LP DHF
LP DHF
LP DHF
Nama mahasiswa
: Florensia Simamora
Ruangan
Manifestasi klinis
Berdasarkan WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal di bawah ini
dipenuhi
- Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari
- Terdapat minimal satu dari manifestasi pendarahan sebagai berikut :
i. Uji tourniquete positif, ada tanda perdarahan seperti > 20 petekie per
area 2.5cm2
ii. Petekie, purpura
iii. Perdarahan mukosa, pendarahan gusi, hidung atau tempat lain.
iv. Hematemesis atau melena
v. Pembesaran hati
vi. Syok
- Trombositepenia jumlah trombosit <100.000/ul
- Terdapat tanda-tanda kebocoran plasma sebagi berikut:
i. Peningkatan / Penurunan hematokrit
ii. Tanda bocoran plasma seperti efusi pleura, atau hipoprotenimia
Selain itu, pasien akan menggeluhkan nyeri pada retro orbital, sakit kepala, nyeri pada
sendi, mual dan muntah, nyeri pada abdominal, kelelahan, lemah, batuk, dan sakit
tenggorokan.
Anatomi dan Fisiologi
Dalam penyakit dengue, bagian tubuh yang paling berperan adalah darah. Darah
terdiri dari beberapa komponen yaitu :
- Sel darah merah (eritrosit) :
jumlah normal (5 juta sel)
tugasnya : membawa oksigen dalam sel hemoglobin, dans ebagai penentu
-
Lymphocytes
Trombosit
Defisit
elektrolit
mual,
muntah,
sulit
Trombositopenia,
hemokonsentrasi, dan
hypoalbumin
perdarahan di saluran
cerna, petekie,
purpura, etc
Resiko Pendarahan
hipovolemia
demam
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi :
kurang dari
kebutuhan
tubuh.
Penumpuka
n asam
laktat
Organ
tertentu
Peningk
atan
suhu
sakit kepala,
nyeri otot,
nyeri pada
sendi dan
retroorbital
Nyeri
Pemeriksaan Penunjang
pucat, nadi
Defisit volume
Lemah,
Uji torniquet
: adanya tanda perdarahan
di bawah kulit seperti petekie, dan
cepat dan lemah,
cairan tubuh
purpura.
Cek darah lengkap (H2TL) : Hb meningkat 20 %, trombosit menurun (dibawah
150.000 sel/L), hematokrit meningkat atau menurun sejumlah 20%, peningkatan
Terapi medik
-
Minum banyak (2 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan beri
penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi
penderita DHF.
Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan cairan
yang paling sering digunakan.
Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi
pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
Pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di perawatan intensif dan segera
dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang dan bila tidak tampak
perbaikan diberikan plasma atau plasma ekspander atau dekstran sebanyak 20 30
ml/kg BB.
Komplikasi
1. Perdarahan pada semua organ tubuh
2. Encephalopathy
3. Gangguan kesadaran disertai kejang
4. Disorientasi prognosis buruk
Prognosis
DHF dapat disembuhkan dalam waktu 7 hari dengan perawatan dan pengobatan yang
baik. Sebaliknya apabila tidak ditangani dengan baik maka akan mengakibatkan
kematian.
B. Tindakan Teoritis Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Identitas Pasien : DHF dapat menyerang orang dewasa, remaja maupun anak
anak.
Keluhan Utama : Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual
hypoalbumin.
Hasil lab : hemoglobin meningkat 20 %, hematokrit yang menurun/ meningkat
sejumlah 20 %, peningkatan leukosit, trombosit yang menurun <100.000 ml.
Hasil lab :positif pada serologi IgG dan IgM, serologi HI lebih dari 1280.
Pengkajian persistem :
1. Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan
dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.
2. Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade
IV dapat trjadi DSS
3. Sistem Kardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif,
trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat,
lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV
nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
4. Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik,
pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu
makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.
5. Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan
nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.
6.
Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif
pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan
spontan pada kulit.
No
Dx.
Keperawatan
tubuh <37C.
2.
Nyeri
berhubungan
dengan
peningkatan asam
laktat, ditandai
dengan pasien
menggeluhkan
nyeri pada kepala,
atau anggota
tubuh lain, dan
pasien lemas
Pemberian terapi
obat dapat
membantu
menurunkan suhu
tubuh
Setelah
dilakukan
intervensi
selama 2 hari,
diharapkan
Nyeri berkurang
atau hilang.
untuk mengetahui
berapa berat nyeri
yang dialami pasien.
Untuk mengurangi
rasa nyeri.
Kriteria hasil :
Pasien
mengatakan
nyeri
berkurang
atau hilang
Skala nyeri
berkurang
Dengan melakukan
aktivitas lain pasien
dapat melupakan
perhatiannya
terhadap nyeri yang
dialami.
Analgetik dapat
menekan atau
mengurangi nyeri
Tindakan kolaborasi
dengan pemberian obatobat analgetik
Untuk mengetahui
pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
Untuk mengetahui
status gizi pasien
Tindakan kolaborasi
dengan pemberian obat-
Antiemetik
membantu pasien
Resiko
perdarahan lebih
lanjut
berhubungan
dengan
trombositopenia,
ditandai dengan
munculnya
petekie, purpura,
dan perdarahan
Setelah
dilakukan
intervensi
selama 3 hari,
diharapkan
Tidak terjadi
perdarahan lebih
lanjut.
Kriteria hasil :
Penurunan trombosit
merupakan tanda
kebocoran pembuluh
darah.
Aktivitas pasien
yang tidak terkontrol
dapat menyebabkan
perdarahan.
No
Dx.
Keperawatan
mukosa mulut.
Antisipasi adanya
perdarahan : misalnya
gunakan sikat gigi yang
lunak, pelihara
kebersihan mulut (kumur
listerine), berikan tekanan
5-10 menit setiap selesai
ambil darah.
Memotivasi pasien
untuk mau minum
obat sesuai dosis
yang diberikan.
Mencegah terjadinya
perdarahan lebih
lanjut
Daftar Pustaka
Dengue fever, diakses tanggal 18 April 2010, dari :
http://emedicine.medscape.com/article/215840-overview
Doenges, Marilynn, E, dkk. (2000). Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa
Keperawatan. EGC : Jakarta.
Effendy, C. (1995). Perawatan Pasien DHF. EGC : Jakarta.
Hendarwanto. (1996). Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga. FKUI : Jakarta.
Hurst, M. (2008). Hurst Reviews: Pathophysiology Review. The McGraw-Hill Companies :
USA.
Noer,Sjaifoellah. (1995). Ilmu Penyakit Dalam. FKUI: Jakarta.