Laporan Monera

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Biologi

A. Judul : Protista
B. Tujuan : Mengamati monera pada jenis-jenis air yang berbeda.
C. Hari/Tanggal : Rabu, 17 November 2010
D. Tempat : Lab. Biologi
E. Alat dan Bahan
1. Alat : *Mikroskop
*Kaca Benda
*Kaca Penutup
2. Bahan : *Air Jerami
*Air Kolam
*Air Comberan

F. Cara Kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Mengatur cahaya mikroskop.
3. Teteskan air jerami, kolam dan comberan ke atas masing-masing kaca benda. Kemudian tutup
dengan kaca penutup.
4. Amati monera yang terdapat pada masing-masing jenis air.

G. Teori Dasar :
Protista muncul untuk menampung semua mikroorganisme eukariotik yang bukan tumbuhan dan
bukan pula hewan. Ciri-ciri umum organisme yang masuk di dalam Protista adalah memiliki tubuh hanya
tersusun atas satu sel saja (unisel) atau tersusun atas banyak sel (multisel) namun belum terdiferensiasi.
Umumnya Protista ditemukan di air, baik air tawar maupun air laut. Protista merupakan plankton, yaitu
organisme berukuran mikroskopis yang melayang-layang di air. Ada pula yang melekat di dasar laut,
danau, dan sungai.

Protista memiliki cara makan yang berbeda-beda, dan dapat digolongkan dalam tiga kategori,
yaitu:
1. Protista autototrof, yaitu protista yang memiliki klorofil sehingga mampu berfotosintesis. Contoh:
Alga.
2. Protista menelan makanan, dengan cara fagositosis melalui membran sel. Contoh: Protozoa.
3. Protista saprofit dan parasit, mencerna makanan di luar sel dan menyerap sari-sari makanannya.
Contoh: Protista mirip jamur.







Dalam sistem klasifikasi 5 kingdom, kingdom protista terdiri atas beberapa filum/divisi yang
terbagi atas 3 kelompok yaitu:
1. Protista Mirip Hewan (Protozoa) :
Protozoa merupakan hewan bersel tunggal, berinti sejati (eukariotik) dan tidak memiliki
dinding sel. Protozoa berasal dari kata protos yang berarti pertama dan zoom yang berarti hewan
sehingga disebut sebagai hewan pertama. Ukurannya antara 3 1000 mikron dan merupakan
organisme mikroskopis bersifat heterotrof.
Tempat hidupnya adalah tempat yang basah yang kaya zat organik, air tawar atau air laut
sebagai zooplakton, beberapa jenis bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan ternak. Bentuk tubuh protozoa berbeda-beda pada fase yang berbeda dalam siklus hidupnya.
Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cillia) atau bulu cambak
(flagel). Beberapa protozoa memiliki fase vegetatif yang bersifat aktif yang disebut tropozoit dan fase
dorman dalam bentuk sista. Tropozoit akan aktif mencari makan dan berproduksi selama kondisi
lingkungan memungkinkan. Jika kondisi tidak memungkinkan kehidupan tropozoit maka protozoa
akan membentuk sista. Sista merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal
mirip dengan endospora yang terjadi pada bakteri. Pada saat sista protozoa mampu bertahan hidup
dalam lingkungan kering maupun basah. Pada umumnya berkembangbiak dengan membelah diri.

K
l
a
s
i
f
i
k
a
s
i

P
r
o
tozoa:


























Berdasarkan alat geraknya, protozoa dapat dibagi
menjadi 5 kelompok, yakni:
a. Rhizopoda (Filum Sarcodinata)
Rhizopoda berhabitat di air tawar, air laut,
tempat basah dan di dalam tubuh hewan atau
manusia sebagai parasit. Struktur tubuhnya terdiri dari protoplasma yang dibatasi oleh membran.
Ciri khusus Rhizopoda yaitu memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodium). Kaki semu
merupakan penjuluran protoplasma sel. Ada dua tipe kaki semu, yaitu:
a) Tipe Lobodia, berbentuk agak lebar deng-an ujung penjuluran berbentuk tabung.
Protoplasma-nya tersusun atas ektoplasma dan endoplasma.
b) Tipe Filopodia, memiliki ujung penjuluran yang runcing dan biasanya bercabang.
Protoplasmanya tersusun atas ektoplasma saja.

