Jaringan Transport Air

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

PERCOBAAN I
JARINGAN TRANSPORT AIR

NAMA

: ABDI KHALIK DJ

NIM

: H41112252

HARI/TANGGAL : SELASA / 5 NOPEMBER 2013


KELOMPOK

: I (SATU) A

ASISTEN

: MAHDALIFAH

LABORATORIUM HERBARIUM
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Status air dari tumbuhan bergantung pada kecepatan relatif penyerapan air
oleh akar dan kehilangan air oleh transpirasi. Penyerapan air yang tidak cukup
oleh akar menimbulkan defisit air dalam tumbuhan, termasuk sel-sel daun, suatu
defisit yang mengakibatkan penurunan evaporasi air dari daun sehingga laju
transpirasi menjadi rendah. Disamping itu transpirasi yang berlebihan juga dapat
menimbulkan defisit air. Resultant defisit tekanan difusi pada semua sel tumbuhan
termasuuk sel-sel akar, memperbesar gradient dari larutan tanah ke akar dan
dengan demikian meningkatkan penyerapan air. Sistem transport bekerja sebagai
suatu unit yang cenderung menjaga agar sel tumbuhan selalu dalam keadaan
turgid (Tim Dosen Biologi, 2013).
Air diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan unsur-unsur hara
yang terlarut di dalamnya, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman, terutama
daun, melalui pembuluh xilem. Pembuluh xilem pada akar, batang, dan daun
merupakan suatu sistem yang kontinu, berhubungan satu sama lain. Untuk dapat
diserap oleh tanaman, molekul-molekul air harus berada pada permukaan akar.
Dari permukaan akar ini air (bersama-sama bahan-bahan yang terlarut) diangkut
menuju pembuluh xilem. Lintasan pergerakan air dari permukaan akar menuju
pembuluh xilem ini disebut lintasan radial pergerakan air (Lakitan, 2011).
Berdasarkan teori tersebut, maka dilakukanlah percobaan ini tentang
jaringan transport air pada tumbuhan .

I.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari dilakukannya percobaan ini yaitu untuk melihat proses
transport air melalui xilem.

I.3 Waktu dan Tempat Percobaan


Percobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 5 Nopember 2013, pada
pukul 10.00 WITA, di Laboratorium Herbarium, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua tanaman dan juga merupakan
bahan penyusun utama dari protoplasma sel. Air adalah komponen utama dalam
proses fotosintesis, pengangkutan asimilasi hasil proses ini ke bagian-bagian
tanaman hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman.

Peranan

tersebut di atas, jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi positif
dengan produksi biomasa tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap
akan menguap melalui stomata atau melalui transpirasi (Dwidjoseputro,1990).
Nutrisi yang berasal dari akar akan diedarkan ke bagian tubuh tanaman,
demikian juga halnya dengan yang berasal dari daun sebagai hasil asimilasi.
Kedua hal tersebut di atas dapat terjadi karena adanya tekanan akar dan daya isap
daun. Pergerakan air melalui akar terjadi secara horisontal. Bagian-bagian akar
yang dilewati saat terjadinya pengangkutan air adalah bulu-bulu akar, sel-sel
korteks, sel-sel endodermis, sel-sel perisikel, dan akhirnya air sampai ke
pembuluh kayu (xilem). Air kemudian bergerak secara vertikal menuju daun.
Xilem dapat dianggap sebagai pembuluh kapiler, sehingga air naik di dalamnya
sebagai akibat dari gaya adesi antara dinding xilem dengan molekul-molekul air
(Dwidjoseputro, 1990).
II.1 Tekanan Akar
Tekanan akar merupakan proses terjadinya pompa xilem dan aksi kapiler
berperan dalam transpor air pada beberapa tumbuhan, sebagian besar mekanisme
transpor air adalah melalui proses penarikan air karena penguapan atau transpirasi.

