Tanda Dan Gejala Psikiatrik 2
Tanda Dan Gejala Psikiatrik 2
Tanda Dan Gejala Psikiatrik 2
Gangguan dalam psikiatri sering digambarkan sebagai sindrom. Sindrom: Sekelompok tanda dan gejala yang bersama-sama membentuk suatu kondisi.
Lingkup bahasan
Kesadaran dan kognisi Alam perasaan/emosi Perilaku motorik/konasi Alam pikiran Persepsi/penginderaan Pembicaraan dan kemampuan berbahasa Tilikan dan daya nilai sosial
a) Kesadaran/Sensorium
Suatu kondisi kesigapan mental individu dalam menanggapi rangsang dari luar maupun dari dalam diri. Gangguan kesadaran->Pertanda kerusakan organik pada otak
Tingkatan Kesadaran
Compos Mentis: Derajat optimal dari kesigapan mental individu dalam menanggapi rangsang dari luar maupun dari dalam dirinya. Individu mampu memahami apa yang terjadi pada diri dan lingkungannya serta bereaksi secara memadai
Apatia: Derajat penurunan kesadaran, yakni individu berespon lambat terhadap stimulus dari luar. Tampak tak acuh terhadap situasi disekitarnya Somnolensi: Kesadaran menurun yang cenderung tidur. Tampak selalu mengantuk dan bereaksi lambat terhadap stimulus luar
Sopor: Penurunan kesadaran derajat berat. Nyaris tidak berespon terhadap stimulus luar atau hanya memberi respon minimal terhadap perangsangan kuat. Koma: Penurunan kesadaran derajat paling berat. Tidak dapat bereaksi terhadap rangsang luar.
Kesadaran berkabut: Perubahan kualitas kesadaran yakni individu tidak mampu berpikir jernih dan berespons secara memadai terhadap situasi disekitarnya. Tampak bingung, sulit memusatkan perhatian dan mengalami disorientasi.
Delirium: Perubahan kualitas kesadaran yang disertai gangguan fungsi kognitif yang luas. Perilaku sangat berfluktuasi; gaduh gelisah/apatis. Sering disertai gangguna persepsi berupa halusinasi atau ilusi. Sulit untuk memusatkan , mempertahankan dan mengalihkan perhatian.
Dream like state: Gangguan kualitas kesadaran pada serangan epilepsi psikomotor. Tidak menyadari apa yang dilakukannya meskipun tampak seperti melakukan aktivitas normal. Penderita tidak berekasi terhadap perangsangan.
Twilight State: Perubahan kualitas kesadaran disertai halusinasi. Seringkali disebabkan gangguan otak organik. Dalam keadaan separuh sadar, respons terhadap lingkungan terbatas, perilakunya impulsif, emosi labil dan tak terduga.
b) Kognisi
Kemampuan mengenal atau mengetahui mengenai benda atau keadaan atau situasi yang dikaitkan dengan pengalaman pembelajaran dan kapasitas intelegensia seseorang. Fungsi Kognisi: a) Memori b) Konsentrasi c) Orientasi d) Kemampuan berbahasa e) Berhitung f) Visuospasial g) Fungsi eksekutif h) Abstraksi i) Taraf intelegensia
c) Perhatian/Konsentrasi
Usaha untuk mengarahkan aktivitas mental pada pengalaman tertentu. Gangguan perhatian meliputi ketidakmampuan memusatkan perhatian, mempertahankan perhatian ataupun mengalihkan perhatian
Jenis gangguan perhatian/konsentrasi 1. Distraktibilitas: Tidak mampu memusatkan dan mempertahankan perhatian. Konsentrasi sangat mudah teralih. Lazim ditemukan pada gangguan cemas akut dan keadaan maniakal 2. Inatensi selektif: Tidak mampu memusatkan perhatian pada obyek dan situasi tertentu, biasanya situasi yang membangkitkan kecemasan. Misalnya pada fobia simpleks. 3. Kewaspadaan berlebih (hyper vigilance): Pemusatan perhatian yang berlebihan terhadap stimulus eksternal dan internal sehingga tampak tegang.
d) Orientasi
Kemampuan individu unutk mengenali obyek atau situasi sebagaimana adanya. Gangguan orientasi sering terjadi akibat kerusakan organik di otak. 1. Orientasi Orang/Personal: Kemampuan unutk mengenali orang yang sudah dikenalinya. 2. Orientasi Ruang/Spasial: Kemampuan individu untuk mengenali tempat ia berada. 3. Orientasi Waktu: Kemampuan individu unutk mengenali secara tepat waktu saat individu berada.
Anemsia
Paramnesia
Ketidakmampuan mengingat sebagian Jenis gangguan atau seluruh pengalaman masa lalu.
memori:
Jenis Amnesia
Amnesia Anterograd Amnesia Retrograd
Jenis Paramnesia
Konfabulasi Ingatan palsu untuk mengisi kekosongan memori Hiperamnesia Deja Vu Ingatan palsu terhadap pengalaman baru Screen memory Secara sadar menutupi ingatan atau pengalaman menyakitkan dengan ingatan yang lebih dapat ditoleransi Jamais Vu Merasa asing terhadap situasi yang pernah dialaminya Letologika Ketidakmampuan sementara untuk menemukan kata kata yang tepat untuk mendeskripsikan pengalamannya.
Memori Segera / Immidiate Memory Ingatan terhadap peristiwa yang baru saja terjadi beberapa detik sampai beberapa Memori menit jangka menengah / Recent Past Memory Ingatan terhadap peristiwa yang terjadi beberapa bulan lalu
Ingatan terhadap peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir Memori Jangka Panjang Ingatan terhadap peristiwa yang sudah lama terjadi Beberapa tahun lalu
Mood
Afek
Suasana Perasaan yang menetap bersifat pervasif dan bertahan lama, yang mewarnai persepsi seseorang terhadap kehidupannya
Respons Emosional saat sekarang , yang dapat dinilai lewat ekspresi wajah, pembicaraan, sikap dan gerak tubuhnya
Mood Eutimia: Suasan perasaan dalam rentang normal. Mood hipotimia: Suanasa perasaan yang secara pervasif diwarnai kesedihan dan kemurungan Mood disforia: Suasan perasaan yang tidak menyenangkan. Perasaan jenuh, jengkel, bosan
Mood hipertimia: Suasana perasaan yang secara pervasif memperlihatkan semangat dan keghairahan yang berlebihan Mood eforia: Suasan perasaan gembira dan sejahtera secara berlebihan Mood ekstasia: Suasan perasaan ghairah yang meluap-luap
Alektisimia: Ketidakmampuan individu untuk menghayati suasana perasaannya Anhedonia: Kehilangan minat dan kesenganan terhadap berbagai aktivitas kehidupan Mood kosong: Kehidupan emosi yang sangat dangakl, tidak atau sangat sedikit memiliki penghayatan suasan perasaan
Mood labil: Suasana perasaan yang berubah dari waktu ke waktu Mood: iritabel: Suasana perasaan yang mudah tersinggung, mudah marah dan seringkali bereaksi berlebihan
Afek luas: Afek pada rentang normal Afek menyempit: Nuansa ekspresi terbatas Afek menumpul: Penurunan serius dari kemampuan ekspresi emosi Afek mendatar: Hendaya afektif yang lebih parah dari afek menumpul
Afek serasi: Terlihat keserasian antara ekspresi emosi dan suasana yang dihayatinya Afek tidak serasi: Ekpresi emosi yang tidak cocok dengan suasan yang dihayatinya Afek labil: Perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tibda yang tidak terhubung dengan stimulus eksternal.
PERILAKU MOTORIK
Perilaku adalah ragam perbuatan manusia yang dilandasi motif dan tujuan tertentu yang melibatkan seluruh aktivitas mental individu. Respons total individu terhadap situasi kehidupan