Proposal KKL Indofood Fix
Proposal KKL Indofood Fix
Proposal KKL Indofood Fix
PENDAHULUAN
Lulusan sebuah perguruan tinggi dituntut untuk memiliki academic knowledge, skill
of thinking, management skiil, dan communication skill. Sinergisme keempatnya akan
tercermin melalui kemampuan lulusan dalam kecepatan menemukan solusi atas
persoalan-persoalan atau tantangan-tantangan yang dihadapi.
Dalam hal ini, baik secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam proses
mekanisme pembangunan bangsa melalui penerjunan mahasiswa ke daerah-daerah dalam
bentuk Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang merupakan upaya partisipasi aktif dalam
memecahkan masalah pembangunan yang dihadapi masyarakat.
Kuliah Kerja Lapangan sebagai realitas Tridarma Perguruan Tinggi dan sebagai
bentuk pengabdian kepada masyarakat, yang merupakan kegiatan intra kulikuler yang
wajib dilaksanakan oleh mahasiswa yang akan menyelesaikan program studi sarjana
(S1). Disamping itu KKL merupakan pendekatan-pendekatan sistem dan multi disipliner.
Itulah sebabnya KKL merupakan laboratorium penggemblengan pendidikan multi fungsi
kearah pengembangan dan motivasi serta persepsi mahasiswa terhadap masyarakat.
Dengan adanya KKL ini, tentunya mahasiswa akan mendapatkan gambaran yang nyata
dari apa yang telah mereka pelajari selama ini. Jadi selain mahasiswa akan matang dalam
teori, mahasiswa juga akan mendapatkan pengalaman nyata yang dapat mereka terapkan
di saat mereka terjun dalam masyarakat.
Adapun Kuliah Kerja Lapangan ( KKL) yang dilaksanakan di PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur
yang cukup besar, akan memberikan manfaat kepada mahasiswa dalam mengetahui
praktik kerja sesungguhnya dibidang usaha dan manufaktur. dengan begitu mahasiswa
diharapkan mampu memperoleh ilmu yang bermanfaat dalam hal berwirausaha.
Dengan
dilaksanakannya
kegiatan
KKL ini,
mahasiswa
dapat
melakukan
perbandingan antara teori yang diterima di perkuliahan dengan praktik yang ada di
lapangan. Serta, mahasiswa juga dapat memberikan penilaian atas kinerja dari institusi
maupun perusahaan yang dikunjungi.
Adapun tujuan dari kegiatan KKL ini, dapat diperinci sebagai berikut:
1.
BAB II
PROFIL ORGANISASI
Job Description
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi
sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai berikut:
1)
Manejer utama mempunyai wewenang tertinggi perusahaan yang bertanggung jawab atas
berlangsungnya segala kegiatan perusahaan meliputi memimpin mengatur, membimbing dan
mengarahkan organisasi perusahaan, dimana kegiatan tersebut untuk mencapai prestasi yang
tinggi dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan jaminan sistem mutu yang
selalu terjaga dan dilaksanakan secara konsisten.
2)
Manajer pabrik bertugas dan bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi kegiatan
yang berhubungan dengan produksi dan mengambil tindakan untuk kelancaran jalannya
proses produksi.
Supervisor produksi bertugas menyempurnakan organisasi, prosedur dan sistem kerja guna
pencapaian dalam semua aspek. Menyediakan kebutuhan sarana dan fasilitas kerja sesuai
dengan persyaratan.
Supervisor PPIC
Supervisor ini bertugas merencanakan jadwal produksi dan mengendalikan pengadaan bahan
baku (Raw Material)/RM dan barang jadi (Finish Good)/FG. Merencanakan kedatangan RM
untuk menunjang kelancaran proses produksi sesuai jadwal yang telah dibuat. Membuat
jadwal produksi berdasarkan Confirmed Weekly Order (CWO) yang diterima. Memantau
tingkat persediaan dari gudang RM maupun FG sehingga standard dan persediaan penyangga
tetap terjaga.
3)
Manajer keuangan bertugas dan bertanggung jawab merencanakan, menyiapkan budget dan
planning (AOP) untuk menentukan tujuan yang harus dicapai. Memonitor kegiatan
operasional dalam hal aspek financial supaya sejalan dengan AOP. Menandatangani bank
instrument (Cek, transfer bank) sesuai dengan batasan yang ditetapkan perusahaan. Verifikasi
setiaap pengeluaran biaya ataupun pembelian aset dan penggunaan dana lainnya sesuai
dengan batasan yang ditetapkan oleh perusahaan. Menetapkan pelasanaan sistem dan
prosedur yang berkaitan dengan keuangan.
5)
harmonis untuk mencapai ketenangan industrial (ketenangan kerja dan ketenangan usaha)
dilingkungan perusahaan.
6)
Manajer pemasaran memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengkoordinir distribusi
produk ke daerah pemasaran, melakukan tugas penjualan dan permintaan produk,
menyiapkan rencana penjualan dan permintaan produk, merencanakan dan membuat
rancangan promosi, serta membuat rencana penjualan dan permintaan produk.
7)
Purcashing Office
Purchasing memiliki tugas dan wewenang dalam menetapkan dan memelihara prosedur
pembelian untuk mengendalikan aktifitas pembelian, mengesahkan dokumen pembelian
sebelum dokumen dikirim ke pemasok dan memilih serta mengevaluasi pemasok yang telah
ditetapkan.
BAB III
HASIL OBSERVASI
Penerimaan
Sebelum masuk gudang, bagian penerimaan barang digudang akan mengontrol jumlah
yang diterima berdasarkan pesanan (Purcashe Order) dan selanjutnya Departemen
Quality Control akan mengambil contoh untuk memeriksa mutu yang telah ditetapkan.
Perhitungan jumlah bahan baku tepung terigu dan tepung tapioka akan disesuaikan
dengan standar yang telah ditetapkan oleh Divisi Noodle, PT INDOFOOD CBP SUKSES
MAKMUR, TBK,, Tbk. Tepung tapioka mempunyai berat 50 kg per zak, dan perusahaan
telah memperhitungkan rendemen, sehingga berat per zak 49,85 kg. Sedangkan untuk
tepung terigu, berat per zaknya 25 kg dan perusahaan juga telah memperhitungkan
rendemennya sehingga berat per zak 24,55-24,85 kg.
Penyusunan
Kegiatan pengeluaran bahan baku untuk jenis tepung dilakukan dengan cara diangkat
oleh kuli angkut. Setelah bahan baku diturunkan dari truk atau kontainer, bahan baku
terlebih dahulu ditumpuk secara bersilang agar saling mengunci antar satu lapisan dengan
lapisan lainnya di atas palet, sehingga bahan baku tidak terkontak langsung dengan lantai.
Tinggi tumpukan maksimal tepung adalah 10 zak per palet.
Pengeluaran
9
Bahan baku yang dikeluarkan mengikuti sistem First In First Out (FIFO) yaitu bahan
baku yang pertama masuk ke gudang dikeluarkan lebih dahulu dari gudang untuk proses
produksi. Hal ini berkaitan dengan sifat bahan baku yang mempunyai batas kadaluarsa
dan kerugian akibat penyimpanan yang terlalu lama. Bahan baku tepung terigu
mempunyai batas penyimpanan di gudang bahan baku, yaitu satu bulan. Pada cuaca
panas, penyimpanan melebihi satu bulan akan menimbulkan kutu pada tepung terigu.
3.2. PERANAN INTERNAL AUDITOR DALAM SISTEM PERSEDIAAN BAHAN
BAKU PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, TBK,
Berdasarkan sistem persediaan bahan baku yang ada pada PT Indofood CBP Sukses
Makmur, Tbk, internal auditor dapat melakukan tugasnya sebagai audit internal dalam
melakukan pemeriksaan apakah sistem persediaan bahan baku yang ada pada PT
INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, TBK, ini sudah berjalan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan sesuai dengan standar, berikut adalah peranan internal
auditor dalam pelaksanaan tugasnya selama pemeriksaan sistem :
1. Mencari informasi awal terkait bagian yang akan diaudit (auditee)
Sebelum internal auditor melakukan pemeriksaan terhadap sistem persediaan bahan
baku, internal auditor harus mengetahui bagaimana cara kerja sistem dan prosedurnya.
Sesuai dengan yang sudah dipaparkan, pada sistem persediaan bahan baku terdapat
tiga prosedur, yaitu : Penerimaan, Penyusunan, dan Pengeluaran. Dengan adanya
informasi mengenai prosedur sistem tersebut, internal auditor dapat melakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
2. Melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain yang berkaitan dengan
auditee
pada sistem persediaan bahan baku PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, TBK,
ini, salah satu dokumen yang dapat digunakan oleh internal aduitor dalam melakukan
pemeriksaan adalah Purchase Order. Dengan adanya purchase order yang digunakan
oleh bagian penerimaan barang dalam proses penerimaan, internal auditor dapat
mengetahui apakah terdapat kesalahan terhadap dokumen atau kinerja pada sistem itu
sendiri berdasarkan bukti yang ada. Kemudian internal auditor dapat mencatat hal-hal
berisfat critical, dan dapat mengetahui proses penting yang perlu ditelusuri lebih jauh.
10
11
Auditor harus menerbitkan laporan temuan audit internal terhadap sistem persediaan
bahan baku untuk ditindaklanjuti oleh auditee. Auditee harus diberi tenggat waktu
tertentu agar proses perbaikan tidak dibiarkan berlarut-larut.
8. Memantau tindak lanjut hasil audit internal sampai dinyatakan selesai
Untuk memastikan seluruh temuan telah diperbaiki, maka auditor internal harus
memeriksa tindakan yang sudah dilakukan setelah melewati tenggat waktu perbaikan
yang diberikan.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan produsen berbagai jenis makanan
dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun
1990 oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi
Indofood. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.
Dalam beberapa dekade ini PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk telah
bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan
operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi
dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang
eceran.
Pada perusahaan manufaktur yang besar ini, peran auditor internal sangatlah penting,
terutama pada sistem perusahaan yang ada. Tanpa keberadaan auditor internal, perbaikan
sistem sulit untuk dicapai. Karena sistem akan berjalan apa adanya tanpa adanya upaya untuk
melakukan evaluasi. Padahal dalam konsep PDCA (Plan D0 -Check Action), audit
internal merupakan upaya melakukan Check (Periksa!) untuk memastikan sistem yang
direncanakan sedari awal berjalan dengan baik dan efektif. Maka dari itu, peranan internal
audit pada perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk, ini sangat penting dalam
membantu memperbaiki sistem yang ada dengan pemeriksaan audit internal itu sendiri, dan
membantu PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk, dalam memperbaiki sistem menjadi lebih
baik.
13
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2015
14