Biopertumb Laporan Fix Dita
Biopertumb Laporan Fix Dita
Biopertumb Laporan Fix Dita
Cara Kerja
Memperhatikan jaringan- jaringan penyusun dinding antera = eksotesium, endotesium, lapisan tengah
dan tapetum. Perhatikan jaringan sporogen atau mikrosporosit di dalam ruang sari.
Preparat penampang melintang antera muda Lilium sp / Leucaena glauca pada waktu terjadi
Preparat penampang melintang antera dewasa Lilium sp / Leucaena glauca dengan tetradtetrad serbuk sari . Memperhatikan tetrad-tetrad serbuk sari di dalam kantung sari. Bagaimana bentuki
dan susunannya.
Preparat penampang melintang antera dewasa Lilium sp / Leucaena glauca dengan serbuk
sari yang telah masak. Memperhatikan struktur antera yang telah berubah dan mikrospora yang telah
masak di dalam kantung sari.
Menggambar semua bahan yang tersedia dan memberi keterangan secara lengkap
D.
Kelompok
Ukuran anthera
Keterangan
0,2 cm
0,5 cm
0,6 cm
1,3 cm
0,4 cm
0,5 cm
Pembahasan
Benangsari (stamen) umumnya terdiri dari tangkai sari (filamen) dan
kepala sari (antera). Antera atau kotak sari pada umumnya terdiri atas 4 kantong
polen atau mikrosporangia. Pada saat antera masak, dua sporangia pada masingmasing sisi akan menyatu menjadi teka. Pada awal perkembangan antera mampu
membelah
dan
disebut
dengan
mikrosporofil.
Mikrosporofil
membelah
membelah membentuk 2 sel yaitu sel tabung dan sel generatif yang berukuran
lebih kecil. Kedua sel tersebut diselubungi suatu butiran serbuk sari. Bila serbuk
sari masak maka antera membuka dan menebarkan butir serbuk sari tersebut. Pada
angiospermae, butir serbuk sari sebagai gametofit jantan yang menghasilkan
sperma. Jumlah benangsari suatu tanaman bervariasi, tergantung jumlah dan
susunan stamen.
antara lain Antera Lilium sp memiliki struktur yang kompleks. Terdapat 4 lokuli
yang berisi butir-butir serbuk sari. Pada dinding antera ini terlihat ada 4 lapisan,
yaitu:
a) epidermis, lapisan terluar yang selnya memipih, membentuk tonjolan dan
berserabut.
b) endotesium, susunan selnya tak teratur dan berserabut.
c) Lapisan tengah, terdiri dari 2 lapis sel yang pipih.
d) tapetum, inti selnya terlihat jelas dan sel-selnya banyak mengandung plasma.
Dari hasil praktikum, pada ukuran antera sebesar 0,2 cm tahapan
perkembangan mikrospora ialah pada tahap sel induk mikrospora, dimana pada
pengamatan dibawah mikroskop intinya masih terlihat. Perkembangan mikrospora
pada dasarnya merupakan proses meiosis, dari satu sel induk mikrospora menjadi
empat sel anakan mikrospora (tetrad). Mikrospora dewasa atau setelah lepas dari
tetrad disebut sebagai butir serbuk sari. Setiap mikrospora dan mikrospora tetrad
dibungkus oleh dinding kalose. Inti dari setiap mikrospora tetrad belum kelihatan
dengan jelas, karena tidak berada ditengah, melainkan berada ditengah-tengah
keseluruhan tetrad. Dimana ukuran tetrad yaitu setengah dari ukuran mikrospora
maksimum. Selanjutnya, pada antera yang berukuran 0,5 cm dan 0,4 cm tahapan
perkembangan mikrospora ialah pada tahap sel induk mikrospora, yaitu tahap
profase akhir takan melah bersiap-siap akan membelah. Pada antera berukuran 0,6
cm, tahap perkembangan sel induk mikrospora ialah pada unit serbuk sari
berbentuk diad mikrospora dan tetrad mikrospora. Kemudian pada antera dengan
ukuran 1,3 tahapan perkembangan mikrospora mencapai tetrad
mikrospoura
dimana dinding eksin sudah tebal. Dinding eksin disini pada tumbuhan
angiospermae, pada saat terjadi perkembangan benang sari, sel-sel induk
dinding serbuk
dimana dinding sari Angiospermae terdiri dari dua lapisan: eksin (lapisan luar)
dan intin (lapisan dalam). Eksin tersusun atas sporopolenin, sedangkan intin
tersusun atas selulosa. Lebih lanjut eksin terbagi atas dua lapisan, yaitu seksin dan
neksin. Seksin merupakan lapisan yang memiliki ornamenetasi, sedangkan neksin
tidak. Struktur dinding serbuk sari, khususnya bagian eksin, merupakan salah satu
karakter yang digunakan dalam identifikasi. Struktur halus eksin dapat dibedakan
menjadi tiga tire, yaitu: tektat, semitektat, dan intektat. Selanjutnya ialah unit
serbuk sari yang dibedakan atas: monad, diad, tetrad, dan polyad. Selain itu ada
pula serbuk sari yang dilepaskan dari tumbuhan dalam bentuk massulau atau
polinia. Serbuk sari tertrad dibedakan ke dalam lima tire, yaitu: tetrahedral,
tetragonal, rhomboid, decussata, dan tetrad silang.
E.
Kesimpulan
Antera Lilium sp memiliki struktur yang kompleks. Terdapat 4 lokuli yang
berisi butir-butir serbuk sari. Pada dinding antera ini terlihat ada 4 lapisan, yaitu:
a) epidermis, lapisan terluar yang selnya memipih, membentuk tonjolan dan
berserabut.
b) endotesium, susunan selnya tak teratur dan berserabut.
c) Lapisan tengah, terdiri dari 2 lapis sel yang pipih.
d) tapetum, inti selnya terlihat jelas dan sel-selnya banyak mengandung plasma.
Dari hasil pengamatan tahapan perkembangan mikrospora yang terlihat
pada antera dengan ukuran 0,4 cm hingga 1,3 cm ialah tahap perkembangan sel
induk mikrospora dimana diantaranya terdapat tahap yang mencapai profase
akhir, ada yang berbentuk diad mikrospora, tetrad mikrospora, maupun sel induk
mikrospora yang akan membelah menjadi 2.
Untuk morfologi serbuk sari, antara lain terdiri dari dinding serbuk
dimana dinding sari Angiospermae terdiri dari dua lapisan: eksin (lapisan luar)
dan intin (lapisan dalam). Sedangkan untuk unit serbuk sari yang dibedakan atas:
monad, diad, tetrad, dan polyad. Selain itu ada pula serbuk sari yang dilepaskan
dari tumbuhan dalam bentuk massulau atau polinia
F. Daftar Pustaka
Aprianty, M.D., dan Kriswiyanti, E., 2008, Studi Variasi Ukuran Serbuk Sari Kembang
Sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L.) Dengan Warna Bunga Berbeda, J. Biologi,
XII (1)
Etikawati, N. dan Setyawan, A.D., 2000, Studi Sitotaksonomi pada Genus Zingiber, J.
Biodiversitas, 1 (1) : 8-13
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. (Terjemahan). Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
TOPIK 3
PERKECAMBAHAN SERBUK SARI
A. Tujuan
Mengamati serbuk sari yang berkecambah secara in vitro
B. Metode
Observasi
C. Cara Kerja & Alat Bahan
Memilih jenis bunga yang akan diamati dan mengambil putik dimana akan
diambil serbuk sarinya.
3.
4.
Mengambil benang sari dengan tusuk gigi dan menaburkan serbuk sari pada
tetesan sukrosa yang telah diletakkan di gelas benda.
7.
8.
9.
10.
Memilih beberapa serbuk sari untuk dijadikan fokus pengamatan dan catat
pertumbuhan totalnya pada interval waktu 10 menit selama 25 menit.
11.
D.
Kelompok
Bunga
Kuncup (10%)
Kuncup (20%)
Pembahasan
Perkecambahan serbuk sari secara in vitro ini digunakan untuk menguji
menyamakan kondisi medium dengan kondisi kepala putik, tempat dimana serbuk
sari berkecambah secara alami. Medium yang digunakan harus mendekati kondisi
lingkungan di kepala putik, agar serbuk sari dapat berkecambah dengan baik.
sari muncul setelah pengamatan pada menit awal yaitu menit ke 5 yaitu terdapat
16 buluh yang keluar. Buluh sari telah muncul pada menit ke 15, hal terjadi
karena bunga yang kami gunakan ialah bunga mekar segar, sehingga serbuk sari
telah siap untuk melakukan perkecambahan. Pada hasil pengamatan semakin
banyak waktu yang digunakan maka semakin banyak pula buluh yang keluar.
Akan tetapi, hingga menit ke 25 bentuk polen pada serbuk sari hanya bulat dan
tidak memanjang. Serbuk sari yang dapat berkecambah dalam waktu 5 menit
dapat dikarenakan serbuk sari sudah benar-benar masak, sehingga dalam medium
yang dibuat hampir sama dengan kondisi medium di kepala putik serbuk sari
dapat segera berkecambah dengan baik. Kemungkinan yang lain yaitu karena
medium buatan mempunyai kondisi yang sesuai dengan kondisi perkecambahan
serbuk sari secara alami, yaitu pada suasana yang lembab dan suhu yang hangat
tetapi tidak panas.. Dan ketika pengamatan dengan mikroskop, kemungkinannya
praktikan
tidak
mengamatinya
terlalu
lama
sehingga
masih
dapat
belum sesuai dengan kondisi perkecambahan serbuk sari secara alami di kepala
putik, seperti kurang lembab atau suhunya terlalu rendah karena kelembabannya
terlalu tinggi atau bahakan suhunya terlalu panas. Namun lama-kelamaan kondisi
medium tersebut berubah menjadi kondisi yang sesuai untuk berkecambah,
sehingga pada waktunya, serbuk sari dapat berkecambah dengan baik.
E.
Kesimpulan
TOPIK 5
EMBRIO DAN ENDOSPERM
A. Tujuan
1. Mengamati struktur perkembangan endosperm
2. Mengamati struktur dan perkembangan embrio
B. Metode
Observasi
C. Cara Kerja & Alat Bahan
Alat dan Bahan
1) Mikroskop
2) Preparat penampang membujur ovulum Glycine max (kedelai) pada
D.
No
Gambar
Keterangan
2.
3.
1. Hipokotil (radikula)
2. Epikotil (plumula)
3. Kotiledon
1.
Sel-sel penyusun
badan embrio
2.
Suspensor
4.
1.
2.
3.
Suspensor
Badan embryo
Endosperm sudah
mengalami selularisasi
1.
2.
3.
4.
Kotiledon
Plumula
Hipokotil
Endosperm
Pembahasan
Pada pengamatan struktur luar biji kedelai (Glycine max), bagian-bagian
biji yang dapat diamati yaitu kulit biji (seed coat), kotiledon, dan hilum. Fungsi
kulit biji pada kedelai sama dengan fungsi kulit biji pada jagung. Kotiledon juga
merupakan jaringan penyimpan cadangan makanan. Cadangan makanan yang
tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, dan
mineral. Komposisi dan persentasenya berbeda-beda tergantung pada jenis biji,
misalnya biji bunga matahari kaya akan fat/lemak, biji kacang-kacangan kaya
akan protein, biji padi mengandung banyak karbohidrat.
Endosperm merupakan hasil fusi antara satu inti jantan generatif dan dua
inti polar untuk membentuk triploidnukleus endosperm. Selama perkembangan
biji, endosperm mengelilingi embrio dan mungkin tetap sebagai satu jaringan
yang relative luas sampai bijicukup berkembang baik. Endosperm berfungsi
sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan (pati, protein, dan karbohidrat).
E.
Kesimpulan
Pada perkembangan embrio diawali dengan sel zigot hasil fertilisasi akan
F.
Daftar Pustaka
TOPIK 6
BIJI DAN KECAMBAH
A. Tujuan
1. Membedakan biji albuminous dan eksalbuminous
2. Mengamati perkecambahan tipe epigeal dan hipogeal
3. Mengamati poliembrioni pada biji
B. Metode
Observasi
C. Cara Kerja & Alat Bahan
Cara Kerja
Mengambil biji kacang kacang merah yang telah direndam semalam dalam
air. Menggambar biji dan memberi keterangan secara lengkap
Mengupas kulit biji kacang kacang merah sehingga yang tampak adalah
kotiledonnya yang berjumlah dua keeping dan akar lembaganya.
Menggambar dan memberi keterangan secara lengkap
Memisahkan kedua daun lembaga (kotiledon), menemukan batang
lembaga, pucuk lembaga (plumula) dan akar lembaganya. Menggambar
dan memberi keterangan secara lengkap
No
1
Gambar pengamatan
Jagung 0 hari
Jagung 3 hari
Keterangan
Jagung 7 hari
No
4
Gambar pengamatan
Kacang merah 0 hari
Keterangan
Pembahasan
Periode pertumbuhan tiap jenis tumbuhan berbeda, namun semua diawali dari
proses yang sama, yaitu perkecambahan. Perkecambahan adalah munculnya
plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan.
Embrio yang terdapat di dalam biji mempunyai beberapa bagian, antara lain
embrio akar (radikula), embrio daun (plumula), embrio pucuk (epikotil) dan
embrio batang (hipokotil).
Dari hasil pengamatan, biji kacang merah pada pengamatan struktur luar
memperlihatkan bagian-bagian kulit biji ( seed coat ), kotiledon dan radikula.
Bagian-bagian yang teramati pada penampang membujur kedelai yaitu seed coat,
kotiledon, radikula dan plumula. Sedangkan pada penampang melintang, bagianbagian yang dapat diamati antara lain seed coat, kotiledon dan plumula. Kulit biji
umumnya memiliki fungsi yang sama yakni melindungi organ di dalam biji dari
organisme di luar biji. Kotiledon merupakan jaringan penyimpan cadangan
makanan. Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari
karbohidrat, lemak, protein, dan mineral. Biji kacang merah merupakan biji
dikotil dengan tipe bibit epigeal yang terdapat di dalam polong. Kulit luar (testa)
bertekstur keras, berfungsi untuk melindungi biji yang berada di dalamnya. Biji
terdiri atas lembaga dan keping biji, diliputi oleh kulit ari tipis (tegmen). Biji
berbentuk bulat agak lonjong atau bulat dengan ujung agak datar karena
berhimpitan dengan butir biji yang lain selagi di dalam polong. Warna kulit biji
bervariasi yaitu merah jambu, merah, cokelat, merah tua, dan ungu. dilihat dari
cirinya tipe perkecambahan pada kacang merah merupakan epigeal, hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa perkecambahan epigeal merupakan
perkecambahan apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga
atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke
atas tanah. Pada perkecambahan
Akibatnya, plumula dan
epigeal,
hipokotil
tumbuh
memanjang.
perkecambahan secara epigeal ini, kotiledon yang terkena sinar matahari akan
mengembangkan klorofil dan dapat mengadakan fotosintesis, tetapi sebelum hal
itu terjadi, suplai makanan diambil dari endosperm. Kotiledon hanya berfungsi
sementara sebagai daun tempat fotosintesis, yaitu sebelum daun sesungguhnya
tumbuh.
Biji tanaman kacang merah secara umum terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
bagian-bagian kulit biji (seed coat ) dan endosperma. Kulit biji jagung terdiri dari
satu lapis kulit. Struktur biji dapat lebih lengkap diamati dengan memotong biji
secara melintang. Bagian-bagian yang dapat diamati dari penampang biji jagung
melintang yaitu embryo, endosperm, seed coat , radikula dan
plumula.
Jagumg merupakan salah satu contoh biji monokotil dengan tipe bibit hypogeal.
Perkecambahan hipogeal menurut teori merupakan perkecambahan yang terjadi
karena pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar
menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Pada jagung, kotiledon (skutelum)
akan menyerap makanan cadangan pada endosperm. Koleoptil dan koleorhiza
merupakan penutup/pelindung meristem apeks akar dan pucuk. Setelah akar
muncul ke permukaan biji, koleoptil kemudian akan keluar dan akhirnya diikuti
oleh munculnya daun yang sebenarnya tunas (plumula). Selain itu biji jagung
mempunyai aleuron layer yang merupakan selaput tipis berfungsi sebagai
pelindung biji. Menurut teori, secara struktural, biji jagung yang telah matang
terdiri atas empat bagian utama, yaitu perikarp, lembaga, endosperm, dan tip kap.
Perikarp merupakan lapisan pembungkus biji yang berubah cepat selama proses
pembentukan biji. Pada waktu kariopsis masih muda, sel-selnya kecil dan tipis,
tetapi sel-sel itu berkembang seiring dengan bertambahnya umur biji. Pada taraf
tertentu lapisan ini membentuk membran yang dikenal sebagai kulit biji atau
testa/aleuron yang secara morfologi adalah bagian endosperm. Bobot lapisan
aleuron sekitar 3% dari keseluruhan biji (Suarni dan Widyowati, 2008)
Biji tanaman jagung secara umum terdiri dari :
a. Koleoptil (selubung ujung plumula)
b. Plumula (embrio yang akan tumbuh menjadi batang dan daun)
c. Radikula (embrio yang akan tumbuh menjadi akar)
d. Koleoriza (bagian yang menyelubungi akar)
e. Endospern ( jaringan yang mengelilingi embrio dan terdapat kotiledon yang
mengandung cadangan makanan)
Berdasarkan keberadaan endosperma, biji dapat dibedakan menjadi:
1.
Biji exalbuminous
Biji jenis ini hanya mengandung sedikit endosperma Atau bahkan tidak
memilikinya sama sekali. Tumbuhan yang termasuk kedalam biji exalbuminous
ialah pada biji dikotil, termasuk ke dalam non-endosperm yaitu pada biji tidak
dapat dijumpai adanya endosperm, misalnya pada bijikacang merah. Pada dikotil,
endosperm terpakai habis oleh embrio, sehingga tidak telihat lagi pada saat benih
masak.
2.
Biji albuminous
Biji tipe ini mengandung endosperma atau perisperm (jaringan nuselus yang
persisten dan volumenya bertambah sejalan dengan perkembangan ini). Biji
monokotil ternasuk endospermus (albuminus) yaitu pada biji dapat dijumpai
adanya endosperm, misalnya pada biji jagung (Zea mays). Perkembangan
endosperm pada biji monkotil mencapai maksimum pada saat benih mencapai
masak fisiologi. Endosperm menjadi bagian yang paling besar dari benih
monokotil masak.
E.
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, biji kacang merah pada pengamatan struktur luar
plumula.
Hakim L dan Anis F 2008. Pengaruh Ukuran Kotiledon Terhadap pertumbuhan Semai
Ulin (Eusideroxylon zwageri T. ET B.). Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan.
Ifomi 2012. Patenokarpi, Apogami dan Apomixis. http://agristark.blogspot.com. Diakses
pada tanggal 5 Januari 2015
Jain M 2000. Reproduction and Development in Angiosprems II. New Delhi: UPKAR
Press
Utami B 2012. Biologi. Jakarta: Wahyu Media
TOPIK 7
PENGENALAN MACAM-MACAM STRUKTUR YANG MEMBANTU
PENYEBARAN BIJI/BUAH
A. Tujuan
Mengenali bagian-bagian buah/biji yang mempunyai peran dalam penyebaran biji.
B. Metode
Observasi
C. Cara Kerja & Alat Bahan
Alat dan Bahan
1. Buah pala ( Myristica fragans)
2. Buah papaya ( Carica papaya)
3. Meranti ( Shorea leprosula)
4. Buah tomat ( Lycopersicum esculentum)
5. Biduri (Calatropis gigantea)
Cara Kerja
Mengamati bahan yang tersedia, gambar dan beri keterangan
D.
No
Gambar Pengamatan
Keterangan
Pembahasan
kuning
kecokelatan..
Bagian-bagian
buah
tomat
antara
lain
Sedangkan
morfologi dan anatomi biji tomat adalah Biji tomat berbentuk pipih, berbulu dan
diselimuti daging buah. Warna bijinya ada yang putih, putih kekuningan, ada juga
yang kecoklatan. Pada sekitar biji tomat terdapat funikula yang merupakan bagian
yang menghubungkan biji dengan tembuni/papan biji (plasenta) atau tangkai
sebagai tempat menggantungnya bakal biji. Jika biji masak, tali pusat lepas
(funikulus) sehingga pada biji terlihat bekas yang disebut pusat biji (hilus)
Proses
perkecambahan
perkecambahan
epigeal,
biji
dimana
tomat
radikel
termasuk
muncul
dalam
dan
katagori
diikuti
tipe
dengan
3-9 cm, daging buahnya tebal. Biji berbentuk lonjong sampai bulat, panjangnya
berkisar antara 1,5-4,5 cm dengan lebar 1-2,5 cm. Kulit biji berwarna coklat dan
mengkilat pada bagian luarnya. Kernel biji berwarna keputih-putihan sedangkan
fulinya berwarna merah gelap dan kadang-kadang putih kekuning-kuningan dan
membungkus biji menyerupai jala. Tumbuhan pala memiliki kulit biji atau biasa
disebut testa yang tebal dan keras. Kulit biji (testa) berkembang dari jaringan
integumen yang semula mengitari ovula (bakal biji) dan berguna untuk menjaga
lembaga dari kekeringan dan kerusakan mekanis. Di samping ketiga bagian utama
biji di atas, pala memiliki bagian tambahan pada biji yang dihasilkannya yaitu
salut biji (arilus) biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar
5. Biduri (Calatropis gigantea)
Bagian-bagian buah biduri sama seperti buah lainnya yaitu antara lain
Mesocarpium, Eksocarpium, Endocarpium, Plasenta. Hanya saja terdapat alat
tambahan untuk penyebaran bijinya yaitu bulu (coma), yaitu penonjolan selsel kulit luar biji yang berupa rambut-rambut yang halus, memudahkan biji
ditiup oleh angin.
E.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pada beberapa tumbuhan
terdapat struktur yang membantu penyebaran biji atau buah yang berupa alat
tambahan. Pada tomat dan pepaya antara lain funikula atau tangkai pendukung
biji, pada tumbuhan biduri yaitu bulu (coma), pada tumbuhan meranti adalah
struktur seperti sayap berjumlah lima yang berbentuk sodet, dan pada tanaman
pala berupa salut biji.
F.
Daftar Pustaka
Campbell, Neil A et al. 2004. BIOLOGI EDISI KELIMA JILID III. Jakarta:
Erlangga.