Perancangan Jembatan Komposit
Perancangan Jembatan Komposit
Perancangan Jembatan Komposit
NIM
: 12 28 42 82 0972
UNIVERSITAS WIDYAGAMA
MALANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
jembatan.
Perencaanaan
karena
itu,
dalam
penyusunan
laporan
akhir
ini
penyusun
Balikpapan.
1.2 PERMASALAHAN
Dengan desain konvensional yang telah ada, keakuratan hasil perencanaan
kurang
memadai,
maka
penyusun
menganggap
perlu
untuk
merencanakan
1.3 TUJUAN
Dalam merencanakan ulang (redesain) jembatan komposit ini
penyusun dapat :
1. Menentukan desain awal dan data jembatan.
2. Memperoleh hasil yang meliputi gelagar utama, gelagar tepi, diafragma, tebal pelat
lantai kendaraan, tebal lantai trotoir, dimensi kerb, tiang sandaran, sambungan
dan shear connector.
3. Mengetahui gambaran metode pelaksanaan jembatan komposit di lapangan.
merupakan urut-urutan jika bab I harus diselesaikan terlebih dahulu karena ada
keterkaitan yang berarti).
2.
Setelah selesai penyusunan bab I & bab II dilanjutkan penyusunan bab III yang
didalamnya terdapat item perhitungan dan perencanaan.
3. Pada bab III berisi perencanaan jembatan jembatan komposit yang dimulai dengan
mengansumsikan atau memperkirakan sementara data yang akan dipakai untuk
perhitungan nantinya, misalnya : dimensi pelat, tiang sandaran, dll.
4. Perhitungan pada bab III dapat dimulai dari ke empat item hitungan,
yaitu : Pelat lantai kendaraan ; tiang sandaran ; kerb dan
pula
Perhitungan untuk tegangan juga dikontrol oleh tegangan ijin dasar baja.
8.
9.
10. Pada metode pelaksanaan terdapat urut-urutan pengerjaan jembatan sesuai instruksi
dari pembimbing.
11. Setelah selesai maka yang terakhir menyusun bab V yaitu penutup yang berisi
kesimpulan dan saran.
1.6. NOTASI
WuDL = beban mati berfaktor
WuLL = beban hidup berfaktor
fc
= mutu beton
fy
= mutu baja
Ast
Vu
Vn
Vc
Av
= spasi/jarak sengkang
bf
tf
bw
tw
Ix
= momen imersia
bE
= gaya tekan
= gaya tarik
ts
Cc
Cs
Ts
Mn
Ec
= Elastisitas beton
Es
= Elastisitas baja
= modulus rasio
Ikomp
= inersia komposit
Wmp
= koefisien kejut
Mta
MR
= koefisien thermal
Is
Ic
= titik keseimbangan
= tegangan
= tegangan ijin
= jarak terhadap Cg
ya
yb
Mts
Mtc
= tinggi stud SC
ds
= diameter stud SC
Wx
= momen tahanan
Ap
tp
Kgs
Ktp
Tm
Td
= tegangan geser
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. DASAR PERENCANAAN
Konstruksi jembatan direncanakan sesuai dengan peraturan sbb :
1. Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, 1992 (PPTJ-1992), Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Bina Marga, Direktorat Bina Program Jalan.
2. Bridge Design Manual, 1992 (BDM-1992), Directorate General of Highways, Ministry
of Public Works, Republic of Indonesia.
1. BERAT SENDIRI ( MS )
Berat sendiri ( self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan
elemen struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat
tetap. Berat sendiri dihitung berdasarkan berat satuan ( unit weight ) seperti Tabel 1.
Tabel 1. Berat satuan untuk menghitung berat sendiri
Bahan / material
Berat sat
Bahan / material
Beton bertulang
( kN/m )
25.0
Timb. tanah padat
Berat sat
3
( kN/m )
17.2
Beton prategang
25.5
Kerikil dipadatkan
20.0
Beton
24.0
Aspal beton
22.0
Batu pasangan
23.5
Lapisan beraspal
22.0
Baja
77.0
Air murni
9.8
Besi tuang
71.0
Pasir basah
18.4
Besi tempa
75.5
Pasir kering
17.2
Lempung lepas
12.5
Timbal
111.0
Beton ringan
19.6
Kayu ringan
7.8
Neoprin
11.3
Kayu keras
11.0
3. TEKANAN TANAH ( TA )
Tekanan tanah lateral dihitung dihitung berdasarkan harga nominal dari berat tanah ws,
sudut gesek dalam , dan kohesi c dengan :
ws' = ws
' = tan-1 (KR * tan )
c' = KcR * c
KR =
K cR =
Ka = tan2 ( 45 - ' / 2 )
Kp = tan 2( 45+ ' / 2 )
Pada bagian tanah di belakang dinding penahan yang dibebani lalu-lintas, harus diperhitungkan adanya beban tambahan yang setara dengan tanah setebal 0.60 m yang
berupa beban merata pada bagian tersebut.
Beban merata :
q = 0.60 * Ws
1. BEBAN LALU-LINTAS
Beban lalu-lintas untuk perencanaan jembatan terdiri dari beban lajur "D" dan beban
truk "T". Beban lajur "D" digunakan untuk perhitungan yang mempunyai bentang sedang sampai panjang, sedang beban truk "T" digunakan untuk bentang pendek dan
lantai kendaraan. Lalu-lintas rencana mempunyai lebar 2.75 m.
0.7
1.0
q = 8.0
q = 8.0 *( 0.5 + 15 / L )
kPa
untuk L 30 m
kPa
untuk L > 30 m
5.5 m
p kN/m
KEL
b
90
direction of traffic
5.5 m
5.5 m
q kPa
UDL
100%
50%
q(kPa)
0
0
20
40
60
80
100
L (m)
p = 44.0
kN/m
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut :
DLA = 0.4
DLA = 0.4 - 0.0025*(L - 50)
DLA = 0.3
untuk L 50 m
untuk 50 < L < 90 m
untuk L 90 m
50
40
DLA(%)
30
20
10
0
0
50
100
150
200
Bentang, L (m)
Untuk bentang menerus, digunakan panjang bentang ekivalen yang dinyatakan dengan
rumus :
LE = ( Lav * Lmax )
Lav =
Lmax =
2. GAYA REM ( TB )
Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang, dan dianggap bekerja pada permukaan lantai jembatan. Besarnya gaya
rem arah memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan (Lt) sebagai berikut :
Gaya rem, TTB = 250 kN
untuk Lt 80 m
untuk Lt 180 m
600
500
Gayarem(kN)
400
300
200
100
0
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Lt (m)
q(kPa)
0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
A (m2)
100
110
120
A 10 m2 :
2
q= 5
kPa
q = 5 - 0.033 * ( A - 10 )
q= 2
kPa
kPa
1. PENGARUH TEMPERATUR ( ET )
Variasi temperatur rata-rata pada konstruksi jembatan yang digunakan untuk menghitung pemuaian dan gaya yang terjadi akibat perbedaan temperatur diberikan pada
Tabel 2. Besarnya harga koefisien perpanjangan akibat suhu disajikan pada Tabel 3.
Tabel 2. Temperatur Jembatan Rata-rata
Tipe Bangunan Atas
Temperatur min.
Temperatur maks.
Jembatan
rata-rata
rata-rata
15 C
40 C
Koefisien muai
Modulus Elastis
Jembatan
akibat suhu
beton
-6
25000 MPa
10 x 10
per C
2. BEBAN ANGIN ( EW )
Gaya akibat angin dihitung dengan rumus sebagai berikut :
TEW = 0.0006*Cw*(Vw)2*Ab
kN
Beban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat
angin yang meniup kendaraan di atas jembatan dihitung dengan rumus :
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2
kN/m
dengan, Cw = 1.2
Cw
b/d = 1.0
2.10
b/d = 2.0
1.50
b/d 6.0
1.25
Keterangan
b = lebar total jembatan dihitung dari
sisi luar sandaran
d = tinggi struktur atas
Lokasi
s/d 5 km dari pantai
Daya layan
30 m/det
25 m/det
Ultimit
35 m/det
30 m/det
2. BEBAN GEMPA ( EQ )
Beban gempa rencana dihitung dengan rumus :
TEQ = Kh * I * Wt
Kh = C * S
TEQ = Gaya geser dasar total pada arah yang ditinjau (kN)
Kh = Koefisien beban gempa horisontal
I
= Faktor kepentingan
Wt = Berat total bangunan yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
= PMS + PMA
kN
C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah
S
T = 2 * * [ WTP / ( g * KP ) ]
KP = 3 * Ec * Ic / h
Ic = momen inersia (m )
h = tinggi struktur (m)
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis berupa beton bertulang dan
struktur berperilaku elastis, maka nilai faktor tipe struktur,
S = 3.0
Jika struktur dapat berperilaku daktail dan mengalami simpangan yang cukup besar,
sehingga mampu menyerap energi gempa yang besar, maka nilai faktor tipe struktur,
S = 1.0 * F
1.0
F = 1.25 - 0.025 * n
n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi arah lateral yang ditinjau.
Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa 3 disajikan pada Tabel 6, atau dapat dilihat pada Gambar 5.
Kriteria kondisi tanah keras, sedang, dan lunak, untuk menentukan koefisien geser dasar diberikan pada Tabel 7. Faktor kepentingan ( I ) disajikan pada Tabel 8.
( detik )
Keras
Sedang
Lunak
0.00
0.14
0.18
0.18
0.40
0.14
0.18
0.18
0.55
0.11
0.16
0.18
0.60
0.10
0.15
0.17
0.90
0.10
0.10
0.14
1.30
0.10
0.10
0.10
3.00
0.10
0.10
0.10
0.20
Tanah keras
Koefisiengeserdasar,C
0.15
Tanah sedang
Tanah lunak
0.10
0.05
0.00
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
Kedalaman Tanah
Keras
Sedang
Lunak
3m
3 - 25 m
> 25 m
6m
6 - 25 m
> 25 m
9m
9 - 25 m
> 25 m
12 m
12 - 30 m
> 30 m
20 m
20 - 40 m
> 40 m
I min.
Jembatan yang memuat > 2000 kendaraan/hari, jembatan pada jalan raya
1.2
utama atau arteri, dan jembatan dimana tidak ada route alternatif
Seluruh jembatan permanen lainnya dimana route alternatif tersedia, tidak
1.0
0.8
= tan (Kh)
2
2
KaG = cos ( ' - ) / [ cos * { 1 + (sin ' *sin (' - ) ) / cos } ]
KaG = KaG - Ka
Gaya gempa arah lateral akibat tekanan tanah dinamis :
2
kN/m
TEQ = 0.58 * Kh * I * wa * b * h
b*h 2 m
TEQ = 1.17 * Kh * I * wa * b * h
TEQ = 0.38 * Kh * I * wa * h * b
2
2
Gaya gempa arah lateral akibat tekanan air dianggap bekerja pada kedalaman sama
dengan setengah kedalaman air rata-rata.
kN
Cd
Persegi
1.4
Bersudut
0.8
Bundar
0.7
TEF = 0.5 * CD * Va * AD
kN
CD = 1.04
Va = kecepatan aliran air rata-rata saat banjir dg periode ulang tertentu (m/det)
2
AD = luas proyeksi benda hanyutan tegak lurus arah aliran (m )
= b*h
h = kedalaman benda hanyutan ( diambil = 1.20 m di bawah muka air banjir )
b = lebar benda hanyutan
= setengah panjang bentang dan harus 20 m
TEF = M * Vs2 / d
kN
d (m)
0.075
0.150
D. AKSI-AKSI LAINNYA
Simbol
Faktor Beban
Ultimit
Daya layan
A. Aksi Tetap
Berat sendiri
PMS
1.30
1.00
PMA
2.00
1.00
Tekanan Tanah
PTA
1.25
1.00
TTD / TTT
2.00
1.00
Gaya Rem
TTB
2.00
1.00
Beban Trotoar
TTP
2.00
1.00
Pengaruh Temperatur
TET
1.20
1.00
Beban Angin
TEW
1.20
1.00
Beban Gempa
TEQ
1.00
1.00
TFB
2.00
1.00
TFB
1.30
1.00
B. Aksi Transien
Beban Lajur "D" atau "T"
C. Aksi Lingkungan
D. Aksi Lainnya
Gesekan pada perletakan
Faktor
KOMBINASI
Beban
Berat sendiri
KMS
1.30
1.30
1.30
1.30
KMA
2.00
2.00
2.00
2.00
Tekanan Tanah
KTA
1.25
1.25
1.25
1.25
KTD / KTT
2.00
1.00
1.00
Gaya Rem
KTB
2.00
1.00
1.00
Beban Trotoar
KTP
A. Aksi Tetap
B. Aksi Transien
Beban Lajur "D" atau "T"
2.00
C. Aksi Lingkungan
Pengaruh Temperatur
KET
1.00
Beban Angin
KEW
1.00
Beban Gempa
KEQ
KFB
1.00
KFB
1.00
1.00
1.00
1.20
1.00
2.00
D. Aksi Lainnya
Gesekan pada perletakan
1.00
1.00
Faktor
KOMBINASI
Beban
Berat sendiri
KMS
1.00
1.00
1.00
1.00
KMA
1.00
1.00
1.00
1.00
Tekanan Tanah
KTA
1.00
1.00
1.00
1.00
KTD / KTT
1.00
1.00
1.00
Gaya Rem
KTB
1.00
1.00
1.00
Beban Trotoar
KTP
1.00
1.00
1.00
A. Aksi Tetap
B. Aksi Transien
Beban Lajur "D" atau "T"
C. Aksi Lingkungan
Pengaruh Temperatur
KET
Beban Angin
KEW
Beban Gempa
KEQ
KFB
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
D. Aksi Lainnya
Gesekan pada perletakan
KFB
0%
25%
1.00
1.00
40%
50%
BAB III
METODE KAJIAN PELAKSANAAN
3.1 PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi
Mobilisasi adalah kegiatan mendatangkan tenaga, bahan, dan peralatan yang akan digunakan
dalam kegiatan pembangunan suatu proyek. Untuk alat-alat berat yang akan digunakan
didatangkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan terlebih
dahulu. Pada tahap I pendatangan alat berat, yaitu : dump truk, buldozer, back hoe, tahap II
yang didatangkan berupa material dan crane, tahap III yang didatangkan adalah alat
pemancang, pada tahap IV alat berat yang didatangkan adalah alat berat untuk pekerjaan
perkerasan, seperti TR, Tandem, finisher, dll. Untuk lokasi penempatan/tata letak site
proyek ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
3.3.2
1.
2.
3.
4.
5.
3.3.3
1.
2.
3.
4.
Gambar 4.5
2.
b. Begisting tersebut dipesan pada pabrik pembuatan beton bertulang sesuai instruksi
pelaksana atau pengawas lapangan.
Gambar 4.14
4. Pemadatan
a. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibrator.
b.Pemadatan dengan menggunakan vibrator haruslah dilakukan oleh orang yang
berpengalaman dan cakap, karena untuk pemadatan haruslah sesuai dengan aturan
diantaranya yaitu tidak diperkenankan menyentuh tulangan, sudut penggunaan
vibrator haruslah sesuai dengan yang diperkenankan.
c. Selain pemadatan dengan vibrator juga dilakukan dengan cetok kayu untuk
meratakan permukaan.
5. Perawatan beton
a.Beton yang baru dicor harus dilindungi dari hujan, matahari secara langsung serta
kerusakan lain karena sentuhan, sampai beton telah menjadi keras. Permukaan beton
harus diusahakan tetap dalam keadaan lembab, dengan cara menutupnya dengan
karung basah atau menggenanginya dengan air.
b. Permukaan beton tersebut harus dibasahi selama minimum 14 hari.
c. Kemudian dilanjutkan dengan pengecoran lantai trotoir dan tiang sandaran.
d. Perawatan untuk trotoir menggunakan air curring sedangkan untuk tiang sandaran
menggunakan karung basah.
3.4.5 Pekerjaan Perkerasan
1. Pekerjaan perkerasan dimulai dari lapisan pondasi bawah dengan
aggregat kelas B dan dipadatkan dengan menggunakan trimbis atau tandem roller.
2.Dilanjutkan dengan lapisan pondasi atas dengan aggregat kelas A dan dipadatkan
dengan tandem.
3. Kemudian dilanjutkan dengan lapisan perkerasan menggunakan ATB setebal padat 5
cm. Sebelum diberi aspal, permukaan lantai kendaraan dibersihkan dari debu ataupun
kotoran dengan menggunakan compresor lalu permukaannya diberi prime coat,
setelah itu dipadatkan dengan menggunakan tandem roller dan Pneumatic Tire
Roller (TR).
4. Untuk perkerasan di atas jembatan hanya menggunakan prime coat dan dilapisi
dengan ATB dengan tebal padat 5 cm.
3.4.6 Finishing
1. Pekerjaan Lain-lain
a. Pembuatan booksandaran dengan pasangan batukali sejumlah 4 buah dengan
dimensi sesuai dengan gambar.
b. Pemasangan Rambu rambu jalan dengan bagian bawahnya dicor dengan beton
rabat.
2. Pekerjaan Acian
a. Pekerjaan acian untuk kerb lantai kendaraan
b. Pekerjaan acian untuk booksandaran
3. Pekerjaan Pengecatan
a. Pengecatan pada tiang trotoir
b. Pengecatan pada rambu rambu
c. Pengecatan pada kerb
d. Pengecatan pada booksandaran
e. Pengecatan untuk marka, khusus untuk marka digunakan bahan yang khusus.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. DATA KONSTRUKSI
0,8
9m
7,4
trotoar
0,8
0.3 m
Aspal (tebal ta)
0.1 m
Sandaran
0.2 m
0,8
Girder
Diafragma
Deck slab
1,48
1,48
1,48
1,48
1,48
Diketahui
KETERANGAN
SIMBOL
NILAI
SATUAN
h
ta
th
s
b1
b2
b
L
0,2
0,1
0,05
1,48
7,4
0,8
9
20
m
m
m
m
m
m
m
m
Mutu baja
Bj
fy
Fs =Fy/1.5
Es
U
Fy = U*10
U
Fy = U*10
37
Mpa
Mpa
Mpa
240
160
210000
39
390
Mpa
24
240
Mpa
300
K
fc'
Ec = 4700fc'
G=Ec/[2*(1+)]
24,9
23453
0,2
9772,1
1,E-05
Mpa
Mpa
Berat baja
ws
77,0
kN/m3
wc
25,0
kN/m3
w'c
24,0
kN/m3
wa
22,0
kN/m3
Mutu Beton
Kuat tekan beton,
Modulus elastis beton
Angka Poisson
Modulus Geser
Koefisien Muai Panjang untuk beton
Mpa
Mpa
Spesific Grafity
ww
9,8
700 300 13 20
1,6600
700
300
13
20
kN/m3
WF
Wprofil
d
b
tw
tf
Luas penampang
Tahanan momen
A
Wx
21150
4980000
mm2
mm3
Ix
L
h
s
1720000000
20000
200
1480
mm4
mm
mm
mm
Profil baja
Momen Inersia
Panjang bentang Girder
Tebal Slab beton
Jarak antara girder
kN/m
mm
mm
mm
mm
=
=
=
=
=
1,3
1
m
m
0,2
3
25 kN/m
5,000 kN/m
Jenis
KMA
2,0
Tebal
(m)
0,15
0,05
Berat
kN/m3
22,00
9,8
QMA
Beban
kN/m
3,30
0,49
3,79
kN/m
T = 100 kN
ha
h
kN/m
dengan, Cw =
1,20
Lokasi
s/d 5 km dari pantai
> 5 km dari pantai
25
m/det
30
m/det
30
m/det
35
m/det
Cw = Koefisien serat
=
1,20
Vw = Kecepatan angin rencana = 35 m/det
2
TEW
= 0,0012 x 1,2 x 35 = 1,764
kN/m
TEW
h
h/2
PEW
X
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi
2 m di atas lantai jembatan.
h
=
2
m
1,75
Jarak antara roda kendaraan
x
=
m
PEW = (1/2*h/x*TEW)
Transfer beban angin ke lantai jembatan
=
kN
1,008
4.2.5 Pengaruh temperatur (ET)
Faktor beban ultimit : KET = 1,2
Untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul akibat pengaruh
temperatur, diambil perbedaan temperatur yang besarnya setengah dari selisih antara temperatur
maksimum dan temperatur minimum rata-rata pada lantai jembatan.