b. Flagellata (Filum Mastigophora)
Flagellata dari filum Mastigophora dicirikan dengan adanya satu hingga beberapa flagella
pada ujung anterior tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak. Selain dipakai untuk berenang,
flagella juga berguna untuk menimbulkan arus yang dapat membawa makanan masuk ke dalam
mulutnya. Flagella juga berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keadaan lingkungannya.
Sebagian besar flagellata hidup bebas, tapi ada pula yang hidup parasit pada manusia dan hewan,
atau saprofit pada organisme mati.

c. Ciliata (Filum Ciliophora)
Pada umumnya, berhabitat di laut atau air tawar, tetapi ada juga yang hidup bersimbiosis
komensalisme di dalam usus vertebrata. Sebagian besar ciliata
berukuran mikroskopis tetapi ada yang berukuran 3 mm sehingga
dapat dilihat dengan mata telanjang. Anggota kelompok ciliata
ditandai dengan adanya organ silia (bulu getar) pada suatu tahap
dalam hidupnya. Silia berfungsi untuk bergerak dan mencari makan.
Tidak semua ciliata bersifat motil (dapat bergerak). Beberapa ciliata
sesil membentuk tangkai. Walaupun sebenarnya dapat berenang,
ciliata sesil itu lebih suka tetap melekat pada batu atau substrat lainnya.




d. Sporozoa (Apicomplexa)
Sporozoa merupakan golongan Protista yang dapat membentuk spora untuk menginfeksi
inangnya. Sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga gerakannya dilakukan dengan
mengubah kedudukan tubuhnya. Sporozoa hidup secara parasit pada hewan dan manusia dan
mengambil makanan dengan cara menyerap dari tubuh inangnya. Respirasi dan ekskresinya
terjadi secara difusi.

e. Suctoria
Suctoria memiliki bulu getar hanya pada tahap awal hidupnya sehingga sering dikelompokka
dalam kelas Ciliata.

2. Protista Mirip Tumbuhan (Alga)
Alga memiliki sel tunggal (uniseluler), membentuk koloni berupa filament (kumpulan sel
berbentuk benang) atau koloni yang tidak membentuk filament. Alga uniseluler ada yang dapat
bergerak dengan sendirinya (motil) dan ada yang
tidak dapat bergerak (nonmotil). Alga uniseluler
yang mikroskopis tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Sebaliknya, ada alga yang membentuk
koloni berupa filamen berukuran cukup besar
sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Sel
yang terletak paling bawah pada filamen
membentuk alat khusus untuk menempel pada
batu, batang pohon, pasir, atau lumpur. Alat
tersebut dinamakan pelekap. Koloni alga yang tidak
membentuk filamen umumnya berbentuk bola atau
pipih tanpa pelekap.
Alga berperan sebagai fitoplankton yang merupakan produsen di dalam ekosistem. Pada alga
terdapat pirenoid pada permukaan atau dalam kloroplas, berfungsi sebagai pusat pembentukan
amilum (pada alga hijau) dan tempat menyimpan cadangan makanan (pada alga jenis lain). Selain itu
juga alga berproduksi melalui dua cara yaitu secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual
terjadi melalui pembelahan sel, fragmentasi, dan pembentukan zoospora. Sedangkan reproduksi
secara seksual terjadi melalui isogami dan oogami.

