RP Titrasi Pada Harpic

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Percobaan 1

PENENTUAN KADAR HCl DALAM PEMBERSIH TOILET (HARPIC)

RANCANGAN PERCOBAAN
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Praktikum Kimia
yang dibina oleh Dr. H. Sutrisno, M.Si.

Oleh:
Ade Trisnawati
Fitria Rizkiana

130331811099
130331811080

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
OKTOBER 2014

PENENTUAN KADAR HCl DALAM PEMBERSIH TOILET (HARPIC)


A. LATAR BELAKANG
Asam klorida adalah suatu cairan tidak berwarna, berbau menyengat
akibat dari penguapan gas hidrogen klorida dan bersifat korosif. Asam klorida
merupakan salah satu jenis senyawa kimia yang manfaatnya sering kita rasakan
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja pada pembersih rumah tangga.
Manfaat asam klorida secara nyata dapat kita temukan dalam pembersih toilet
harpic. Pembersih toilet harpic memiliki kandungan asam klorida sebesar 9,5%
(%w/v). Asam klorida dalam cairan pembersih tersebut berfungsi sebagai bahan
aktif untuk menghilangkan jamur dan karat pada toilet. Pada umumnya,
kandungan asam klorida dalam cairan pembersih berkisar antara 10 hingga 12%
(Wikipedia, 2014).
Kadar bahan aktif dalam suatu produk mempengaruhi kualitas produk
tersebut. Semakin tinggi kadar bahan aktif, dalam hal ini HCl maka daya
membersihkannya semakin tinggi pula sehingga kualitas produk pembersih
tersebut semakin baik. Sejalan dengan hal tersebut, jika kadar HCl dalam produk
pembersih toilet kurang dari standar produk yang ditetapkan (9,5% w/v) maka
kualitasnya pun tidak sesuai dengan yang diharapkan. Namun, mengingat HCl
termasuk ke dalam bahan kimia yang berbahaya atau B3 maka kadar HCl dalam
suatu produk juga tidak boleh melebihi standar produksi yang telah ditetapkan.
Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar HCl dalam
cairan pembersih toilet harpic dan membandingkan kadar HCl yang diperoleh
dengan kadar HCl yang tertera pada kemasan. Kadar HCl dalam cairan
pembersih harpic dapat ditentukan melalui metode titrasi. Titrasi adalah metode
analisis kuantitatif berdasarkan hubungan stoikiometri dari reaksi-reaksi kimia.
Beberapa jenis metode titrasi yang umum digunakan adalah titrasi konvensional,
titrasi potensiometri, dan titrasi konduktometri. Ketiga jenis titrasi ini akan
digunakan dalam kegiatan praktikum untuk mengetahui kadar HCl dalam
cairan pembersih harpic.
Penjelasn selnjtnya: tentang titrasi konvensional, potensiometri dan
konduktometri.
Alasan mengapa digunakan fenolftalein dalam standarisasi larutan NaOH
dengan H2C2O4 adalah karena titrasi ini melibatkan asam lemah dan asam kuat
dimana titik ekivalen tercapai pada pH sekitar 8-9, maka indicator yang paling
cocok digunakan adalah fenolftalein. Karena memiliki trayek perubahan pH dari
8,3 10,0. Alasan mengapa digunakan BTB dalam titrasi cairan harpic (bahan
aktif HCl) dengan NaOH adalah karena titrasi ini melibatkan asam kuat dan basa
kuat yang memiliki titik ekivalen 7, sehingga indicator yang pling cocok
digunakan adalah BTB dengan trayek prubahan pH berkisar 6,0 7,6.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dari percobaan ini diantaranya:
1. Berapakah kadar HCl dalam harpic?
2. Apakah kadar HCl yang diperoleh dari hasil titrasi sama dengan kadar HCl
yang tertera pada kemasan harpic?

C. TUJUAN PEMECAHAN MASALAH


Berdasarkan permasalah yang telah ditentukan, maka tujuan dari
pemecahan masalah tersebut diantaranya:
1. Untuk mengetahui kadar HCl dalam harpic.
2. Untuk mengetahui apakah kadar HCl yang tertera pada kemasan sesuai atau
tidak.
D. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat:
Konduktometer
1 buah
pH meter
1 buah
Neraca analitik
1 buah
Pipet tetes
3 buah
Kaca arloji
2 buah
Labu ukur 250 mL
1 buah
Labu ukur 100 mL
2 buah
Statif dan klem
1 buah
Gelas ukur 5 mL
1 buah
Gelas ukur 10 mL
1 buah
Gelas ukur 50 mL
1 buah
Gelas kimia 100 mL
1 buah
Batang pengaduk
1 buah
Buret 50 mL
1 buah
Corong
1 buah
Spatula
2 buah
Erlenmeyer 250 mL
2 buah
Bahan:
Harpic
Kristal H2C2O4.2H2O
Padatan NaOH
Akuades
Indikator fenolftalein
Indikator bromtimol biru

2 mL
0,63 gram
1 gram
500 mL

E. METODE DAN LANGKAH PERCOBAAN


Metode yang digunakan untuk menentukan kadar HCl dalam harpic
yaitu titrasi konvensional, titrasi potensiometri dan konduktometri.
1. Pembuatan larutan standar primer asam oksalat (H2C2O4) 0,05 M 100 mL
a. Menimbang 0,63 gram kristal asam oksalat dihidrat (H2C2O4.2H2O).
b. Memasukkan kristal H2C2O4.2H2O yang telah ditimbang dalam gelas
kimia 100 mL.
c. Melarutkan kristal H2C2O4.2H2O dengan 50 mL akuades.
d. Memindahkan larutan H2C2O4 ke dalam labu ukur 100 mL.
e. Menambahkan akuades ke dalam labu ukur sampai tanda batas.
f. Mengocok labu ukur hingga larutan H2C2O4 homogen.

g. Menyimpan larutan standar primer H2C2O4 dalam botol penyimpanan.


2. Pembuatan larutan NaOH standar 0,1 M 250 mL
a. Menimbang 1 gram kristal NaOH.
b. Memasukkan kristal NaOH yang telah ditimbang dalam gelas kimia 100
mL.
c. Melarutkan kristal NaOH dengan 50 ml akuades.
d. Memindahkan larutan NaOH ke dalam labu ukur 250 mL.
e. Menambahkan akuades ke dalam labu ukur sampai tanda batas.
f. Mengocok labu ukur hingga larutan NaOH homogen.
3. Standardisasi larutan NaOH dengan larutan standar primer H2C2O4 0,05 M
a. Mencuci buret dengan akuades.
b. Membilas buret dengan mengalirkan 5 mL larutan NaOH standar.
c. Memasang buret pada klem di statif.
d. Memasukkan larutan NaOH standar ke dalam buret menggunakan corong
sampai meniskus di batas nol.
e. Memasukkan 20 mL larutan standar primer H2C2O4 0,05 M ke dalam
erlenmeyer 250 mL.
f. Menambahkan indikator fenolftalein ke dalam larutan H2C2O4.
g. Menggoyang erlenmeyer yang berisi larutan H2C2O4 hingga bercampur
homogen dengan indikator.
h. Menitrasi larutan H2C2O4 dengan larutan NaOH standar.
i. Menggoyang-goyang erlenmeyer selama titrasi.
j. Menghentikan titrasi saat larutan berubah warna menjadi merah muda.
k. Mencatat volume larutan NaOH yang terpakai saat titrasi.
l. Melakukan triplo.
m. Menghitung konsentrasi larutan NaOH standar.
4. Pengenceran Harpic
a. Memasukkan 2 mL harpic dalam labu ukur 100 mL.
b. Menambahkan akuades dalam labu ukur sampai tanda batas.
c. Mengocok labu ukur hingga larutan homogen.
d. Menyimpan harpic yang telah diencerkan dalam botol penyimpanan.
5. Penentuan Konsentasi HCl dalam Harpic dengan Metode Titrasi
Konvensional
a. Memasukkan larutan NaOH standar dalam buret sampai meniskus di
batas nol.
b. Memasukkan 10 mL larutan harpic ke dalam erlenmeyer 250 mL.
c. Menambahkan indikator bromtimol biru ke dalam larutan harpic.
d. Menggoyang erlenmeyer berisi larutan harpic hingga bercampur homogen.
e. Menitrasi larutan harpic dengan larutan NaOH standar.
f. Menggoyang-goyang erlenmeyer selama titrasi.
g. Menghentikan titrasi saat larutan berubah warna menjadi biru.
h. Mencatat volume larutan NaOH yang terpakai saat titrasi.
i. Melakukan triplo
j. Menghitung konsentrasi larutan HCl dalam harpic
k. Menghitung kadar larutan HCl dalam harpic

6. Penentuan Konsentrasi HCl dalam Harpic dengan Metode Titrasi


Potensiometri
6.1 Kalibrasi pH meter
a. Memastikan aliran listrik ke dalam pH meter.
b. Merendam elektroda pH meter dalam akuades.
c. Menyemprot elektroda pH meter dengan akuades.
d. Mengeringkan elektroda pH meter dengan tisu.
e. Merendam elektroda pH meter dalam larutan buffer pH 7.
f. Menekan tombol on pada pH meter.
g. Menunggu beberapa saat.
h. Membaca skala pH meter (pembacaan harus menunjukkan pH 7 0,02).
i. Memastikan pH yang terbaca sesuai.
j. Menekan tombol off pada pH meter
k. Mencuci elektroda pH meter dengan akuades.
l. Mengeringkan elektroda pH meter dengan tisu.
m. Merendam elektroda pH meter dalam larutan buffer pH 4.
n. Menekan tombol on pada pH meter.
o. Menunggu beberapa saat.
p. Membaca skala pH meter (pembacaan harus menunjukkan pH 4 0,02).
q. Memastikan pH yang terbaca sesuai.
r. Menekan tombol off pada pH meter
s. Mencuci elektroda pH meter dengan akuades, mengeringkan kemudian
mengembalikan ke tempatnya.
6.2 Penentuan Konsentrasi HCl dalam Harpic
a. Memasukkan 10 mL larutan harpic ke dalam erlenmeyer 250 mL.
b. Mengukur pH larutan harpic sebelum dititrasi
c. Menitrasi larutan harpic dengan larutan NaOH standar.
d. Mengukur pH larutan setiap penambahan 0,5 mL larutan NaOH standar
dengan pH meter.
e. Menghentikan titrasi saat pH larutan konstan (setelah terjadi perubahan
pH secara drastis).
f. Mengukur pH larutan di titik akhir titrasi.
g. Mencatat volume larutan NaOH yang terpakai saat titrasi.
h. Melakukan triplo.
i. Menghitung konsentrasi larutan HCl dalam harpic.
j. Menghitung kadar larutan HCl dalam harpic
7. Penentuan Konsentrasi HCl dalam Harpic dengan Metode Titrasi
Konduktometri
7.1 Kalibrasi konduktometer
a. Menentukan sumber arus yang digunakan, AC atau DC
b. Memastikan ada tidaknya aliran listrik ke dalam konduktometer.
c. Mengarahkan penunjuk konduktansi pada angka 10
d. Mencuci elektroda konduktometer dengan akuades.
e. Mengeringkan elektroda konduktometer dengan tisu.
f. Mencelupkan elektroda konduktometer dalam larutan standar yang telah
disediakan.

g. Menekan tombol on pada konduktometer dan menunggu beberapa saat


hingga pembacaan konstan.
h. Memastikan konduktansi yang terbaca sesuai (pembacaan harus
menunjukkan konduktansi 10 0,02).
i. Mematikan konduktometer.
7.2 Penentuan konsentrasi HCl dalam harpic
a. Memasukkan 10 mL larutan harpic yang telah diencerkan ke dalam
erlenmeyer 250 mL.
b. Mengukur konduktansi larutan awal dengan konduktometer yang sudah
dikalibrasi.
c. Menambahkan 0,5 mL larutan NaOH standar, mengaduk hingga homogen,
kemudian mengukur konduktansinya.
d. Mencatat konduktansi yang terukur pada tiap penambahan 0,5 mL NaOH
standar.
e. Titrasi dihentikan bila nilai konduktansi konstan/tidak terjadi perubahan.
f. Melakukan triplo.
g. Menghitung konsentrasi larutan HCl dalam harpic.
F. ANALISIS DATA
1. Pembuatan 100 mL larutan standar primer H2C2O4 0,05 M
Mol H2C2O4 = M x V
= 0,05 mol/L x 0,1 L = 0,005 mol
Massa H2C2O4 = mol x Mr H2C2O4
= 0,005 mol x 90 gram/mol
= 0,45 gram
Bahan yang tersedia di laboratorium UM adalah H2C2O4.2H2O, sehingga
massa H2C2O4.2H2O yang harus ditimbang untuk mendapatkan 100 mL
H2C2O4 0,05 M adalah:
Massa H2C2O4.2H2O =
=
= 0,63 gram
2. Pembuatan 250 mL larutan NaOH 0,1 M
Mol NaOH
=MxV
= 0,1 mol/L x 0,25 L
= 0,025 mol
Massa NaOH yang ditimbang

= mol x Mr
= 0,025 mol x 40 gram/mol
= 1 gram

3. Konsentrasi teoritis HCl dalam kemasan harpic

Harpic mengandung bahan aktif HCl 9,5% w/v dalam 200 mL kemasan
harpic.
Massa teoritis HCl dalam harpic

Mol teoritis HCl dalam harpic

M teoritis HCl dalam harpic

= 19 gram.
=

= 0,52 mol
M

Maka dapat dikatakan bahwa 9,5% w/v = 2,6 M.


4. Standarisasi larutan NaOH 0,1 M menggunakan H2C2O4 0,05 M (Ka = 5,4
x 10-2)
Menghitung rata-rata volume NaOH yang terpakai menggunakan rumus
berikut:

Mol OH- = mol H+


[OH-] x V basa = [H+] x V asam
M basa x valensi basa x V basa =
M basa =

x V asam

5. Penentuan konsentrasi HCl dalam harpic menggunakan NaOH standar


a. Titrasi konvensional
Menghitung rata-rata volume NaOH yang terpakai menggunakan
rumus berikut:

Mol OH- = mol H+


[OH-] x V basa = [H+] x V asam
M basa x valensi basa x V basa = M asam x valensi asam x V asam
M asam =
b. Titrasi potensiometri
Tujuan dari titrasi potensiometri adalah menentukan titik ekivalen.
Dalam menentukan titik ekivalen tersebut dapat dilakukan dengan
cara membuat grafik pH versus volum titran, grafik pH/V versus
V titran kemudian mencari harga maksimum dan minimumnya atau

grafik 2pH/V2 versus volume titran kemudian mencari titik nolnya


(Widarti, 2002).
c. Titrasi konduktometri
Titrasi konduktometri bertujuan untuk menentukan titik ekivalen
suatu titrasi sebagai pengganti indikator. Penentuan titik ekivalen
dilakukan dengan membuat grafik plot antara konduktansi (daya
hantar listrik) versus volume titran.
G. REFERENSI
Widarti, H.R. 2002. Metode Analisis Potensiometri. Malang: Jurusan Kimia

Anda mungkin juga menyukai