Laporan Kasus

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

KASUS
ASTYGMATISME HIPERMETROPI
COMPOSITUS DENGAN PRESBIOPI
ODS Pembimbing
Disusun oleh:
dr. Agah Gadjali, SpM
dr. Hermansyah, SpM
dr. Gartati Ismail, SpM
dr. Mustafa K. Shahab,
SpM
dr. Henry A. W, SpM

Mentari Effendi
1102009169

IDENTITAS PASIEN

ANAMNESA (Autoanamnesis pada 28


Desember 2015)
Keluhan Utama : nyeri kepala bagian depan
sejak 1 minggu yang lalu
Keluhan tambahan : Mata terasa lelah

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke Poliklinik Mata RS Polri dengan keluhan
nyeri kepala bagian depan sejak 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan mata terasa lelah
saat harus membaca dan terkadang terasa sakit. Pasien
merasa pandangannya semakin kabur. Kadang pasien
merasa pandangan terlihat ganda. Pasien sudah
menggunakan kacamata sejak 3 tahun yang lalu.
Sebelum memakai kacamata pasien juga merasakan
keluhan yang sama seperti sekarang.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat penyakit diabetes
melitus disangkal
Riwayat penyakit hipertensi
disangkal
Riwayat mengalami benturan
atau trauma benda lain disangkal
Riwayat menggunakan kacamata
sejak 3 tahun yang lalu.
Riwayat sakit serupa (+)
Riwayat alergi makanan disangkal
Riwayat alergi obat disangkal
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga dengan sakit
yang sama disangkal
Riwayat penyakit diabetes
melitus disangkal
Riwayat penyakit hipertensi
disangkal

PEMERIKSAAN FISIK

Status generalis:
Keadaan umum : baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/80
Nadi
: 80 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu
: afebris (36.5 C)

STATUS OFTALMOLOGI

OD

OS

Posisi Hirschberg

Ortoforia

Gerakan bola mata

Visus

5/15

S+1,00

5/15:

C+0,50 x 70 5/5

Addisi

S+1,00

C+0,50 x 90

S +1,75

J1

5/5

OD

OS

Konjungtiva bulbi
Kornea

Tenang
Jernih

Tenang
Jernih

Bilik mata depan

Dalam, jernih,

Dalam, jernih,

Iris

Radier , kripti + , Radier , kripti + .


berwarna

Pupil

hitam berwarna

kecoklatan
Bulat,
isokor

kecoklatan
, Bulat,
isokor

diameter : 3-mm.
Reflek

Lensa
Vitreus

pupil

diameter : 3-mm.

pupil Reflek

langsung : +
Reflek

hitam

pupil

langsung : +
tidak Reflek

pupil

langsung ; +.

langsung ; +

Jernih
Tidak dievaluasi

Jernih
Tidak dievaluasi

tidak

RIWAYAT VISUS DAN REFRAKSI

Tanggal 13 Juni 2013


VOD : 5/10 S +0.50 C+0,50 x 70
VOS : 5/10 S +0.50 C+0,50 x 90
Add S+1,25 J1

5/5
5/5

RESUME

Pasien wanita usia 45 tahun datang dengan


keluhan nyeri kepala bagian depan sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga
mengeluhkan mata terasa lelah saat harus
membaca dan terkadang terasa sakit. Pasien
merasa pandangannya semakin kabur. Kadang
pasien merasa pandangan terlihat ganda. Pasien
sudah menggunakan kacamata sejak 3 tahun yang
lalu. Sebelum memakai kacamata pasien juga
merasakan keluhan yang sama seperti sekarang.

Pada status oftalmologi, didapatkan hasil sebagai berikut :

OD

Visus

5/15

Addisi

OS
S+1,00 5/15

S+1,00

C+0,50 x 70

C+0,50 x 90

5/5 DE (-)

5/5 DE (-)

S +1,75

J1

S +1,75

JI

DIAGNOSA KERJA
Astygmatisme
hipermetropi compositus
dengan presbiopi ODS

PENATALAKSANAAN

Terapi non medikamentosa


Resep kacamata sesuai
OD S +1,00 C + 0,25
OS S +1,00 C + 0,25
Add S +1,75 ods

EDUKASI
Menjelaskan bahwa penglihatan
kaburnya disebabkan kelainan
koreksi: pembiasan pada mata,.
Apabila membaca, pertahankan
baca yang cukup dari buku.
axis 700jarak
5/5
Jangan membaca sambil tiduran.
0
axis 90
5/5
Membatasi jarak bila menonton
televisi
Mengistirahatkan mata
Jika membaca atau berkerja
menggunakan computer, pastikan
cahayanya tepat.

PROGNOSIS

OCULUS DEXTER OCULUS

Quo Ad Vitam

Ad bonam

SINISTER
Ad bonam

Quo Ad Sanam

Dubia ad bonam

Dubia ad bonam

Quo

AD Ad bonam

Ad bonam

Functionam
Quo

Ad Dubia ad bonam

Dubia ad bonam

kosmeticam

TINJAUAN PUSTAKA

Kelainan Refraksi
Mata emetrop secara alami memiliki fokus yang
optimal untuk penglihatan jauh.
Mata ametrop memerlukan lensa koreksi agar
terfokus dengan baik untuk melihat jauh.
Gangguan optik ini disebut kelainan refraksi.
Keadaan ini disebut sebagai ametrop dapat
berupa miopia, hipermetropia, atau
astigmatisme.

Kelainan lain :
gangguan perubahan
kecembungan lensa
yang dapat
berkurang akibat
berkurangnya
elastisitas lensa
sehingga terjadi
gangguan akomodasi
presbiopia

Ametrop

keadaan pembiasaan
mata dengan
panjang bola mata
yang tidak seimbang
akibat kelainan
kekuatan
pembiasaan sinar
media penglihatan
atau kelainan bentuk
bola mata

Ametropia aksial, terjadi


akibat sumbu optik bola
mata lebih panjang, atau
lebih pendek sehingga
bayangan benda
difokuskan di depan atau
di belakang retina
Ametropia refraktif, akibat
kelainan sistem
pembiasaan sinar di dalam
mata

Ametropia
Miopia

Lensa Koreksi
Lensa (-)

Hipermetropi
a

Lensa (+)

Astigmatism
e regular
Astigmatism
e iregular

Kausa
Refraktif
Bias kuat
Bias lemah

Aksial
Bola mata
panjang
Bola mata
pendek

Kacamata
silinder

Kurvatur 2 meridian tegak lurus

Lensa kontak

Kurvatur kornea ireguler

Miopia

Bayangan benda yang


terletak jauh difokuskan
di depan retina oleh
mata yang tidak
berakomodasi.
Berdasarkan
penyebabnya, miopia
dapat dibedakan
menjadi miopia aksialis
dan refraktif.

Secara klinis dibedakan


menjadi :
Miopia simpleks,
miopia stasioner,
miopia fisiologis
Miopia progresif
Miopia maligna

Gejala dan tanda


Pasien mengeluh :
Melihat jelas bila dekat/terlalu
dekat
Melihat jauh kabur/rabun jauh
Sakit kepala
Sering disertai dengan juling
dan celah kelopak yang
sempit
Mempunyai kebiasaan
mengerinyitkan matanya
untuk mencegah aberasi
sferis atau untuk
mendapatkan efek pinhole

Penatalaksanaan
Lensa kacamata
Lensa kontak (lensa
kontak keras dan
lensa kontak lunak)
Bedah keratorefraktif
Lensa intraokular
Ekstraksi lensa jernih
untuk miopia

LASIK adalah suatu tindakan koreksi kelainan


refraksi mata yang menggunakan teknologi laser
dingin (cold/non thermal laser) dengan cara
merubah atau mengkoreksi kelengkungan kornea

Untuk dapat menjalani prosedur LASIK perlu diperhatikan


beberapa hal, yaitu :
Ingin terbebas dari kacamata dan lensa kontak
Kelainan refraksi:
Miopia
:
-1.00 sampai dengan - 13.00 dioptri.
Hipermetropia :
+ 1.00 sampai dengan + 4.00
dioptri.
Astigmatisme :
1.00 sampai dengan 5.00 dioptri
Usia minimal 18 tahun
Tidak sedang hamil atau menyusui
Tidak mempunyai riwayat penyakit autoimun
Mempunyai ukuran kacamata/ lensa kontak yang stabil
selama paling tidak 6 (enam) bulan
Tidak ada kelainan mata, yaitu infeksi, kelainan retina
saraf mata, katarak, glaukoma dan ambliopia
Telah melepas lensa kontak (Soft contact lens) selama 14
hari atau 2 (dua) minggu dan 30 (tiga puluh) hari untuk
lensa kontak (hard contact lens)

Kontraindikasi dari tindakan LASIK antara lain :


Usia < 18 tahun / usia dibawah 18 tahun
dikarenakan refraksi belum stabil.
Sedang hamil atau menyusui.
Kelainan kornea atau kornea terlalu tipis.
Riwayat penyakit glaukoma.
Penderita diabetes mellitus.
Mata kering
Penyakit : autoimun, kolagen
Pasien Monokular
Kelainan retina atau katarak

Hiperopia/Hipermetropia

Keadaan gangguan
kekuatan pembiasaan
mata dimana sinar
sejajar jauh tidak cukup
dibiaskan sehingga titik
fokusnya terletak di
belakang retina.
Pada hipermetropia sinar
sejajar difokuskan di
belakang makula lutea.

Klasifikasi
Hipermetropia
manifes
Hipermetropia absolut
Hipermetropia
fakultatif
Hipermetropia laten
Hipermetropia total

Gejala dan tanda


Mengeluh matanya lelah
dan sakit karena terus
menerus berakomodasi
Penglihatan dekat dan
jauh kabur
Sakit kepala
Silau dan kadang rasa
juling atau lihat ganda

Keluhan mata yang


harus berakomodasi
terus untuk dapat
melihat jelas adalah :
Mata lelah
Sakit kepala
Penglihatan kabur
melihat dekat

Pemeriksaan
Kartu Snellen
Penanganan
Diberikan koreksi
hipermetropia
manifes

komplikasi
Mata dengan hipermetropia
sering akan memperlihatkan
ambliopia akibat mata tanpa
akomodasi tidak pernah melihat
obyek dengan baik dan jelas.
Bila terdapat perbedaan
kekuatan hipermetropia antara
kedua mata, maka akan terjadi
ambliopia pada salah satu mata.
Mata ambliopia sering
menggulir ke arah temporal.

Astigmatisme

Astigmatisme adalah
keadaan dimana
terjadi penglihatan
yang kabur karena
sinar dari arah
berbeda-beda
difokuskan pada titik
yang berbeda.

Etiologi
Kesalahan pembiasan
pada kornea
Kekeruhan pada
lensa
Intoleransi lensa atau
lensa kontak pada
postkeratoplasti
Trauma pada kornea
Tumor

Astigmatisme Irreguler

Astigmatisme Miopia
Simpleks

Astigmatisme
Hiperopia Simpleks

Astigmatisme Miopia
Kompositus

Astigmatisme
Hiperopia Kompositus

Astigmatisme Mixtus

Berdasarkan tingkat kekuatan Dioptri :


Astigmatismus Rendah : ukuran powernya <
0,50 Dioptri. Biasanya astigmatis-mus rendah
tidak perlu menggunakan koreksi kacamata
Astigmatismus Sedang : ukuran powernya
berada pada 0,75 Dioptri s/d 2,75 Dioptri. Pada
astigmatismus ini pasien sangat mutlak
diberikan kacamata koreksi.
Astigmatismus Tinggi : ukuran powernya >
3,00 Dioptri. Astigmatismus ini sangat mutlak
diberikan kacamata koreksi.

Astigmatismus tinggi
Memiringkan kepala atau
disebut dengan titling his
head
Memutarkan kepala agar
dapat melihat benda dengan
jelas.
Menyipitkan mata
Pada saat membaca,
penderita astigmatismus ini
memegang bacaan mendekati
mata hal ini dilakukan untuk
memperbesar bayangan,
meskipun bayangan di retina
tampak buram.

astigmatismus rendah
Sakit kepala pada
bagian frontal.
Ada pengaburan
sementara / sesaat
pada penglihatan
dekat, biasanya
penderita akan
mengurangi
pengaburan itu dengan
menutup atau
mengucek-ucek mata.

Diagnosis
Pemeriksaan pin hole
Uji refraksi
Snellen chart
Uji pengaburan
Keratoskop
Javal ophtalmometer

Penatalaksanaan
Koreksi lensa
Orthokeratology
Bedah refraksi

PRESBIOPIA

Terjadi kekakuan lensa


seiring dengan
bertambahnya usia,
sehingga kemampuan
lensa untuk
memfokuskan bayangan
saat melihat dekat. Hal
tersebut menyebabkan
pandangan kabur saat
melihat dekat.

Gangguan akomodasi
pada usia lanjut dapat
terjadi akibat:
Kelemahan otot
akomodasi
Lensa mata yang
tidak kenyal atau
berkurang
elastisitasnya

Pemeriksaan

Snellen Chart

Ukuran lensa yang memberikan


ketajaman penglihatan
sempurna merupakan ukuran
lensa yang diperlukan untuk
adisi kacamata baca
40 sampai 45 tahun 1.0 dioptri
45 sampai 50 tahun 1.5 dioptri
50 sampai 55 tahun 2.0
dioptri
55 sampai 60 tahun
2.5 dioptri
60 tahun 3.0
dioptri

Penatalaksanaan
Lensa sferis positif
sesuai pedoman umur

PEMBAHASAN
Identifikasi Masalah

Subjective :
Nyeri kepala bagain depan dan mata
terasa lelah
Riwayat meggunakan kacamata karena
pandangan kedua mata pasien kabur sejak
3 tahun terakhir dengan lensa sferis untuk
mata kanan

OD dan kiri.OS
Visus
5/15
Objective
: 5/15
Koreksi

S+1,00

S+1,00

C+0,50 x 70

C+0,50 x 90

5/5 DE (-)
Addisi

S +1,75

5/5 DE (-)
J1

S +1,75

JI

Analisa Kasus

Riwayat penggunaan kacamata sejak 3 tahun yang lalu


Tidak adanya temuan yang menunjukan gangguna pada bilik
mata depan dan lensa.
Berdasarkan riwayat penggunaan kacamata koreksi yang
dimiliki pasien, yaitu lensa sferis +1,00 pada mata kanan dan
kiri, maka dapat diperkirakan bahwa pasien kemungkinan
mengalami gangguan refraksi terutama hipermetropia
Pada pasien ditemukan penggunaan kacamata silinder pada
kedua mata, penggunaan kacamata ini adalah untuk
menatalaksanai kondisi gangguan refraksi astigmatisma,
sehingga kemungkinan besar pasien mengalami astigmatisma.

Dengan kacamata silinder +0,50 x 70 untuk mata kanan dan


silinder +50 x 90 serta addisi S+1,75 pada kedua mata
dapat mengembalikan visus kedua mata pasien menjadi 5/5
Astygmatisme hipermetropi composites dengan
Presbiopi ODS
Pada pasien dengan astigmatisma biasanya ditemukan
manifestasi klinis berupa :
O

Penglihatan kabur atau terjadi distorsi


Penglihatan mendua atau berbayang-bayang
Nyeri kepala
Nyeri pada mata

Gangguan refraksi pada mata pasien menyebabkan pasien


harus melaukan akomodasi kuat. Pada saat proses akomodasi
otot siliaris akan mengalami kontraksi
fatigue
Kelelahan atau respon nyeri yang dialami oleh otot siliaris ini
juga merangsang terjadinya reflex nyeri pada kepala pasien.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai