Ti08247 PDF
Ti08247 PDF
Ti08247 PDF
GRAEFFI INUHAN
15 06 08247
YOGYAKARTA
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT. Nissan Motor Indonesia mulai
tanggal 18 Desember 2017 sampai dengan 2 Februari 2018 disusun oleh:
Mengetahui,
ii
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaannya
sehingga laporan kerja praktek ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Ucapan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung proses kerja
praktek dan membantu terselesaikannya laporan akhir ini. Pihak – pihak tersebut
antara lain
1. Bapak Theodorus B. Hanandaka, ST., MT. sebagai dosen pembimbing
2. Bapak Kanaka sebagai General Manajer
3. Bapak Boris sebagai Asst.Mgr dan pembimbing lapangan
4. Bapak Ika sebagai Supervisor QA
5. Ibu Wini sebagai Staff PRE-Engine dan pembimbing lapangan
6. Bapak Rozak, Bapak Adip, Bapak Yogi, Bapak Dion, Bapak Ricky, Bapak
Salim , Bapak Osan, Bapak Yanto, Bapak Imam dan rekan-rekan kerja
lainnya yang telah banyak mendukung selama proses kerja praktek
berlangsung
Laporan Akhir Kerja Praktek yang merupakan hasil dari kegiatan kerja praktek
selama 29 hari kerja di PT. Nissan Motor Indonesia Purwakarta yang direkap.
Apabila masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan dan penyusunan
Laporan Akhir Kerja Praktek ini, Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran agar
dapat mengevaluasi kembali dan menjadi lebih baik dalam hal penulisan laporan
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
1 PENDAHULUAN 1
1.2. Tujuan 1
v
5 PENUTUP 52
5.1. Kesimpulan 52
5.2. Saran 52
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Daftar Tipe Mobil merk Datsun, PT. Nissan Motor Indonesia ............ 19
Tabel 3.2. Daftar Tipe Mobil merk Nissan, PT. Nissan Motor Indonesia ............. 20
Tabel 3.2. Daftar Tipe Mobil merk Nissan, PT. Nissan Motor Indonesia (Lanjutan)
................................................................................................. 21
Tabel 3.2. Daftar Tipe Mobil merk Nissan, PT. Nissan Motor Indonesia (Lanjutan)
................................................................................................. 22
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3. Sertifikat ISO 9001 : 2008 PT. Nissan Motor Indonesia ................... 6
Gambar 2.5. Pos Keamanan PT. Nissan Motor Indonesia Plant 2 ..................... 14
Gambar 2.6. Tempat Parkir PT. Nissan Motor Indonesia Plant 2 ....................... 15
Gambar 2.7. Rest Area dan Koperasi PT. Nissan Motor Indonesia Plant 2 ........ 15
Gambar 3.2. Alur Proses Produksi Engine pada proses Short Line ................... 24
Gambar 3.3. Alur Proses Produksi Engine pada proses Piston Sub Assembly
Line ................................................................................................. 25
Gambar 3.4. Alur Proses Produksi Engine pada proses Bare Sub Assembly Line .
................................................................................................. 26
Gambar 3.5. Alur Proses Produksi Engine pada proses Bare Line .................... 27
Gambar 3.6. Alur Proses Produksi Engine pada proses Main Line .................... 28
Gambar 3.7. Alur Proses Produksi Engine pada proses Pri-Dress Line ............. 29
Gambar 3.8. Alur Proses Produksi Engine pada proses Test Line ..................... 30
Gambar 3.9. Alur Proses Produksi Engine pada proses Un-dress Line ............. 31
viii
Gambar 3.17. Nut Runner Single Spindle .......................................................... 35
Gambar 4.1. Diagram Alir Pelaksanaan Perbaikan POS, PT. Nissan Motor
Indonesia ................................................................................................. 39
Gambar 4.2. Contoh Operation Sheet Contoh Operation Sheet untuk proses
Boost Sensor Installation dalam Bahasa Inggris ................................................ 44
Gambar 4.3. Contoh Operation Sheet untuk proses Boost Sensor Installation
yang sudah Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia .............................................. 46
Gambar 4.4. Bare 2-3 Sheet NMI-300 tidak sesuai dengan gambar
100924LA0A-53_1 no 13 ................................................................................... 46
Gambar 4.6. Bare 3-1 Sheet NMI-420 tidak sesuai dengan gambar
100924LA0A-54_1 no 2 ..................................................................................... 48
Gambar 4.8. Contoh Operation Sheet untuk proses Egi Harness Attachment
Connector PCV yang tidak sesuai dengan BOM ................................................ 49
Gambar 4.10. Contoh Operation Sheet untuk proses Egi Harness Attachment
Connector PCV yang sudah sesuai dengan BOM.............................................. 50
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik
Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini
mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan
pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa adalah:
a. Mengenali ruang lingkup perusahaan
b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor
atau pembimbing lapangan
d. Mengamati perilaku sistem
e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis
Kerja praktek ini harus dilakukan selama minimal 1 (satu) bulan di perusahaan
yang bisa dipilih sendiri oleh para mahasiswa sepanjang perusahaan itu
memenuhi persyaratan sebagai tempat kerja praktek yang ditetapkan oleh PSTI
UAJY.
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kerja praktek ini adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.
1
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
2
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
3
Gambar 2.1. Sejarah Perkembangan Produk Nissan
4
Gambar 2.2. Peta Lokasi PT. Nissan Motor Indonesia
Berdasarkan peta lokasi PT. Nissan Motor Indonesia diatas terdapat 3 plant
utama yang menunjang proses produksi perusahaan ini, yaitu Plant 1, Plant 2
dan Plant Transmission. Pada Plant 1 merupakan pabrik yang digunakan untuk
memproduksi kendaraan dengan merk Nissan sedangkan pada Plant 2
digunakan untuk memproduksi kendaraan dengan merk Datsun, dan pada Plant
Transmission digunakan untuk memproduksi transmisi untuk kendaraan dengan
merk Datsun. Untuk bagian Spare part tidak terdapat proses produksi namun
hanya sebagai kantor yang digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha PT.
Nissan Motor Indonesia.