Berdasarkan dominasi pigmennya, alga dapat dibedakan menjadi:
a. Diatom (Bacillariophyta) :
Ciri-ciri :
Talus bersel tunggal yang terdiri dari dua bagian yaitu epiteka dan hipoteka.
Inti sel berada di pusat sitoplasma.
Kloroplasnya mempunyai bentuk yang bervariasi. Seperti cakram, seperti huruf H, periferal,
dan pipih.
Memiliki pigmen klorofil a dan c, karotenoid, fukosantin, diatoksantin dan diadinoksantin.
Berhabitat di air tawar dan air laut.
Reproduksi secara seksual dilakukan dengan cara persatuan sel sperma dan ovum, sedangkan
reproduksi secara aseksual dengan cara pembelahan hipoteka dan epiteka.
Memiliki dinding sel silika (kersik)
Berperan sebagai bahan isolasi, penyekat dinamit, penggosok, dll.
Contoh: Actinastrum, Desmidium, Bacteriastrum.



b. Alga Hijau (Clorophyta)
Ciri-ciri :
Ada yang bersel satu, ada pula yang membentuk koloni.
Memiliki pigmen dominan klorofil a dan b, -karoten, dan santofil
Habitatnya 90% terdapat di air tawar dan 10% di laut.
Reproduksi secara aseksual dengan pembentukan zoospora dan reproduksi seksual dengan
konjugasi.
Berdinding sel selulosa.
Bentuk tubuhnya ada yang bulat, filamen, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuhan
tinggi.
Bentuk dan ukuran kloroplasnya beraneka ragam.
Pada sel reproduktif yang motil terdapat pigmen yang disebut stigma (bintik mata merah).
Di dalam sitoplasma sel yang dapat bergerak terdapat vakuola kontraktil, berfungsi sebagai
alat osmoregulasi.
Inti sel memiliki dinding yang disebut eukarion, sehingga bentuknya tetap.
Pada alga hijau yang motil terdapat dua flagella yang sama panjang.
Berperan sebagai fitoplankton dalam ekosistem air, bahan makanan, dll.
Contoh: Cnlorella, Ulva, Spirogyra, Volvox, Chlamydomonas dan Stigeoclonium.

c. Alga Keemasan (Chrysophyta):
Ciri-ciri:
Berbentuk talus, seperti batang atau seperti telapak tangan.
Memiliki pigmen karoten yang lebih dominan terhadap klorofil.
Habitat hidupnya di air laut atau air tawar serta di tempat-tempat basah.
Bereproduksi secara aseksual dengan zoospora berflagela banyak dan reproduksi secara
seksual dengan cara persatuan sel sperma dan ovum.
Bersel satu ada yang memiliki dua flagella heterodinamik.
Pada kloroplas jenis tertentu ditemukan pironoid yang merupakan tempat persediaan
makanan.
Berdinding sel kersik atau silika.
Berperan sebagai plankton, produsen di air laut.
Contoh: Navicula, Pinnularia, Synura.

d. Alga Coklat (Phaeophyta)
Ciri-ciri :
Multiseluler. Bentuk talusnya seperti benang dan lembaran, bahkan menyerupai tumbuhan
tingkat tinggi.
Pigmen dominan yang fukosantin.
Berhabitat di air laut, terutama laut dingin.
Bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan zoospora berflagel dua dan fragmentasi,
sedangkan reproduksi secara seksual dengan oogami/isogami.




Dinding sel selulosa dan asam alginat.
Contoh: Fucus serratus, Macrocystis, Sargassum, Turbinaria.
Peranan:
Pupuk dan makanan ternak, asam alginat yang dihasilkan Phaeophyta digunakan dalam
pembuatan es krim.
Tablet, salep, obat pembersih gigi, lotion, dan krem sehabis cukur.

e. Alga Merah (Rhodophyta)
Talus berupa helain atau berbentuk seperti pohon.
Tidak memiliki flagella.
Dinding sel terdiri atas komponen yang berlapis-lapis, yaitu manan dan xilan.
Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak di dalam kloroplas.
Pigemen yang dominan adalah fikoeritrin.
Habitat di air tawar dan air laut.
Reproduksi secara aseksual dengan membentuk spora haploid. Sedangkan reproduksi secara
seksual dengan oogami, dengan alat perkembangbiakan jantan disebut spermatogonium dan
alat perkembangbiakan betina disebut korpogonium
Contoh: Euchema, Gelidium, Gracilaria, Chondrus, dan Scicania
Peranannya sebagai bahan kosmetik (Euchema), sebagai bahan agar-agar (Gelidium, Euchema,
Gracillaria), sebagai bahan pembuat lem (Chondrus), dll.

3. Protista Mirip Jamur (Jamur Lendir/Slame Mold)
Protista mirip jamur mempunyai kenampakan dan tipe hidup yang menyerupai jamur sejati.
Namun tidak dimasukkan dalam kelompok jamur (Fungi) karena struktur tubuh dan cara
reproduksinya berbeda dengan jamur.

Protista mirip jamur dibedakan menjadi dua filum:
a. Divisi Myxomycota (jamur lendir/plasmodial)
Habitat di hutan basah, batang kayu yang membusuk, tanah lembab, sampah basah, kayu
lapuk.
Struktur tubuh vegetatif berbentuk seperti lendir (plasmodium=massa protoplasma tanpa
dinding dengan inti banyak/multinukleat) saat lingkungan lembab dan tersedia makanan yang
cukup.
Bila lingkungan kering dan kekurangan makanan jamur membentuk tangkai yang ujungnya
membentuk struktur reproduksi.
Sebagian besar bersifat saprofit, ada yang parasit.
Dibagi menjadi dua tipe berdasarkan sekat selnya:
Myxomycota (tidak bersekat)
Acrasiomycota (bersekat)
Contoh: fuligo varians, aethalium septicum




Peranan: sebagai komponen dekomposer
Reproduksi terdiri atas 3 tahap, yaitu:
Tahap 1: merupakan masa lendir. Pada fase ini jamur mampu bergerak mengalir
menyerupai amoeba (fase plasmodium)
Tahap 2 : masa lendir berhenti bergerak dan berhenti tumbuh. Membentuk badan buah
(sporangium) untuk menghasilkan spora haploid yang dilindungi oleh membran dari zat
keratin dan selulosa. Pada tahap ini jamur benar-benar menyerupai jamur.
Tahap 3 : tahap pertumbuhan spora. Spora jamur lendir berkembang di dalam air atau
pada lingkungan yang basah menjadi beberapa sel kembara yang berbulu cambuk
(myxoflagellata). Di tempat yang sesuai myxoflagellata akan melepaskan bulu cambuknya
dan berubah menjadi myxoamoeba yang kemudian tumbuh jamur lendir yang baru.
Myxoflagellata dan myxoamoeba dapat berkembang biak dengan membelah diri (secara
vegetatif) dan dengan peleburan dua inti menghasilkan inti diploid. Inti diploid dapat
membelah secara mitosis menghasilkan plasmodium berinti banyak. Beberapa plasmodium
dapat bergabung membentuk plasmodium yang besar.

b. Divisi Oomycota (jamur air)
Jamur air (Oomycota) dulu dikelompokkan dalam kingdom jamur karena memiliki banyak
kemiripan. Keduannya memiliki tubuh yang disebut miselium yang tumbuh di atas materi organik.
Jamur air bersifat heterotrofik, baik secara parasit maupun saprofit. Jamur tersebut mengambil
makanan dengan memasukkan hifa ke dalam jaringan inang, mengeluarkan enzim pencerna dan
kemudian mengisap larutan hasil pencernaan.

Ciri-ciri:
Tubuh terdiri atas benang atau hifa tidak bersekat, bercabang-cabang, dan mengandung
banyak inti tidak bersekat(senositik)
Dinding sel tersusun atas selulosa
Habitat di darat maupun di air baik sebagai saprofit maupun parasit
Jamur yang hidup di air berkembang biak secara vegetatif dengan zoospora berflagel dua
Jamur yang hidup di darat berkembang biak secara vegetatif dengan sporangium dan konidium
(spora aseksual)
Berkembang biak secara generatif dengan oogami (peleburan gamet jantan yang motil dengan
ovum yang non motil)
Reproduksi generatif dimulai saat miselium membentuk struktur reproduksi secara generatif
berupa oogonium (berisi ovum) dan anteredium (tidak berisi sel sperma tetapi terdapat
banyak inti). Anteridium akan menempel pada oogonium dan membentuk saluran pembuahan
ke dalam oogonium. Inti anteredium akan membuahi sel ovum sehingga terbentuk zigot. Zigot
berdinding tebal disebut oospora. Setelah mengalami fase istirahat, intinya mereduksi dan
tumbuh menjadi individu baru. Individu baru mula-mula berinti empat, tetapi selanjutnya
berinti banyak.