Transpirasi adalah proses penguapan air melalui stomata. Ketika celah stomata
terbuka maka molekul air akan bergerak dari konsentrasi tinggi (di dalam daun)
ke konsentrasi rendah (lingkungan luar). Proses transpirasi dapat diterangkan
dengan mengacu sifat fisik air . Molekul air akan melakukan tarik menarik dengan
molekul air lainnya melalui proses kohesi. Selain itu molekul air juga dapat
melakukan tarik menarik dengan dinding xilem melalui proses adesi. Penguapan
air melalui stomata akan menarik kolom air yang ada di dalam xilem, dan molekul
air baru akan masuk ke dalam rambut akar. Teori kehilangan air melalui traspirasi
ini disebut juga teori tegangan adhesi dan kohesi (Salisbury dan Ross. 1995).
Tekanan akar hanya terjadi pada tumbuhan yang rendah dan jarang
melebihi 45 psi (pound per square inch), sedangkan untuk tumbuhan yang tinggi
diperlukan tekanan hingga 150 psi. Beberapa tanaman misalnya pinus, tidak
mengembangkan tekanan akar. Jika batang dilukai ternyata juga tidak
menyebabkan air tersembur ke luar. Demikian juga air kapiler hanya dapat
mencapai ketinggian 0.5 m saja. Pergerakan air dari dalam tanah akan terjadi
secara terus menerus pada siang hari, hal ini disebabkan karena air bergerak dari
daerah dengan potensial air tinggi ke daerah dengan potensial air yang rendah.
Pada siang hari suhu pada umumnya tinggi dan kelembaban udara rendah hal ini
akan memungkinkan terjadinya proses transpirasi sehingga air di dalam pembuluh
xilem akan mengalami gaya tarikan (tension) oleh aktivitas transpirasi (daun)
(Lakitan, 2011).
Tekanan akar tampak pada sebagian besar tumbuhan, tapi ini terjadi jika
tanah cukup lembab dan bila kelembaban udara tinggi, artinya ketika transpirasi
sangat rendah. tetesan air akan terlihat keluar dari bukaan (hidatoda) pada ujung

atau tepi daun, fenomena ini disebut gutasi. Jika tumbuhan ditempatkan pada
kondisi atmosfer yang cukup kering, atau di tanah yang berkelembaban rendah,
atau sekaligus dalam kedua keadaan tersebut, maka tekanan akar tidak muncul
sebab air dalam batangnya berada di bawah tegangan dan bukan di bawah tekanan
(Salisbury dan Ross. 1995).
Beberapa faktor yang yang dapat menyebabkan terjadinya daya isap daun
dan daya tekan akar adalah sebagai berikut (Gardner, 1991) :
a. Tekanan akar, berdasarkan fakta bahwa jika batang tanaman dipotong dan
kemudian dihubungkan dengan selang manometer air raksa, maka air di dalam
selang itu akan terdorong ke atas oleh tekanan yang berasal dari akar
b. Kapilaritas, merupakan gejala yang timbul akibat interaksi antara permukaan
benda padat dengan benda cair yang menyebabkan gangguan terhadap bentuk
permukaan cairan yang semula datar, misalnya di dalam pipa yang kecil,
permukaan cairan menjadi naik, karena cairan tersebut ditarik oleh dinding
bagian dalam pipa oleh gaya adhesi
c. Sel pemompa, pergerakan vertikal air dari akar ke daun adalah karena adanya
peranan sel-sel khusus yang berfungsi memompa air ke atas, hal ini dibuktikan
dengan adanya hasil penelitian, dimana pergerakan vertikal air sebagian besar
melalui bagian yang mati dari tanaman (pembuluh xilem dan dinding sel),
bukan melalui bagian sel-sel yang hidup.
d. Kohesi, penyerapan vertikal air dalam tumbuhan dapat dijelaskan dengan 3
elemen atau konsep kohesi yaitu: adanya perbedaan potensi air antara tanah
dan atmosfer sebagai tenaga pendorong, adanya tenaga hidrasi dinding
pembuluh xilem yang mampu mempertahankan molekul air terhadap gravitasi

