout)yaitu Apabila proses produksinya telah
distandarisasikan dan berproduksi dalam jumlah yang besar. Setiap produk
akan melalui tahapan operasi yang sama sejak dari awal sampai akhir. Ilustrasi
dari tata letak produk dapat dilihat dalam gambar berikut :

18

BUBUT

G
U
D
A
N
G

BOR

GRINDA

PRESS

LAS

BOR

POTONG

LAS

BUBUT

BUBUT

GRINDA

BOR

BOR

GRINDA

P
E
R
A
K
I
T
A
N

G
U
D
A
N
G

Gambar 2.2
Tata Letak Produk
Sumber : Eddy Herjanto (2008:140)
Gambar diatas menunjukan aliran proses dari suatu produk yang terdiri
atas empat komponen. Setiap komponen memiliki lini produksi masingmasing yang tidak tergantung satu sama lain. Penyusunan mesin diatur
sedemikian rupa sehingga dari lini itu dapat dihasilkan suatu jenis komponen
atau produk tertentu. Tata letak produk banyak digunakan dalam industri
otomotif, elektronika, dan kafetaria. Kelebihan dan kelemahan Tata Letak
Produk terlihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.2
Kelebihan dan KelemahanTata Letak Produk
No

Kelebihan

Kelemahan

(1)

(2)

(3)

1. Aliran material yang simple Kerusakan


pada
mesin
dapat
dan langsung.
menghentikan produksi.
2. Persediaan barang dalam Perubahan desain produk dapat
proses yang rendah.
mengakibatkan tidak efektivnya tata
letak yang bersangkutan.
Total waktu produksi per unit Apabila terdapat bottle neck
3. yang rendah.
dapat mempengaruhi proses
secara keseluruhan.
4. Tidak
memerlukan
skill Biasanya memerlukan investasi mesin
tenaga kerja yang tinggi.
atau peraltan yang besar.

19

(1)

(2)

(3)

5. Kebutuhan
material Karena sifat pekerjaannya monoton
handling yang rendah. dapat mengakibatkan kebosanan.
6. Pengawasan produksi yang
lebih mudah.
7. Dapat menggunakan mesin
khusus atau otomatis.
8. Dapat menggunakan ban
berjalan karena aliran material
sudah tertentu.
9. Kebutuhan material dapat
diperkirakan dan dijadwalkan
dengan mudah.
Sumber : Eddy Herjanto (2008:141)
3. Tata Letak Posisi Tetap (Fixed Position Layout) ini dipilih karena ukuran,
bentuk ataupun karakteristik lain menyebabkan produknya tidak mungkin atau
sukar untuk dipindahkan. Tata letak seperti ini terdapat pada pembuatan kapal
laut, pesawat terbang, lokomotif atau proyek-proyek konstruksi. Tata letak
posisi tetap terlihat dalam gambar berikut :
G
U
D
A
N
G

BUBUT

PRESS

GRINDA

PRODUK

LAS

CAT

G
U
D
A
N
G

BOR

Gambar 2.3
Tata Letak Posisi Tetap
Sumber : Eddy Herjanto (2008:141)
Meskipun tata letak ini sering diasosiasikan dengan pembuatan
produk-produk yang besar saja, tetapi juga dapat berlaku untuk pembuatan
produk-produk yang relatif kecil. Misalnya dalam industri perakitan komputer,
dimana pekerjaan perakitan dan pengujiannya dilakukan di tempat yang sama.

20

Tata letak ini dipilih untuk menghindari adanya gerakan yang dapat
menurunkan mutu produk yang diakibatkan oleh pemindahan barang yang
sedang diproses. Kelebihan dan kelemahan Tata Letak Tetap terlihat dalam
tabel berikut :
Tabel 2.3
Kelebihan dan KelemahanTata Letak Posisi Tetap
No
Kelebihan
1. Berkurangnya gerakan material.

Kelemahan
Gerakan personal dan peralatan yang
tinggi.
2. Adanya
kesempatan
untuk Dapat terjadi duplikasi mesin dan
melakukan pengkayaan tugas.
peralatan.
3. Sangat
fleksibel,
dapat Memerlukan tenaga kerja yang
mengakomodasi
perubahan berketerampilan tinggi.
dalam desain produk, bauran
produk
maupun
volume
produksi.
4. Dapat memberikan kebanggaan Biasanya memerlukan ruang yang
pada pekerja karena dapat besar serta persediaan barang dalam
menyelesaikan seluruh pekerjaan. proses yang tinggi.
5.
Memerlukan
koordinasi
dalam
penjadwalan produksi.
Sumber : Eddy Herjanto (2008:142)
2.1.2.4 IndikatorTata Letak
Tata letak harus dirancang untuk memungkinkan perpindahan yang
ekonomis dari bahan-bahan dalam berbagai proses dan operasi perusahaan. Jarak
angkut hendaknya sependek mungkin dan peralatan-peralatan diminimumkan.
Menurut Sofjan Assauri (2008:88) dalam tata letak harus memperhatikan
indikator-indikator sebagai berikut :
1. Jenis Produk (Product)
Kesesuaian jenis produk mengenai besar dan berat produk tersebut, jika
produknya besar maka memerlukan pemindahan bahan yang khusus. Selain

