Pemenuhan Nutrisi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

PEMENUHAN NUTRISI

A. Definisi Kebutuhan Nutrisi


Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer
Konstantinides). Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan dipergunakan dalam aktivitas tubuh.
B. Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
System yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah system pencernaan
dan organ asesoris. Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai anus, sedangkan organ
asesoris terdiri dari hati, kantong empedu dan pancreas. Ketiga organ ini membantu
pencernaan makanan secara kimiawi.
1. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan merupakan jalur tempat proses pencernaan. Ada enam langkah
proses pencernaan yaitu:
Ingesti : Proses masuknya makanan kedalam rongga mulut
Propulsion : Proses pergerakan makanan dalam rongga mulut
Mechanical digestion: Proses pemecahan makanan.
Chemical digestion : Proses Katabolisme (Pemecahan makanan menjadi molekul)
Absorbsion : Proses penyerapan nutrisi makanan
Defecation proses eliminasi pembuangan sisa pencernaan dr tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari: mulut, farinx, esofagus, lambung, usus halus, usus
besar, anus.
a. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri dari atas
dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, pipi,
dan bagian dalam, yaitu rongga mulut. Di dalam mulut makanan mengalami
proses mekanis melalui penguyahan yang akan membuat makanan dapat hancur
sampai merata, dibantu oleh enzim amilase yang akan memecah amilium yang
terkandung dalam makanan menjadi maltosa
Proses menguyah ini merupakan kegiatan terkoordinasi oleh lidah, gigi, dan otot
menguyah. Di dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan
saliva untuk proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya
amilase, melicinkan bolus sehingga mudah ditelan, menetralkan, serta

mengencerkan bolus.
Kelenjar tersebut terdiri atas: kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan
kelenjar sublingualis.
b. Faring
Faring merupakan merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak
dibelakang rongga hidung, mulut dan faring. Faring berbentuk kerucut dengan
bagian terlebar di bagian atas hingga vertebra cervikal ke enam. Faring langsung
berhubungan dengan esofagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang
kurang lebih 20-25 cm danterletak dibelakang trakea. Di depan tulang punggung,
kemudian masuk melalui toraks menembus diafraghma yang berhubungan
langsung dengan rongga abdomen serta menyambung dengan lambung.
c. Esofagus
Esofagus merupakan bagian yang berfungsi mengantarkan makanan dari
faring menuju lambung. Esofagus berbentuk seperti silinder yang berongga
dengan panjang kuramng lebih 2 cm dengan kedua ujungnya dilindungi oleh
sphinkter. Dalam keadaan normal sphinkter bagian atas selalu tertutup, kecuali
bila ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk
mencegah gerakan balik sisi ke organ bagian atas, yaitu esofagus. Proses
penghantaran makanan dilakukan dengan cara peristaltik, yaitu lingkaran serabut
otot di depan makanan mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi.
d. Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri dari bagian atas
(disebut fundus), bagian utama, dan bagian bawah dan berbentuk horizontal
(antrum pilorik). Lambung berhubungan langsung dengan esofagus melalui
orifisium pilorik. Lambung terletak dibagian diafraghma dan di depan pankreas,
sedangkan limpa menempel pada sebelah kiri fundus.
e. Usus Halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5
meter dalam keadaan hidup. Usus halus terletak di daerah umblikus dan dikelilingi
oleh usus besar yang memanjang dari lambung hingga katup illeo secal. Usus
halus terdiri atas 3 bagian yaitu; duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm,
jejenum dengan panjang kurang lebih 2 meter, illeum dengan panjang kurang
kurang lebih 1 meter. Lapisan dinding dalam usus halus mengandung berjuta-juta
vili, kira-kira sebanyak 4-5 juta, yang menyerupai mukosa menyerupai berudu.

