Laporan Pli Khurry Muamalla 1106927 PDF
Laporan Pli Khurry Muamalla 1106927 PDF
Laporan Pli Khurry Muamalla 1106927 PDF
Pekerjaan :
DI SATUAN KERJA PENAMBANGAN SWAKELOLA
(Topik Bahasan : PERHITUNGAN BIAYA REHANDLING BATUBARA DI
TEMPORARY STOCKPILE PIT 3 BARAT BANKO BARAT PT. BUKIT
ASAM (PERSERO) Tbk TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN)
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Dalam Menyelesaikan Program S1 Teknik Pertambangan
Oleh :
Khurry Muamalla
BP. 2011/1106927
Konsentrasi
: Pertambangan Umum
Program Studi
: S1 Teknik Pertambangan
Jurusan
: Teknik Pertambangan
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
LEMBAR PENGESAHAN
KEGIATAN PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI
Elrizal Salman, ST
NP. 7292130311
Mengetahui,
Manager Penambangan Swakelola
Subagio
NP. 6191128292
ii
LEMBAR PENGESAHAN
KEGIATAN PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI
iii
BIODATA
I.
Data Diri
Nama Lengkap
: KHURRY MUAMALLA
: 11 / 1106927
Jenis Kelamin
: Perempuan
Nama Bapak
: M. Ghufron Aziz
Nama Ibu
: Waima
Jumlah Bersaudara
: 7 (tujuh)
Alamat Tetap
Hp
: 087896804379
: SMP N 13 Merangin
Perguruan Tinggi
: 12 September 2014
KHURRY MUAMALLA
BP.2011/1106927
iv
PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung Enim Sumatera Selatan adalah
tambang terbuka dengan metode kombinasi dan continous mining. Metode
kombinasi antara alat gali muat backhoe dan alat angkut dump truck, sedangkan
untuk metode continous mining menggunakan Bucket Wheel Excavator (BWE)
dan conveyor yang merupakan suatu sistem penambangan yang terus menerus.
Dalam kegiatan Pengalaman Lapangan Industri ini, penulis ditempatkan di
satuan kerja swakelola, yang berlokasi di Pit 3 Barat Banko Barat dan metode
penambangan yang digunakan adalah metode kombinasi backhoe and dump truck.
Batubara sebagai target produksi utama merupakan hal yang menjadi perhatian
utama dalam metode penambangan yang digunakan untuk tercapainya target
produksi.
Disini penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai metode
kombinasi antara alat gali-muat excavator dan alat angkut dump truck untuk
penambangan batubara yang berada di satuan kerja swakelola Pit 3 Barat Banko
Barat PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, mengetahui produktivitas alat serta
menghitung biaya pengangkutan batubara.
Pada laporan Pengalaman Lapangan Industri ini, penulis hanya membatasi
kegiatan penambangan batubara meliputi ripping batubara, penggalian batubara,
pemuatan batubara, hauling batubara, dumping batubara, perhitungan biaya
rehandling batubara di temporary stockpile.
Berdasarkan perhitungan biaya pengangkutan batubara
yang telah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Lapangan Industri
yang berjudul Perhitungan Biaya Rehandling Batubara di Temporary Stockpile
Pit 3 Barat Banko Barat Pt. Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung Enim Sumatera
Selatan ini tepat pada waktunya, dengan tujuan sebagai persyaratan pelaksanaan
mata kuliah Pengalaman Lapangan Industri pada semester Juli Desember 2014
dengan lokasi praktek di PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, Tanjung Enim, Sumatera
Selatan.
Laporan
ini
disusun
berdasarkan
pengalaman
penulis
selama
vi
Penulis menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Padang, Oktober 2014
Khurry Muamalla
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN PLI ............................................................... iii
BIODATA ................................................................................................................. iv
RINGKASAN STUDI KASUS ................................................................................ v
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PLI ....................................................................................... 1
B. Deskripsi Perusahaan .................................................................................... 2
C. Deskripsi Kegiatan Industri / Pekerjaan ........................................................ 27
D. Perencanaan Kegiatan PLI ............................................................................ 27
E. Pelaksanaan Kegiatan PLI ............................................................................. 28
F. Hambatan Dan Penyelesaian ......................................................................... 32
G. Temuan Menarik ........................................................................................... 33
BAB II. TOPIK BAHASAN
A. Latar Belakang Pemilihan Topik .................................................................. 34
B. Kajian Teoritis ............................................................................................... 35
C. Proses Pelaksanaan Kegiatan / Produksi ....................................................... 59
D. Pembahasan / Analisis ................................................................................... 71
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 83
B. Saran .............................................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
xii
BAB I
PENDAHULUAN
terletak di Sumatera Selatan tepatnya pada Kabupaten Muara Enim namun saat
ini telah melakukan penambangan di Kabupaten Lahat. Penambangan pertama
mampu menghasilkan batubara sebanyak 9.765 ton, yang dihubungkan ke
pelabuhan Kertapati Palembang melalui kereta api sejauh 165 km dan jalan
darat sejauh 200 km.
Ditinjau dari lembaga yang mengurusnya sampai saat ini PT. Bukit Asam
(Persero) Tbk secara berturut turut dikelola oleh :
a. Tahun 1919 sampai dengan tahun 1942 oleh pemerintah Belanda.
b. Tahun 1942 sampai dengan tahun 1945 oleh pemerintah Militer Jepang.
c. Tahun 1945 sampai dengan tahun 1947 oleh pemerintah Republik Indonesia.
d. Tahun 1947 sampai dengan tahun 1949 oleh pemerintah Belanda (agresi
militer).
e. Tahun 1950 sampai dengan tahun sekarang pemerintah Republik Indonesia,
yang terdiri dari:
1) Tahun 1959 sampai dengan tahun 1960 oleh Biro Perusahaan Tambang
Negara (BUPTAN) berdasarkan PP no.86 th 1958.
2) Tahun 1961 sampai dengan tahun 1967 oleh Badan Pimpinan Umum
(BPU) perusahaan-perusahaan tambang batubara. BPU juga membawahi
tiga perusahaan negara yaitu :
1. PN. Batubara Ombilin di Sumatera Barat.
2. PN. Tambang Arang Bukit Asam di Tanjung Enim SUMSEL.
3. PN. Tambang Batubara Mahakam di Kalimantan Timur.
3) Tahun 1968 s.d. 1980 oleh PN. Tambang Batubara berdasarkan PP. No.
23 tahun 1968.
4) Tahun 1981 s.d. sekarang oleh PT. Tambang Batubara Bukit Asam
berdasarkan PP. No. 42 tahun 1980.
Tujuan proyek ini terutama untuk memasok kebutuhan batubara bagi
PLTU Suralaya, Jawa Barat.Selain itu juga untuk memenuhi industri lainnya
baik di dalam maupun luar negeri.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, maka dikembangkan
beberapa site di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT. BA Tanjung
Enim, yaitu:
1) Tambang Air Laya (TAL),
2. Visi dan Misi PT Bukit Asam (Persero) Tbk UPTE Sumatera Selatan
a. Visi PT Bukit Asam (Persero) Tbk adalah:
Menjadi perusahaan energi berkelas dunia yang peduli lingkungan.
b. Misi PT Bukit Asam (Persero) Tbk adalah :
Mengelola sumber energi dengan mengembangkan kompetensi korporasi
dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah maksimal bagi
stackholder dan lingkungan.
3.
Direktur
Opera/Produksi
(0300)
Direktur
Pengembangan Usaha
(0400)
Direktur
Niaga
(0500)
Direktur
SDM & Umum
(0600)
Perencanaan Koorporat
(1410000007)
Pengembangan Korporat
(1420000007)
Teknologi Informasi
(123000000C)
Program Kesehatan
(1240000009)
Sekretaris Perusahaan
(1110000002)
Korporat
Unit Operasional
Unit Pertambangan
Tanjung Enim
(2310000007)
Unit Pelabuhan
Tarahan
(2320000007)
Unit Dermaga
Kertapati
(2340000007)
Unit Pertambangan
Ombilin
(2340000007)
Pengusahaan Briket
(2510000012)
A2,
Penambangan
Asman.
B2
dan
Penambangan
Asman.
yang
Swakelola
mana
B1,
dan
Asman.
masing-masing
Asman
Tambang Banko Barat, terdiri dari Pit-1 dan Pit-3 yang dioperasikan juga
dengan metode kombinasi backhoe and dump truck. Dan yang dikerjakan
oleh pihak ke tiga yaitu Sumber Mitra Jaya (SMJ), serta penambangan
swakelola untuk Pit 1 Barat dan Pit 3 Barat dengan mitra kerja oleh PT.
Bangun Karya Pratama Lestari (BKPL).
c.
10
11
Lokasi Penelitian
Pit 3 Banko Barat
12
terdapat aliran sungai-sungai kecil yang bermuara di Sungai Lawai dan Sungai
Lematang dengan ketinggian 50 m di atas permukaan laut. Elevasi terendah
terletak di mine sump Pre bench utara dengan elevasi -90 dibawah permukaan
laut. Daerah perbukitan terdapat di bagian Barat terletak di puncak bukit asam
dengan elevasi tertinggi 282 meter di atas permukaan laut. Pada kedua
daerah ini banyak dijumpai vegetasi yang sebagian besar merupakan
tumbuhan hutan tropika dan semak belukar.
Pada umumnya kondisi topografi di daerah Banko Barat umumnya
bergelombang dengan ketinggian 60 m sampai 110 m di atas permukaan laut,
terdiri atas sungai, hutan, lembah dan beberapa areal pertanian, perkebunan
karet dan daerah perumahan penduduk.
7. Geologi dan Stratigrafi
a. Geologi
Lapisan batubara di daerah IUP PT. Bukit Asam (Persero) Tbk
Unit Penambangan Tanjung Enim menempati tepi barat bagian dari
Cekungan Sumatera Selatan. Cekungan ini merupakan bagian dari
Cekungan Sumatera Tengah dan Selatan (Coster, 1974 dan Harsa, 1975).
Lapisan batubara pada daerah ini tersingkap dalam sepuluh lapisan
batubara yang terdiri dari lapisan tua sampai muda, yakni Lapisan Petai,
Lapisan Suban, Lapisan Mangus dan tujuh lapisan gantung (hanging
seam).
13
antiklin yang
14
indikasi
yang
mengandung
batubara
(coal
measure) dicirikan dengan adanya batu lempung, batu lanau dan batu
pasir yang dominan. Di daerah Air Laya, formasi Muara Enim
tertinggi oleh endapan sungai tua secara tidak selaras. Endapan sungai
sungai yang berumur kuarter ini belum mengalami pemadatan secara
sempurna.
2) Formasi Kasai
Formasi ini dicirikan oleh tufa yang berwarna putih, seperti
yang tersingkap di daerah Suban maupun Klawas. Terdiri dari interbed
tuff, batu pasir tufaan, batu lanau tufaan, batu lempeng tufaan dan
batubara tipis.Lingkungan pengendapannya dari darat sampai transisi
dengan ketebalan 500 1000 meter.
3) Formasi Talang Akar
Formasi ini terdiri dari anggota gritsand (grm) dan anggota
transisi
15
16
17
18
19
4) Lapisan Batubara A2
Lapisan Batubara ini memiliki ketebalan 4,5 m.
5) Lapisan Interburden A2 B
Lapisan ini dicirikan dengan batu lempung, serta sisipan batu
pasir.
6) Lapisan Batubara B1
Lapisan Batubara ini memiliki ketebalan 12,7 m dan terdapat
sisipan batu lempung.
7) Lapisan Interburden B1 B2
Lapisan ini mengandung batu lempung dan batu lanau yang tipis.
8) Lapisan Batubara B2
Lapisan Batubara ini memiliki ketebalan 4,5 m.
9) Lapisan Interburden B2 C
Lapisan ini mengandung batu lanau, batu pasir, dan sisipan batu
lanau serta terdapat mineral Glaukonitan.
10) Lapisan Batubara C
Lapisan Batubara ini memiliki ketebalan 11,5 m dengan sisipan
tipis batu lempung dan dibawahnya terdapat batu lempung dan batu
lanau. Pada lapisan C banyak dijumpai lensa-lensa batu lanau atau
siltstone terkadang bersifat silikaan dan warnanya mirip batubara.
20
PENAMPANG LITOLOGI
DAERAH TAMBANG BANKO BARAT PIT - 3
(TANPA SKALA)
o .. o . o.
.. o o
. . .
.....
.........
.........
..........
.........
..........
v-v -v-v-v-v
..........
v-v -v-v-v-v
A1U
v-v -v-v-v-v
. -_-.-_- .- _- -. _- .
._._._._.
._._._._.
A1L
v-v -v-v-v-v
v- v - v- v - v- v
-v- v - v- v - vv. v. v . v . v. v.
-------A.2
. -_-.-_- .- _- -. _- .
..........
-------._._._._.
..........
-------._._._._.
._._._._.
B.1 . _ . _ . _ . _ .
. -_-.-_- .- _- -. _- .
-------._._._._.
B.2 . _ . _ . _ . _ .
..........
._._._._.
..........
.........
._._._._.
21
22
230C sampai dengan 36,50C. Kelembaban udara rata rata berkisar 57%
sampai dengan 85% dengan kelembaban relatif maksimum berkisar 98%
terjadi pada pagi hari dan kelembaban relatif minimum berkisar 35%
terjadi pada siang hari. Dan memiliki dua musim yaitu musim hujan dan
musim kemarau.
b. Curah Hujan
Daerah ini terdiri dari dua musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan November sampai dengan bulan
April dan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan
Oktober. Berikut adalah data curah hujan UPTE peride 2007-2013.
Tabel 1.1 Data Curah Hujan Untuk UPTE Periode 2007-2013
23
MTB
Banko Barat
Januari
457,9
475,4
463,6
Februari
383,3
398,2
405,4
Maret
315,4
330,8
337,2
April
463,1
398,3
454,4
Mei
363,1
364,2
329,4
Juni
142,7
148,7
133,8
Juli
157,7
153,0
170,4
Agustus
99,3
150,2
119,4
September
187,8
194,6
185,0
Oktober
317,9
297,2
276,0
November
378,5
364,1
367,5
Desember
490,3
382,7
515,5
Total
3757,0
3657,4
3757,600
Rata-Rata
313,083
304,783
313,133
24
terbang (volatile matter) dan nilai kalor. Untuk lebih lengkapnya lihat (Tabel
I.3).
Tabel 1.3 Penggolongan Kualitas Batubara PT. BA UPTE Berdasarkan ASTM
Kelas
Group
Group
Antrasit
Meta Anthracite
Anthracite
Suban
Semi-Anthracite
Air Laya
Air Laya
Coal A
dan
Bituminus
Keterangan
Bukit Kendi
4
Coal B
5
Coal C
Sub-
Sub-Bituminus Coal A
Air Laya
Bituminus
Sub-Bituminus Coal B
Sub-Bituminus Coal C
Banko Barat
Sumber : Satuan Kerja Eksplorasi Rinci PT. Bukit Asam Tanjung Enim
Cara pengklasifikasian batubara dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Untuk batubara dengan kandungan (VM) kurang dari 31 %, klasifikasi
didasarkan pada fixed carbon (FC), yaitu :
1) Meta anthracite coal FC > 98%
2) Anthracite coal 98% >FC>92%
25
26
4) Group Lignit coal dengan nilai kalori kurang dari 8.300 Btu/lb, antara
lain:
a) Lignit
b) Brown coal
Dengan cara pengklasifikasian diatas, batubara PTBA (UPTE) secara
umum termasuk kelas sub bituminous sampai antrasit. Sedangkan klasifikasi
batubara yang dilakukan oleh PT.BA berdasarkan mine brand dan market
brand. Kualitas batubara tersebut semakin mendekati puncak dome akan
semakin baik.
Tabel 1.4 Klasifikasi Batubara Berdasarkan Market Brand
MARKET BRAND
No
Tipe Batubara
Typical Batubara
27
Kegiatan
Minggu ke 1
Orientasi lapangan
Pengamatan lapangan
Pengumpulan data
lapangan
4
Penyusunan laporan
perencanaan
kegiatan
ini
penulis
mempelajari
metode
28
29
30
31
Lapangan
Pengumpulan Data
DATA PRIMER
DATA SEKUNDER
1. Waktu Edar
2. Faktor Bucket
3. Waktu Hambatan
1.
2.
3.
4.
Curah Hujan
Geologi
Literatur
Biaya Sewa Alat
Pengolahan Data
32
33
dan licin. Karena pada malam harinya hujan turun, sehingga proses
pengambilan data tertunda karena adanya proses rawat jalan.
3. Sering terjadi kerusakan pada alat gali muat Excavator Caterpillar 345 D
untuk loading batubara, sehingga proses pengambilan data tertunda karena
adanya proses perbaikan alat.
G. Temuan Menarik
Adapun temuan menarik yang didapatkan di lapangan yaitu:
1. Sering terjadi antrian alat angkut di area penimbunan dump hopper karena
dump hopper sering mengalami kerusakan karena bongkah-bongkah batubara
yang relatif besar dan sering juga adanya batu sisipan yang berupa batubara
yang biasanya bersifat silikaan (batu pack) yang masuk.
2. Ada penambahan dump truck tipe Hino milik PT. Cakra Indo Pratama (CIP)
yang merupakan alat penunjang tambang di satuan kerja Pentam, karena alat
angkut batubara dump truck Scania milik PT. Bangun Karya Pratama Lestari
(BKPL) banyak yang mengalami breakdown, maka dump truck PT. CIP
diperbantukan agar target produksi tetap bisa tercapai.
3. Waktu kembali alat angkut selalu berbeda-beda (tidak berurutan). Misal dump
truck 400 sudah berangkat dari front dan disusul beberapa kemudian oleh
dump truck 401 dan juga berangkat dari front menuju stockpile, seharusnya
dump truck yang kembali lebih dahulu ke front adalah dump truck 400 tetapi
kenyataan dilapangan yang penulis dapat adalah yang kembali terlebih dahulu
ke front adalah dump truck 401.
34
BAB II
TOPIK BAHASAN
34
35
36
37
Kondisi Cuaca
Permasalahan akan cuaca sangat mempengaruhi efisiensi kerja, baik
operator maupun peralatan mekanis yang akan digunakan. Karena
aktivitas pada metode tambang terbuka berhubungan langsung dengan
cuaca. Contohnya pada musim penghujan, jalan utama, pengangkutan,
pemuatan dan sebagainya akan menjadi licin dan lengket sehingga akan
mempengaruhi cycle time alat angkut batubara ataupun material lainnya.
Selain itu, material yang memiliki nilai kohesivitas yang tinggi seperti
clay akan menempel pada bak dump truck sehingga pada saat dumping,
sebagian material akan teringgal dalam bak dan saat pengisian
selanjutnya material yang menempel itu akan terus berada di bak hingga
terlepas dengan sendirinya. Bila hujan terlalu deras, maka kegiatan
penambangan tidak akan dilakukan.
