Sifat Fisik Hasil Pertanian
Sifat Fisik Hasil Pertanian
Sifat Fisik Hasil Pertanian
Oleh:
Khoirunnisa Arijah
NIM A1H012057
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Berbagai tingkat kematangan buah dan sayuran, sifat fisik dan kimia bahan
tersebut berbeda-beda. Uji sifat fisik biasanya dilakukan terhadap kekerasan,
warna, rasa, dan bau bahan tersebut. Sedangkan uji kimia dapat dilakukan
terhadap PH, total asam, dan kadar gula (Solube Solida) (Khatir, 2006).
Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting
dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu
alat khusus untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa prilaku produk dan
cara penanganannya. Karakteristik sifat fisik pertanian adalah bentuk, ukuran, luas
permukaan, warna, penampakkan, berat, porositas, densitas dan kadar air. Bentuk
dan ukuran sangat penting dalam perhitungan energi untuk pendinginan dan
pengeringan, rancangan pengecilan ukuran, masalah distribusi dan penyimpanan
bahan, seperti elektoistatistik, pantulan cahaya dalam evaluasi warna, dan dalam
pengembangan alat grading dan sortasi (Suharto, 1991).
Pada pemasakan buah, kandungan zat-zat terlarut dan oleh karena itu berat
jenis bertambah. Itulah sebabnya mengapa telah diusulkan kemungkinan
menggunakan berat jenis sebagai metode pengujian kemasakan secara cepat.
Buah-buah yang mengapung di atas air mempunyai berat jenis lebih kecil, jadi
masih belum masak. Buah-buah yang tenggelam mempunyai berat jenis lebih
besar dari 1, total zat terlarut lebih banyak dan oleh karena itu berarti sudah
matang (Pantastico, 1989).
b. Kebulatan (sphericity)
Sphericity dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola
yang mempunyai volume sama dengan objek dengan diameter bola terkecil yang
dapat mengelilingi objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai kebulatan suatu
bahan juga berkisar antara 0-1. Apabila nilai kebulatan suatu bahan hasil pertanian
mendekati 1 maka bahan tersebut mendekati bentuk bola (bulat).
Persamaan untuk menghitung kebulatan (sphericity) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
a= Sumbu terpanjang obyek
b = Sumbu pertengahan (intermediate) obyek
c = Ukuran terpendek obyek
c. Bentuk dan Ukuran
Proses pengolahan suatu bahan hasil pertanian, bentuk dan ukuran suatu
komoditi merupakan parameter yang penting didalam penilaian. Bentuk dan
ukuran merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan pada suatu obyek. Pada
umumnya bentuk dan ukuran ini digunakan untuk menggambarkan obyek secara
fisual. Dalam penggolongan tingkat mutu (grading) biasanya ukuran dan bentuk
merupakan faktor mutu yang pertama kali di lihat. Beberapa kriteria yang
termasuk ukuran adalah :
1. Bobot
Bobot suatu bahan dapat diukur dengan berbagai jenis neraca sejak yang
halus sampai kasar, tergantung kepada tingkat ketelitian pengukuran yang di
kehendaki. Dimana bobot suatu bahan tersebut dapat di catat sebagai bobot total,
bobot rata-rata, dan bobot persatuan tertentu.
2. Volume
Pengukuran volume ada dua pengertian yaitu: volume nyata (volume bahan
tesebut dalam suatu wadah tertentu) dan volume mutlak (suatu bahan adalah
volume bahan itu sendiri).
3. Panjang, lebar, diameter
Panjang, lebar dan diameter suatu bahan dapat di ukur dengan menggunakan
berbagai alat pengukur seperti penggaris, micrometer, dan vernier caliper.
4. Kerapatan
Kerapatan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu ; kerapatan nisbi
(perbandingan antara kerapatan suatu bahan pada suatu suhu tertentu dengan
kerapatan standar), nyata (perbandingan antara massa suatu bahan pada suhu
tertentu dengan massa air pada suhu yang sama) dan kerapatan mutlak
(perbandingan antara bobot dengan volume bahan).
5. Luas bidang
Sebagian besar semua hasil pertanian memiliki ukuran yang tidak beraturan.
Pengukuran luas bidang dari bahan yang tak beraturan di lakukan dengan dua cara
yaitu : penimbangan dan simpon,s rule. Sedangkan yang termasuk ke dalam
bentuk adalah :
a) . Oval
b) . Simetri
c) . Melengkung
sebuah bentuk elips berputar pada sumbu panjangnya. Salah satu contoh dari
bentuk ini adalah buah lemon (sejenis jeruk sitrun).
2. Bulat membujur (oblate spheriod) adalah bentuk yang terjadi apabila sebuah
elips berputar pada sumbu pendeknya. Salah satu contohnya adalah buah anggur.
3.
Kerucut berputar atau silinder adalah bentuk yang menyerupai kerucut atau
Deskripsi
Bundar (Round)
Oblate
Kerucut (Conic)
Ribbed
Pada
potongan
melintangnya
sisi-sisinya
menyerupai sudut-sudut
Teratur (Regular)
III.
METODOLOGI
1. Jangka sorong
2. Penggaris
3. Pensil/pulpen
4. Kertas HVS
5. Milimeter blok
6. Jangka
7. Fruits Hardness Tester
8. Buah
B. Prosedur Kerja
IV.
A. Hasil
B. PEMBAHASAN
Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting
dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu
alat khusus untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa prilaku produk dan
cara penanganannya.
Karakteristik sifat fisik pertanian adalah bentuk, ukuran, luas permukaan,
warna, penampakkan, berat, porositas, densitas dan kadar air. Bentuk dan ukuran
sangat penting dalam perhitungan energi untuk pendinginan dan pengeringan,
rancangan pengecilan ukuran, masalah distribusi dan penyimpanan bahan, seperti
elektoistatistik, pantulan cahaya dalam evaluasi warna, dan dalam pengembangan
alat grading dan sortasi (Suharto, 1991)..
1) Bentuk dan ukuran adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Dua hal ini
mengambil peran penting dalam merancang alat, seperti grading dan sortasi.
Bentuk dan ukuran dibedakan menjadi 2 kasus:
a. Komoditi yang bentuk dan ukurannya dapat dibedakan dengan mata telanjang
b. Produk berbentuk bubuk : kopi, garam, susu bubuk dll.
Beberapa kriteria yang termasuk ukuran adalah :
1. Bobot
Bobot suatu bahan dapat diukur dengan berbagai jenis neraca sejak yang
halus sampai kasar, tergantung kepada tingkat ketelitian pengukuran yang di
kehendaki. Dimana bobot suatu bahan tersebut dapat di catat sebagai bobot total,
bobot rata-rata, dan bobot persatuan tertentu.
2. Volume
Pengukuran volume ada dua pengertian yaitu: volume nyata (volume bahan
tesebut dalam suatu wadah tertentu) dan volume mutlak (suatu bahan adalah
volume bahan itu sendiri).
3. Panjang, lebar, diameter
Panjang, lebar dan diameter suatu bahan dapat di ukur dengan menggunakan
berbagai alat pengukur seperti penggaris, micrometer, dan vernier caliper.
4. Kerapatan
Kerapatan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu ; kerapatan nisbi
(perbandingan antara kerapatan suatu bahan pada suatu suhu tertentu dengan
kerapatan standar), nyata (perbandingan antara massa suatu bahan pada suhu
tertentu dengan massa air pada suhu yang sama) dan kerapatan mutlak
(perbandingan antara bobot dengan volume bahan).
5. Luas bidang
Sebagian besar semua hasil pertanian memiliki ukuran yang tidak beraturan.
Pengukuran luas bidang dari bahan yang tak beraturan di lakukan dengan dua cara
yaitu : penimbangan dan simpon,s rule. Sedangkan yang termasuk ke dalam
bentuk adalah :
d) . Oval
e) . Simetri
f) . Melengkung
Selain membandingkan dengan bentuk standar, penentuan bentuk bahan
hasil pertanian dapat juga ditentukan dengan melihat kemiripan dengan benda-
sebuah bentuk elips berputar pada sumbu panjangnya. Salah satu contoh dari
bentuk ini adalah buah lemon (sejenis jeruk sitrun).
2. Bulat membujur (oblate spheriod) adalah bentuk yang terjadi apabila sebuah
elips berputar pada sumbu pendeknya. Salah satu contohnya adalah buah anggur.
3.
Kerucut berputar atau silinder adalah bentuk yang menyerupai kerucut atau
Jagung Pipil
27
Sorgum
33
Gabah
36
Kacang Kedelai
29
Gandum
28
kapasitas fotosintesis
Laju pertumbuhan
Hubungan tanaman-tanah-air
pertanian
terhadap
benda
geometri
tertentu.
Ilmu
untuk
Roundness (Rd) =
Dimana :
r = jari-jari kelengkungan
N = Jumlah sudut yang ada
R = Jari-jari lingkaran dalam maksimum
kebundaran=di/dc
dimana di adalah diameter terbesar lingkaran dalam, dan dc adalah diameter
terkecil dari lingkaran yang melingkupi bundaran.
Kebulatan (sphericity)
Sphericity dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola
yang mempunyai volume sama dengan objek dengan diameter bola terkecil yang
dapat mengelilingi objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai kebulatan suatu
bahan juga berkisar antara 0-1. Apabila nilai kebulatan suatu bahan hasil pertanian
mendekati 1 maka bahan tersebut mendekati bentuk bola (bulat).
Persamaan untuk menghitung kebulatan (sphericity) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
a= Sumbu terpanjang obyek
b = Sumbu pertengahan (intermediate) obyek
c = Ukuran terpendek obyek
prosedur mengukur kekerasan
a. Atur beban pada penetrometer
b. Atur jarum penunjuk skala kedalaman tusukan dengan angka nol
c. Pasang waktu sesuai komoditi yang diukur
d. Tempatkan buah dibawah jarum sehingga ujung jarum menempel pada buah
tetapi tidak menusuk kulit buah
e. Pencet tombol mulainya tusukan
f. Baca jauhnya skala penanda bergeser dari angka nol
g. Lakukan pengukuran pada beberapa tempat (ujung, tengah dan pangkal buah)
untuk mendapatkan nilai rataan kekerasan buah.
h. Jika buah terlalu keras maka beban penetrometer perlu ditambahkan.
Sianturi. 2008. Perubahan Kimia, Fisika Dan Lama Simpan Buah Pisang Muli
dalam Penyimpanan Atmosfir Pasif. Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008.
Mohsein NN. 1980. Physical Properties of plant and Animal Materials. Gordon
and Breach, Science Publisher, Inc. New York.
Khatir, Rita, 2006. Penuntun Praktikum Fisiologi dan Teknologi Penanganan
Pasca Panen. Faperta_UNSYIAH: Banda Aceh.
Pantastico, 1989. Fisiologi Pasca Panen dan Pemanfaatan Buah-buahan dan
Sayuran-sayuran Tropika dan Subtropika. Gadjah Mada University Press:
Jogjakarta.