Pada permukaan setiap vili terdapat tonjolan yang menyerupai jari-jari yang
disebut mikrovili.
f. Usus Besar
Usus besar atau disebut juga sebagai kolon merupakan sambungan dari usus
halus yang dimulai dari katup illeo secal. Usus besar memiliki panjang kurang
lebih 1,5 meter. Kolon terbagi atas; asenden, transversum, desenden, sigmoid.
Fungsi utama usus besra adalah mengabsorbsi air (kurang lebih 90%), elektolit,
vitamin dan sedikit glukosa. Kapasitas absorbsi air kurang lebih 5000 cc/hari.
g. Rektum dan Anus
Rektum terletak dibawah colon sigmoid, di dalam rongga pelvis di depan os.
Sakrum dan os. koksigis, panjagnya lebih kurang 12 cm. Anus terletak di dasar
pelvis dan dindingnya diperkuat 3 sfingter :
sphinkter ani internal yang bekerja tdk menurut kehendak
sphinkter levator ani yang bekerja tidak menurut kehendak
sphinkter ani eksternal yang bekerja menurut kehendak
2. Organ Acessoris
Merupakan organ yang tidak dilewati oleh zat makanan, tapi ikut membantu proses
pencernaan dengan mensekresi enzim-enzim. Organ-organ acessoris sistem
pencernaan terdiri dari; hepar (hati), kandung empedu, dan pankreas.
1. Hati
Hati merupakan kelenjar aksesori terbesar dalam tubuh, berwarna merah kecoklatan
dengan berat 1000 1800 gram. Terletak dalam rongga abdomen sebelah kanan atas,
dibawah diafragma. Hati terdiri dari 4 lobus: sinistra, dekstra, kaudatus & kuadratus.
Fungsi hati adalah menghasilkan cairan empedu, fagositosis bakteri dan benda asing
lainnya, memproduksi sel darah merah, dan menyimpan glikogen.
2. Kantong Empedu
Merupakan kantong yang berbentuk terong, terletak di bawah hati dan memiliki
panjang 8-12 cm dan volumenya 40-60 cm3. Fungsi kantong empedu adalah
menghasilkan dan menyimpan cairan empedu berwarna kuning keemasan (kuning
kehijauan) berjumlah 500-1000 ml sehari, membantu pencernaan lemak,
memproduksi sterkobilin yg memberikan warna kuning pada feses dan urin.
3. Pankreas
Sekumpulan kelenjar yg strukturnya mirip kelenjar ludah, panjangnya lebih kurang

15 cm dan lebar kurang lebih 5 cm. Pankreas teridiri atas tiga bagian; caput, korpus
dan caudal. Fungsi pancreas adalah :
Fungsi eksokrin : produksi getah pankreas yang berisi enzim dan elektrolit.
Fungsi endokrin : terdiri dari sekelompok sel epitelium yg disebut pulau langerhans
yg memproduksi insulin untuk transportasi glukosa ke sel dan glukagon untuk
metabolisme karbohidrat.
C. Macam-Macam Nutrien
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan, pada umumnya dalam
bentuk amilum. Pembentukan amilum terjadi dalam mulut melalui enzim ptialin yang
ada dalam air ludah. Amilum diubah menjadi maltosa kemudian diteruskan ke dalam
lambung. Dari lambung hidrat arang dikirim terus ke usus dua belas jari. Getah pankreas
yang dialirkan ke usus dua belas jari mengandung amilase. Dengan demikian sisa
amilum yang belum diubah menjadi maltosa oleh amilase pankreas diubah seluruhnya
menjadi maltosa. Maltosa ini kemudian diteruskan kedalam usus halus. Usus halus
mengeluarkan getah pankreas hidrat arang, yaitu maltose yang bertugas mengubah
maltosa menjadi dua molekul glukosa sakarosa yaitu fruktosa dan glukosa. Laktose
bertugas mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Setelah berada dalam usus
halus, seluruhnya diubah menjadi monosakarida oleh enzim-enzim tadi.
2. Lemak
Penyerapan lemak dimulai dalam lambung (walau hanya sedikit), karena dalam mulut
tidak ada enzim pemecah lemak. Lambung mengeluarkan enzim lipase untuk menghubah
sebagian kecil lemak menjadi asam lemak dan gliserin, kemudian diangkut melalui getah
bening dan selanjutnya masuk kedalam peredaran darah untuk kemudian di hati. Sintesis
kembali terjadi dalam saluran getah bening, mengubah lemak gliserin menjadi lemak
seperti aslinya.
Penyerapan lemak dillakuklan secara pasif setelah lemak diubah menjadi gliserol asam
lemak. Asam lemak mempunyai sifat empedu, asam lemak yang termulsi inimampu di
serap melawati dinding usus halus. Penyerapan membutuhkan tenaga, lagi pula tidak
semua lemak dapat diserap, maka penyerapan lemak dapat dikatakan dengan cara aktif
selektif.
3.Protein
Kelenjar ludah tidak dapat membuat enzim protease. Enzim proterase baru terdapat

dalam lambung, yaitu pepsin, yang mengubah protein menjadi albumuminosa dan
pepton.
Kemudian, tripsin dalam usus dua belas jari yang berasal dari pankreas mengubah sisa
protein yang belum sempurna menjadi albuminosa dan pepton. Dalam usus halus,
albuminosa dan pepton seluruhnya diubah oleh enzim pepsin menjadi asam-asam amino
yang siap untuk diserap.
Protein yang telah diubah kedalam bentuk asam amino yang mudah larut dalam air ini
juga dapat diserap secara pasif dan memasuki langsung pembuluh darah.
4. Mineral
Mineral hadir dalam bentu tertentu sehingga tubuh mudah untuk memeprosesnya.
Umumnya, mineral diserap dengan mudah melalui dinding usus halus secara difusi pasif
maupun transportasi aktif.
Mekanisme transprotasi aktif penting jika kebutuhan tubuh meningkat atau adanya diet
rendah kadar mineral. Hormon adalah zat yang memegang peranan penting dalam
mengatur mekanisme aktif ini. Penyerapan dapat lebih jauh dipengaruhi oleh isi sistem
pencernaan.
Beberapa senyawa organik tertentu, seperti asam oxalit, akan menghambat penyerapan
kalsium. Beberapa dari mineral adalah komponen esensial dari jaringan tubuh, sedang
yang lainnya esensial pada proses kimia tertentu.
5. Vitamin
Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi molekul-molekul yang lebih
kecil sehingga dapat diserap secara efektif. Beberapa penyerapn vitamin dilakukan
denagn difusi sederhana, tetapi sistem transportasi aktif sangat penting untuk
memastikan pemasulkan yang cukup.
Vitamin yang larut dalm lemak diserap oleh sistem transportasi aktif yang juga
membawa lemak ke seluruh tubuh, sedang vitamin yang larut dalam air mempunyai
beberapa variasi mekanisme transportasi aktif.
6. Air
Air merupakan zat makanan paling mendasar yang diperlukan oleh tubuh manusia.
Tubuh manusia terdiri 50%-70 air. Asupan air secara teratur sangat penting bagi makhluk
hidup untuk bertahan hidup dibandingkan dengan pemasukan nutrisi lain.
Bayi memiliki proporsi air yang lebih besar dibandingkan orang dewasa. Semakin tua
umur seseorang, maka proporsi air dalam tubuhnya akan semakin berkurang. Pada orang
dewasa asupan air berkisar antara 1200-1500 cc per hari, namun dianjurkan sebanyak

1900 cc sebagai batas optimum. Selain itu, air yang masuk ke tubuh melalui makanan
lain berkisar antara 500-900 cc per hari.
D. Faktor Yang Memengaruhi Kebutuhan Nutrisi
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola
konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurngnya informasi sehinga
dapat terjadi kesaalahan dalam memenuhi kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe yang
merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang
layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa makanan tersebut dapat
merendahkan derajat mereka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga
dapat memengaruhi status gizi. Misalnya di beberapa daerah, terdapat larangan makan
pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal makanan tersebut merupakan
sumber vitamin yang baik.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada
remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan nilai yang diharapkan.
5. Status Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perokonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian
rendah.

D. Masalah Kebutuhan Nutrisi


1. Kekurangan Nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak
berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan
nutrisi untuk proses metabolisme.
Tanda Klinis:
Berat badan 10-20% di bawah normal.
Tinggi badan dibawah ideal.
Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
Adanya penurunan albumin serum.
Adanya penurunan transfersin.
Kemungkinan penyebab:
Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit
infeksi atau kanker.
Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
Nafsu makan menurun.
2. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai
resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
Tanda Klinis:
Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita.
Adanya jumlah asupan yang berlebihan.
Aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan Penyebab:
Perubahan pola makan
Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
3. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Gejala umumnya dengan adanya berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot
dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva dan lain-lain.

4. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan uyang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena
kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
5. Diabetes Militus
Diabetes Militus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas serta asupan
kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
7. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit Jantung Koroner merupakan gangguan pemenuhan nutrisi yang sering
disebabakan oleh peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini
sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat.

NASO GASTRIK TUBE ( NGT )

Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga
digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam
waktu yang singkat. (Metheny & Titler, 2001).
Tindakan pemasangan Selang Nasogastrik adalah proses medis yaitu memasukkan
sebuah selang plastik ( selang nasogastrik, NG tube) melalui hidung, melewatI tenggorokan
dan terus sampai ke dalam lambung. Nasogastrik: Menunjuk kepada jalan dari hidung sampai
ke lambung. Selang Nasogastrik adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung
(melewati nasopharynx dan esophagus ) menuju ke lambung. Singkatan untuk Nasogastrik
adalah NG. Selangnya disebut selang Nasogastrik.
"Nasogastric" terdiri dari dua kata, dari bahasa Latin dan dari bahasa Yunani, Naso adalah
suatu kata yang berhubungan dengan hidung dan berasal dari Latin nasusuntuk hidung atau
moncong hidung. Gastik berasal dari bahasa Yunani gaster yang artinya the paunch ( perut
gendut ) atau yang berhubungan dengan perut. Istilah nasogastric bukanlah istilah kuno
melainkan sudah disebut pada tahun 1942.
Definisi NGT :
Selang Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung
sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada
seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan, cairan, dan obat-obatan secara
oral. Juga dapat digunakan untuk mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot.
Tujuan dan Manfaat Tindakan
Naso Gastric Tube digunakan untuk:
1. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam
2.
3.
4.
5.

lambung(cairan,udara,darah,racun)
Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)
Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung
Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia
Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi
pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung
sewaktu recovery (pemulihan dari general anaesthesia)

NUTRISI ENTERAL
Nutrisi Enteral merupakan pemberian nutrient melalui saluran cerna dengan menggunakan
sonde (tube feeding).
Nutrisi enteral direkomendasikan bagi pasien-pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan

nutrisinya secara volunter melalui asupan oral.


Pemberian nutrisi enteral dini (yang dimulai dalam 12 jam sampai 48 jam setelah pasien
masuk ke dalam perawatan intensif [ICU]) lebih baik dibandingkan pemberian nutrisi
parenteral.
Manfaat dari pemberian nutrisi enteral antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mempertahankan fungsi pertahanan dari usus


Mempertahankan integritas mukosa saluran cerna
Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cernA
Mengurangi proses katabolic
Menurunkan resiko komplikasi infeksi secara bermakna
Mempercepat penyembuhan luka
Lebih murah dibandingkan nutrisi parenteral
Lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih pendek dibandingkan dengan Nutrisi

Parenteral
9. Pasien-pasien yang dapat diberikan nutrisi enteral adalah mereka yang tidak bisa
makan, tidak dapat makan, dan tidak cukup makan (ASPEN, 1998) Bila usus
bekerja, gunakanlah. Kalimat yang sudah sering diucapkan berulang-ulang kali itu,
merupakan panduan untuk pemberian dukungan nutrisi. Biasanya, adanya bunyi usus
dan flatus merupakan indikator bahwa saluran cerna berfungsi, khususnya pada
pasien-pasien paska pembedahan.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa motilitas saluran cerna yang menurun pada
periode paska operasi ini, hanya mempengaruhi lambung dan usus besar (kolon), dan
tidak mempengaruhi fungsi usus halus. Berkurangnya ataupun hilangnya bunyi usus
tidak perlu sampai menghambat pemberian nutrisi enteral (Lewis et al 2001).
Sebaliknya, adanya bunyi usus juga tidak menjamin bahwa pemberian nutrisi enteral
bisa sukses, misalnya pada pasien-pasien dengan Intractable diarrhea.
INDIKASI:
1. Pasien dengan distensi abdomen karena gas,darah dan cairan
2. Keracunan makanan minuman
3. Pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT
4. Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnosa atau analisa isi lambung
KONTRAINDIKASI:
Nasogastric tube tidak dianjurkan atau digunakan dengan berlebihan kepada beberapa pasien
predisposisi yang bisa mengakibatkan bahaya sewaktu memasang NGT,seperti:
1. Klien dengan sustained head trauma, maxillofacial injury, atau anterior fossa skull
fracture. Memasukan NGT begitu saja melalui hidung maka potensial akan melewati
criboform plate, ini akan menimbulkan penetrasi intracranial.