5
Tabel 2.1. Sejarah Pencapaian PT. Nissan Motor Indonesia
Gambar 2.3. Sertifikat ISO 9001 : 2008 PT. Nissan Motor Indonesia
6
2.2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan kumpulan dari beberapa pihak yang saling
bekerja sama dengan struktur tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Untuk
mencapau tujuan tersebut maka sebuah organisasi memerlukan pembagian
tugas dan wewenang pada masing-masing bagian dalam sebuah organisasi. PT.
Nissan Motor Indonesia merupakan perusahaan yang berada dalam naungan
Nissan Motor co.ltd (Jepang), sehingga untuk posisi president direktur ataupun
general manager rata-rata diduduki oleh sumber daya berasal dari Jepang. Pada
gambar 2.4. dapat dilihat struktur organisasi secara umum pada PT. Nissan
Motor Indonesia.
President Director
(Eiichi Koito)
M&S
Nissan Dealer Perf Quality AFS Planning Corporate Production &
Acc Planning Marketing HR COE Controlling
Marketing Management Management AM Legal AM Comm Mgr PC GM
Mgr Datsun SM Head SM GM
Strategy GM GM Mgr (Aries (Fig Brilian A) (Vacant) (Willi A)
(Paulus W) (Christian G) (Sam Artanto) (Rizki
(Budi NM) (Tjahjadi N) (Riwi T) Susanto)
Rikardo)
Selain itu pada tabel 2.2. akan dijelaskan mengenai ringkasan tugas dan
wewenang untuk masing-masing jabatan yang ada pada PT. Nissan Motor
Indonesia.
7
Tabel 2.2. Tugas dan Wewenang Masing-masing Jabatan (Lanjutan)
1. Memastikan dan mengontrol implementasi ISO dan
OHSAS.
2. Merencanakan dan menyediakan sumber daya yang
Management dibutuhkan.
2. Representati 3. Memastikan sistem manajemen QSHE
ve diimplementasikan, dijaga, dan dilakukan perbaikan
kontinu berdasarkan standar ISO dan OHSAS.
4. Melaporkan performansi sistem manajemen QSHE ke
Top Management.
1. Membuat rencana lokalisasi tahunan untuk tiap part
model.
2. Memberikan semua informasi tentang spesifikasi
perubahan part lokal.
3. Memastikan dan analisis cost study pada proses
Purchasing
lokalisasi part.
3. (Procurement
4. Memutuskan kandidat supplier sebagai referensi ke
Department)
NTCSEA/NML.
5. Melakukan observasi supplier.
6. Menerbitkan persetujuan pembelian ke supplier.
7. Memastikan ketersediaan material langsung dan tidak
langsung pada proses produksi.
Import 1. Proses custom clearance.
4. (Procurement 2. Memperbaharui semua aturan ekspor dan impor.
Department)
Production 1. Menyiapkan rencana produksi.
Planning 2. Memonitoring hasil produksi.
Control 3. Mengkoordinasikan pemulihan produksi.
5.
(Production
Control
Dept.)
Inbound 1. Mengontrol ketersediaan komponen impor kendaraan
Logistic untuk proses produksi.
6.
(Production
Control Dept.)
8
Tabel 2.2. Tugas dan Wewenang Masing-masing Jabatan (Lanjutan)
1. Memastikan ketersediaan part lokal untuk proses
Logistic Local produksi.
Parts & Part 2. Memastikan pengiriman tepat waktu pada part lokal
Arrangement yang dibutuhkan.
7.
(Production 3. Meningkatkan performansi pengiriman supplier.
Control 4. Memastikan adopsi perubahan desain.
Department) 5. Menerbitkan surat pemberitahuan perubahan 4M.
6. Menerbitkan BOM untuk masing-masing model.
1. Memastikan ketersediaan part CKD untuk proses
Part Vehicle produksi.
8. Logistic 2. Mengatur level stok dan inventory untuk part CKD.
Department 3. Memastikan tersedianya mobil CBU yang dibutuhkan
marketing.
1. Mengorganisir aktivitas rekruitmen pekerja.
2. Memastikan program pelatihan seperti kualitas,
keselamatan, kesehatan, dan lingkungan
diimplementasikan.
3. Memastikan aturan perusahaan dipatuhi oleh semua
HRD & GA pekerja.
9.
Department 4. Memastikan dan menganalisis studi biaya pada
peralatan kantor dan waste provider.
5. Memastikan implementasi dan perbaharuan peraturan
pemerintah yang berhubungan dengan tenaga kerja.
6. Mengembangkan dan menjaga sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja.
1. Mengontrol dan monitoring proses produksi.
2. Mengatur semua aktivitas produksi pada Body Shop, Paint
Production Shop, Trim/Chassis dan Power Train untuk 4 M (Man,
10.
Department Machine, Method, Material).
3. Mendefinisikan instruksi kerja untuk tiap shop.
4. Melaksanakann rapat QRQC.
1. Bertanggung jawab pada gudang barang jadi
Pre Delivery
2. Memastikan produk jadi tidak menurun kualitasnya
11. Center
selama di gudang.
Department
3. Mengatur waktu delivery ke konsumen.
9
Tabel 2.2. Tugas dan Wewenang Masing-masing Jabatan (Lanjutan)
1. Melakukan prosedur inspeksi dan dokumentasi dari
material yang datang sampai produk jadi
2. Bertanggung jawab dan berwenang untuk menerbitkan
quality “OK” pada produk
3. Berwenang menangani proses inline dan setelah klaim
pasar.
4. Meningkatkan kemampuan supplier.
Total Quality
5. Mempelajari pengembangan part lokal dan membuat
12. Assurance
improvement dengan supplier (selama pengembangan
Department
dan tahap trial)
6. Memastikan proses improvement pada supplier berjalan
dengan baik.
7. Mengembangkan dan menjaga implementasi sistem
manajemen quality.
8. Mengembangkan dan menjaga sistem manajemen yang
terintegrasi telah diimplementasikan.
1. Menyiapkan dan analisis kebutuhan data dalam
pembuatan dokumen rencana manufaktur seperti
New Vehicle perencanaan tenaga kerja, perencanaan pelatihan,
13. Project biaya pengenalan produk, kebutuhan lokal, dll.
Department 2. Mengontrol persiapan fasilitas dan peralatan baru.
3. Mengontrol dan mengatur trial kendaraan untuk
mencapai kualitas, pengiriman, dan taget biaya.
1. Mengontrol trial stage model kendaraan baru.
2. Meningkatkan kondisi line produksi.
Production
3. Mengontrol pemasangan peralatan baru pada line
Engineering
produksi.
14. (Production
4. Membuat dan menerbtkan control plan.
Engineering
5. Menerbitkan operation sheet.
Department)
6. Mengembangkan dan menjaga implementasi sistem
manajemen lingkungan.
1. Kalkulasi tenaga kerja.
Industrial
15. 2. Mengatur dan menetapkan waktu baku.
Engineering
3. Aktivitas Kaizen.
10
Tabel 2.2. Tugas dan Wewenang Masing-masing Jabatan (Lanjutan)
1. Memastikan seluruh peralatan yang berhubungan
Maintenance dengan proses produksi berjalan dengan baik.
16.
Engineering 2. Melaksanakan proses kalibrasi pada semua peralatan
yang digunakan pada line produksi.
1. Mengontrol semua komponen kendaraan dari supplier
(lokal dan impor).
2. Memastikan metode material handling yang layak
menggunakan pekerja yang terlatih.
Material
3. Memastikan metode dan pengiriman tepat waktu ke
17. Handling
proses line.
Department
4. Melindungi area storage sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab.
5. Mendefinisikan tipe packaging yang tepat dan metode
dari supplier untuk melindungi produknya.
2.3.2. Misi
Dengan misi, Nissan menyediakan produk otomotif dan pelayanan yang unik dan
Inovatif serta memberikan suatu nilai tinggi kepada aeluruh pemilik. Sasaran PT.
Nissan Motor Indonesia ialah meningkatkan kinerja sistem management mutu,
keselamatan, kesehatan kerja dan pencegahan secara berkesinambungan,
meningkatkan kualitas produk secara terus menerus agar kepuasan pelanggan
tercapai, kesadaran karyawan terhadap mutu, keselamatan, kesehatan kerja dan
lingkungan, menanggapi dengan cepat bila terjadi masalah. PT. Nissan Motor
Indonesia juga senantiasa menjalankan program sosial dan lingkungannya
secara terprogram dan terstruktur, sebagai perwujudan dari kepedulian serta
tanggung jawab perusahaan terhadap seluruh Shareholder, anggota, hingga
pelanggan.
11
2.3.3. Nilai Perusahaan
Selain itu PT. Nissan Motor Indonesia mempunyai kebijakan perusahaan sebagai
komitmen dan tanggung jawab perusahaan agar memberikan kepercayaan
penuh pada pelanggan, dengan:
2.3.4. Ketenagakerjaan
PT.Nissan Motor Indonesia memiliki jumlah pekerja kurang lebih 2000 pekerja,
yang tersebar pada beberapa plant yaitu Plant 1, Plant 2, Plant Transmission
dan PDC + Test Course. Pada masing-masing plant terdapat berbagai
department yang bekerja secara terintegrasi untuk menunjang kinerja
perusahaan. Hal-hal yang berkaitan dengan ketenagakerjaan di PT. Nissan
Motor Indonesia diatur sebagai berikut:
12
juga harus mengatur dan memonitor sesuai peran perusahaan serta regulasi
perusahaan dimana terdapat prosedur penerimaan tenaga kerja dan prosedur
pelatihan tenaga kerja.
c. Kesejahteraan Karyawan
Kesejahteraan karyawan dibedakan menjadi 2 yaitu Pegawai kontrak dan
pegawai tetap. Pegawai kontrak dimana mendapat BPJS, uang transport, uang
lembur dan Reimburst perusahaan 100%, 2x gaji pokok untuk istri dan anak
sampai anak ke-3. Kemudian untuk Pegawai tetap mendapat diantaranya BPJS,
uang transport, uang lembur, reimburst perusahaan 100%, 2x gaji pokok untuk
istri dan anak sampai anak ke-3 dan biaya persalinan diganti 100%.
2.3.5. Pemasaran
PT. Nissan Motor Indonesia memiliki jaringan kerjasama dengan 35 supplier
yang terdiri dari 29 Supplier dari Jepang dan sisanya berasal dari Indonesia.
Supplier tersebut menjadi fondasi bagi PT. Nissan Motor Indonesia untuk terus
berinovasi dibidang otomotif. Berikut adalah daftar supplier tersebut :
a. Supplier dari Jepang
Supplier dari Jepang berlokasi pada 8 kota, yaitu :
i. Tangerang (PT. Hi-Lex, PT. IRC Inoac, PT. Mitsuba, PT. PASI)
ii. Jakarta (PT. Sojitz, PT. Denso)
iii. Bekasi (PT. AJC, PT. 3M)
iv. Cibitung (PT. Ichikoh, PT. Kiriu, PT. Sugity, PT. Seiwa, PT. Seikiso, PT.
ABA)
v. Cikarang (PT. Enkei, PT. Meaina, PT. Nitto Material, PT. Sanoh, PT. United
Steel Cikarang)
vi. Karawang Barat (PT. Kyoraku Blow Molding, PT. Fuji Technica Indonesia)
vii. Karawang Timur (PT. Bridgestone Indonesia, PT. GS Battery)
viii. Cikampek (PT. Asahimas Flatt Glass, PT. Sumi Rubber Indonesia, PT.
Kotobukiya Indo Classic Industries, PT. Valeo AC Indonesia, PT. Sumi Indo
Wiring Systems, PT. Autotech)
b. Supplier Lokal
Supplier Lokal berlokasi pada 3 kota, yaitu :
i. Jakarta (PT. IGP, PT. Clarindo, PT. CSI)
ii. Bekasi (PT. IPPI, PT. Excel)
iii. Cibitung (PT. MTM)
13
2.3.6. Fasilitas
PT. Nissan Motor Indonesia mempunyai fasilitas umum untuk pekerja hingga
visitor (pengunjung), diantaranya:
a. Pos Keamanan
Pos Keamanan berdasarkan gambar diatas berada pada plant 2 dimana sebagai
tempat keluar masuknya kendaraan serta pekerja yang melakukan kepentingan
di plant 2 serta perizinan dan pengecekan berlangsung sebelum masuk dan
keluar oleh bagian keamanan secara teratur dan sesuai prosedur yang terapkan.
14
b. Tempat Parkir
Tempat Parkir yang tersedia cukup luas kurang lebih 10.000 m2 dimana terbagi
untuk kendaraan bermotor, mobil dan truk. Sesuai dengan layout yang ada
mampu mengintegrasikan masuk, parkir dan keluarnya kendaraan-kendaraan
tersebut dengan baik tanpa menyebabkan masalah yang serius.
Gambar 2.7. Rest Area dan Koperasi PT. Nissan Motor Indonesia Plant 2
Rest Area sering kali digunakan sebagai tempat menunggu serta tempat untuk
bersantai sejenak sebelum dan sesudah bekerja dimana disediakan tempat
duduk dan meja serta terpal (pelindung) sebagai faktor pendukung serta
memberikan rasa aman dan nyaman dimana berhubungan langsung dengan
ruang terbuka yang memberikan kesejukan bagi para pekerja. Juga yang paling
penting sebagai tempat untuk merokok bagi para pekerja yang merokok (tempat
beristirahat)
15
d. Kantin
Kantin sebagai tempat istirahat serta jam makan siang untuk para pekerja
dimana dilakukan pada pukul 11.40 – 12.20 untuk operator. Juga disediakan
berbagai pilihan menu secara bervariasi setiap harinya dan dimana jatuh pada
hari kamis terdapat bonus baik makanan ataupun minuman yang tidak biasa.
Ukuran kantin cukup luas mampu menampung lebih dari 500 pekerja.
16
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
17
PROSES BISNIS PT. NISSAN MOTOR INDONESIA
Management Production
Production Control Part Vehicle Pre-Delivery Total Quality New Vehicle Industrial Material Handling
Representative Procurement Dept HRD & GA Dept Production Dept Engineering Maintenance Dept
Dept Logistic Dept Center Dept Assurance Dept Project Dept Engineering Dept Dept
Dept Vehicle Dept
Mengontrol
Melakukan perpindahan
Melakukan part dari
Menerima Mengupdate Penjadwalan Memonitoring persiapan
Melakukan Melakukan supplier
Informasi terhadap aktivitas Mengelola dokumen
Pesanan Inspeksi trial terhadap
export dan rencana Produksi penyimpanan atau analisis
dan keseluruhan model baru
import bahan produksi finish good ke untuk model
Melakukan Bahan baku, baru
baku atau dalam
peramalan Mengembang Part ataupun
produk serta warehouse
Penjualan kan Finish good Menentukan
regulasinya
management tipe
keselamatan packaging
dan untuk
Memastikan melindungi
Mengontrol kesehatan
ketersedian Melakukan Mengontrol finish good
ketersediaan kerja Menganalisis
part dari sistem aktivitas ataupun part
komponen dokumen
Nissan perawatan perencanaan bahan baku
mobil (MPS) manufakturin
Jepang terhadap produksi
g plan model baru
finish good
Melakukan
Mengorganisi kalibrasi
Memastikan
Penyesuaian Melakukan r keseluruhan mesin untuk
Memastikan keamanan
kebutuhan Pelatihan proses mengurangi
ketersedian dalam
part karyawan produksi error pada
unit mobil penggunaan
berdasarkan mesin
Melakukan berdasarkan Menerima Mengatur tools
Melakukan pembelian BOM dan klaim
kebutuhan standard time
aktivitas dan negosiasi permintaan Mengatur konsumen
marketing
administratif bahan baku konsumen jadwal akibat
perusahaan dengan pengiriman kualitas
supplier ke konsumen produk dan
melakukan Memastikan
improvement seluruh
Menghitung peralatan
Melakukan
jumlah yang
Perekrutan
tenaga kerja berhubungan
karyawan Memastikan
optimum dengan
produksi perhitungan
berjalan baik waktu
process
sehingga
Melakukan Koordinasi penyaluran
Pemilihan dengan
Membuat Membuat pada line
Supplier supplier untuk
Regulasi SOS Melakukan Menerapkan produksi
mengembang berjalan
untuk (Standard improvement aktivitas
kan kualitas lancar
pegawai di Operation line produksi Kaizen
Phase
bahan baku
PT. NMI Sheet)
18
3.2. Produk yang Dihasilkan
Produk yang dihasilkan oleh PT. Nissan Motor Indonesia adalah kendaraan
berupa mobil dengan 2 merk utama yaitu Nissan dan Datsun. Kedua merk ini
dibedakan atas target konsumen/pembelinya. Namun terdapat hasil produk dari
merk Renault dan Mitsubishi karena sudah dan sedang berada dalam satu
aliansi.
3.2.1. Datsun
Datsun merupakan merk mobil yang awalnya di produksi oleh PT. Nissan Motor
Company, Jepang dengan tujuan untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan
customer tingkat menengah kebawah, dan diekspor keberbagai negara diseluruh
dunia. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa tipe mobil dengan merk Datsun
yang diproduksi di PT. Nissan Motor Indonesia dan dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Daftar Tipe Mobil merk Datsun, PT. Nissan Motor
Indonesia
No. Nama Produk Gambar Produk
1. Datsun Go Panca
2. Datsun Go+
3. Datsun Go Cross
19
3.2.2. Nissan
Nissan merupakan merk mobil yang di produksi oleh PT. Nissan Motor Company,
Jepang dengan tujuan untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan customer
tingkat menengah keatas atas kendaraan. Di Indonesia sendiri, terdapat
beberapa tipe mobil dengan merk Nissan yang diproduksi di PT. Nissan Motor
Indonesia, yang dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Daftar Tipe Mobil merk Nissan, PT. Nissan Motor
Indonesia
No. Nama Produk Gambar Produk
1. Terrano
2. X-Trail 2003
3. Serena 2004
5. Livina XR
20
Tabel 3.2. Daftar Tipe Mobil merk Nissan, PT. Nissan Motor
Indonesia (Lanjutan)
6. Livina X-Gear
7. X-Trail 2008
8. March
9. Juke
10. Evalia
21
Tabel 3.2. Daftar Tipe Mobil merk Nissan, PT. Nissan Motor
Indonesia (Lanjutan)
a. Material
Material meliputi segala jenis bahan baku yang akan diproses oleh mesin. Bahan
baku merupakan salah satu komponen penting dalam industri manufaktur, dan
dapat diperoleh dari proses pembelian ataupun hasil dari industri primer yang
dimiliki oleh perusahaan. Pada perusahaan NMI ini, seluruh bahan baku
diperoleh dari pembelian kepada supplier. Beberapa jenis material tersebut
meliputi cylinder block, cylinder head, harness-engine, clutch, cam bracket, cam
shaft, dan sebagainya.
b. Man
Man atau manusia merupakan sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh
manufaktur dalam menjalankan aktivitas produksinya. Untuk perusahaan NMI,
22
sumber daya manusia yang dimiliki pada departemen produksi terbagi menjadi
bagian technical, quality assurance, dan planning and production control.
c. Method
Metode merupakan berbagai tahapan yang digunakan untuk memproses
material menjadi produk jadi. Pada perusahaan NMI aktivitas yang banyak
dilakukan adalah proses assembly. Tahap pemasangan terbagi menjadi 2 bagian
utama pada mobil yaitu powertrain dan vehicle. Selain proses assembly terdapat
proses pengelasan dan juga pengecatan yang dilakukan untuk tahap pengerjaan
vehicle atau sebagai tahap finishing.
d. Money
Modal merupakan salah satu bagian penting yang harus dimiliki perusahaan
untuk menunjang setiap aktivitasnya. Salah satu bentuk modal yang diperlukan
adalah uang, yang dapat digunakan untuk membeli bahan baku, membayar
pekerja, perawatan mesin, dan biaya operasional, dan lain sebagainya.
e. Machine
Mesin merupakan elemen penting yang menunjang proses produksi. Mesin dapat
digunakan untuk membantu setiap aktivitas manusia ataupun menggantikan
peran manusia dalam memproses bahanbaku menjadi finish good. Namun mesin
memiliki beberapa kekurangan seperti perlu adanya maintenance atau
perawatan secara berkala serta tidak semua proses dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin, namun perlu campur tangan manusia. Pada perusahaan
NMI ini, mesin yang dimiliki tergolong modern, namun tidak semua dikerjakan
secara otomatis atau masih terdapat campur tangan manusia, sehingga sistem
operasi pada PT. NMI dapat dikatakan semi-otomatis.
Sistem produksi yang dimiliki PT. NMI adalah berjenis flowshop, hal ini dapat
terlihat dari karakteristik sebagai berikut :
a. Aliran proses berlangsung secara kontinyu dan repetitif,
b. Layout mesin yang berupa product layout. Berbagai produk dikerjakan pada
satu mesin yang sama.
c. Material atau WIP bergerak dari proses yang satu ke proses berikutnya
melalui transfer line.
d. Berorientasi pada mass production untuk satu jenis produk
Sistem produksi PT. NMI secara umum terbagi menjadi 2 bagian utama mobil
yaitu bagian powertrain dan bagian vehicle, sedangkan untuk bagian powertrain
23
terdapat 3 bagian utama lagi yang terbagi menjadi tiga line produksi yaitu
transmisi, engine, machining. Kemudian pada bagian vehicle terdapat 3 bagian
utama yang terbagi menjadi tiga line produksi juga yaitu trimchasis, bodyshop,
dan painting. Semasa pelaksanaan kerja praktek, penulis ditugaskan pada
bagain powertrain yaitu bagian engine, sehingga penulis akan menyajikan proses
produksi yang terdapat pada bagian engine.
Start
Sesuai Sesuai
Bisa Bisa
dengan Tidak dengan Tidak
diperbaiki? diperbaiki?
standard? standard?
Ya Ya
1
Piston sub-
Oil-pan dowel-
Ya assembly Ya
pin press fit
Tidak insertion
Tidak
Sesuai Sesuai
Bisa Bisa
dengan Tidak dengan Tidak
diperbaiki? diperbaiki?
standard? standard?
Ya Ya
Tidak
REPAIR
Tidak
Department
Gambar 3.2. Alur Proses Produksi Engine pada proses Short Line (Sumber
: Dokumen Engine Assembly Line Quality Control Process Chart
Departemen PRE-Engine Tahun 2015 PT.Nissan Motor Indonesia)
24
Penjelasan alur proses produksi:
Proses dimulai dari pemasangan trasmisi dowel pin kemudian, pada setiap
proses yang dilakukan, dilakukan inspeksi secara langsung, apabila ditemukan
kesalahan pada saat pemasangan maka akan kembali dikerjakan. Namun
apabila kecacatan yang terjadi tidak dapat diperbaiki maka akan dimasukkan ke
repair department yang nantinya akan diperiksa oleh bagian quality assurance.
Hasil dari proses ini akan dilanjutkan ke proses bare line. Untuk standard dari
setiap part yang dipasang disesuaikan dengan quality control process chart atau
operation sheet.
Start
Koneksi rod
Second ring,
wipe, bolt,rod
Ya Top ring Ya
cap dan rod
assembly
metal
Sesuai Sesuai
Bisa Bisa
dengan Tidak dengan Tidak
diperbaiki? diperbaiki?
standard? standard?
Ya Ya
Tidak Tidak
Piston pin 1
insertion dan
Oil ring, side Ya
rail spacer
assembly REPAIR
Tidak
Department
Sesuai
Bisa
dengan Tidak
diperbaiki?
standard?
Ya
Gambar 3.3. Alur Proses Produksi Engine pada proses Piston Sub
Assembly Line (Sumber : Dokumen Engine Assembly Line Quality Control
Process Chart Departemen PRE-Engine Tahun 2015 PT.Nissan Motor
Indonesia)
25
Penjelasan alur proses produksi:
Proses dimulai dengan pemasangan koneksi rod dan bolt pada piston,
dilanjutkan hingga pemasangan ring. Setelah proses ini selesai, part yang
dihasilkan akan disalurkan ke proses pemasangan piston ke cylinder block pada
proses short line. Untuk penyaluran digunakan tempat penampungan yang
berada pada roll conveyor.
Start
Injector clip
and injector Ya
assembly
Sesuai
Bisa
dengan Tidak
diperbaiki?
standard?
Tidak
Ya
Tidak
Sesuai
Bisa
dengan Tidak
diperbaiki?
standard?
Gambar 3.4. Alur Proses Produksi Engine pada proses Bare Sub Assembly
Line (Sumber : Dokumen Engine Assembly Line Quality Control Process
Chart Departemen PRE-Engine Tahun 2015 PT.Nissan Motor Indonesia)
26
Penjelasan alur proses produksi:
Proses selanjutnya adalah tahap Bare sub assy line, yang merupakan proses
awal sebelum masuk ke bare line. Pada proses ini terjadi pemasangan injector
clip dan assembly pada tangki pembakaran yang selanjutnya akan dilakukan test
yaitu fuel tube sub assy leak test, untuk menghindari kebocoran. Part yang
dihasilkan pada tahap ini, selanjutnya akan di proses pada Bare line.
Start
2
Pengencangan rod cap
Ya
bolt
Ya
Tidak
Pasang Oil pump O ring, Oil
Ya
filter, Oil-pan upper O ring
Ya
Tidak
Pemasangan Knock sensor,
reaer oil-seal press fit, crank Ya
sprocket, head gasket
Tidak
Sesuai dengan Bisa
Tidak
standard? diperbaiki?
Gambar 3.5. Alur Proses Produksi Engine pada proses Bare Line (Sumber :
Dokumen Engine Assembly Line Quality Control Process Chart
Departemen PRE-Engine Tahun 2015 PT.Nissan Motor Indonesia)
27
Penjelasan alur proses produksi:
Proses ini adalah salah satu proses utama pembuatan engine yang memiliki
tahapan paling banyak. Untuk proses ini mengambil part jadi hasil dari short line
dan bare sub assembly line. Beberapa pemasangan utama yang dilakukan
seperti pemasangan rocker cover, front cover, cam shaft, cam bracket, pelapisan
FIPG serta pemasangan cam sensor. Sama seperti proses di line lainnya,
kegiatan inspeksi dilakukan bersamaan pada saat proses berlangsung. Hal ini,
dilakukan untuk meminimalisir kecacatan yang akan terjadi apabila engine sudah
jadi. Part selanjutnya akan dibawa ke main line melalui roll conveyor.
Start
3
Pemasangan water pum
Ya
pulley dan idler pulley
Ya
Ya Tidak
Ya Tidak
Gambar 3.6. Alur Proses Produksi Engine pada proses Main Line (Sumber :
Dokumen Engine Assembly Line Quality Control Process Chart
Departemen PRE-Engine Tahun 2015 PT.Nissan Motor Indonesia)
28
Penjelasan alur proses produksi:
Pada tahap ini, engine sudah dikatakan selesai di assembly dan siap untuk
dipasang pada mobil, namun sebelum itu perlu dilakukan pengecekan akhir.
Proses ini mengambil part WIP dari proses di bare line dan kemudian dilakukan
pemasangan berbagai sensor, pengkabelan, yang menghubungkan antar part
pada engine yang diproses pada line sebelumnya. Setelah itu part akan di bawa
untuk dilakukan test akhir.
Start
4
Pemasangan water inlet,
Ya
outlet, heater adaptop
Ya
Tidak
Pemasangan Engine
Ya
Warming Up Jig
Ya Tidak
Engine Warming Up Ya
Ya Tidak
Pengiriman Engine
Warming Up ke FTB
Gambar 3.7. Alur Proses Produksi Engine pada proses Pri-Dress Line
(Sumber : Dokumen Engine Assembly Line Quality Control Process Chart
Departemen PRE-Engine Tahun 2015 PT.Nissan Motor Indonesia)
29
Penjelasan alur proses produksi:
Tahap ini merupakan tahapan awal sebelum engine akan dilakukan uji akhir.
Pada tahap ini akan dimasukkan air, oil, dan udara kedalam engine dengan
tujuan akhir pada Fire Test Baring tidak terdapat kebocoran. Proses perpindahan
dari main line ke pri-dress line menggunakan material handling berupa hand
truck.
Start
5
Pengecekan keseluruhan
Engine dalam kondisi
nyata pada mobil
Ya
Gambar 3.8. Alur Proses Produksi Engine pada proses Test Line (Sumber :
Dokumen Engine Assembly Line Quality Control Process Chart
Departemen PRE-Engine Tahun 2015 PT.Nissan Motor Indonesia)
30
3.3.8. Un-Dress Line
Alur proses produksi Engine pada proses Un-dress Line dapat dilihat pada
gambar 3.8.
Start
Ya
Ya
Engine Shipping
Gambar 3.9. Alur Proses Produksi Engine pada proses Un-dress Line
(Sumber : Dokumen Engine Assembly Line Quality Control Process Chart
Departemen PRE-Engine Tahun 2015 PT.Nissan Motor Indonesia)
31
3.4. Fasilitas Produksi
Pada proses produksi di PT. Nissan Motor Indonesia Plant 2 terdapat berbagai
macam fasilitas produksi yang disediakan yaitu:
a. Forklift
Forklift digunakan untuk mengangkut dan memindahkan raw material dan finish
goods sesuai dengan warehouse yang ditentukan untuk finish goods tersebut.
Untuk menghindari kecelakaan forkllift dengan pekerja saat berjalan atau
menyeberang di dalam pabrik, maka disediakan jalur khusus dan tanda untuk
proses lalu lalang forklift.
b. Pallet
32
Pallet digunakan sebagai mediator raw material yang dibawa oleh forklift dan
finish goods yang akan ditempatkan di warehouse serta melindungi part
bersentuhan langsung dengan lantai.
c. Fire Extinguisher
Fire Extinguisher digunakan untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran yang
terjadi saat terjadi proses produksi. Fire extinguisher ini diletakkan di berbagai
loakasi yang strategis dekat line produksi agar dapat digunakan secara cepat
terjadi kebakaran.
d. Conveyor
Roll conveyor digunakan untuk memindahkan atau mentransfer part dari proses
produksi di short line hingga FTB. Conveyor yang digunakan sudah terotomasi
33
dengan menggunakan sensor button yang akan mendeteksi ada tidaknya part
yang akan dipindahkan.
Cylinder Head Tightening merupakan sebuah mesin yang termasuk nut runner
jenis bi spindel digunakan untuk melakukan proses pengencangan part cylinder
head secara semi otomatis.
Rak digunakan untuk menyimpan komponen yang akan dipasang pada part
engine. Rak tersebut diletakkan di dekat pekerja untuk memudahkan
pengambilan part yang akan dilakukan proses perakitan pada line produksi.
34
Gambar 3.16. Bare Leak Tester
Bare leak tester digunakan untuk memeriksa apakah terjadi kebocoran atau tidak
pada part. Mesin ini terdapat di beberapa line produksi untuk melakukan inspeksi
kebocaran pada part yang dirakit.
Gambar di atas merupakan jenis nut runner single spindle yang banyak
digunakan untuk proses tightening atau pengencangan baut pada part yang akan
dipasang secara semi otomatis. Torsi pengencangan dapat diatur pada nut
runner sesuai dengan yang standar yang dibutuhkan.
35
Gambar 3.18. Tempat Part Engine
Tempat ini digunakan sebagai alat pendukung yang fleksibel untuk memudahkan
proses perakitan part engine karena dapat diputar ke arah yang diinginkan dan
digunakan untuk proses perpindahan dari satu POS ke POS lain melalui roll
conveyor.
j. Hoist
Hoist merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memindahkan part dari
conveyor menuju handtruck. Proses pemindahan dilakukan dengan cara
mengangkat part. Hoist dapat mengangkut part dengan berat maksimum 250 Kg.
36
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
37
berhenti saat menemukan masalah, Time and Sequence yang artinya kepatuhan
terhadap waktu dan urutan produksi dan yang kelima yaitu QRQC (Quick
Response Quality Control). Pada plant transmisi proses produksi yang dilakukan
ialah pada pembuatan transmisi manual mobil datsun. Departemen didalamnya
meliputi departemen Powertrain, Supplier Relationghip Management, Planning
Production Control, Maintenance, Material handling dan Quality Assurance.
Bagian-bagian pada plant transmisi terdiri dari General Manajer, Senior
Supervisor, Supervisor, Staff, Foreman, Operator. Untuk Plant 2 produksi yang
dilakukan ialah proses pembuatan engine XH5LC dari area short line sampai
firing test baring (FTB), machining, trim/chasis, balancing & spooring, bodyshop,
painting hingga menjadi finish goods untuk produk datsun. Terbagi menjadi tiga
area kerja yaitu transmission, engine dan machining pada departemen pre-
engine powertrain serta selalu menerapkan Kaizen dengan prinsip continuous
Improvement (peningkatan perbaikan) untuk mengurangi kecacatan pada produk
yang dihasilkan yang akan di distribusikan menuju kepada konsumen.
38
hendaknya dirasakan dan dapat mengambil ilmu sebagaimana mengetahui
suasana dan kondisi saat bekerja di area office maupun di line produksi tersebut
serta lingkungan perusahaan pada plant 2 PT Nissan Motor Indonesia.
Gambar 4.1. Diagram Alir Pelaksanaan Kerja Praktek Pada PT. Nissan
Motor Indonesia
39
yang besar yaitu jangan sampai terjadi kecelakaan kerja saat menerjemahkan
OS tersebut karena akan digunakan oleh operator apabila salah saat
menerjemahkan akan berakibat kecelakaan kerja sehingga harus dilakukan
dengan teliti perbaikan yang dilakukan pada operation sheet tersebut.
b. Drawing Engine dan BOM XH5LC
Pekerjaan yang kedua ialah melakukan audit atau mencocokkan ukuran torsi
pada master yaitu dwg engine untuk disesuaikan dengan operation sheet ukuran
torsi tersebut serta keterangan-keterangan yang berada didalamnya agar
disamakan dan operation sheet dapat digunakan sesuai keterangan pada
drawing engine ADJ SPEC XH5LC. Kemudian juga melakukan pengecekan dan
perbaikan apabila terjadi kesalahan keterangan baik model part, part name, part
number, quantity part dan urutan serta jumlah nomor pada masing-masing part
yang disesuaikan dari bill of material (BOM) menuju operation sheet (OS)
sehingga harus disamakan keterangan yang ada pada BOM dengan keterangan
pada operation sheet (OS).
c. Pengecekan dan Perbaikan OS
Selanjutnya melakukan pengecekan serta perbaikan sama seperti yang tertuang
pada point a & b dilakukan perbaikan bila terjadi kesalahan ukuran torsi dan
keterangan lainnya yang sudah tertera pada dwg engine dan BOM XH5LC untuk
disesuaikan dan diubah pada operation sheet sesuai gambar dan keterangan.
d. Perbaikan Dokumen POS
Penugasan selanjutnya yaitu melakukan perbaikan pada dokumen yang
dijadikan procedure operation sheet (POS) yang dimana akan menjadi standar
operation sheet (SOS). Perbaikan yang dilakukan dengan memberikan labelling
serta penanda dari dokumen-dokumen tersebut agar dapat mudah dicari oleh
officer baik dalam pengambilan dan pengembalian dokumen-dokumen tersebut.
40
4.4. Hasil Pekerjaan
Sub bab ini menjelaskan mengenai pekerjaan yang dilakukan untuk produk
kendaraan Datsun dengan tiga tipe engine yaitu XH5LC, XH5E-K2D dan XH5E+
dimana masing-masing mempunyai modelnya tersendiri baik dari XH5LC dengan
model K2 bertransmisi MT 251, 252, 258 (manual) serie 980A. XH5E-K2D
dengan model K2D bertransmisi MT 255 (manual) serie 071A dan XH5E+ model
K2D bertransmisi CVT 256 (automatic) serie 071A. Serta untuk tipe XH5E-K2D
terdapat model K2MC bertransmisi MT 255 (manual) serie 114A. Selama
melaksanakan kerja praktek dikerjakan secara terperinci dan dikembalikan
sebagai report kepada pembimbing yang sudah memberikan penugasan
tersebut.
41
Sehingga jumlah total part yang dikerjakan keseluruhan sebanyak 134 part
dengan pembagian 45 part XH5 engine dan 89 part XH2 engine.
Dalam melakukan perbaikan POS dilakukan beberapa tahap sebagai berikut:
a. Tahap 1: Menerjemahkan POS dari bahasa Inggris menjadi Bahasa
Indonesia.
Pada gambar 4.2 adalah contoh operation sheet yang semula belum
diterjemahkan dan sesudah diterjemahkan. Masing-masing operation sheet
menunjukkan proses pada satu line produksi. Operation sheet yang diberikan
terdiri atas 8 line produksi yaitu Short line, Main line, Piston sub-assembly line,
Bare line, Bare sub assembly line, Pri-dress line, Test line, dan Un-dress line.
Tanggung jawab yang diberikan yaitu dengan mengerjakan operation sheet pada
Short line, Main line, Bare line, FTB dan Undress line.
42
43
Gambar 4.2. Contoh Operation Sheet untuk proses Boost Sensor
Installation dalam Bahasa Inggris
Setelah memperoleh data operation sheet, tahap pertama yang harus dilakukan
adalah menerjemahkan isi sheet ke dalam bahasa Indonesia. Isi yang dimaksud
adalah bagian kolom Control item, Criteria, One's check post, Check frequency,
Check method, Record method, Work Contain, dan Note. Untuk control item
berisi mengenai karakteristik kualitas yang dikontrol oleh perusahaan seperti
pengukuran torsi, kesalahan pemasangan part, dan sebagainya. Sedangkan
criteria berisi mengenai standard penerimaan yang ditentukan perusahaan,
seperti pengencangan baut dalam satuan Newton, dan sebagainya. Untuk one
check post menunjukkan tempat dilakukan pengecekan tersebut, kemudian
check frequency menunjukkan jumlah pengecekan baik itu semua unit atau
dibatasi per shift dengan jumlah tertentu. Selanjutnya untuk check method
merupakan metode yang dilakukan dalam pengecekan baik itu menggunakan
tools atau secara langsung, kemudian record method menunjukkan hasil
pengecekan tersebut akan disimpan atau tidak. Untuk work contain dan note
berisi informasi tambahan bagi operator pada saat melakukan proses perakitan.
Hasil terjemahan dapat dilihat pada gambar 4.3.
44
45
Gambar 4.3. Contoh Operation Sheet untuk proses Boost Sensor
Installation yang sudah Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia
Gambar 4.4. Bare 2-3 Sheet NMI-300 tidak sesuai dengan gambar
100924LA0A-53_1 no 13
Kemudian operation sheet untuk proses Timing chain guide setting terjadi
kesalahan dengan tidak adanya ukuran torsi pada BOLT-HEX (X2). Untuk
pengecangan torsi dengan tidak adanya keterangan yang dimana disesuaikan
dengan drawing engine ADJ SPEC XH5LC. Apabila prosedur pemasangan ini
tidak ada keterangan pengencangan torsi maka akan mengakibatkan part
terpasang dengan ukuran torsi yang tidak sesuai yang mengakibatkan chaos
pada part tersebut.
46
Gambar 4.5. Drawing Engine ADJ SPEC XH5LC 100924LA0A-53_1 no 13
Pada gambar 4.6. dapat diketahui jika pada operation sheet untuk proses Oil
Temperature Sensor Install tidak terdapat keterangan mengenai torsi tightening
pada SENSER ASSY-OIL TEMP pada drawing engine dan ketidaksesuaian
jumlah pengecangan BOLT-HEX antara OS dengan drawing engine. Apabila
pada prosedur tidak tercantum keterangan pengencangan akan mengakibatkan
tidak terpasangnya part serta kurang atau lebihnya jumlah pengencangan yang
mengakibatkan baut menjadi rusak ataupun patah.
47
Gambar 4.6. Bare 3-3 update Sheet NMI-810 tidak sesuai dengan gambar
100924LA0A-54_1 no 2
Pada gambar 4.7. dapat diketahui jika pada operation sheet untuk proses Oil
temperature sensor install terdapat kesalahan dalam pemberian keterangan
mengenai jumlah pengencangan. Berdasarkan perbandingan antara drawing
engine dengan operation sheet, diketahui jumlah pengencangan yang terdapat
pada operation sheet memiliki perbedaan selisih 1X dari standard yang
ditentukan. Pengencangan yang tidak sesuai prosedur dapat membuat baut yang
terpasang menjadi longgar jika jumlah pengencangan melebihi batas yang
ditentukan maka baut akan patah.
48
Gambar 4.7. Drawing Engine ADJ SPEC XH5LC 100924LA0A-54_1 no 2
Pada operation sheet terdapat kolom Model, Name, Part Number, dan Quantity
yang diisi dengan memperhatikan Bill of Material (BOM). Pada gambar 4.8
terlihat jika terdapat kolom yang belum terisi ataupun isi yang tidak sesuai
dengan BOM. Pada tahap ini, pertama kita harus mempelajari BOM yang
diberikan terlebih dahulu. Untuk data BOM dapat dilihat pada gambar 4.9 dengan
4 bagian yang perlu diperhatikan. Pada bagian nomor 1, merupakan jenis model
49
yang diproduksi yaitu XH5LC, XH5E-K2D dan XH5E+. Bagian nomor 2,
menunjukkan quantity yang diperlukan untuk setiap model tersebut. Bagain
nomor 3 menunjukkan nama part dan bagian nomor 4 menunjukkan nomor part.
50
tersebut serta penanda agar tidak terjadi kesalahan saat melakukan
pengambilan dan pengembalian dokumen-dokumen tersebut. Sehingga
membantu officer saat membutuhkan dokumen yang ingin digunakan serta
dikembalikan pada tempat yang sesuai.
51
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kerja praktek dilaksanakan di PT. Nissan Motor Indonesia Purwakarta yang
berlokasi di Manufacturing Plant & PDC daerah Kawasan Industri Kota Bukit
Indah Blok A-III Lot.1-14 Purwakarta Jawa Barat. PT. Nissan Motor Indonesia
merupakan pabrik yang berasal dari Jepang yang menjual produk kendaraan
dengan merk dagang Nissan, Renault, Infinite dan Datsun serta aliansi dengan
Mitshubishi. PT. Nissan Motor Indonesia hanya berkonsentrasi pada proses
perakitan part dari raw material hingga menjadi finish goods dari kendaraan mobil
Nissan dan Datsun pada bagian Manufacturing. Penugasan ditempatkan pada
departemen Pre-Engine Powertrain yang menjadi penghasil engine kendaraan
mobil Datsun. Kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek dalam jangka waktu
lebih dari satu bulan yaitu melakukan perbaikan operation sheet (OS) yang akan
digunakan sebagai procedure operation sheet (POS) menjadi standar operation
sheet (SOS). mengaudit OS disesuaikan dengan dwg engine ADJ SPEC XH5LC,
perbaikan dengan kesesuaian dari bill of material (BOM), membuat labeling pada
dokumen dan mendokumentasikan proses produksi engine XH5LC.
5.2. Saran
Kerja Praktek dilakukan aktif selama 29 hari kerja, sehingga terdapat beberapa
saran sebagai peningkatan kualitas maupun perbaikan yang dilakukan , yaitu :
52
LAMPIRAN
53