21

itu sifat dari produk tersebut yaitu apakah mudah pecah atau tidak dan mudah
rusak atau tidak.
2. Urutan proses produksi (Sequence)
Faktor ini penting terutama bagi tata letak produk, karena penyusunan tata
letak produk didasarkan pada urutan-urutan produksi.
3. Peralatan atau Mesin yang digunakan
Adanya mesin-mesin atau peralatan sangat membantu manusia dalam
melakukan proses produksi suatau barang. Sehingga barang-barang dapat
dihasilkan dalam waktu yang lebih pendek, jumlah yang banyak dan kualitas
yang lebih baik ditunjang dari teknologi yang diadaptasi.
4. Minimum movement
Dengan gerak yang sedikit maka biayanya akan lebih rendah.
5. Aliran Material (Flow Material)
Sebenarnya aliran material ini dapat digambarkan yaitu merupakan arus yang
harus diikuti oleh suatu produk berdasarkan waktu perpindahan bahan.
2.1.3

Kelancaran Proses Produksi


Kelancaran merupakan hal yang diinginkan oleh setiap orang dalam

menjalankan kegiatan apapun. Karena dengan kelancaran maka tujuan yang


diinginkan atau direncanakan bisa tercapai tanpa gangguan apapun.
Menurut

Kamus

Besar

Bahasa

Indonesia

(2002:633)

pengertian

kelancaran adalah sebagai berikut Lancar adalah melaju dengan cepat atau
bergerak maju dengan cepat. Dari pengertian tersebut, kelancaran adalah keadaan
lancarnya (sesuatu), pembangunan sangat bergantung pada sarana, tenaga dan
biaya yang tersedia.

22

2.1.3.1 Pengertian Proses Produksi


Menurut Sofyan Assauri (2008:105) mendefinisikan proses produksi
dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber
(tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kelancaran proses produksi
merupakan suatu aktivitas berupa kerjasama anatara tenaga kerja, mesin, bahanbahan dan dana untuk menambah kegunaan dari suatu barang atau jasa dengan
tidak terhambat oleh suatu apapun yang berjalan dengan baik dan bergerak maju
dengan cepat sehingga pelaksanaan yang diharapkan dapat terjamin.
Seperti kita ketahui bahwa cara, metode dan teknik menghasilkan produk
cukup banyak, maka proses produksi dalam hal ini sangat banyak macamnya.
Walaupun jenis proses produksi ini sangat banyak, tetapi secara Ekstrem dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu proses produksi yang terus menerus (continous
proceses) dan proses produksi yang terputus putus (intermittent processes).
2.1.3.2 Jenis-Jenis Proses Produksi
Menurut T. Hani Handoko (2000:122) seperti telah diuraikan terlebih
dahulu bahwa proses produksi dapat dibedakan menjadi :
1. Proses produksi yang terus-menerus (continous processes) merupakan proses
produksi yang memproduksi kumpulan-kumpulan produk dalam jumlah besar
dengan mengikuti serangkaian operasi yang sama dengan kumpulan produk
sebelumnya yang sejenis dalam jangka waktu yang panjang.

23

2. Proses produksi yang terputus-putus (intermittent processes) merpakan proses


produksi yang memproses produk yang variasinya berganti-ganti dalm jangka
waktu yang pendek dengan menggunakan mesin dan peralatan yang tepat
guna.
2.1.3.3 Indikator Proses Produksi
Menururt Sofjan Assauri (2008:107) Kelancaran proses produksi
merupakan salah satu tujuan yang sangat diharapkan perusahaan terutama pada
perusahaan yang melakukan kegiatan produksi. Suatu proses produksi dapat
dikatakan lancar apabila proses produksi tersebut tidak mengalami hambatan
dalam memproduksi, sehingga dapat menghasilkan produk-produk yang sesuai
dengan standar perusahaan. Proses produksi dapat dikatakan lancar jika ditunjang
oleh indikator-indikator proses produksi.Indikator proses produksi tersebut
mencakup :
1. Penyusunan rencana produksi dan operasi
Kegiatan pengoperasian sistem produksi dan operasi harus dimulai
dengan penyusunan produksi dan operasi. Dalam rencana produksi dan
operasi tercakup penetapan target produksi, schedulling, routing, dispatching,
dan follow-up. Perencanaan kegiatan produksi dan operasi merupakan
kegiatan awal dalam pengoperasian sistem produksi dan operasi.
2. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan
Kelancaran kegiatan produksi dan operasi sangat ditentukan oleh
kelancaran tersedianya bahan atau masukan yang dibutuhkan bagi produksi
dan operasi tersebut. Kelancaran tersedianya bahan atau masukan bagi

24

produksi dan operasi ditentukan oleh baik tidaknya pengadaan bahan serta
rencana dan pengendalian persediaan yang dilakukan.
3. Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin
Mesin digunakan dalam proses produksi dan operasi harus selalu
terjamin tetap tersedia untuk dapat digunakan, sehingga dibutuhkan adanya
kegiatan pemeliharaan atau perawatan.
4. Pengendalian mutu
Terjaminnya hasil atau keluaran dari proses produksi dan operasi
menentukan keberhasilan dari pengoperasian sistem produksi dan operasi.
Dalam rangka ini maka perlu dipelajari kegiatan pengendalian mutu yang
harus dilakukan agar keluaran dapat terjamin mutunya.
5. Manajemen tenaga kerja
Pelaksanaan pengoperasian sistem produksi dan operasi ditentukan
oleh kemampuan dan keterampilan para tenaga kerja atau sumber daya
manusia.
2.1.4

Pengaruh Strategi Lokasi dan Tata Letak Terhadap Kelancaran


Proses Produksi
Dalam

kegiatan

proses

produksi,

perusahaan

harus

mampu

mengembangkan strategi terbaiknya dalam memilih lokasi, dan desain tata letak
yang dinamis, sehingga dapat menciptakan kegiatan proses produksi yang
terhindar dari hambatan-hambatan. Kegiatan proses produksi merupakan suatu
aktivitas berupa kerjasama anatara tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana
untuk menambah kegunaan dari suatu barang atau jasa dengan tidak terhambat

25

oleh suatu apapun yang berjalan dengan baik dan bergerak maju dengan cepat
sehingga pelaksanaan yang diharapkan dapat terjamin.
Dalam persoalan tata letak, diperlukan ketepatan memutuskan dalam
pemilihan jenis tata letak yang ingin diterapkan harus juga memperhatikan
kelebihan dan kelemahan jika memutuskan untuk memilih jenis tata letak yang
dipergunakan.
Dalam hal ini perusahaan harus lebih menggunakan sistem pemeliharan
berkala, dan jenis tata letak produk (Product Layout), agar kelancaran proses
produksi dapat berjalan dengan lancar serta dapat menjaga kelangsungan hidup
dan perkembangan perusahaan dalam situasi perekonomian yang semakin
bersaing dewasa ini.

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu


Selain berdasarkan uraian tersebut, penelitian terdahulu membahas
mengenai lokasi, tata letak, dan kelancaran proses produksi :
PENELITIAN TERDAHULU
No

Nama

Judul

(1)

(2)

(3)

1. Farieza
Pengaruh
Qoriyana, dkk Rancangan
Tata
(2014)
Letak
Fasilitas
Terhadap Proses
Produksi Pada CV.
Visa Insan Madani

Alat Analisis

Kesimpulan

(4)

(5)

Teknik
Konvensional
dan Algoritma
Automated
Layout Design
Program
(ALDEP)

Hasil analisis dapat


diketahui tata letak
fasilitas berpengaruh
terhadap
proses
produksi
secara
simultan dan parsial
serta tata letak yang
layak untuk dipilih
adalah
dengan
metode
konvensional.

26

(1)

(2)

(3)

2. Anindita
(2008)

Analisis Pengaruh
Fasilitas,
Lokasi,
Dan
Pelayanan,
Terhadap Loyalitas
Melalui Kepuasan
Tamu Surabaya
Plaza Hotel

3. Putri, dkk
(2014)

Pengaruh
Perbaikan
Tata
Letak
Terhadap
Proses
Produksi
Pada
Kelompok
Tani ubi Jalar Desa
Sukoanyar
Kecamatan Pakis.

4. Poppy
Yuliarti, dkk
(2014)

Pengaruh
Perancangan
Ulang
Tata
Letak
Lantai
Produksi
Terhadap
Proses
Produksi
Dengan
Menggunakan
Metode
Systematic
Layout
Planning

(4)

Tekinik
Analisis
Regresi
Sederhana

(5)

Adnya
pengaruh
yang signifikan dari
variabel
fasilitas,
lokasi,
dan
pelayanan,
secara bersama
sama
terhadap
variabel kepuasan
dan
variabel
kepuasan tamu juga
memiliki pengaruh
yang
signifikan
terhadap
loyalitas
tamu.
Metode
Hasil analisis dapat
diketahui tata letak
Perbaikan
berpengaruh terhadap
dengan
proses produksi secra
Operation
simultan dan parsial
Process
Chart(OPC), serta tata letak yang
diusulkan
dengan
Flow
metode
perbaikan
Process
Chart (FPC), OPC, FPC,ARC, dan
ARD terdapat hasil
Activity
yang
Relationshi produksi
meningkat.
p
Chart
(ARC), dan
Activity
Relationshi
p Diagram
(ARD)
Metode
Hasil penelitian
Systematic rancangan ulang
Layout
tata
letak
Planning
berpengaruh
pada
proses
produksi dengan
menggunakan
metode
systematic
layout planning.

27

(1)

(2)

(3)

(4)

Dengan
Software
Blocplan Pada
PT.PINDAD
5. Ahmad Fitran Peranan
Sistem Metode
Rizki
Informasi
Average
(2006)
Persediaan Bahan Cost
Baku
Dalam
Menunjang
Kelancaran Proses
Produksi
Pada
PT.X

(5)

Hasil
pengujian
diperoleh
hasil
sebesar
77,85%
untuk
informasi
persediaan
bahan
baku dan 88% untuk
kelancaran
proses
produksi
serta
90%yang
menunjukan bahwa
sistem
informasi
persediaan
bahan
baku
berpengaruh
dalam
menunjang
kelancaran
proses
produksi.

2.3 Kerangka Pemikiran


Pada era perkembangan saat ini, merupakan abad produktivitas dimana
semua tentang manufacture berlomba-lomba untuk menghasilkan produknya yang
mengarah pada peningkatan. Hal yang mengarah pada peningkatan bergantung
pada proses produksi yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
perusahaan. Proses produksi merupakan cara, metode, dan teknis dalam
menciptakan atau menambah kegunaan barang dengan menggunakan sumbersumber produksi (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dana). Empat macam
komponen sumber produksi tersebut saling terkait dan mempunyai kontribusi
pada proses produksi. Proses produksi dapat berjalan lancar, apabila bahan baku
yang diperlukan telah tersedia secara cukup. Lokasi merupakan salah satu faktor
produksi yang dapat menentukan kelancaran proses produksi atau operasi. Agar

28

proses operasi dapat berjalan secara lancar maka lokasi perusahaan harus strategis
sehingga berbagai macam operasi perusahaan dapat berjalan sesuai dengan arus
produksinya.
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2008:486) salah satu keputusan
yang paling penting dalam perusahaan adalah keputusan dalam memilih lokasi
perusahaan. Lokasi sangat berpengaruh terhadap proses produksi perusahaan, hal
ini dikarenakan banyak sekali mobilitas yang terjadi dalam proses produksi, dari
mulai pengadaan bahan baku, pembuatan, pencetakan, pengepakan, dan aktivitas
lainnya. Lokasi bisa mempermudah para supplier dalam pengadaan bahan baku,
kegiatan produksi yang lebih kondusif, yang membuat para karyawan nyaman
sehingga proses produksi pun dapat berjalan dengan lancar. Lokasi berpengaruh
terhadap kelancaran produksi. Beberapa indikator yang diteliti (Jay Heizer dan
Barry Render, 2008: 489) adalah :
1. Lingkungan Masyarakat
2. Letak pasar
3. Ukuran lokasi
4. Tersedia fasilitas transportasi
5. Lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah
Selain itu tata letak yang tidak baik digunakan akan berpengaruh tentunya
terhadap proses produksi. Secara umum industri banyak mengalami kendala
dalam hal jarak pemindahan bahan baku (material handling) yang kurang efisien,
seperti pada proses produksi yang terdapat aliran pemindahan bahan yang
berpotongan (cross movement) dikarenakan tata letak mesin yang kurang teratur.

29

Tata letak mesin yang tidak teratur dan jarak antar ruangan produksi yang cukup
jauh

dapat

mengakibatkan

proses

produksi

terganggu

sehingga

dapat

memperlambat proses produksi (Popy Yuliarti: 160).


Menurut Eddy Herjanto (2008:137), Tata letak merupakan tatanan
penempatan yang mencakup desain atau konfigurasi dari bagian-bagian, pusat
kerja dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah
menjadi bahan jadi.
Menurut Agus Ahyari (2004:55) tujuan tata letak yaitu untuk
penyederhanaan

proses

produksi,

pengurangan

proses

produksi,

tingkat

perputaran barang setengah jadi yang tinggi, terdapat keamanan kerja dan
kepuasan karyawan, pengeluaran investasi yang tidak penting dapat dihindari,
produktivitas kerja para karyawan bertambah.
Menurut Sofjan Assauri (2008:88) dalam tata letak harus memperhatikan
indikator-indikator sebagai berikut :
1. Jenis Produk (Product)
2. Urutan proses produksi (Sequence)
3. Peralatan atau Mesin yang digunakan
4. Minimum movement
5. Aliran Material (Flow Material)
Sistem pemindahan bahan merupakan aktivitas yang sangat penting dalam
kegiatan produksi dan memiliki kaitan erat dengan tata letak. Jenis tata letak yang
digunakan perusahaan akan menentukan jalannya produksi, karena aliran bahan
material akan mengalir sesuai rute dari jenis tata letak yang digunakan.

30

Dua fungsi pelayanan penting kegiatan proses produksi adalah


pemeliharaan dan pemindahan bahan. Pemeliharaan yang baik menjamin fasilitasfasilitas produktif akan beroperasi secara efektif. (Ima Ammelia, 2013:7)
Proses produksi merupakan suatu aktivitas berupa kerjasama anatara
tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana untuk menambah kegunaan dari suatu
barang atau jasa dengan tidak terhambat oleh suatu apapun yang berjalan dengan
baik dan bergerak maju dengan cepat sehingga pelaksanaan yang diharapkan
dapat terjamin.
Menururt Sofjan Assauri (2008:107) Kelancaran proses produksi
merupakan salah satu tujuan yang sangat diharapkan perusahaan terutama pada
perusahaan yang melakukan kegiatan produksi. Suatu proses produksi dapat
dikatakan lancar apabila proses produksi tersebut tidak mengalami hambatan
dalam memproduksi, sehingga dapat menghasilkan produk-produk yang sesuai
dengan standar perusahaan. Proses produksi dapat dikatakan lancar jika ditunjang
oleh unsur-unsur proses produksi.
Pengoperasian sistem produksi dan operasi tersebut mencakup :
1. Penyusunan rencana produksi dan operasi
2. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan
3. Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin
4. Pengendalian mutu
5. Manajemen tenaga kerja
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka dibuat gambar
kerangka pemikiran sebagai berikut :

31

Lokasi

Kelancaran Proses Produksi

Tata Letak

Gambar 2.3
Model Penelitian

2.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat ditarik suatu hipotesis penelitian sebagai berikut : Terdapat Pengaruh
Strategi Lokasi dan Tata Letak baik Secara Parsial maupun Secara Simultan
Terhadap Kelancaran Proses Produksi pada Perusahaan Krupuk Si Geboy
Tea Tasikmalaya

32

BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


Objek dari penelitian ini adalah karyawan Perusahaan Krupuk Si Geboy
Tea Tasikmalaya. Ruang lingkup penelitian adalah meliputi pengaruh dari strategi
lokasi dan tata letak terhadap kelancaran proses produksi.
3.1.1

Sejarah Singkat Krupuk Si Geboy


Perusahaan Krupuk Si Geboy Tea Tasikmalaya didirikan pertama kali pada

tahun 1963. Perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga yang sudah turuntemurun hingga sekarang, sudah mencapai 3 generasi. Awal mula pembentukan
perusahaan Krupuk ini adalah ide dari Buyut dari Bapak Dani, selaku pewaris
perusahaan krupuk Si Geboy Tea. Ide itu terbentuk karena pada zaman buyut
Bapak Dani masih jarang krupuk di daerah sawah lempay, yaitu Jalan Sukalaya
yang sekarang jadi tempat beroperasi nya perusahaan ini.
Nama Krupuk Si Geboy tea berasal dari ikan peliharaan buyut Bapak
Dani. Pada suatu hari, buyut Bapak Dani kehabisan pakan ikan dan belum sempat
untuk membelinya lagi karena ada hal penting dirumahnya. Kebetulan, banyak
bubuk dari krupuk sisa hasil produksi yang tidak terpakai. Lalu, buyut dari Bapak
Dani mencoba untuk memberi makan ikan-ikannya tersebut dengan bubuk
kerupuk tadi , disaat sedang memberi makan ikan-ikan, ada satu ikan kesayangan
buyut Bapak Dani yang selalu menggeboy dan hanya saat diberikan krupuk,
sedangkan saat diberikan pakan ikan dia tidak menggeboy. Dari situlah

32

33

terbentuk nya nama krupuk Geboy, Si Geboy Tea, dan logo perusahaannya ikan
yang seperti sedang menggeboy.
Perusahaan Krupuk Si Geboy Tea Tasikmalaya ini sudah berdiri 53 tahun
lamanya. Perusahaan ini pula sudah menjadi kepercayaan perusahaan-perusahaan
makanan yang berdomisili di Kota Tasikmalaya. Dengan bumbu yang khas dan
gurih, rasa krupuk ini memang berbeda dari rasa krupuk di kota lain.
3.1.2

Operasional Perusahaan Krupuk Si Geboy Tea Tasikmalaya


Perusahaan Krupuk Si Geboy Tea ini memiliki 40 karyawan, dan dikepalai

oleh Bapak Dani selaku penerus perusahaan. Karyawan sudah memiliki tugasnya
masing-masing, ada yang bertugas mengangkut barang, mencetak krupuk,
menjemur krupuk dan ada juga yang bertugas untuk mengemas krupuk.
Perusahaan Krupuk Si Geboy Tea beroperasi mulai dari jam 06.00-23.00 WIB.
Struktur Organisasi Si Geboy Tea Tasikmalaya :
Owner/ Manajer

Distribusi

Produksi

Pengemasan

Pemasaran

Gambar 3.1
Struktur Organisasi
Sumber : Perusahaan Krupuk Si Geboy Tea Tasikmalaya

34

Pemaparan tugas dan tanggungjawab:


1. Owner

Pemegang

Modal

atau

Owner

adalah

pemilik modal yang membiayai semua modal yang harus


dikeluarkan untuk kebutuhan perusahaan tersebut.
2. Manajer

Bertanggungjawab

untuk

menjalankan

operasional toko, mengarahkan karyawan untuk bekerja sesuai


tugasnya

masing-masing,

Dalam

operasional

toko

bertanggungg jawab langsung kepada dan bertanggung jawab


penuh akan keuangan Toko kepada Pemilik, Bertanggungg
jawab penuh terhadap pencapaian target, kehilangan barang
dan pengendalian biaya operasi.
3. Distribusi :

Menyalurkan dan melaksanan pengangkutan

barang atau jasa dari produsen ke konsumen/ pelanggan.


4. Produksi

Bertanggung

pengkoordinasian,

jawab

pengarahan,

dan

atas

perencanaan,

pengawasan

atas

pelaksanaan produksi.
5. Pengemasan

merupakan sistem yang terkoordinasi

untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk didistribusikan,


disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus
dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan,
melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari
bahaya

pencemaran

serta

gangguan

fisik

(gesekan,

benturan, getaran). Di samping itu pengemasan berfungsi

35

untuk

menempatkan

produk industri agar


memudahkan

suatu

mempunyai

dalam

hasil pengolahan atau


bentuk-bentuk

penyimpanan,

yang

pengangkutan

dan distribusi.
6. Pemasaran :

aktivitas

dan

proses

menciptakan,

mengomunikasikan, menyampaikan, dan barang ataupun jasa


yang bernilai bagi konsumen. Mulai dari pemenuhan produk
(product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place),
dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang
bekerja

dibidang

pemasaran

disebut pemasar.

Pemasar

sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip


pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

3.2 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.
Menurut Gima Sugiama (2008:87), Penelitian dengan cara mengajukan
pertanyaan kepada orang-orang atau subjek dan merekam jawaban tersebut untuk
kemudian dianalisis secara kritis.
3.2.1

Operasinalisasi Variabel Penelitian


Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai yang diharapkan, maka perlu

dipahami sebagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah

36

yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian. Variabel yang digunakan


dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Variabel bebas atau independen (X1), yaitu variabel yang memengaruhi
variabel yang tidak bebas. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini
adalah :
X1 = Strategi Lokasi
X2 = Tata Letak
2. Variabel tidak bebas atau dependen (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Kelancaran Proses Produksi.
Adapun operasionalisasi variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel
(1)

Strategi
Lokasi
(X1)

Operasional
Variabel

Indikator

(2)

(3)

Lokasi
yang
strategis
adalah
wilayah penempatan
operasi
produksi
sebuah perusahaan
yang
dapat
memberikan
keuntungan
maksimal terhadap
perusahaan tersebut,
karena
tujuan
strategi
lokasi
adalah
untuk
memaksimalkan
manfaat lokasi pada
perusahaan Krupuk
Si Geboy Tea.

1. Lingkungan
Masyarakat

Ukuran

Skala

(4)

(5)

Lingkun Ordinal
gan
Sekitar
Lokasi

Pangsa
Pasar

Dapat
Dilalui
kendaraa
n umum
Mudah
Dijangk
au

2. Letak Pasar
3. Tersedia
Fasilitas
Transportas
i

4. Tingkat
Kompetisin
ya rendah

Strategis

37

(1)

(2)

Tata Letak
(X2)

pengaturan fasilitasfasilitas pebrik guna


menunjang
kelancaran proses
produksi
pada
perusahaan Krupuk
Si Geboy Tea.

(3)

(4)

1. Je
ni
s
Pr
o
d
u
k

2. U
ru
ta
n
Pr
os
es
Pr
o
d
u
ks
i
3. P
er
al
at
an
at
au
m
es
in
ya
n
g
di
g
u
na
ka

besar
produk
berat
produk
sifat
produk

Penyusu
nan

Perawat
an
Kemuda
han
Aman
Fleksibil
itas

Jarak
perpinda
han yang
minimu
m
Gerak
yang
sedikit
Lancar
cepat

(5)

Ordinal

38

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

4. M
in
i
m
u
m
m
o
v
e
m
e
nt

Kelancaran
Proses
Produksi
(Y)

proses
produksi
krupuk perusahaan
Krupuk Si Geboy
Tea tidak terhambat
oleh hal apapun.

5. A
lir
an
M
at
er
ia
l
(
F
lo
w
M
at
er
ia
l)
6. K
et
ep
at
an
w

Cepat

Tekstur
Rasa

Ordinal

39

(1)

(2)

(3)

(4)

ak
tu
pr
o
d
u
ks
i
7. M
ut
u

8. P
en
ge
n
da
li
an
pe
rs
ed
ia
an
9. T
en
ag
a
K
er
ja
3.2.2

Teknik Pengumpulan Data

3.2.2.1 Jenis Data


1. Data Primer

Bentuk

Bahan
Baku

Keahlian
Ketelitia
n

(5)

40

Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui perantara). Data ini dapat berupa opini subyek
(orang) secara individual/kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda
(fisik), kegiatan atau kejadian dan hasil pengujian. Data ini diperlukan untuk
mengetahui tanggapan responden terhadap kelancaran produksi Krupuk Si
Geboy Tea. Untuk mendapatkan data tersebut, akan dibagikan kuesioner
kepada para responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Data sekunder diperoleh dari berbagai bahan pustaka,
baik berupa buku, jurnal-jurnal dan dokumen lainnya yang ada hubungannya
dengan materi kajian.
3.2.2.2 Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2003:55) adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang

diterapkan

oleh

peneliti

untuk

dipelajari

dan

kemudian

ditarik

kesimpulannya. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah karyawan Krupuk Si


Geboy Tea sebanyak 40 orang (sumber : Perusahaan Krupuk Si Geboy Tea).
3.2.2.3 Sampel
Menurut Sugiyono (2003:57) sampel adalah sebagian dari jumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Untuk menentukan ukuran sampel yang

41

akan diambil agar mewakili seluruh populasi digunakan rumus yang dikemukakan
oleh Slovin yang dikutip oleh Husein Umar (2002:141) sebagai berikut :
n=

N
2
1+ N ( e)

. (3.1)

Dimana :
N = Jumlah Populasi
n = Ukuran Sampel
e2 = Standar Error (e = 10%)
Jadi untuk populasi (N) sebanyak 40 karyawan, dengan nilai kritis yang
diinginkan (e) sebesar 10% maka ukuran sampel yang digunakan ialah sebagai
berikut :
n=

40
1+ 40 ( 0,1 )2

= 28.57 30

Maka jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah sebanyak 30


karyawan. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
sampling kebetulan atau biasa disebut accidental sampling yaitu bentuk sampling
nonprobabiltas dimana anggota sampelnya yang dipilih, diambil berdasarkan
kemudahan mendapatkan data yang diperlukan, atau dilakukan seadanya, seperti
mudah ditemui atau dijangkau atau kebetulan ditemukan (Hasan, 2002:68).
3.2.2.4 Prosedur Pengumpulan Data

42

1. Kuisioner, menyebarkan daftar pernyataan kepada para karyawan mengenai


strategi lokasi, tata letak dan kelancaran proses produksi sehingga responden
tinggal memilih alternatif jawaban yang telah disediakan
2. Wawancara, teknik ini digunakan sebagai alat pengumpul data dengan cara
mengadakan komuikasi langsung (wawancara) kepada pihak yang terkait
mengenai pernyataan yang menyangkut strategi lokasi dan tata letak terhadap
kelancaran proses produksi.
3.3 Model Penelitian
Untuk lebih menjelaskan pengaruh strategi lokasi dan tata letak terhadap
kelancaran proses produksi Perusahaan Krupuk Si Geboy Tea , maka dibuat model
penelitian seperti di gambar 3.2 sebagai berikut :
Strategi Lokasi
(X1)
Kelancaran Proses Produksi
(Y)
Tata Letak
(X2)

Gambar 3.2
Model Penelitian

3.4 Teknik Analisis data


Data yang diperoleh dari penelitian ini, kemudian dianalisis dengan
menggunakan statistik untuk mengetahui strategi lokasi dan tata letak terhadap
kelancaran produksi Perusahaan Krupuk Si Geboy Tea Tasikmalaya.

43

3.4.1

Uji Validitas dan Reliabilitas


Setelah data yang diperlukan telah diperoleh, data tersebut dikumpulkan

untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Sebelum melakukan analisis


data, perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuisioner yang telah
disebarkan.

3.4.1.1 Uji Validitas


Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010:172). Uji validitas dilakukan dengan
cara menghitung korelasi dari masing-masing pernyataan melalui total skor
dengan menggunakan Pearson Product Moment . Untuk mempermudah
perhitungan, uji validitas akan menggunakan program Excell Microsoft Office
2007. Prosedur uji validitas yaitu membandingkan rhitung dengan rtabel yaitu
angka kritik tabel korelasi pada derajat kebebasan (dk = n-2) dengan taraf
signifikan = 5%.
Kriteria pengujian :
Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan tersebut valid.
Jika rhitung < rtabel, maka pernyataan tersebut tidak valid.
3.4.1.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur berkalikali menghasilkan data yang sama (konsisten) (Sugiyono, 2010:175). Uji
reliabilitas bertujuan untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukur itu

44

reliabel. Untuk mempermudah perhitungan uji reliabilitas akan menggunakan


SPSS for Windows Versi 16.
Kriteria pengujian :
Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan tersebut reliabel.
Jika rhitung < rtabel, maka pernyataan tersebut gugur (tidak reliabel).

3.4.2

Analisis Terhadap Kuisioner


Teknik pertimbangan data untuk menentukan pembobotan jawaban

responden dilakukan dengan menggunakan skala Likert untuk jenis pertanyaan


tertutup yang berskala normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2
dan tabel 3.3 berikut ini :
Tabel 3.2
Formasi Nilai, Notasi & Predikat Masing-masing
Pilihan Jawaban untuk Pertanyaan Positif
Nilai
Keterangan
Notasi
5
Sangat Setuju
SS
4
Setuju
S
3
Tidak Ada Pendapat
TAP
2
Tidak Setuju
TS
1
Sangat Tidak Setuju
STS
Sumber : Sugiyono (2009: 133)

Predikat
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah

Tabel 3.3
Formasi Nilai, Notasi & Predikat Masing-masing
Pilihan Jawaban untuk Pertanyaan Negatif
Nilai
1
2
3

Keterangan
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Tidak Ada Pendapat

Notasi
STS
TS
TAP

Predikat
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang

45

4
Setuju
5
Sangat Setuju
Sumber : Sugiyono (2009: 133)

S
SS

Rendah
Sangat Rendah

Perhitungan hasil kuisioner dengan persentase dan skoring menggunakan


rumus sebagai berikut :
X=

F
N

x 100%. (3.2)
(Sudjana, 2000:76)

Dimana :
X = Jumlah persentase jawaban
F = Jumlah jawaban/frekuensi
N = Jumlah responden
Setelah diketahui jumlah nilai dari keseluruhan subvariabel maka dapat
ditentukan intervalnya, yaitu sebagai berikut :
NJI =

Nilai TertinggiNilaiTerendah
(3.3)
Jumlah Kriteria Pernyataan
(Sudjana, 2000:79)

3.4.3

Metode Successive Interval


Untuk melakukan analisis dalam penelitian digunakan metode successive

interval. Menurut Al-Rasyid (1994:12) menyatakan bahwa skala likert jenis


ordinal hanya menunjukkan peringkat saja. Oleh karena itu, variabel yang
berskala ordinal terlebih dahulu ditransformasikan menjadi data yang berskala
interval. Adapun langkah kerja method of successive interval adalah sebagai
berikut :

46

1. Perhatikan F (frekuensi) responden (banyaknya responden yang memberikan


respon yang ada)
2. Bagi setiap bilangan pada F (frekuensi) oleh n (jumlah sampel), sehingga
diperoleh Pi = Fi/n (3.4)
3. Jumlahkan P (proporsi) secara berurutan untuk setiap responden, sehingga
keluar proporsi kumulatif Pki = Op (1) + Pi ..(3.5)
4. Proporsi kumulatif (PK) dianggap mengikuti distribusi normal baku, sehingga
bisa menemukan nilai Z untuk setiap kategori
5. Hitung SV (scala value = nilai skala) dengan rumus :
SV =

Density of Lower Limit Density at Upper Limit


Area Under Upper Limit Area Under Lower Limit

.(3.6)

Nilai untuk density diperoleh dari tabel ordinal distribusi normal baku
6. SV (scala value) yang nilainya terkecil (hingga negatif terbesar) diubah
menjadi sama dengan satu (= 1).
Transformed SV Y = SV + SVmin (3.7)
3.4.4

Pengujian Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui kondisi data yang

digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar diperoleh model analisis yang
tepat. Model analisis regresi linier penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terhadap
data yang meliputi : uji multikolinieritas dengan menarik korelasi antara variabelvariabel bebas, uji heterokedastis dengan menggunakan graifik plot antara nilai
prediksi variabel terikat (ZFRED) dengan residualnya (SRESID), uji normalitas

47

menggunakan uji kolmogorovsmirnov, dan uji auto korelasi melalui uji Durbin
Watson (DW test) (Suliyanto, 2009:74)
3.4.4.1 Uji Multikolinieritas
Menurut Suliyanto (2009:75) uji ini bertujuan menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi
yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam moderl regresi dapat dilihat dari
tolarance value atau variance inflation factor (VIF).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas didalam model ini
adalah sebagai berikut :
1

Nilai R2 sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak


yang tidak signifikan mempengaruhi varibel terikat.

Menganalisa matrik korelasi antar variabel bebas. Jika terdapat korelasi antar
variabel bebas yang cukup tinggi (>0,9), hal ini meerupakan indikasi adanya
multikolinieritas

Dilihat dari nilai VIF dan tolerance, nilai cut off tolerance <0,10 dan VIF > 10,
berarti terdapat multikolinieritas.
Jika terjadi gejala multikolinieritas yang tinggi, standard error koefisien
regresi akan semakin besar dan mengakibatkan confidence interval untuk
pendugaan parameter semakin lebar. Dengan demikian terbuka kemungkinan
terjadinya kekeliruan itu menerima hipotesis yang salah. Uji multikolinieritas
dapat dilaksanakan dengan jalan meregresikan model analisis dan melakukan uji
korelasi antar variabel independen dengan menggunakan variance inflation factor

48

(VIF). Batas VIF adalah 10, apabila nilai VIF lebih besar dari 10 maka terjadi
mulitikolinieritas (Suliyanto, 2009:76). Uji multikolinieritas dalam penelitian inin
dibantu dengan aplikasi SPSS 16.0.
3.4.4.2 Uji Heterokedastis
Uji heterokedastis bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain.
Model regresi yang baik adlah yang terjadi homokedastis atau tidak terjadi
heterokedastis.
Bila terjadi gejala heterokedastis akan menimbulkan akibat varians
koefisien regresi menjadi minimum dan confidence interval melebar sehingga uji
signifikan statistik tidak valid lagi. Heterokedastisitas dapat di deteksi dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi varibel terikat (ZFRED) dengan
residulnya (SRESID). Deteksi ada atau tidaknya heterookedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot
antara SRESID dan ZFRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diperdiksi dan
sumbu X adalah residulnya (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di
studentized. Apabila ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengidentifikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Apabila pola tidak jelas, serta
titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas (Suliyanto, 2009:76). Uji Heterokedastis dalam penelitian ini
dibantu dengan SPSS 16.0.

49

3.4.4.3 Uji Normalitas


Uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah suatu data terdistribusi
secara normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data yang
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribuasi
normal akan membentuk garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Suliyanto, 2009:76).
Analisis statistik untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan
melalui analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov
Smirnov-test (K-S). Menurut Imam Ghozali (2005:86), bahwa distribusi data
dapat dilihat dengan membandingkan Zhitung dengan Ztabel dengan kriteria sebagai
berikut :

Jika nilai probabilitas (Kolmogorov Smirnov) > taraf signifikansi 5% (0,05)


maka distribusi data dikatakan normal.

Jika nilai probabilitas (Kolmogorov Smirnov) < taraf signifikansi 5% (0,05)


maka distribusi data dikatakan tidak normal.

3.4.4.4 Uji Autokorelasi


Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi.

50

Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik melalui uji DurbinWatson (DW test) (Suliyanto, 2009:76). Dasar pengambilan keputusan ada
tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :
1.65 < DW < 2.35 maka tidak ada autokorelasi.
1.12 < DW < 1.65 atau 2.35 <DW <2.79 maka tidak dapat disimpulkan.
DW < 1.21 atau DW >2.79 maka terjadi auto korelasi.
3.4.5

Regresi Berganda
Digunakan apabila bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik

turunnya) variabel dependent (kriterium), bila dua atau lebih variabel independent
sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) menurut
Sugiyono (2012:275) teknik statistik yang digunakan adalah regresi berganda
dengan rumus sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 (3.8)
Dimana :
Y

= Kelancaran Produksi

X1 = Strategi Lokasi
X2 = Tata Letak
a

= Konstanta

= Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan


ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen.
Untuk mengukur derajat pengaruh strategi lokasi dan tata letak terhadap

kelancaran proses produksi Perusahaan Krupuk Si Geboy Tea, maka dapat

51

menggunakan analisis keunggulan bersaing, yaitu analisis yang mempelajari


hubungan antara dua variabel atau lebih, untuk mengetahui derajat pengaruh dari
variabel yang satu terhadap variable lain. Adapun formula untuk mencari
koefisien korelasi berganda adalah sebagai berikut :
Kd = r2 x 100% .(3.9)
Sugiyono (2003:216)

Keterangan :
KD = Koefisien Determinasi
r2

= Koefisien Korelasi dikuadratkan


Dan untuk mengetahui seberapa besar persentasi pengaruh faktor lain

diluar variabel yang diteliti dapat digunakan koefisien non determinasi yang dapat
dicari dengan menggunakan rumus :
KND = (1-r2) x 100% (3.10)
Sugiyono (2003:216)
3.4.6

Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui tingkat signifikan secara bersama-sama pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen digunakan Uji F. Dengan tingkat


keyakinan sebesar 95% atau = 0,05 dan derajat kebebasan (df) (n-k -) maka :
Ho : j = 0 Berarti tidak ada pengaruh strategi lokasi dan tata letak terhadap
kelancaran proses produksi Perusahaan Krupuk Si Geboy Tea.
Ha : j 0 Berarti ada pengaruh strategi lokasi dan tata letak terhadap
kelancaran proses produksi Perusahaan Krupuk Si Geboy Tea.

52

Kriteria :
Ha = Diterima apabila Fhitung > Ftabel
Ha = Ditolak apabila Fhitung Ftabel
Untuk menguji tingkat signifikan secara parsial apakah masing-masing
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen digunakan uji t.
dengan tingkat keyakinan 95% derajat kebebasan (n-k) maka :
Ho1 : j = 0 Tidak ada pengaruh antara strategi lokasi terhadap kelancaran proses
produksi
Ha1 : j 0 Terdapat pengaruh antara strategi lokasi terhadap kelancaran proses
produksi
Ho2 : j = 0 Tidak ada pengaruh antara tata letak terhadap kelancaran proses
produksi
Ha2 : j 0 Terdapat pengaruh antara tata letak terhadap kelancaran proses
produksi
Uji Signifikan :
Untuk menguji signifikansi dilakukan dua pengujian yaitu :
1

Secara parsial menggunakan uji T

Secara simultan menggunakan uji F


Kaidah keputusan :

Tolak Ho jika thitung > ttabel


Terima Ho jika thitung ttabel

Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel dan terima Ho jika F hitung F tabel.

53

Untuk mempermudah perhitungan dalam penelitian ini dipergunakan


program SPSS 16.0 dan Microsoft Office Excel 2010.

Anda mungkin juga menyukai