dan adanya gaya kohesi antara molekul air yang menjaga keutuhan kolom air
dalam pembuluh xilem.
II.2 Mekanisme Transpor Air
Mekanisme penyerapan air salah satunya dipengaruhi oleh osmosis. Ada
dua mekanisme yang berperan dalam penyerapan air. Sistem perakaran tanaman
yang hidup di tanah yang lembap dan beraerasi baik berfungsi sebagai osmometer
bila transpirasi berjalan lambat, hal itu mengakibatkan timbulnya tekanan akar dan
gutasi. Namun, bila transpirasi cepat menurunkan tekanan atau menghasilkan
tegangan dalam cairan xilem, maka air akan tertarik masuk ke dalam akar, dan
pergerakan osmotik dapat diabaikan (Salisbury dan Ross, 1995).
Air merupakan faktor yang penting bagi tanaman, karena berfungsi
sebagai pelarut hara, berperan dalam translokasi hara dan fotosintesis. Translokasi
melalui xilem berupa unsur hara yang dimulai dari akar terus ke organ-organ,
seperti

daun

memperlihatkan

untuk

diproses

pengaruhnya

dengan
melalui

kegiatan

fotosintesis.

terhambatnya

proses

Stres

air

translokasi.

Pengaruhnya tidak langsung terhadap produksi adalah berkurangnya penyerapan


hara dari tanah. Berkurangnya penyerapan unsur hara akan menghasilkan laju
sintesis bahan kering, antara lain protein yang rendah pula (Anggarwulan, 2008).
Antara molekul air terdapat gaya tarik menarik yang disebut sebagai gaya
kohesi. Air di dalam pembuluh xilem sering berada dalam keadaan tertarik
(tension). Tenaga tarikan ini disebabkan oleh proses transpirasi yang berlangsung,
serapan air secara osmotik oleh sel-sel hidup di sekitar pembuluh xilem, dan
tenaga hidrasi dari dinding sel (Lakitan, 2011).

BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Alat
Alat-alat yang digunakan yaitu mikroskop, objek glass, cover glass, pipet
tites, gelas kimia, kertas saring, silet, rak tabung reaksi, tabung reaksi, dan
kamera.

III.2 Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini yaitu, Sirih-sirihan
Peperomia sp., Pacar air Impatiens balsamina, air destilata, pewarna safranin dan
metilen blue.

III.3 Prosedur Kerja


Prosedur kerja dalam percobaan ini yaitu:
1. Disiapkan mikroskop dan alat-alat serta bahan lainnya.
2. Dicampurkan air destilata dengan pewarna safranin dan metilen blue dalam
gelas kimia yang berbeda, saring larutan dengan kertas saring.
3. Dimasukkan tanaman sirih-sirihan Peperomia sp. dan pacar air Impatiens
balsamina sampai seluruh bagian akarnya dan setengah dari batang terendam.
4. Diamati jika air yang telah dicampur dengan pewarna mulai naik di dalam
batang tanaman.
5. Dibuat preparat sayatan melintang batang tanaman percobaan dan diamati
dengan mikroskop.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
Gambar Perlakuan Tanaman yang direndam Pada Larutan Pewarna

