Daya Dukung Ujung Selimut
Daya Dukung Ujung Selimut
Daya Dukung Ujung Selimut
=
=
n
i
o
A
i
= luas diagram tegangan vertikal efektif
L = panjang tiang
Sedangkan,
dimana :
c
ui
= kohesi (lapis i)
L
i
= panjang segmen tiang (lapis i)
L = panjang tiang
2. Metoda Alpha (Tomlinson)
f
s
= o.cu
dimana :
f
s
= gesekan selimut
o = konstanta (Gbr. 5.)
cu = kohesi
L
A
1
i
Uave
=
=
n
i
c
3. Metoda Beta (Metoda Tegangan Efektif)
fave = |.ov
di mana:
f
s ave
= gesekan selimut rata-rata
| = K tan |
r
|
r
= sudut geser dalam pada kondisi
terdrainase (dari uji triaksial CD)
K = 1-sin|
r
(untuk tanah terkonsolidasi
normal)
K = (1-sin|
r
).OCR (untuk tanah
over-consolidated)
ov = tegangan vertikal efektif
OCR = Over Consolidation Ratio
Variasi besarnya faktor aman yang telah banyak digunakan untuk perancangan pondasi tiang
pancang, sebagai berikut :
Qa = Qu/2,5
Gbr. 5. Variasi Harga terhadap Harga Cu
PONDASI DALAM
Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau
batu yang terletak jauh dari permukaan dengan kedalaman Df/B > 4 seperti:
a. Pondasi sumuran (pier foundation) yaitu pondasi yang merupakan peralihan antara pondasi dangkal
dan pondasi tiang (Gambar a), digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang
relatif dalam, dimana pondasi sumuran nilai kedalaman (Df) dibagi lebarnya (B) lebih besar 4
sedangkan pondasi dangkal Df/B 1.
b. Pondasi tiang (pile foundation), digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak
mampu mendukung bebannya dan tanah kerasnya terletak pada kedalaman yang sangat dalam
(Gambar b). Pondasi tiang umumnya berdiameter lebih kecil dan lebih panjang dibanding dengan
pondasi sumuran (Bowles, 1991).
(a) (b)
Kapasitas daya dukung ultimit ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
Qu = Qb + Qs = qbAb + f.As
dimana :
Qu = Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang pancang.
Q p = Kapasitas tahanan di ujung tiang.
Qs = Kapasitas tahanan kulit.
Qp = Kapasitas daya dukung di ujung tiang persatuan luas.
Ab = Luas di ujung tiang.
F = Satuan tahanan kulit persatuan luas.
As = Luas kulit tiang pancang.
Penentuan daya dukung pondasi tiang pancang dengan cara statik
dapat dilakukan sebagai berikut :
Daya Dukung Ujung Tiang (Qp)
Cara Meyerhof (1976)
A. Tanah Pasir
Formula yang digunakan adalah :
Qpl = Ap.qp = Ap.q.Nq*
di mana:
Qp = daya dukung ujung tiang
qp = q'Nq* = daya dukung per satuan luas
AP = luas penampang ujung tiang
q = tegangan vertikal efektif
Nq* = faktor daya dukung ujung
Harga qp tidak dapat melebihi daya dukung batas ql, karena itu daya dukung ujung
tiang perlu ditentukan :
Qp2 = Ap.ql = Ap.5.Nq*.tan |
dimana :
Qp2 = daya dukung ujung tiang (t/m2)
Ap = luas penampang ujung tiang (m2)
Nq* = faktor daya dukung ujung
| = sudut geser dalam
ql = daya dukung batas
Untuk kemudahan, harga Qp1 dan Qp2 dibandingkan dan diambil
harga yang lebih kecil sebagai daya dukung ujung tiang.
Harga Nq* ditentukan sebagai fungsi dari sudut geser dalam
tanah (|) seperti yang ditunjukan pada Gbr.1.
Syarat untuk mencapai nilai ultimit dari tahanan ujung tiang adalah penetrasi tiang ke
dalam lapisan pendukung mencapai kedalaman sekurang-kurangnya L
bcr
. Nilai L
bcr
adalah
fungsi dari kepadatan tanah pasir dan sering dinyatakan L
b
= f(|), namun dari segi
kepraktisan nilai L
bcr
diambil sebesar 10D. Bila penetrasi tiang tidak mencapai L
bcr
maka
tahanan ujung perlu dikoreksi dengan rumus:
dimana:
q
1
(l) = harga q
1
pada lapisan loose sand
q
1
(d) = harga q
1
pada lapisan dense sand
L
b
= panjang penetrasi ke dalam lapisan bawah.
D = diameter tiang
Nilai qp di atas dibandingkan dengan harga q
1
(d) dan diambil harga yang lebih kecil.
Kemudian dikalikan dengan luas penampang ujung tiang (Ap) sehingga diperoleh daya
dukung ujung tiang (Qp).
| |
10.D
L
q q q q
b
1(1) 1(d) ) 1 ( 1 p
+ =
Gbr.2. Variasi Satuan Perlawanan
Ujung Penetrasi Tiang pada Pasir
Berlapis
Nilai qp di atas dibandingkan dengan harga q
1
(d) dan diambil harga yang lebih kecil.
Kemudian dikalikan dengan luas penampang ujung tiang (Ap) sehingga diperoleh
dayadukung ujung tiang (Qp).
Gbr.1. Faktor Daya Dukung Uiung N
c
*
dan N
q
B. Tanah Lempung
Formula yang digunakan adalah :
Qp =Ap.qp = Ap.cu.Nc* ~ 9.cu.Ap
dimana:
Qp = daya dukung ujung tiang
Ap = luas penampang ujung tiang
Nc* = faktor daya dukung ujung
cu = kohesi
Harga Nc* dapat ditentukan dengan menggunakan Gbr.1.
TUGAS REKAYASA PONDASI II
OLEH
NAMA : MUHAMMAD DAVID
NIM : 1107114132
KELAS : C
TEKNIK SIPIL S1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU