Demam Thypoid Dalam Kehamilan
Demam Thypoid Dalam Kehamilan
Demam Thypoid Dalam Kehamilan
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Demam Tifoid (Tifus abdominalis, Enterik fever, Eberth
disease) adalah penyakit infeksi akut pada usus halus
(terutama didaerah illeosekal) dengan gejala demam
selama 7 hari atau lebih, gangguan saluran pencernaan,
dan gangguan kesadaran.
Epidemiologi
Secara global, demam tifoid dianggap sebagai penyakit
yang penting dan masih tidakterlaporkan dengan baik
namun prevalensinya cukup tinggi di negara berkembang.
Angkainsiden dari demam tifoid di dunia adalah berkisar
antara 198 per 100.000 (Vietnam) sampai980 per 100.000
(India) pada tahun 2000. Insiden yang sma juga
ditemukan di Chile, Nepal,South Africa, dan Indonesia
sejak sekitar 15 tahun terakhir. Estimasi insiden demam
tifoidberkisar antara 16-33 juta kasus baru per tahun
dengan 216.000-600.000 angka kematian pertahun
dimana kebanyakan terdapat di daerah Asia PasifikDemam
tifoid dan demam paratifoid endemik di Indonesia.
Penyakit ini termasuk penyakit menular yang tercantum
dalam undang-undang No. 6 tahun 1962 tentang wabah.
Kelompok penyakit menular ini merupakan penyakitpenyakit yang mudah menular dan dapat menyerang
banyak orang, sehingga dapat menimbulkan wabah.
Walaupun demam tifoid tercantum dalam undang-undang
wabah dan wajib dilaporkan, namun data yang lengkap
belum ada, sehingga gambaran epidemiologisnya belum
diketahui secara pasti.
Surveilans Departemen Kesehatan RI, frekuensi kejadian
demam tifoid di Indonesiapada tahun 1990 sebesar 9,2
dan pada tahun 1994 terjadi peningkatan menjadi 15,4
per 10.000 penduduk . Insiden demam tifoid bervariasi
tiap daerah dan biasanya terkait dengansanitasi
2
Pemeriksaan
Walaupun pada pemeriksaan darah perifer lengkap sering
ditemukan leukopenia (3000-8000 per mm), dapat pula
terjadi
kadar
leukosit
normal
atau
leukositosis.
Leukositosisdapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi
sekunder. Selain itu, dapat ditemukan pulaanemia ringan
dan trombositopenia. Pada pemeriksaan penunjang hitung
jenis
leukosit
dapatterjadi
aneosinofilia
maupun
limfopenia. Laju endap darah pada demam tifoid
dapatmeningkat.
Terjadinya leukopenia akibat depresi sumsum tulang
oleh endotoksin dan mediatorendogen yang ada.
Diperkirakan kejadian leucopenia 25 %, namun banyak
laporan bahwadewasa ini hitung leukosit kebanyakan
dalam batas normal atau leukositosis ringan.Terjadinya
trombositopenia berhubungan dengan produksi yang
menurun dan destruksi yang meningkat oleh sel-sel RES.
Sedangkan anemia juga disebabkan produksi hemoglobin
yangmenurun dan adanya perdarahan intestinal yang tak
nyata (occult bleeding). Perlu diwaspadaibila terjadi
penurunan hemoglobin secara akut pada minggu ke 3-4,
karena bisa disebabkanoleh perdarahan hebat dalam
abdomen.
SGOT dan SGPT seringkali meningkat, tetapi akan kembali
menjadi normal setelahsembuh. Kenaikan SGOT dan SGPT
tidak
memerlukan
penanganan
khusus.
Beberapapemeriksaan bakteriologis yang dapat dilakukan,
yaitu:
1. Biakan darah
Biakan pada agar darah dan agar Mac Conkey
menunjukkan
bahwa
kuman
tumbuh
tanpa
meragikan laktosa, gram negatif dan menunjukkan
gerak positif.
2. Biakan bekuan darah
Bekuan darah dibiakkan pada botol berisi 15 ml kaldu
empedu. Biakkan ini lebih sering memberikan hasil
positif.
3. Biakan tinja
Hasil positif selama masa sakit. Diperlukan biakan
berulang untuk mendapatkan hasil positif. Biakan
tinja lebih berguna pada penderita yang sedang
diobati dengan kloramfenikol.
4. Biakan empedu
Penting untuk mendeteksi adanya karier dan pada
stadium lanjut penyakit. Empedu dihisap melalui
pemberian
Amoxicillin : 100 mg/kgBB/hari4x pemberian
Seftriaxon : 80 mg/kgBB/hari, IV atau IM, 1x1,
5 hari
Tiamfenikol : 50-100 mg/kgBB/hari
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo,W , Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
Pusat Penerbit FKUI, 2006: 1774-9
2. Cunningham, F.G, dkk. Williams Obstetrics Ed. 23 rd.
Infectious Diseases. U.S: The MacGraw-Hill
Companies, 2010: 1225
3. Moegni, E.M, Ocviyanti, D. Pelayanan Kesehatan Ibu
di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013:
182-3
4. Sulaiman, K. Sarwari, A.R. International Journal of
Infectious Diseases, Culture-Confirmed Typhoid Fever
and Pregnancy. USA: Elsevier, 2007: 337-41
5. Vigliani, M.B, Bakardjiev, A.I, First Trimester Typhoid
Fever with Vertical Transmission of Salmonella Typhi,
an Intracellular Organism. San Francisco: Department
of Obstetrics and Gynecology: Warren Alpert Medical
School of Brown University, 2013.
12