Peranan:
Saprolegnia (saprofit pada bangkai ikan dan serangga).
Phytophora (jamur karat putih), parasit pada tanaman budidaya, miselium vegetatif
berkembang di dalam jaringan inang.
Phytium debaryanum, parasit pada tumbuhan muda (bibit tanaman budidaya).
Plasmora viticola, parasit pada jaringan interseluler daun anggur







































H. Analisa Data :
Hal-hal yang menyebabkan terbatasnya jumlah monera yang terdapat di dalam air jerami, air kolam
dan air comberan:
1. Pada air jerami waktu perendamannya hanya berkisar kurang lebih lima hari, sehingga membuat
jumlah monera yang terdapat di air jerami menjadi sedikit.
2. Di air kolam terdapat hanya sekitar beberapa buah monera saja, ini disebabkan karena air kolam
yang diambil jauh lebih jernih dibanding dengan air kolam yang seharusnya dipakai untuk penelitian
monera ini.
3. Dan di dalam air comberan, monera yang ditelitipun hanya berjumlah sedikit. Hal ini dikarenakan
oleh air comberan yang diambil sedikit lebih jernih. Tetapi di dalam air comberan ini terdapat
monera yang lumayan lebih banyak dibandingkan air jerami dan air kolam.

I. Kesimpulan :
Tubuh protista ada yang tersusun atas satu sel saja (uniseluler) contohnya protozoa dan
euglenophyta, ada pula yang tersusun atas banyak sel contohnya protista yang mirip jamur
(tumbuhan).
Organisme protista berdasarkan ciri yang dimikilinya ada yang mirip hewan, seperti tumbuhan dan
ada yang seperti jamur.
Berdasarkan pola perolehan atau pengolahan makanannya, maka protista dikategorikan dalam tiga
kelompok dasar yaitu:
Kelompok Protozoa (Protista mirip hewan)
Kelompok Alga (Protista mirip tumbuhan)
Kelompok Jamur lendir
Protista mirip jamur memiliki kesamaan reproduksi dengan jamur, namun pada fase vegetatif
Protista bergerak secara ameboid.
Protista mirip tumbuhan (Alga) memiliki klorofil dan bersifat fotoautotrof serta pigmen lain yang
digunakan sebagai dasar klasifikasi Alga. Proses reproduksi aseksual dilakukan melalui pembelahan
sel, fragmentasi, dan pembentukan zoospora. Sedangkan reproduksi secara seksual melalui isogami
dan oogami.
Protista mirip hewan (Protozoa) memiliki ciri-ciri umum bersel tunggal dan memiliki alat gerak
berupa pseudopodium, flagella, atau silia. Proses reproduksi aseksual dilakukan dengan cara
membelah diri dan pada jenis tertentu dengan cara paraseksual, yakni konjugasi. Protozoa memiliki
alat gerak berupa Rhizopoda, Flagellata, Ciliata dan Sporozoa.

J. Daftar Pustaka :
Pratiwi, D. A., Sri Maryani, Srikim, Suharno & Bambang S. 2006. Erlangga.
Sudjino & Langkah Sembiring. 2006. Klaten: Intan Pariwara

Situs Web:
http://id.wikipedia.org/wiki/Protista
http://educorolla3.blogspot.com/
http://eukariotik.blogspot.com/
http://wrghar.blogspot.com/2009/09/klasifikasi-protista.html

Anda mungkin juga menyukai