Referat Osteomielitis Radiologi
Referat Osteomielitis Radiologi
Referat Osteomielitis Radiologi
PENDAHULUAN
Sistem muskuloskeletal manusia merupakan jalinan berbagai jaringan,
baik itu jaringan pengikat, tulang maupun otot yang saling berhubungan, sangat
khusus, dan kompleks. Fungsi utama sistem ini adalah sebagai penyusun bentuk
tubuh dan alat untuk bergerak. Oleh karena itu, jika terdapat kelainan pada sistem
ini maka kedua fungsi tersebut juga akan terganggu. Infeksi muskuloskeletal
merupakan penyakit yang umum terjadi; dapat melibatkan seluruh struktur dari
sistem muskuloskeletal dan dapat berkembang menjadi penyakit yang berbahaya
bahkan membahayakan jiwa.
Osteomyelitis adalah suatu bentuk proses inflamasi pada tulang dan
struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik. Infeksi
muskuloskeletal merupakan penyakit yang umum terjadi; dapat melibatkan
seluruh struktur dari sistem muskuloskeletal dan dapat berkembang menjadi
penyakit yang berbahaya bahkan membahayakan jiwa. Dalam dua puluh tahun
terakhir ini telah banyak dikembangkan tentang bagaimana cara menatalaksana
penyakit ini dengan tepat. Seringkali usaha ini berupa suatu tim yang terdiri dari
ahli bedah ortopedi, ahli bedah plastik, ahli penyakit infeksi, ahli penyakit dalam,
ahli nutrisi, dan ahli fisioterapi yang berkolaborasi untuk menghasilkan perawatan
multidisiplin yang optimal bagi penderita. Infeksi dalam suatu sistem
muskuloskeletal dapat berkembang melalui dua cara, baik melalui peredaran
darah maupun akibat kontak dengan lingkungan luar tubuh. Referat ini berusaha
merangkum mengenai patogenesis, diagnosis, dan tatalaksana dari infeksi
muskuloskeletal tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lokasi dan keutuhan dari arteri-arteri inilah yang menentukan berhasil atau
tidaknya proses penyembuhan suatu tulang yang patah. Lapisan sel paling atas
yang letaknya dekat dengan epifisis disebut daerah sel istirahat. Lapisan
berikutnya adalah zona proliferasi, pada zona ini terjadi pembelahan aktif sel dan
disinilah mulainya pertumbuhan tulang panjang. Sel-sel yang aktif ini didoroh
kearah batang tulang kedalam daerah hipertrofi, tempat sel-sel ini membengkak,
menjadi lemah dan secara metabolik menjadi tidak aktif.
Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel :
osteoblas, osteosit dan osteoklas. Osteoblas membangun tulang dengan
membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan
osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang aktif
menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas dan mensekresikan sejumlah besar
fosfatase alkali, yang memegang perawan penting dalam mengendapkan kalsium
dan fosfat kedalam matriks tulang. Sebagian dari fosfat alkali akan memasuki
aliran darah dengan demikian kadar fosfatase alkali didalam darah dapat menjadi
indikator yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah mengalami patah
tulang atau pada kasus metastasis kanker ke tulang.osteosit adalah sel-sel tulang
dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui
tulang yang padat. Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak yang
memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorpsi. Osteoklas mengikis
tulang, sel-sel ini menghasilkan enzim proteolitik yang memecahkan matris dan
beberapa asam yang melarutkan mineral tulang sehingga kalsium dan fosfat
terlepas kedalam aliran darah. Metabolisme tulang diatur oleh beberapa hormon.
Suatu peningkatan kadar hormon paratiroid (pth) mempunyai efek langsung dan
segera pada mineral tulang menyebabkan kalsium dan fosfat diabsorbsi dan
bergerak memasuki serum. Peningkatan PTH secara perlahan-lahan menyebabkan
peningkatan jumlah dan aktivitas osteoklas sehingga terjadi demineralisasi.
Vitamin D mempengaruhi deposisi dan absorbsi tulang. Vitamin D dalam
jumlah besar dapat menyebabkan absorbsi tulang seperti dapat menyebabkan
absorbsi tulang (kadar PTH). Vitamin D dalam jumlah yang sedikit membentuk
kalsifikasi tulang, antara lain dengan meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfat
oleh usus halus.
2.2 Definisi
Osteomyelitis adalah suatu proses inflamasi akut maupun kronik pada
tulang dan struktur disekitarnya yang disebabkan oleh organisme pyogenik
(Randall, 2011). Dalam kepustakaan lain dinyatakan bahwa Osteomyelitis adalah
radang tulang yang disebabkan oleh organism piogenik, walaupun berbagai agen
infeksi lain juga dapat menyebabkannya. Ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat
Umur
Organisme
Orang dewasa
Selain bakteri, jamur dan virus juga dapat menginfeksi langsung melalui
fraktur terbuka, operasi tulang atau terkena benda yang terkontaminasi.
Osteomyelitis kadang dapat merupakan komplikasi sekunder dari tuberkulosis
paru. Pada keadaan ini, bakteri biasa menyebar ke tulang melalui sistem sirkulasi,
pertama yang terinfeksi adalah sinovium (karena kadar oksigen yang tinggi)
sebelum menginfeksi tulang. Pada Osteomyelitis tuberkulosis, tulang panjang dan
tulang belakang merupakan satu-satunya tulang yang terinfeksi.
2.4 Patofisiologi
Infeksi dalam sistem muskuloskeletal dapat berkembang melalui beberapa
cara. Kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka penetrasi langsung,
melalui penyebaran hematogen dari situs infeksi didekatnya ataupun dari struktur
lain yang jauh, atau selama pembedahan dimana jaringan tubuh terpapar dengan
lingkungan sekitarnya.
Osteomyelitis hematogen adalah penyakit masa kanak-kanak yang
biasanya timbul antara usia 5 dan 15 tahun. Ujung metafisis tulang panjang
6
Kontaminasi langsung
Hal ini dapat terjadi jika terjadi fraktur sehingga terjadi kontak
langsung tulang yang fraktur dengan dunia luar sehingga dapat terjadi
kontaminasi langsung. Selain itu juga dapat terjadi selama operasi untuk
mengganti sendi atau memperbaiki fraktur. (anonym, 2011).
Beberapa penyebab utama infeksi, seperti s.aureus, menempel pada tulang
dengan mengekspresikan reseptor (adhesins) untuk komponen tulang matriks
(fibronektin, laminin, kolagen, dan sialoglycoprotein tulang); Ekspresi kolagenbinding adhesin memungkinkan pelekatan patogen pada tulang rawan.
Fibronektin-binding adhesin dari S. Aureus berperan dalam penempelan bakteri
untuk perangkat operasi yang akan dimasukan dalam tulang, baru-baru ini telah
dijelaskan
S. Aureus yang telah dimasukan ke dalam kultur osteoblas dapat bertahan
hidup secara intraseluler. Bakteri yang dapat bertahan hidup secara intraseluler
(kadang-kadang merubah diri dalam hal metabolisme, di mana mereka muncul
sebagai apa yang disebut varian koloni kecil) dapat menunjukan adanya infeksi
tulang persisten. Ketika mikroorganisme melekat pada tulang pertama kali,
mereka akan mengekspresikan fenotip yang resiten terhadap pengobatan
antimikroba, dimana hal ini mungkin dapat menjelaskan tingginya angka
kegagalan dari terapi jangka pendek.
Remodeling ulang yang normal membutuhkan interaksi koordinasi yang
baik antara osteoblas dan osteoklas. Sitokin (seperti IL-1, IL-6, IL-15, IL 11dan
TNF) yang dihasilkan secara lokal oleh sel inflamasi dan sel tulang merupakan
factor osteolitik yang kuat. Peran dari faktor pertumbuhan tulang pada remodeling
tulang normal dan fungsinya sebagai terapi masih belum jelas. Selama terjadi
infeksi, fagosit mencoba menyerang sel yang mengandung mikroorganisme dan,
dalam proses pembentukan radikal oksigen toksik dan melepaskan enzim
proteolitik yang melisiskan jaringan sekitarnya. Beberapa komponen bakteri
secara langsung atau tidak langsung digunakan sebagai factor-faktor yang
memodulasi tulang (bone modulating factors).
Kehadiran metabolit asam arakidonat, seperti prostaglandin E, yang
merupakan agonis osteoklas kuat dihasilkan sebagai respon terhadap patah tulang,
menurunkan jumlah dari inokulasi bakterial yang dibutuhkan untuk menghasilkan
infeksi. (Daniel,1997).
hematogen
subakut
biasanya
disebabkan
oleh
Osteomyelitis Kronis
Osteomyelitis kronis umumnya merupakan lanjutan dari Osteomyelitis
akut yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan baik. Osteomyelitis
kronis juga dapat terjadi setelah fraktur terbuka atau setelah tindakan operasi
pada tulang. Bakteri penyebab Osteomyelitis kronis terutama oleh
stafilokokus aureus ( 75 %), atau E.colli, Proteus atau Pseudomonas.
Demam tinggi
Kelelahan dan Malaise
Terbatasnya gerakan dan edema lokal yang disertai dengan erytem.
2.6.1 Anamnesa
Osteomyelitis Kronis
Penderita sering mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari
luka/sinus setelah operasi yang bersifat menahun. Kelainan kadang kadang
disertai demam dan nyeri lokal yang hilang timbul didaerah anggota gerak
tertentu.
2.5.1
Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan
Gangguan pergerakan sendi oleh karena pembengkakan sendi dan
Edema
Teraba hangat
Fluktuasi
Kultur
Kultur dari luka superficial atau saluran sinus sering tidak berkorelasi
dengan bakteri yang menyebabkan Osteomyelitis dan memiliki penggunaan
yang terbatas. Darah hasil kultur, positif pada sekitar 50% pasien dengan
Osteomyelitis hematogen. Bagaimanapun, kultur darah positif mungkin
menghalangi kebutuhan untuk prosedur invasif lebih lanjut untuk mengisolasi
organisme. Kultur tulang dari biopsi atau aspirasi memiliki hasil diagnostik
sekitar 77% pada semua studi.
11
Radiologi
- Foto polos
Pada Osteomyelitis awal, tidak ditemukan kelainan pada
pemerikSosaan radiograf. Setelah 7-10 hari, dapat ditemukan adanya area
-
Radionuklir
Jarang dipakai untuk mendeteksi Osteomyelitis akut. Pencitraan ini
sangat sensitif namun tidak spesifik untuk mendeteksi infeksi tulang.
Umumnya, infeksi tidak bisa dibedakan dari neoplasma, infark, trauma,
gout, stress fracture, infeksi jaringan lunak, dan artritis. Namun,
radionuklir dapat membantu untuk mendeteksi adanya proses infeksi
sebelum dilakukan prosedur invasif dilakukan.
CT Scan
CT scan dengan potongan koronal dan sagital berguna untuk
menidentifikasi sequestra pada Osteomyelitis kronik. Sequestra akan
12
Tiga fase scan tulang, scan gallium dan scan sel darah putih
menjadi pertimbangan pada pasien yang tidak mampu melakukan
pencitraan MRI.
Osteomyelitis Hematogen Akut
Pemeriksaan foto polos dalam sepuluh hari pertama, tidak
ditemukan kelainan radiologik yang berarti dan mungkin hanya ditemukan
pembengkakan jaringan lunak.
Gambar 2. Proyeksi lateral pada tibia terlihat gambaran sklerotik di diametafisis tibia
13
14
Gambar 5. Ultrasound image of the left hip shows a large joint effusion
Gambar 6. radiologik dari abses Brodie yang dapat ditemukan pada Osteomyelitis sub
akut/kronik. Pada gambar terlihat kavitas yang dikelilingi oleh daerah sclerosis.
15
Osteomyelitis Kronis
Pada foto rontgen dapat ditemukan adanya tanda tanda porosis
dan sklerosis tulang, penebalan periost, elevasi periosteum dan mungkin
adanya sekuestrum.
Gambar 7. Proyeksi AP wrist terlihat gambaran lesi osteolitik dan sclerosis extensive
dibagian distal metafisis pada radius
Gambar 8. Osteomyelitis lanjut pada seluruh tibia dan fibula kanan. Ditandai dengan
adanya gambaran sekuestrum (panah).
16
gambaran
CT-SCAN
Osteomyelitis Tuberkulosis.
17
kepala
pada
pasien
dengan
b. Mandibula
Biasanya terjadi akibat komplikasi fraktur, abses gigi, atau
ekstraksi
gigi.
Namun,
infeksi
Osteomyelitis
juga
dapat
18
c. Pelvis
Osteomyelitis pada tulang pelvis paling sering terjadi pada
bagian sayap tulang ilium dan dapat meluas ke sendi sakroiliaka.
Sendi sakroiliaka jarang terjadi. Pada foto terlihat gambaran
destruksi tulang yang luas, bentuk tak teratur, biasanya dengan
sekuester yang multipel. Sering terlihat sklerosis pada tepi lesi.
Secara klinis sering disertai abses dan fistula. Bedanya dengan
tuberkulosis, ialah destruksi berlangsung lebih cepat, dan pada
tuberkulosis abses sering mengalami kalsifikasi. Dalam diagnosis
diferensial perlu dipikirkan kemungkinan keganasan.
21
Sarkoma Ewing
Tumor ganas primer ini paling sering mengenai tulang panjang.
Kebanyakan diafisis. Tulang yang juga sering terkena adalah pelvis dan tulang
iga. 75% dari penderita dibawah umur 20 tahun, paling sering antara 5-15
tahun.
22
23
Osteomyelitis Tuberkulosa
Osteomyelitis tuberkulosa selalu merupakan penyebaran sekunder
dari kelainan tuberkulosa di tempat lain, terutama paru paru. Seperti
pada osteomielitis hematogen akut, penyebaran infeksi juga terjadi secara
hematogen dan biasanya mengenai anak anak. Perbedaannya,
osteomyelitis hematogen akut umumnya terdapat pada daerah metafisis
sementara osteomyelitis tuberkulosa mengenai tulang belakang. Gambaran
radiologis didapatkan pelebaran sendi dan penebalan jaringan lunak yang
menunjukkan proses infeksi kronis, mengarah kepada osteomyelitis TB.
Gambar 15. Gambaran radiologis sendi kaki kanan : terdapat plebaran sendi dan
penebalan jaringan lunak
2.8 Penatalaksanaan
Setelah mendiagnosa Osteomyelitis, mengklasifikasikan dan mengetahui
penyebabnya, pengobatan yang dilakukan terdiri dari antibakteri, debridement dan
jika perlu dilakukan penstabilan tulang. Kebanyakan pasien dengan Osteomyelitis
berhasil diobati dengan terapi antibiotik. Antibakteri harus diberikan selama
minimum 4 minggu (sebenarnya, 6 minggu) untuk mencapai penyembuhan.
Untuk mengurangi biaya pengobatan, antibiotik parenteral untuk pasien rawat
jalan dapat diganti dengan antibiotik oral.
24
Terapi Antibiotik
Osteomyelitis hematogen akut paling bagus diobati dengan evaluasi
tepat terhadap mikroorganisme penyebab dan kelemahan mikroorganisme
tersebut dan 4-6 minggu terapi antbiotik yang tepat.
Debridement tidak perlu dilakukan jika diagnosis Osteomyelitis
hematogen telah cepat diketahui. Anjuran pengobatan sekarang jarang
memerlukan debridement. Bagaimanapun, jika terapi antibiotik gagal,
debridement dan pengobatan 4-6 minggu dengan antibiotik parenteral
sangat diperlukan. Setelah kutur mikroorganisme dilakukan, regimen
antibiotik parenteral (nafcillin [Unipen] + cefotaxime lain [Claforan] atau
ceftriaxone [Rocephin]) diawali untuk menutupi gejala klinis organisme
tersangka. Jika hasil kultur telah diketahui, regimen antibiotik ditinjau
kembali. Anak-anak dengan Osteomyelitis akut harus menjalani 2 minggu
pengobatan dengan antibiotik parenteral sebelum anak-anak diberikan
antibiotik oral.
Osteomyelitis kronis pada orang dewasa lebih sulit disembuhkan dan
umumya diobati dengan antibiotik dan tindakan debridement. Terapi
antibiotik oral tidak dianjurkan untuk digunakan. Tergantung dari jenis
Osteomyelitis kronis, pasien mungkin diobati dengan antibiotik parenteral
selam 2-6 minggu. Bagaimanapun, tanpa debridement yang bagus,
osteomyielitis kronis tidak akan merespon terhadap kebanyakan regimen
antibiotik, berapa lama pun terapi dilakukan. Terapi intravena untuk pasien
rawat jalan menggunakan kateter intravena yang dapat dipakai dalam
25
Debridement
Debridement pada pasien dengan osteomielitis kronis dapat
dilakukan. Kualitas debridement merupakan faktor penting dalam
suksesnya pengobatan. Setelah debridement dengan eksisi tulang, adalah
hal yang perlu untuk menghapuskan/ menghilangkan dead space yang
dilakukan dengan memindahkan jaringan di atasnya. Pengobatan dead
space termasuk myoplasty lokal, pemindahan jaringan dan penggunaan
antibiotik. Pelaksanaan pada jaringan lunak telah dikembangkan untuk
meningkatkan aliran darah lokal dan pendistribusian antibiotik.
2.9 Prognosis
Setelah mendapatkan terapi, umumnya Osteomyelitis akut menunjukkan
hasil yang memuaskan. Prognosis Osteomyelitis kronik umumnya buruk
walaupun dengan pembedahan, abses dapat terjadi sampai beberapa minggu,
bulan atau tahun setelahnya. Amputasi mungkin dibutuhkan, khususnya pada
pasien dengan diabetes atau berkurangnya sirkulasi darah. Pada penderita yang
mendapatkan infeksi dengan penggunaan alat bantu prostetik perlu dilakukan
monitoring lebih lanjut. Mereka perlu mendapatkan terapi antibiotik profilaksis
sebelum dilakukan operasi karena memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
mendapatkan Osteomyelitis.
26
BAB III
PENUTUP
Osteomyelitis adalah infeksi tulang atau sumsum tulang. Osteomyelitis
dapat menyerang orang pada semua usia. Pemeriksaan penunjang atau pencitraan
yang dapat dilakukan adalah foto polos, CT scan, MRI, dan Radioisotop bone
scan, yang memiliki keunggulan masing-masing. Pada pemeriksaan foto polos
radiologi akan kita dapatkan hilangnya gambaran fasia, gambaran litik pada tulang
(radiolusen), sequester dan involucrum. Pada CT scan pun akan didapatkan
gambaran serupa, namun gambaran tampak lebih jelas, gambaran didapat dari
segala arah . Jaringan yang keras secara umum lebih baik ditunjukan oleh CT
scan. Gambaran MRI lebih jelas menunjukkan perluasan patologis tulang dan
jaringan lunak sekitarnya. Sedangkan pemeriksaan scan radioisotop sensitif untuk
Osteomyelitis disebabkan sifat radioisotop pada bone scan akan memperlihatkan
daerah kerusakan sel tulang atau gambaran kehitaman yang memusat pada daerah
sel-sel yang rusak, namun tidak spesifik, karena kerusakan sel tidak hanya
ditunjukan oleh Osteomyelitis saja.
Gambaran radiografi foto polos Osteomyelitis sangat khas dan diagnosis
dapat mudah dibuat disesuaikan dengan riwayat klinis, sehingga pemeriksaan
radiologis tambahan lainnya seperti CT, dan MRI jarang diperlukan.
Osteomielitis didiagnosis banding dengan osteosarkoma dan Ewing
sarkoma sebab memiliki gambaran radiologik yang mirip. Gambaran radiologik
Osteomyelitis baru terlihat setelah 10-14 hari setelah infeksi, yang akan
memperlihatkan reaksi periosteal, sklerosis, sekwestrum dan involikrum.
Osteomyelitis dapat diobati dengan terapi antibiotik selama 2-4 minggu
atau dengan debridement. Prognosis Osteomyelitis bergantung pada lama
perjalanan penyakitnya, untuk yang akut prognosisnya umumnya baik, tetapi yang
kronis umumnya buruk.
27
DAFTAR PUSTAKA
Apley
AG,
Solomon
L.
Apleys
System
of
Orthopaedics
http://emedicine.medscape.com/article/785020-overviewRasjad
C.
28