Tmax = 40 C
Tmin = 15 C
T = ( Tmax - Tmin ) / 2
T =
C
12,5
Perbedaan temperatur pada slab,
Koefisien muai panjang untuk beton, =
/C
0,00001
23452953
Modulus elastis beton,
Ec =
kpa
Temperatur maksimum rata-rata
Temperatur minimum rata-rata
QMS
QMA
PTT
PEW
T
5,000
3,790
130,00
1,008
12,5
kN/m
kN/m
kN
kN
C
0.3 m
Aspal (tebal ta)
0.2 m
Girder
Deck slab
Diafragma
QMS
1.48 m
1.48 m
1.48 m
1.48 m
1.48 m
QMA
1.48 m
1.48 m
1.48 m
P
1.48 m
1.48 m
1.48 m
PEW
1.48 m
1.48 m
1.48 m
1.48 m
1.48 m
TT
1.48 m
TT
1.48 m
1.48 m
PEW
1.48 m
?T
0.1 m
1.48 m
1.48 m
?T
1.48 m
1.48 m
1.48 m
Koefisien momen lapangan dan momen tumpuan untuk bentang menerus dengan beban merata,
terpusat, dan perbedaan temperatur adalah sebagai berikut :
k = koefisien momen
Untuk beban merata Q :
Untuk beban pusat P:
Untuk beban temperatur, T :
s
M
M
M
= 1,48
2
=k * Q * s
=k * P * s
= k * * T * Ec * s3
* QMS * s2
* QMS * s
* QMA * s2
* QMA * s
* PTT * s
* PTT * s
* PEW * s
* PEW * s
* * T * EC * s3
* * T * EC * s
=
=
0,912
0,457
kNm
kNm
=
=
0,864
0,448
kNm
kNm
=
=
30,053
27,071
kNm
kNm
=
=
0,233
0,210
kNm
kNm
=
=
0,005
0,027
kNm
kNm
a. Momen Slab
No
1
2
3
4
5
Jenis beban
Berat sendiri
Beban mati tambahan
Beban truk "T"
Beban angin
Pengaruh Temperatur
Faktor
beban
QMS
QMA
PTT
PEW
T
Daya
Layan
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Keadaan
Ultimite
1,3
2,0
2,0
1,2
1,2
M tumpuan
(kNm)
0,9123
0,8642
30,0529
0,2330
0,0053
M lapangan
(kNm)
0,4567
0,4483
27,0707
0,2099
0,0267
b. Kombinasi - 1
No
1
2
3
4
5
Jenis beban
Berat sendiri
Beban mati tambahan
Beban truk "T"
Beban angin
Pengaruh Temperatur
Mu tumpuan
(kNm)
1,1860
1,7284
60,1058
0,2330
0,0053
63,2585
Mu lapangan
(kNm)
0,5937
0,8966
54,1414
0,2099
0,0267
55,8682
Mu tumpuan
(kNm)
1,1860
1,7284
30,0529
0,2796
0,0064
33,2533
Mu lapangan
(kNm)
0,5937
0,8966
27,0707
0,2519
0,0320
28,8449
c. Kombinasi - 2
No
1
2
3
4
5
Jenis beban
Berat sendiri
Beban mati tambahan
Beban truk "T"
Beban angin
Pengaruh Temperatur
=
f c'
Mutu beton :
K - 300 Kuat tekan beton,
Mutu baja
U - 39
Tegangan leleh baja, fy
Tebal Slab beton,
h
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton,
d'
Modulus elastis baja, Es
Es
1
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,
b = 1*0,85*f c'/fy*600/(600 + f y)
Momen rencana tumpuan:
Mu
d = h - d'
b
Mn = Mu/
Rn = Mn * 10-6 / (b * d 2)
63,259 kNm
24,9 Mpa
=
390 Mpa
=
=
200
mm
=
35
mm
=
210000
=
0,85
=
0,027957
=
6,59766
=
=
=
=
=
0,8
63,259
165
1000
79,073
2,90443
kNm
mm
mm
kNm
= 0,00804
= 0,00090
= 0,00804
= 1327,15
D
16
= 151,499
D 16
2
= 1340 mm
AS = /4*D*b/s
mm
mm
mm
150
As' =
mm
2
= 758 mm
/4*D*b/s
Mn = Mu/
6
=
=
24,9
390
200
35
210000
0,9
0,028
6,5977
0,80
55,868
165
1000
MPa
MPa
mm
mm
69,835
2,5651
As = * b * d
Luas tulangan yang diperlukan
Diameter tulangan yang digunakan
S = / 4* D2 *b / As
Jarak tulangan yang diperlukan
Digunakan tulangan
=
=
=
=
D
=
D
=
As = / 4* D2 *b / s
Tulangan bagi atau susut arah memanjang diambil 50% tulangan pokok
As' = 50 00 * As = 580 mm
0,00703
0,00090
0,00703
1160,4341 mm
mm
16
173,2644 mm
16 - 100
2
2011 mm
=
=
=
=
h
Jarak tulangan terhadap sisi luar beto d'
Tebal Efektif slab
d = h d'
Luas tulangan Slab
As
Lx = 1 , 48 m 1,48
panjang bentang slab
ditinjau slab selebar
b
=
m
1,00
P = TTT
beban terpusat
=
=
=
=
=
=
=
Q = PMS + PMA
Beban merata
=
(
)
harus
<
L
/
240
lendutan total yang terjadi
=
tot
x
Ig =1/12*b*h3
inersia Brutto penampang plat
=
fr = 0,7* fc'
modulus keruntuhan lentur beton
=
n = Es / Ec
Nilai perbandingan modulus elastis
=
n* As
=
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton
C = n* As / b =
Tebal Slab
24,9
390