2. Klien dengan riwayat esophageal stricture, esophageal varices, alkali ingestion juga
beresiko untuk esophageal penetration.
3. Klien dengan Koma juga potensial vomiting dan aspirasi sewaktu memasukan NGT,
pada tindakan ini diperlukan tindakan proteksi seperti airway dipasang terlebih dahulu
sebelum NGT
4. Pasien dengan gastric bypass surgery yang mana pasien ini mempunyai kantong
lambung yang kecil untuk membatasi asupan makanan
konstruksi bypass adalah dari kantong lambung yang kecil ke duodenum dan bagian
bagain usus kecil yang menyebabkan malabsorpsi(mengurangi kemampuan untuk
menyerap kalori dan nutrisi
IMPLEMENTASI (PEMASANGAN) NGT
Insersi slang nasogastrik meliputi pemasangan slang plastik lunak melalui nasofaring klien ke
dalam lambung. Slang mempunyai lumen berongga yang memungkinkan baik pembuangan
sekret gastrik dan pemasukan cairan ke dalam lambung.
Pelaksana harus seorang professional kesehatan yang berkompeten dalam prosedur dan
praktek dalam pekerjaannya.
Pengetahuan dan ketrampilan dibutuhkan untuk melakukan procedure dengan aman adalah :
1. Anatomi dan fisiologi saluran gastro-intestinal bagian atas dan system pernafasan..
2. Kehati-hatian dalam procedure pemasangan dan kebijaksanaan penatalaksanaan NGT.
Pengetahuan mendalam pada pasien ( misalnya : perubahan anatomi dan fisiologi
yang dapat mambuat sulitnya pemasangan NGT tersebut.
PERALATAN
- Slang nasogastrik (ukuran tergantung pada kebutuhan pasien)
- Pelumas/ jelly
- Spuit berujung kateter 60 ml
- Stetoskop
- lampu senter/ pen light
- klem
- Handuk kecil
- Tissue
- Spatel lidah
- Sarung tangan dispossible
- Plester

- Kidney tray
- Bak instrumen
UKURAN SELANG NASOGASTRIC
1. Digunakan berbagai ukuran selang, and pemilihan ukuran yang sesuai tergantung
pada tujua penggunaan dan perkiraan lama/ durasi penggunaan selang.
2. Selang berdiameter kecil ( 8 Fr sampai 12 Fr ), lunak, fleksible, sering digunakan
untuk pasien yang membutuhkan enteral feeding untuk kurang dari 6 minggu.
3. NGT berdiameter besar, kurang flexible, lebih kaku, digunakan untuk pemberian obat,
dekompresi/pengurangan tekanan udara di lambung, dan untuk feeding jangka pendek
( biasanya kurang dari 1 minggu ).
4. Keuntungan NG tubes ukuran kecil dengan ukuran besar meliputi : kurang
menimbulkan trauma pada mukosa nasal baik selama pemasangan maupun NG tube
insitu, dan toleransi klien lebih.
5. Penggunaan NGT ukuran kecil sebagai tindakan propilaksis untuk pencegahan gastrooesofageal reflux dan micro-aspiration isi lambung, ke dalam jalan napas bagian
bawah meskipun masih kontroversial sebagaimana yang lain menunjukkan tak ada
hubungan antara ukuran NGT dan komplikasi-komplikasi ini.
6. Displacement dapat terjadi ukuran besar maupun kecil, namun ukuran kecil lebih
mudah dislokasi, sering ke dalam jalan napas dan tanpa tanda-tanda dapat terlihat dari
luar, dan mudah terjadi kemacetan dan melilit.
7. Insertion of the NG tube adalah suatu procedure yang kompleks, and membutuhkan
skill and keahlian sebaimana kesalahan-kesalahan penempatan dapat berakibat pada
komplikasi-komplikasi .
8. Selama awal pemasangan NGT, misplacement dapat meliputi respiratory tract , brain,
oesophagus, peritoneum, stomach (duodenal tube) and intestine (gastric tube).
9. Upward displacement meningkatkan resiko pada pulmonary aspiration, sedangkan
downward displacement meningkatkan resiko feeding intolerance jika formula atau
obat-obatan diberikan melalui tubing itu.
LANGKAH PELAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
5.

Cuci tangan dan atur peralatan


Jika memungkinan, jelaskan prosedur kepada klien dan keluarga
Identifikasi kebutuhan ukuran NGT klien
Bantu klien untuk posisi semifowler
Posisi untuk memudahkan memasukan NGT adalah semi sitting position atau high-

Fowler jika tidak ada kontra indikasi (misalnya pasien dengan patah tulang belakang).
6. Berdirilah disisi kanan tempat tidur klien bila anda bertangan dominant kanan(atau
sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri).

7. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal:Minta klien untuk bernafas melalui satu lubang
hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain,
Bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi kapas.
8. Tempatkan handuk mandi diatas dada klien. Pertahankan tissue wajah dalam
jangkauan klien.
9. Gunakan sarung tangan
10. Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan plester.
Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan ujung melingkar
slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke tonjolan sternum;
tandai lokasi tonjolan sternum di sepanjang slang dengan plester kecil
11. Minta klien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang hidung yang
paling bersih
12. Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta klien menahan
kepala dan leher lurus dan membuka mulut
13. Ketika slang terlihat dan klien bisa merasakan slang dalam faring, instruksikan klien
untuk menekuk kepala ke depan dan menelan

14. Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan lembut tanpa
memaksa saat klien menelan (jika klien batuk atau slang menggulung di tenggorokan,
tarik slang ke faring dan ulangi langkah-langkahnya), diantara upaya tersebut dorong
klien untuk bernafas dalam
15. Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke lubang hidung, hentikan
insersi selang dan periksa penempatannya:minta klien membuka mulut untuk melihat
slang, Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase lambung, tarik udara ke dalam spuit
sebanyak 10-20 ml masukkan ke selang dan dorong udara sambil mendengarkan
lambung dengan stetoskop jika terdengar gemuruh, fiksasi slang.
16. Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2 inchi, sisakan
1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang hidung, lilitkan salah satu
ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester lilitan mengitari slang
17. Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah klien. Pita karet dapat
digunakan untuk memfiksasi slang.
18. Kurangi manipulasi atau merubah posisi klien sewaktu memasukan NGT, termasuk
juga batuk atau tersedak karena bisa menyebabkan cervical injury karena manual
stabilization of the head sangat diperlukan sewaktu melaksanakan prosedur.

19. Stabilisasikan posisi kepala.

INITIAL CONFIRMATION OF POSITION


Posisi tubing yang benar harus dipastikan seebelum penggunaan NGT untuk tujuan apapun.
Biarkan guide wire di tempat sampai posisi
Untuk meyakinkan tubing didalam lambung sebelum cairan diberikan
Cirgin-Elliott et al (1999) X-Ray confirmation , harus dilakukan pada semua klien,
Peringatan : X Ray confirmation hanya valid pada waktu X_Ray dilakukan. Warning x-ray
Semua NGT yang telah dimasukkan, harus mempunyai X-Ray Thorax dan upper abdomen
untuk konfirmasi X-Ray harus di review oleh seorang dokter dan konfirmasi tentang posisi di
catat dalam catatan medis. Kemudianm introducer dapat di removed dan aspirate di test untuk
di check pH-nya. Metheny N.A.& Titler M (2001)
Testing of aspirate
1. Sebelum aspirating flush the tube dengan 20 ml udara untuk membebaskan selang
NGT dari zat-zat lain (gunakan syringe > 30 ml).
2. Aspirate 20 mls dari tubing ( gunakan large syringe > 30ml ) and test pH dengan
indicator strips
3. pH 4 atau kurang mengindikasikan gastric placement dan confirms correct
positioning.

Anda mungkin juga menyukai