Pada cuaca panas, alat yang bekerja akan bergerak dengan baik,
karena jalan - jalan pengangkutan yang dilalui tidak licin dan tidak
lengket. Penggalian batubara dan tanah penutup lebih cepat, akan tetapi
jalan - jalan pengangkutan di sekitar lokasi penambangan akan menjadi
berdebu.bila terlalu berdebu maka akan menghalangi operator excavator,
bulldozer dan dump truck yang sedang beroperasi. Maka dibutuhkan
38
water tank yang berguna untuk menyiram jalan agar tidak terlalu banyak
menerbangkan debu.
b. Ketersediaan Alat
Kesediaan alat berat yang akan dioperasikan berpengaruh terhadap
kelancaran operasi penambangan yang dilakukan. Untuk menghindari
adanya hambatan operasi yang disebabkan oleh rusaknya alat, maka alat alat yang digunakan harus selalu diperiksa agar tidak mengalami
kerusakan pada waktu dioperasikan.
c. Efisiensi Operator
Efisiensi operator (Operator Efficiency) merupakan faktor manusia
yang menggerakkan alat-alat yang sukar untuk ditentukan efisiensinya,
secara tepat, karena selalu berubah-ubah dari hari ke hari bahkan dari jam
ke jam, tergantung dari keadaan cuaca (alam), kondisi alat yang
dikemudikannya, suasana kerja, ketinggian area kerja, dan lain-lain.
Kadang-kadang suatu perangsang dalam bentuk upah tambahan
(incentive) dapat mempertinggi efisiensi operator.
Sebenarnya efisiensi operator tidak hanya dipengaruhi oleh
kemalasan pekerjaan itu, tetapi juga karena kelambatan-kelambatan dan
hambatan-hambatan yang tak mungkin dihindari, seperti melumasi
kendaraan, mengganti suku cadang yang aus, membersihkan bagianbagian terpenting setelah sekian jam alat dipakai, memindahkan peralatan
ke tempat lain, tidak adanya keseimbangan antara alat-alat angkut dan
39
alat-alat muat, menunggu suatu peledakan pada daerah yang akan dilalui,
perbaikan jalan, dan lain-lain. Karena hal-hal tersebut di atas, sangat
jarang selama satu jam itu operator benar-benar bekerja penuh selama 60
menit. Berdasarkan pengalaman, maka bila operator dapat bekerja selama
50 menit dalam satu jam, ini berarti efisiensinya adalah 83%, maka hal itu
dianggap baik sekali jika alatnya menggunakan ban karet.
Jadi dalam menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan harus diingat juga efisiensi pekerjapekerjanya.
d. Keadaan Lapangan
Bentuk topografi suatu daerah yang akan dilakukan suatu kegiatan
pengupasan akan menentukan pada macam atau jenis alat yang digunakan
untuk pengupasan. Alat gali yang digunakan harus dapat memanfaatkan
gaya gravitasi untuk pendorongan material. Untuk penggunaan wheel
loader lebih cocok dan baik jika digunakan untuk menggali permukaan
topografi yang landai dan rata, sedangkan excavator
lebih cocok
40
41
Keterangan :
A
Cab Height
Shipping height
Track gauge
42
.... (1)
Keterangan :
Q
q1
b.
Cf
= Faktor Konversi
= Efisiensi Kerja
SF
= Swell Factor
43
Overall Length
Overall Heigth
Overall Width
Wheelbase
Loading Height
44
C1
60
E M ; C n q1 K ; n
q1 K
Cmt
(1)
Dimana :
P
= Efisiensi Kerja
45
= Overall Length
= Overall Width
= Overall Height
46
A, B, C = Dimension
D, E, F = Dozer Equipment
G
QR RS RP RD
P QR
3600 s / hr
Cmt
.. (1)
Keterangan :
Full time ripping (no pushing or dozing assignment)
QR
RS
= Spasi Ripping
RP
= Penetrasi Ripper
RD
= Jarak Ripping
Cmt
= Cycle Time
47
segera keluar dan dilanjutkan dengan alat angkut lainnya sehingga tidak
terjadi waktu tunggu pada alat angkut maupun alat gali - muatnya. Pola
pemuatan pada operasi pengangkutan di tambang terbuka dikelompokkan
berdasarkan posisi back hoe terhadap front penggalian dan posisi dump
truck terhadap back hoe. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan seperti
berikut ini :
1) Berdasarkan pada posisi alat gali muat
a) Top Loading
Yaitu kedudukan alat gali muat lebih tinggi dari alat angkut
dimana alat gali muat berada di atas tumpukan material atau berada
di atas jenjang.
48
49
a) Frontal Cut
Pada pola ini back hoe memuat pertama pada dump truck
sebelah kanan sampai penuh dan berangkat, setelah itu dilanjutkan
pada dump truck sebelah kiri.
b) Parallel Cut With Turn Drive By
Back hoe bergerak melintang dan sejajar dengan front
penggalian. Pola ini digunakan bila lokasi pemuatan berdekatan
dengan lokasi penimbunan.
b. Lebar jalan angkut
Jalan angkut pada lokasi tambang sangat mempengaruhi kelancaran
operasi penambangan terutama dalam kegiatan pengangkutan. Beberapa
geometri
yang
perlu
diperhatikan
agar
tidak
menimbulkan
50
= Jumlah jalur
Wt
Fa
Fb
Jarak
antara
dua
bersimpangan, meter
dump
truck
yang
akan
51
c. Faktor Material.
Lapisan tanah penutup (overburden) adalah semua lapisan
tanah/batuan yang berada di atas dan langsung menutupi lapisan bahan
galian berharga sehingga perlu disingkirkan terlebih dahulu sebelum dapat
menggali bahan galian berharga tersebut. Lapisan tanah penutup
(overburden) yang dapat ditemui umumnya dikelompokkan menjadi
beberapa sifat yaitu :
1) Material yang sangat mudah digali (sangat lunak)
a) Material yang mengandung sedikit air, misalnya pasir, tanah biasa,
kerikil, campuran pasir dengan tanah biasa.
b) material yang banyak mengandung air, misalnya pasir lempungan,
lempung pasiran, lumpur dan pasir yang banyak mengandung air.
2) Material yang lebih keras (lunak)
Misalnya tanah biasa yang bercampur kerikil, pasir yang
bercampur dengan kerikil, pasir yang kasar.
3) Material yang setengah keras (sedang)
Misalnya batubara, shale (clay yang sudah mulai kompak),
batuan kerikil yang mengalami sedimentasi dan pengompakan, batuan
beku yang sudah mulai lapuk, dan batuan - batuan beku yang
mengalami banyak rekahan.
4) Material yang keras
52
Keterangan :
Ft
= Faktor isian
53
untuk truk dan sejenisnya atau swing untuk bakchoe dan shovel,
pengosongan (dumping), kembali kosong dan mempersiapkan posisi
(manuver) untuk diisi atau dimuat. Disamping aktivitas-aktivitas tersebut
terdapat pula waktu menunggu (delay time) bila terjadi antrian untuk
mengisi atau memuat. Komponen waktu edar (cycle time) untuk alat
dorong, misalnya bulldozer adalah waktu dorong material sampai jarak
tertentu, waktu kembali mundur, manuver, maupun siap dorong kembali.
Waktu edar (cycle time) terdiri dari dua jenis, yaitu waktu tetap (fixed
time) dan waktu variabel (variable time). Jadi waktu edar total adalah
penjumlahan waktu tetap dan waktu variabel. Yang termasuk ke dalam
waktu tetap adalah waktu pengisian adalah waktu pengisian atau pemuatan
termasuk manuver dan menunggu, waktu pengosongan muatan, waktu
membelok dan mengganti gigi dan percepatan, sedangkan waktu variabel
adalah waktu mengangkut muatan dan kembali kosong.
1) Waktu edar alat gali-muat
Waktu edar alat gali muat dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
Ctgm= waktu edar alat gali-muat (s)
Tg= waktu menggali material (s)
54
Keterangan :
Cta = waktu edar alat angkut (menit)
Tl= waktu diisi muatan/loading (s)
Tai= waktu mengangkut muatan/angkut isi (s)
Tmd = waktu mengambil posisi penumpahan(s)
Td = waktu pengosongan muatan/dumping (s)
Tkk= waktu kembali kosong/kembali kosong (s)
Tml= waktu mengambil posisi pengisian/manuver loading (s)
f. Keserasian Kerja
Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat gali muat
dan alat angkut, maka produktivitas alat gali muat harus sesuai dengan
produktivitas alat angkut. Faktor keserasian alat gali muat dan alat angkut
didasarkan pada produktivitas alat gali muat dan produktivitas alat angkut,
55
CT m x N a
... (5)
CT a x N m
Keterangan :
MF
CTm
CTa
Na
Nm
56
alat-alat
mekanis
dalam
melakukan
pekerjaan
dengan
yang
dalam
keadaan
rusak
ringan
operasi.
57
Keterangan :
MA =
Keterangan :
S
x 100%......................................................(1)
dioperasikan
yang tidak
beroperasi.
W + R + S= scheduled hours, yaitu jumlah seluruh jam kerja
dimana alat dijadwalkan untuk beroperasi.
58
59
operasi
alat
adalah
biaya
yang
berkaitan
dengan
truck
Caterpillar
773E
sedangkan
untuk
mengangkut
batubara
60
61
62
63
penggalian
merupakan
kegiatan
pemecahan
atau
64
(a)
(b)
Gambar 2.14 Pemuatan (a) Overburden (b) Batubara
5. Pengangkutan (Hauling)
Kegiatan ini adalah suatu proses pemindahan batubara maupun
overburden dari loading point menuju area penimbunan disposal (untuk
overburden) dan stockpile (untuk batubara) dengan menggunakan alat angkut
65
(a)
(b)
Gambar 2.15 Pengangkutan (a) Overburden (b) Batubara
66
6. Penimbunan (Dumping)
Kegiatan
penimbunan
(dumping)
merupakan
kegiatan
untuk
67
b.
c.
d.
e.
68
tambang yang ada di UPTE. Untuk sistem dumping batubara, Scania P420
mencurahkan batubaranya ke jalur berongga yang akan langsung masuk ke
feeder breaker. Selengkapnya pada (Gambar 2.18).
69
70
Selain itu cola conveyor juga memiliki kapasitas yang beragam. CC-01 dan
CC-02 memiliki kapasaitas yang sama dengan FB yaitu sebesar 750 ton per
jam. Lalu CC-03, CC-04, CC-05, dan CC-06 berkapasitas 1500 ton per jam.
Pada CC-03 terdapat tiga lubang tempat tercurahnya batubara. Dari
ketiga pencurah tersebut, hanya satu pencurah yang paling ujung yang bisa
berfungsi. Sedangkan dua sisanya dalam keadaan rusak.
Untuk ukuran butir batubara, maksimal 20 cm yang bisa masuk ke belt
conveyor atau coal conveyor. Setiap coal conveyor memiliki spesifikasi
masing-masing. Selengkapnya lihat pada (Tabel 2.1).
Tabel 2.1 Spesifikasi Tiap Coal Conveyor
FB-01
Capacity
FB-02
CC-01
CC-02
CC-03
CC-04
CC-06
750 tph
750 tph
1,500 tph
1,500 tph
1,200mm
1,200mm
1,200mm
1,200mm 1,200mm
1,200mm
Belt Width
Belt Type
Speed
CC-05
ST-1000 EP 630 / 4 ly
1.88 m/s
1.88 m/s
3.76 m/s
3.76 m/s
85.77 m
82.54 m
213.95 m
Conveyor Lift
6.9 m
6.9 m 21.362 m
2.016 m
15.0 m
12.5 m
350
55 Kw
350
55 Kw
350
350
150 Kw 500 Kw
350
300 Kw
Drive Power
Take-Up Type
150 Kw 150 Kw
-
GRAVITY
GRAVITY
350
225 Kw
GRAVITY
3.76 m/s
3.76 m/s
Conveyor length
87.70 m
82.50 m
213.95 m
400 m
2,062 m 1,097.23 m
Carrying Idler
73 set
70 set
154 set
274 set
1419 set
745 set
Return Idler
26 set
25 set
94 set
131 set
980 set
390 set
Impact Idler
6 set
6 set
6 set
6 set
6 set
6 set
71
D.
Pembahasan /Analisis
1. Penambangan Swakelola
Penambangan
72
73
74
Diketahui :
Ct
Kb
= 2 BCM
(Lampiran G)
= 1,1
(Lampiran E)
Swell factor
= 0,74
(Lampiran F)
Eff
= 0,7315
(Lampiran K)
=
=
3600
3600
2 1,1 0,74 0,7315
20,433
Diketahui :
3600
Ct
Kb
= 1,1
(Lampiran E)
Swell factor
= 0,74
(Lampiran F)
Eff
= 0,7315
(Lampiran K)
75
3600
3600
4,66 1,1 0,74 0,7315
22,467
3600
Diketahui :
Ct
= 10
Kb
= 2 BCM
(Lampiran G)
Ff
= 1,1
(Lampiran E)
Sf
= 0,74
(Lampiran F)
Eff
= 0,7363
(Lampiran K)
3600
76
3600
10 2 1,1 0,74 0,7363
1259,7
= 34,256
Diketahui :
3600
Ct
= 10
Kb
= 2 BCM (Lampiran G)
Ff
= 1,1
(Lampiran E)
Sf
= 0,74
(Lampiran F)
Eff
= 0,7363 (Lampiran K)
=
=
3600
3600
10 2 1,1 0,74 0,7363
1014,9
= 42, 519
77
c. Perhitungan keserasian kerja (Match Factor) alat gali muat dan alat angkut
untuk batubara.
1) Excavator PC 345 D dengan Scania P 420 ke Dump Hopper
MF =
CT m x N a
CT a x N m
Diketahui :
Jumlah Dump Truck Scania P420 6 unit
Jumlah Alat Gali Muat Excavator Caterpillar 345 D 1 unit
Waktu edar alat gali Muat Excavator Caterpillar 345 D = 20,433 detik
(Lampiran A)
Waktu edar Dump Truck = 935,7 second (Lampiran C)
( 20,433 sec 10 ) 6
935,7 1
= 1,31
Jadi, nilai dari Match Factor untuk keserasian antara alat gali muat dan
alat angkut untuk Batubara ke Dump hopper adalah 1,31. Secara aktual
karena MF > 1 maka terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.
78
MF =
CT m x N a
CT a x N m
Diketahui :
Jumlah Dump Truck Scania P420 6 unit
Jumlah Alat Gali Muat Excavator Caterpillar 345 D 1 unit
Waktu edar alat gali Muat Excavator Caterpillar 345 D = 20,433 detik
(Lampiran A)
Waktu edar Dump Truck = 1014,9 detik (Lampiran D)
MF =
MF = 1,20
Jadi, nilai dari Match Factor untuk keserasian antara alat gali muat dan
alat angkut untuk Batubara ke temporary stockpile adalah 1,20. Secara
aktual karena MF > 1 maka terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.
4.
Untuk 1 unit
= 1 x Rp. 799.549,00/jam
79
= Rp. 799.549,00/jam
Produktivitas Excavator
= 264,368 ton/jam
Biaya Rp/ton
Rp. 799.549,00/jam
= 264,368 ton/jam
= 6 x Rp. 5.902,00/ton
= Rp. 35.412,00/ton.
3) Buldozer D9R
Biaya sewa
Untuk 1 unit
Produktivitas Buldozer
Biaya Rp/ton
Rp. 1.695.437,00/jam
= 1.502,487 ton/jam
= Rp.1.128,420 /ton.
80
Untuk 1 unit
= 1 x Rp. 799.549,00/jam
= Rp. 799.549,00/jam
Produktivitas Excavator
= 264,368 ton/jam
Biaya Rp/ton
Rp. 799.549,00/jam
= 264,368 ton/jam
3) Buldozer D9R
Biaya sewa
Untuk 1 unit
Produktivitas Buldozer
Biaya Rp/ton
Rp. 1.695.437,00/jam
= 1.502,487 ton/jam
81
= Rp.1.128,420 /ton.
Total biaya pengangkutan batubara dari front ke Temporary stockpile
= Rp. 3.024,378 /ton + Rp. 37.458,00 /ton + Rp.1.128,420 /ton.
= Rp. 41.610,798 /ton
Untuk 2 unit
=
=
= 8 x Rp. 2.133,33/ton
= Rp.17.066,64 /ton.
82
83
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Aktivitas penambangan batubara di Pit 3 Barat Banko Barat PT.Bukit Asam
(Persero) Tbk Tanjung Enim adalah dengan menggunakan backhoe and dump
truck.
2. Dari hasil perhitungan di lapangan didapatkan hasil waktu edar alat gali muat
Excavator Caterpillar 345D adalah 20,433 detik untuk batubara.
3. Dari hasil perhitungan di lapangan juga didapatkan hasil waktu edar alat
angkut Dump Truck Scania P420 menuju dump hopper adalah 20,995 menit,
sedangkan menuju temporary stockpile adalah 16,915 menit.
4. Produktivitas dari alat gali muat Excavator Caterpillar 345 D yaitu 264,368
ton/jam untuk batubara.
5. Produktivitas dari alat angkut Dump truck Scania P 420 menuju Dump Hopper
adalah 43,162 ton/jam, sedangkan menuju temporary stockpile adalah
53,573 ton/jam.
6. Faktor keserasian (match factor) alat gali muat dan alat angkut untuk batubara
adalah MF >1
83
84
7. Biaya pengangkutan batubara dari front menuju dump hopper adalah Rp.
39.564,789 /ton.
8. Biaya pengangkutan batubara dari front menuju temporary stockpile adalah
Rp. 41.610,789 /ton.
9. Biaya Rehandling ( pengangkutan kembali ) batubara dari temporary stockpile
ke Dump hopper adalah Rp. 20.470, 985 /ton.
B. Saran
Dari hasil pengamatan, penulis memberikan saran antara lain:
1.
Perlu adanya perawatan yang lebih intensif terhadap alat-alat yang berada di
dump hopper agar tidak sering terjadi kerusakan.
5. Kegiatan safety talk yang telah dilaksanakan sebanyak 2x seminggu agar tetap
dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
A-1
LAMPIRAN A
Waktu Edar Alat Gali Muat Batubara
Tabel A.1 Waktu Edar Alat Gali Muat Excavator Caterpillar 345 D untuk Batubara
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Loading
(detik)
6
7
7
8
8
7
7
8
7
7
6
6
7
6
8
7
7
7
6
7
7
6
7
8
6
5
6
5
7
Swing isi
(detik)
4
4
3
4
4
4
5
3
4
3
4
4
4
5
5
5
4
4
5
3
3
4
5
4
5
5
4
3
4
Total
(detik)
19
20
20
21
22
22
21
21
21
20
20
21
21
22
22
22
20
19
19
19
20
21
21
20
20
19
20
19
20
A-2
30
5
Total
21
613
30
20,433
Jadi rata-rata waktu edar Excavator Caterpillar 345C untuk Batubara adalah 20,433
detik.
B-1
LAMPIRAN B
Waktu Edar Alat Gali Muat Batubara
Tabel B.1 Waktu Edar Alat Gali-Muat Excavator Caterpillar 385C Untuk Batubara
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Loading
(detik)
8
8
7
8
9
8
9
10
11
11
10
10
11
10
8
9
8
9
9
9
8
8
7
8
8
9
9
8
8
Swing isi
(detik)
6
5
5
5
5
6
6
5
6
6
6
7
6
5
6
6
5
5
6
6
6
5
6
6
5
5
5
5
4
B-2
30
3
total
21
674
30
22,467
Jadi rata-rata waktu edar Excavator Caterpillar 385C untuk Batubara adalah 22,467
detik.
C-1
LAMPIRAN C
Cycle time Dump Truck menuju Dump Hopper
Table C.1 Cycle time Alat Angkut Type Dump Truck Scania P420 Untuk
Pengangkutan Batubara
No
Antri
(detik)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
260
218
512
310
273
383
292
506
286
283
430
260
531
551
326
497
420
395
444
567
418
338
464
340
295
427
365
240
Manuver
kosong
(detik)
16
18
20
15
13
14
16
21
12
14
15
17
20
21
18
17
16
18
17
14
13
15
16
17
17
18
19
19
Waktu
isi
(detik)
210
215
214
210
210
215
209
209
213
214
215
216
217
217
216
220
220
206
211
215
210
212
213
214
209
219
217
217
Angkut
isi
(detik)
330
329
324
325
310
325
325
320
320
321
330
329
327
327
320
328
334
332
325
315
315
320
330
315
316
327
325
330
Manuver
dumping
(detik)
10
15
12
15
14
15
16
16
17
16
15
14
13
10
11
14
16
17
20
19
20
13
14
16
17
18
19
15
Dumping
(detik)
67
60
58
75
70
60
62
59
62
62
75
74
80
81
68
62
65
72
73
80
59
62
58
72
60
71
73
69
Angkut
kosong
(detik)
247
225
240
250
250
248
220
249
230
230
250
230
232
233
241
242
250
220
230
230
225
240
225
226
226
240
242
250
Total
(detik)
1140
1080
1380
1200
1140
1260
1140
1380
1140
1140
1330
1140
1420
1440
1200
1380
1321
1260
1320
1440
1260
1200
1320
1200
1140
1320
1260
1140
C-2
29
30
485
420
16
16
218
218
329
325
16
17
65
74
251
250
Total
1380
1320
37791
Perhitungan rata-rata waktu edar Dump Truck SCANIA P 420 untuk batubara :
waktu edar
n
37791
30
1259,7
Jadi rata-rata waktu edar Dump Truck SCANIA P420 Menuju Dump Hopper adalah
1259,7 detik, atau sama dengan 20,995 menit.
D-1
LAMPIRAN D
Cycle Time Dump Truck Menuju Temporary Stockpile
Tabel D.1 Cycle Time Alat Angkut Type Dump Truck Scania P420 Untuk
Pengangkutan Batubara
No
Antri
(detik)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
33
50
45
40
60
0
0
50
45
60
50
55
0
0
0
50
51
52
47
33
51
0
29
49
60
65
60
49
Manuver
kosong
(detik)
20
23
19
18
20
17
15
16
18
19
17
19
20
21
19
18
16
17
18
19
20
17
18
19
20
20
19
21
Waktu Angkut
isi
isi
(detik) (detik)
215
430
214
360
210
340
213
360
214
400
215
365
209
385
210
400
215
335
217
410
216
365
219
356
220
430
214
410
219
370
218
365
215
405
218
355
211
340
215
345
208
339
207
360
205
355
218
374
215
350
210
360
212
375
208
338
Manuver
dumping
(detik)
20
16
12
14
15
17
16
20
17
16
18
19
20
22
21
19
20
21
17
18
19
20
21
20
23
22
19
18
Dumping
(detik)
32
31
30
31
32
30
35
33
30
29
32
32
31
30
31
29
32
33
31
30
29
31
32
30
29
28
30
31
Angkut
kosong
(detik)
210
300
364
404
340
316
300
291
300
365
262
300
360
350
360
321
341
384
350
300
290
340
300
310
323
375
320
295
Total
(detik)
960
994
1020
1080
1081
960
960
1020
960
1116
960
1000
1081
1047
1020
1020
1080
1080
1014
960
956
975
960
1020
1020
1080
1035
960
D-2
29
30
55
50
18
21
216
212
382
370
19
21
30
29
300
305
Total
1020
1008
30447
Perhitungan rata-rata waktu edar Dump Truck SCANIA P420 CB untuk batubara :
waktu edar
n
30447
30
1014,9
Jadi rata-rata waktu edar Dump Truck SCANIA P420 CB menuju Temporary
stockpile adalah 1014,9 detik, atau sama dengan 16,915 menit.
E-1
LAMPIRAN E
FAKTOR EFISIENSI ALAT-ALAT MEKANIS
TABEL E.1
FAKTOR EFISIENSI KERJA HYDRAULIC EXCAVATOR
KONDISI MEDAN
Baik
Sedang
Agak Buruk
Buruk
TABEL E.2
FAKTOR EFISIENSI KERJA DUMP TRUCK
KONDISI MEDAN
Baik
Sedang
Agak Buruk
Buruk
TABEL E.3
FAKTOR KOREKSI BUCKET
PEMUATAN
Easy
Average
Agak
RatherSulit
Difficult
Sulit
Difficult
JENIS BAHAN
DIANGKUT
BUCKET (%)
1,1-1,2
1,0-1,1
0,8-0,9
0,7-0,8
F-1
LAMPIRAN F
SWELL FACTOR DAN DENSITY INSITU
TABEL F.1
SWELL FACTOR DAN DENSITY INSITU BERBAGAI MINERAL
Macam Material
Bauksit
Tanah liat kering
Tanah liat basah
Antrasit
Batubara bituminus
Bijih tembaga
Tanah biasa kering
Tanah biasa basah
Tanah biasa bercampur pasir dan kerikil
Kerikil kering
Kerikil basah
Granit pecah pecah
Hematit pecah pecah
Bijih besi pecah pecah
Batu kapur pecah pecah
Lumpur
Lumpur sudah ditekan
Pasir kering
Pasir basah
Serpih (shale)
Batu sabak (slate)
Density Insitu
(lb/cu yd)
2700 4325
2300
2800 3000
2200
1900
3800
2800
3370
3100
3250
3600
4500
6500 8700
3600 5500
2500 4200
2160 2970
2970 -3510
2200 3250
3300 3600
3000
4590 4860
Swell Factor
(%)
75
85
80 82
74
74
74
85
85
90
89
88
56 67
45
45
57 60
83
83
89
88
75
77
G-1
LAMPIRAN G
SPESIFIKASI ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT
TABEL G.1
SPESIFIKASI EXCAVATOR CATERPILLAR 345 D
MODEL
ITEM
Flywheel Power
Operating Weight (kg)
Bucket Capacity (BCM)/Heaped
Bore (mm)
Stroke (mm)
Displacement
Fuel Tank Capacity
Hydraulic System
Sourching
CAT 345 CL
321 hp
44.500
2
130
157
12,5 L
705 L
507 L
Japan
GAMBAR G.1
EXCAVATOR CATERPILLAR 345 D
G-2
TABEL G.2
SPESIFIKASI EXCAVATOR CATERPILLAR 385 C
MODEL
ITEM
Flywheel Power
Operating Weight (kg)
Bucket Capacity (BCM)/Heaped
Bore (mm)
Stroke (mm)
Displacement
Hydraulic Tank
Hydraulic System
Sourching
CAT 385 CL
623 hp
84.128
4,66
145
183
18,1 L
810 L
995 L
Belgium
GAMBAR G.2
EXCAVATOR CATERPILLAR 385 C
G-3
TABEL G.3
SPESIFIKASI DUMP TRUCK SCANIA P 420
NO
1
2
3
4
5
6
7
MODEL
ITEM
Kapasitas
Model
Truck
Oil Tank
Pump
Tipping Angle
Fuel Tank Capacity
SCANIA P420 CB
28 Ton
TV 33
SCANIA P420CB 8x4
HYVA
HYVA
420
300 liter
GAMBAR G.3
DUMP TRUCK SCANIA P420
G-4
TABEL G.4
SPESIFIKASI BULDOZER CATERPILLAR D9R
GAMBAR G.4
BULDOZER CATERPILLAR D9R
Sumber : Handbook Caterpillar edition 38
H-1
LAMPIRAN H
BIAYA SEWA ALAT MEKANIS
Tabel H .1
Tarif Dasar dan Koreksi A2B paket 09-218
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Unit
Buldozzer D7G/D6R
Buldozzer D8R
Buldozzer D9R
Excavator CAT 320D
Excavator CAT 345
Excavator CAT 385C
Motor grader, 280 HP atau setara MG 14M
Compactor 20 Ton
Lamp Tower Kap. 5000 watt
WT Kapasitas 15000 Liter + PTO
Wheel Loader
TD ( Rp/jam)
480,000
859,460
1,357,115
200,000
640,000
1,416,039
630,000
270,000
10,500,000
140,000,000
400,000
Keterangan
TD
BBMb
UMSkb
Tarif koreksi
( Rp/jam)
599,662
1,073,719
1,695,437
249,859
799,549
1,769,050
787,056
337,310
13,177,595
174,901,273
450,000
I-1
LAMPIRAN I
TARIF ANGKUTAN BATUBARA
PAKET 09-218 TAHUN 2014
TABEL I.1
TARIF ANGKUTAN BATUBARA
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
JARAK ANGKUT
(M)
TARIF
(RP/TON)
40 -
125
3,049
126 -
375
3,298
376 -
625
3,779
626 -
875
4,228
876 -
1,125
4,591
1,126 -
1,375
4,911
1,376 -
1,625
5,195
1,626 -
1,875
5,450
1,876 -
2,125
5,679
2,126 -
2,375
5,887
2,376 -
2,625
6,076
2,626 -
2,875
6,249
2,876 -
3,125
6,407
3,126 -
3,375
6,553
3,376 -
3,625
6,688
KOREKSI
(RP/TON)
3,664
3,964
4,542
5,081
5,517
5,902
6,243
6,550
6,825
7,075
7,302
7,510
7,700
7,875
8,038
J-1
LAMPIRAN J
Biaya Sewa Dump Truck CWB
Di Temporary Stockpile
Biaya Sewa Dump Truck CWB = Lumpsum (Tetap yaitu Rp. 40.000.000,00/ bulan)
Untuk 1 (satu) hari dibatasi 5.000 ton.
Perbulan
Untuk pengangkutan batubara dari Temporary Stockpile ke Dump hopper ( jarak 500
meter) menggunakan 8 unit DT CWB, Maka: Rp. 40.000.000,00/ bulan x 8 = Rp.
320.000.000,00
= Rp. 2.133,33/ton
K-1
LAMPIRAN K
Perhitungan Efisiensi Waktu Kerja Alat Gali Muat
Dan Alat Angkut
Tabel K.1 Shift Kerja
SHIFT 1
Jadwal
Waktu
Kerja
Keterangan
(jam)
23.00 - 24.00
Waktu Kerja
24.00 - 01.00
Waktu Istirahat
01.00 - 07.00
Waktu Kerja
Total Waktu
Kerja
SHIFT 2
Jadwal
Waktu
Kerja
Keterangan
(jam)
07.00 - 12.00
Waktu Kerja
12.00 - 13.00
Waktu Istirahat
13.00 - 15.00
Waktu Kerja
Total Waktu
Kerja
SHIFT 3
Jadwal
Waktu
Kerja
Keterangan
(jam)
15.00 - 18.00
Waktu Kerja
18.00 - 19.00
Waktu Istirahat
19.00 - 23.00
Waktu Kerja
Total Waktu
Kerja
Total Jam Kerja Shift 1, 2 dan 3
7
21
K-2
Pada hari Jumat, istirahat siang dimulai dari jam 11.00 13.00 sehingga
jam kerja berkurang menjadi 20 jam. Rata-rata jam efektif kerja menjadi :
=
= 20,86 jam
= 1.251,6 menit
Hambatan Kerja
Berdasarkan pengamatan di lapangan diperoleh hambatan kerja alat gali
muat dan alat angkut sebagai berikut :
Tabel K.2 Hambatan Kerja yang Terdapat Pada Alat Muat dan Alat Angkut
HAMBATAN
Excavator
Dump truck
(menit/hari)
(menit/hari)
Terlambat kerja
20
20
10
10
Keperluan operator
10
10
45
45
TOTAL
Hambatan yang tidak dapat ditekan :
-
Persiapan kerja
10
10
15
15
22
20
15
15
67
65
ditempat
-
Perbaikan front
TOTAL
K-3
= Wkt Wht
= 1.251,6 menit (112 menit x 3 shift )
= 915,6 menit
x 100%
x 100%
=
=
73,15 % = 0,7315
= Wkt Wht
= 1251,6 (110 menit x 3 shift)
= 921,6 menit
Eff
x 100%
x 100%
= 73,63 % = 0,7363