23452,95
210000
Mpa
Mpa
Mpa
Mpa
200
35
165
2011
1480
1000
130
8,790
6,167
666666667
3,492993
8,9540963
18003,279
18,003279
mm
mm
mm
mm
mm
mm
kN
kN/m
mm
mm
Mpa
mm
mm
Ma
= 50506702 Nmm
e = 5 / 384 * Q * Lx /( Ec * Ie ) + 1 / 48 * P * Lx /( Ec * Ie )
= As /(b*d)
0,0121856
Faktor ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun),nilai:
=
=
2,0
1,2428
0,070
= /(1+ 50* p)
Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut
Lx/240
=
tot = e +g =
6,167
1,021
< Lx/240 (aman) ..........OK
TT
b
V
ta
u
b
V
a
TT
Pu = KTT * PTT
= 260000
< * Pn
Aman (ok)
78
SGP 3"
13
502
12
230
53
156
25
131
10 172
9
11
400 133
8 7
6
5 4
507
200
1
3
300
200
800
1 0,507 0,3
1
2 0,172 0,3
0,5
0,5
3 0,8
0,2
1
4 0,172 0,3
5 0,121 0,3
1
6 0,069 0,3
0,5
7 0,057 0,1
0,5
8 0,131 0,1
1
9 0,027 0,1
0,5
10 0,133 0,23
0,5
11 0,025 0,23
1
12 0,053 3,55
0,5
13 0,078 0,502
1
14 3" dengan berat/ 0,63
SGP
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
1,5
4
5,704
0,968
3,000
1,935
1,361
0,388
0,107
0,491
0,051
0,574
0,216
3,528
1,468
2,520
Total 22,31
PMS = 11,15
Wc
= 25
0,254
0,622
0,400
0,622
0,740
0,846
0,838
0,802
0,885
0,825
0,882
0,929
0,039
1,330
1,446
0,601
1,200
1,203
1,007
0,328
0,090
0,394
0,045
0,473
0,190
3,279
0,057
3,352
13,664
6,832
MMS =
H1 = 0.75 kN/m
1193
P = 20 kN
q = 5 kPa
=
=
=
20,857
15,930
22,125
H2 = 1.5 kN/m
400
H1 = 0,75 kN/m
P = 20 kN
b2
q=
5 kPa
H2 = 1,5 kN/m
No
Gaya kN Lengan (m) Momen (kNm)
Jenis Beban
1 Beban horizontal pada realing (H1)
0,8925
0,75
1,190
2 Beban horisontal pada kerb (H2)
1,5
0,6
0,4
3 Beban vertikal terpusan (P)
20
0,75
15
4 Beban vertikal merata (q*b2)
0,75
5,625
7,5
MTP = 22,1175
Momen akibat beban hidup pada pedestrian
4.3.3 MOMEN ULTIMEIT RENCANA SLAB TROTOAR
Faktor beban ultimeit untuk berat sendiri peKMS = 1,3
KTP = 2,0
Faktor beban ultimeit untuk beban hidu pede
MMS =
Momen akibat berat sendiri pedestrian
6,83
kNM
MTP = 22,1175 kNM
Momen akibat beban hiduppedestrian
MU = KMS*MMS+KTP*MTP
Momen ultimeit rencana slab trotoar
MU = 53,116495 kNm
fc'
fy
h
d'
Es
1
Mpa
24,9
=
MPa
390
=
mm
200
=
mm
30
=
= 200000
= 0,85
b = 1 *0,85* fc' / fy *600/(600 + fy)
= 0,027957
RMax = 0,75* b * fy[11/ 2*0,75* b * fy /(0,85* fc' )]
=
6,598
*
b
*
d = 1062,6 mm2
Luas tulangan yang diperlukan
s
Diameter tulangan yang digunakan
D
mm
16
2
Jarak tulangan yang diperlukan S = / 4* D *b * / As = 189,2097 mm
Digunakan tulangan
As = / 4* D2 *b / s
D 16 =
100
2
2011 mm
= 531,3203
Diameter tulangan yang diperlukan
D 13
Jarak tulangan yang diperlukanS = / 4* D2 *b / AS
= 249,816
Digunakan tulangan
D 13
- 150
AS = / 4* D2 *b / S
=
885
mm2
mm
mm
mm2
20000
700
1.25*b/tf
L/d > 1.25*b/tf
700
d / tw =
13
L/d =
d / tw
<
28,57
18,75
(OK)
= 54
75
Composit Section
(Ok)
(Ok)
n = Es/Ec
Act = Be*h / n
=
=
=
Acom = A+Act
210000
= 8,9541
23453
1000 * 200
8,9541
22336,1 mm2
=
=
21150
43486
+ 22336
2
mm
yts = d - ybs
ytc = h + yts
=
=
=
=
700 606,82
93,18 mm
200 +
93,18
293,18 mm
74453818,75
833559488,2
mm4
4
mm
Ix =
A*(d/2-yts)2=
1720000000
1394970468
mm
4
mm
Icom
=
4022983775
mm4
13721848,13
mm3
43173910,16
mm
6629626,144
mm3
9,96
128
Mpa
Mpa
Fc = 0,4 * Fc
=
Fs = 0,8 * Fs
=
JENIS BEBAN
BEBAN
(kN/m)
1,66
0,179
1,750
5
8,589 kN/m
Beban hidup sebelum komposit, merupakan beban hidup pekerja pada saat pelaksanaan konstruksi,
dan diambil
kN/m2
qL
=
2
Q L = s * qL
=
2,96 kN/m
Total beban pada girder sebelum komposit,
Qt= QD+ QL = 11,549 kN/m
20
577,45
m
kN.m
f = M * 10 /Wx
= 115,954
< Fskip = 141,972
AMAN (OK)
11,549 kN/m
L =
20,00 m
Ix =
4
= 5/384 * Qt*L /(E*Ix)
=
<
L/240
=
210000000 kPa
2
0,00172
m
0,066612449 m
0,083333333 m
OK
Jenis Konstruksi
1.
Girder baja WF
Diagfragma
2.
3.
Slab Lantai
0,2
Total berat Sendiri
25
QMS
Beban
(kN/m)
1,66
0,179
5,00
6,839
kN/m
L =
20,00
=
=
341,95
68,39
kNm
kN
L =
20,00
=
=
134,5
26,9
kNm
kN
Jenis Konstruksi
1. Aspal
0,1
2. Air hujan
0,05
Total beban mati tambahan
1
1
22
9,8
QMA
Beban
(kN/m)
2,20
0,49
2,69
kN/m
DAL =
0,4
s
QTD = q * s
PTD = (1 + DLA) * p * s
=
=
=
=
=
=
20,00
1
8
61,6
m
m
kN/m
kN
708
110,8
kN/m
kN
L
n
TTB = 250/n
y = ytc + ta + 1,80
=
=
=
=
20,00 m
5
50 kN
2,14 m
TEW = 0,0012 * Cw * Vw
1,764
kN
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi
2.00 m di atas lantai jembatan
h =
2m
Jarak antara roda kendaraan
x =
1,75 m
QEW = [ 1/2 * h / x * TEW ]
Transfer beban angin ke lantai jembatan,
= 1,008 kN/m
20
50,4
10,08
m
kNm
kN
QMS
Beban berat sendiri,
QMA
Beban mati tambahan,
QEQ = 0,10 * ( QMS + QMA )
Beban gempa vertikal,
Panjang bentang girder,
L
Momen dan gaya geser maksimum akibat transfer beban angin,
2
MEQ = 1/8 * QEQ * L
VEQ = 1/2 * QEQ * L
=
=
=
=
6,8390
2,690
0,953
20
kN/m
kN/m
kN/m
m
=
=
47,645
9,529
kNm
kN
Wtc
Wts
13721848 mm
2
43173910 mm
Wbs
n
=
=
2
6629626,1 mm
8,9540963
ftc = M * 10 / ( n * Wtc )
6
fts = M * 10 / Wts
fbs = M * 106 / Wbs
atas beton
ftc
(Mpa)
2,7831
1,0947
5,7623
0,4361
0,4102
0,3878
atas baja
fts
(Mpa)
7,9203
3,1153
16,3988
1,2410
1,1674
1,1036
bawah baja
fbs
(Mpa)
51,5791
20,2877
106,7934
8,0818
7,6022
7,1867
7
120
atas baja
fts
(Mpa)
7,9203
3,1153
16,3988
Mpa
Mpa
bawah baja
fbs
(Mpa)
51,5791
20,2877
106,7934
27,4344
178,6601
<100%*Fs
ok
KOMBINASI - 2
KOMBINASI - 3
KOMBINASI - 4
Mpa
Mpa
bawah baja
fbs
(Mpa)
51,5791
20,2877
106,7934
7,6022
186,2624
<125%*Fs
ok
Mpa
Mpa
bawah baja
fbs
(Mpa)
51,5791
20,2877
106,7934
8,0818
7,6022
194,3442
<140%*Fs
ok
Mpa
Mpa
bawah baja
fbs
(Mpa)
51,5791
20,2877
106,7934
8,0818
7,6022
7,1867
201,5309
<150%*Fs
ok
KOM-2
Lendutan
max
0,01686
0,00663
0,17163
0,00249
KOM-3
Lendutan
max
0,01686
0,00663
0,17163
0,00020
0,00249
0,19762
< L/240
(OK)
0,19782
< L/240
(OK)
Lendutan
max
0,01686
0,00663
0,17163
0,0002
0,00249
0,00235
KOM-4
Lendutan
max
0,01686
0,00663
0,17163
0,00020
0,00249
0,00235
0,20017
< L/240
(OK)
Jenis Beban
Berat sendiri (MS)
Beban Mati tambahan (MA)
Beban lajur "D" (TD)
Gaya rem (TB)
Beban angin (EW)
Beban gempa (EQ)
Gaya Geser
V (kN)
68,3900
26,9000
110,8000
5,3580
10,0800
9,5290
KOMBINASI - 1
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
100%
Gaya Geser
V (kN)
68,3900
26,9000
110,8000
Jenis Beban
Berat sendiri (MS)
Beban Mati tambahan (MA)
Beban lajur "D" (TD)
Gaya rem (TB)
Beban angin (EW)
Beban gempa (EQ)
Vmax =
KOMBINASI - 2
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
125%
Gaya Geser
V (kN)
68,3900
26,9000
110,8000
Jenis Beban
Berat sendiri (MS)
Beban Mati tambahan (MA)
Beban lajur "D" (TD)
Gaya rem (TB)
Beban angin (EW)
Beban gempa (EQ)
10,0800
Vmax =
KOMBINASI - 3
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Gaya Geser
V (kN)
68,3900
26,9000
110,8000
5,3580
10,0800
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
221,5280
150%
Jenis Beban
Berat sendiri (MS)
Beban Mati tambahan (MA)
Beban lajur "D" (TD)
Gaya rem (TB)
Beban angin (EW)
Beban gempa (EQ)
Vmax =
216,1700
140%
Jenis Beban
KOMBINASI - 4
206,0900
Gaya Geser
V (kN)
68,3900
26,9000
110,8000
5,3580
10,0800
9,5290
231,0570
No
1.