Gambar 1: Sirih-sirihan Peperomia sp. dengan larutan pewarna safranin

Gamabr 2: Pacar air Impatiens balsamina dengan larutan pewarna metilen blue

Gambar Penampang Melintang Batang dari Tiap Perlakuan

Gambar 3: Sirih-sirihan Peperomia sp. dengan pewarna safranin

Gambar 4: Pacar air Impatiens balsamina dengan pewarna metilen blue

IV.2 Pembahasan
Pada percobaan ini digunakan dua jenis tumbuhan yaitu sirih-sirihan
Peperomia sp. dan pacar air Impatiens balsamina. Tanaman tersebut digunakan
unutk melihan jaringan transport air yang terjadi dengan melihat xilem yang telah
bertanda dengan suatu pewarna, yaitu metilen blue dan safranin. Kedua tanaman
tersebut memiliki batang yang basah (herbaceus) dengan warna bening yang
berguna dalam melihat bagaimana air yang berwarna tersebut naik dari akar.
Kedua tanaman tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah memiliki
larutan berwarna, untuk peperomia sp. larutannya berwarna merah (safranin)
sedangkan Impatiens balsamina larutannya yaitu metilen blue. Tanaman tersebut
direndam sampai akarnya terendam dan ditunggu sampai larutan berwarnanya
naik ke batang.
Setelah itu, dibuatlah sayatan melintang batang tanaman percobaan dan
diamati xilemnya di bawah mikroskop. Untuk peperomia sp. terlihat jelas
xilemnya berwarna merah dengan mengelilingi floem (floem berada di tengah)
dan penyebaran yang tidak teratur hal ini karena sirih-sirihan Peperomia sp.
merupakan tumbuhan monokotil, warna tersebut berasal dari larutan safranin
(merah). Sedangkan pada pacar air Impatiens balsamina terlihat jelas xilemnya
berwarna biru dengan penyebaran yang tidak teratur. Warna biru berasal dari
larutan yang ditambahkan metilen blue (biru).
Larutan berwarna

yang terdapat

pada kedua tanaman tersebut,

menandakan fungsi dari jaringan pengangkut air pada tumbuhan yaitu xilem.
Xilem yang memiliki tugas untuk mengangkut air dan mengedarkanya ke bagian
tumbuhan lain untuk digunakan dalam proses asimilasi. Percobaan tersebut

menunjukkan bahwa air secara terus-menerus mengisi xilem (air secara utuh
ditarik ke atas) yang disebabkan oleh absorbs air oleh akar. Selain itu daya kohesi
diantara molekul-molekul air dan daya adhesi antara molekul air dan dinding
pembuluh xilem menimbulkan tekanan yang tinggi sehingga cairan xilem (pada
percobaan ini berupa pewarna) dapat bergerak dari akar sampai ke seluruh tubuh
tumbuhan.
Air merupakan salah satu faktor penentu bagi berlangsungnya kehidupan
tumbuhan. Air didalam tubuh tumbuhan selalu mengalami fluktuasi. Untuk
memenuhi kebutuhan terhadap air inilah pentingnya kerja dari berkas pengangkut
yaitu xilem. Berkas pengangkut xilem terdapat pada bagian paling dekat dengan
empulur sedangkan floem pada bagian kulit batang.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu proses pengangkutan air oleh xilem
dapat dengan mudah dilihat, setelah itu xilem dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop ditandai dengan adanya cairan berwarna sehingga hal ini membuktikan
kinerja dari xilem itu sendiri dalam pengangkutan air.

V.2 Saran
Saran saya yaitu agar alat-alat seperti mikroskop dalam laboratorium
herbarium dapat diperbanyak jumlahnya serta alat pendingin udara seperti AC
dapat disediakan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggarwulan, E, dkk., 2008. Karakter Fisiologi Kimpul (Xanthosoma


sagittifolium (L.) Schott) pada Variasi Naungan dan Ketersediaan Air.
Jurnal Biodiversitas, Vol: 9(4): 264-268. Http://doaj.org.pdf. Diakses
pada tanggal 7 November 2013.
Dwidjoseputro, 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Gardner, F.P., R. E. Pearce., dan R. I. Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya. UI press. Jakarta.
Lakitan, B., 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Salisbury, F. B. dan Ross, C. W., 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1.
Penerbit ITB. Bandung.
Tim Dosen Biologi, 2013. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Universitas
Hasanuddin. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai