Fungsi Kontaktor

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Kontaktor

Sama halnya dengan sekring dan MCB, penentuan kontaktor


pun harus memperhatikan rating tegangan dan rating arus,
yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Rating tegangan operasi (Ve/Vn):
Nilai dari tegangan dimana kontaktor mampu beroperasi
sesuai arus nominalnya. Tegangan ini tidak boleh lebih besar
dari rating tegangan.
Rating tegangan isolasi:
Tegangan pada saat pengujian kontaktor untuk pengujian
tingkat dielektiknya.
Rating thermal current (Ith):
Adalah nilai arus pada saat pengukian sesuai standar IEC.
Rating arus operasi (Ie/In):
Nilai arus sehingga kontaktor mampu beroperasi normal
sesuai dengan tegangan operasinya dan katagori
penggunaannya. Arus maksimum operasi berhubungan erat
dengan panas yang timbul dan panasnya tidak akan melebihi
panas yang diijinkan.
Umur kontak (electrical life):
Kemampuan berapa kali kontak bekerja pada penuh tanpa
harus direparasi atau diganti.
Selain hal tersebut di atas ada lagi hal lain yang perlu
diperhatikan dalam penentuan kontaktor, yaitu kategori
penggunaan kontaktor yang tunjukkan oleh tabel 1.
Kategori Penggunaan

Perkalian Arus

Beban Penuh
Operasi Normal
Menutup Membuk
a
AC1 untuk beban non induktif
atau resistif, atau peralatan
yang memiliki cos = 0,95.
Contoh: Pemanas

AC2 untuk starting dan inching


motor slip ring

2,5

2,5

AC3 untuk starting dan off


selama operasi motor rotor
sangkar,
selama
kondisi
normal. Contoh: lift, konveyor,
eskalator, compressor, pompa,
kipas angin, mills, mixer, AC

AC4 untuk starting, plugging,


reversing dan inching motor
rotor sangkar.

Tabel 1
Wah, semakin lama bahasannya semakin serius kayaknya...,
Apakah tidak bisa lebih santai?. Pada perancangan, terlebih
dahulu kita harus mengenal karakteristik dari berbagai
peralatan yang akan digunakan, pokoknya hal itu adalah wajib
diketahui!.
Iya..., tapi kapan kita akan menentukan nilai dari sekring,
pengaman, kontaktor dan TOL yang akan dipasang?.

Sebenarnya itu adalah bagian yang paling mudah, bahkan


beberapa merk pembuat fuse, pengaman, kontaktor dan TOL
sudah membuatkan tabel nilainya. Namun sebelum sampai
kepada penentuan nilainya, saya akan mengajak anda untuk
menengok sekilas hal-hal yang perlu mendapat perhatian dari
motor 3 phasa.
Dari sistem hubungannya ke sumber tegangan, motor 3 phasa
dapat dihubungkan secara bintang maupun delta. Secara
sistem tegangan yang perlu digaris bawahi adalah jika
lilitannya hanya mampu diberi tegangan 220 VAC, maka
motor tersebut hanya dapat dihubungkan secara bintang
dengan sumber 380 VAC. Sedangkan jika lilitan perkutubnya
hanya mampu menahan tegangan 380 VAC maka motor
tersebut bekerja normal jika dihubungkan delta pada sumber
tegangan 380 VAC. Motor tersebut dapat juga dihubungkan
dengan hubungan bintang.
Selain dari sistem hubung dan sistem tegangannya, perlu juga
dilihat jumlah kutub/pole, arus nominal dan dayanya. Jumlah
kutub biasanya menentukan putaran dari motor yang
dirumuskan dengan N=120 f/p, dimana f merupakan frekuensi
dan p adalah pole/kutub. Jika motor bekerja dengan normal,
maka arus yang akan mengalir merupkan arus nominal (In),
sedangkan daya adalah daya yang diserap motor.
Akhirnya selesai sudah semua. Saya akan mengajak anda
menentukan nilai-nilai dari pengaman tersebut. Tahap pertama
yang harus dicari adalah arus nominal dari motor, yang dapat
dicari dengan persamaan:

Jika tegangan 380 VC, Daya motor 15kW dan Cos = 0,8,
maka didapat In = 28,5 A. Sehingga penentuan nilai dari
fuse/sekring, pengaman, kontaktor dan TOL dapat dilakukan
berdasarkan In, seperti yang ditunjukkan pada gambar 6.

Anda mungkin juga menyukai