2.
3.
4.
Jenis Beban
Kombinasi - 1
Kombinasi - 2
Kombinasi - 3
Kombinasi - 4
Persen
teg. Ijin
100 %
125 %
140 %
150 %
206,0900 kN
200
mm
22336,15 mm2
4314916,699 mm3
221,0451824 N/mm
=
=
=
D 12
226,19
76,8
17371,751
=
=
63,622022
47
50
=
=
31,811011
94
100
700.300.13.20
Data teknis
Gelagar 700.300.13.20
- Berat sendiri
=
305
- Tinggi tampang
=
- Lebar sayap
=
- Tebal badan
=
- Tebal web
=
- Luas tampang
=
- Momen inersia (I)
=
- Momen tahanan (Wx)
=
- Tegangan ijin profil ( ijin) =
- Tegangan ijin baut
=
Momen kapasirtas profil = ijin . Wx
=
7968000 kgcm
166
700
300
20
13
211,5
172000
4980
1600
1600
kg/m
mm
mm
mm
mm
cm2
cm4
cm3
kg/cm2
kg/cm2
1. Perencanaan sambungan
- Alat sambungan dengan baut 17/8" =
4,7 cm
- Pelat sambungan pada flens
Tebal
=
5 cm
b'
=
20 cm
- Pelat sambungan pada web
Tebal
=
5 cm
b'
=
75 cm
2. Tegangan pada baut
Menurut PPBBI, mei 1984, tegangan-tegangan yang diijinkan dalam
menghitung kekuatan baut adalah sebagai berikut :
a. Tegangan geser
=
9,6 kN/cm2
b. Tegangan tumpu
tp = 1.5 x ijin, untuk S1 2d
=
24 kN/cm2
tp = 1.2 x ijin, untuk 1,5d S1 2d
=
19,2 kN/cm2
Ambrosio Martins Nuno
122842820972
0,7 tweb
5
0,91
3. Pola pemasangan baut
Alat sambungan dengan baut 1 7/8" =
4,7 cm
2,5d
7d
11,75
32,9
S
=
18 cm
1,5d
3d
7,05
14,1
u
=
8 cm
2,5d
S1
7d
11,75
S1
32,9
S1
=
18 cm
4. Perhitungan sambungan
Kekuatan sambungan ditentukan oleh kuatnya kapasitas dari profil itu
sendiri, dimana momen kapasitas profil sebesar =
7968000 kgm
didistribusikan ke sayap dan ke badan profil. Besarnya distribusi momen
tersebut sebanding dengan inersia sayap dan inersia badan.
Mf = (If/It) / Mpr
Dimana :
Mf
=
Mb
=
If
=
Ib
=
It
=
Mb = (Ib/It) / Mpr
Momen pada sayap (flens)
Momen pada badan (web)
Inersia sayap
Inersia badan
(If + Ib)
Menurut PPBBI, mei, 1984, ukuran maksimal dari diameter lubang paku
keling/baut ditambah 1 mm. Jadi diameter baut yang diperhitungkan adalah :
- Pada badan (web)
D
=
4 cm
- Pada sayap (flens)
D
=
4 cm
x2
y2
=
=
6480
6480
1600
Jadi pelat masih aman untuk menahan beban
8. Garis normal pada flens
a. Sambungan pada pelat flens
K = Nf/16
K
=
7072,25 kg
(ada 16 baut pada flens)
Kgs = 1/4 . . D^2 .
Kgs
=
12057,6 kg
Ktp = t.d.tp
Ktp
=
38400 kg
Dari kedua nilai di atas dapat disimpulkan bahwa baut pada flens
mampu untuk menahan beban yang bekerja karena Kgs dan Ktp > K
7d
3,25
9,1
Diambil =
9 cm
2,5 d
7d
3,25
9,1
Diambil =
9 cm
1,2 d
S1
3d
1,56
S1
3,9
Diambil =
3 cm
- Kontrol alat penyambung
Tp
0.7 tw
Tp
1,68
Diambil Tp =
1,8 cm
- Gaya horizontal pada sambungan (Tm) adalah kopel dari momen
yang bekerja
Tm = M max / L
Tm
=
408,125 kg
- Gaya yang ditahan oleh baut akibat gaya lintang (Td)
Td = D / baut
Td
=
24,488 kg/cm2
=
307,636 kg/cm2
tegangan geser
= Td / A
=
18,458 kg/cm2
Tegangan ideal
ideal = ^2 + 1,56.^2
ideal
=
308,498
1600