Dokumen ini membahas sejarah perkembangan ilmu akhlak dan tasawuf dari zaman ke zaman, mulai dari zaman Nabi Adam hingga zaman modern. Ilmu akhlak berkembang dari pemikiran filsafat Yunani kemudian diajarkan oleh agama Islam. Sedangkan perkembangan ilmu tasawuf dimulai sejak zaman Rasulullah.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
3K tayangan13 halaman
Dokumen ini membahas sejarah perkembangan ilmu akhlak dan tasawuf dari zaman ke zaman, mulai dari zaman Nabi Adam hingga zaman modern. Ilmu akhlak berkembang dari pemikiran filsafat Yunani kemudian diajarkan oleh agama Islam. Sedangkan perkembangan ilmu tasawuf dimulai sejak zaman Rasulullah.
Dokumen ini membahas sejarah perkembangan ilmu akhlak dan tasawuf dari zaman ke zaman, mulai dari zaman Nabi Adam hingga zaman modern. Ilmu akhlak berkembang dari pemikiran filsafat Yunani kemudian diajarkan oleh agama Islam. Sedangkan perkembangan ilmu tasawuf dimulai sejak zaman Rasulullah.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
Dokumen ini membahas sejarah perkembangan ilmu akhlak dan tasawuf dari zaman ke zaman, mulai dari zaman Nabi Adam hingga zaman modern. Ilmu akhlak berkembang dari pemikiran filsafat Yunani kemudian diajarkan oleh agama Islam. Sedangkan perkembangan ilmu tasawuf dimulai sejak zaman Rasulullah.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13
1
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU
AKHLAK & TASAWUF
Disusun Oleh 1. Maulana Arif Hidayat (11140002) 2. Lestari Puji Rahayu (11140045) 3. Fenty Yunitha (11140074)
Dosen Pengampu Sarwanih, SS, M. SI,
Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 1022
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting. Apabila akhlak seseorang baik maka dia akan merasa aman, tenang, dan tidak ada perbuatan tercela. Sebaliknya bila akhlak seseorang rusak maka akan jauh dari Allah serta rusaklah lahir beserta bathinnya. Sebenarnya akhlak manusia sudah ada sejak zaman Nabi Adam. Akhlak mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. Akhlak sangat erat kaitannya dengan agama karena jika seseorang berpegang teguh pada agama tentu dia memiliki akhlak yang baik. Berbeda dengan makhluk ciptaan Allah yang lainnya, manusia diciptakan dengan sempurna yaitu memiliki akhlak dan pikiran sebagai penentu perbuatan mereka. Agama Islam sendiri memiliki akhlak yang mulia seperti melaksanakan kewajiban-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kesempurnaan akhlak manusia dapat dicapai melalui dua jalan. Pertama, melalui karunia Allah yang telah menciptakan manusia dengan fitrahnya yang sempurna, akhlak yang baik, berakal dan memiliki agama. Kedua, melalui cara berjuang secara bersungguh-sungguh dan melatih membiasakan diri dengan melakukan akhlak yang mulia. Sejarah perkembangan ilmu akhlak dari zaman ke zaman mengalami perbedaan di setiap waktunya, yaitu dari zaman Nabi Adam yang lalu diajarkan kembali oleh Nabi Muhammad hingga sampai pada zaman modern sekarang ini. Sedangkan Tasawuf adalah penentu dari perbuatan kita agar dapat diketahui hal ihwal kebaikannya. B. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan ilmu akhlak. 2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan ilmu tasawuf. 3. Untuk mengetahui perkembangan ilmu akhlak dan tasawuf di masa sekarang. C. Manfaat Tulisan Untuk menumbuhkan kembali akhlak manusia yang semakin memudar serta menjelaskan betapa pentingnya akhlak bagi manusia. Sedangkan ilmu tasawuf sendiri akan membuat manusia sadar dan tertata dalam berperilaku sehari-hari. Tasawuf akan menjadi petunjuk dan peringatan bagi kita untuk berbuat kebaikan dalam beramal kepada Allah SWT. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui serta menerapkan Ilmu akhlak dan tasawuf. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU AKHLAK Sejarah adalah kejadian, peristiwa yang benar terjadi pada masa lampau. Perkembangan adalah tumbuh terus menerus, bercabang dan hidup sepanjang waktu. Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode-metode tertentu yang digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan itu. Akhlak adalah budi pekerti, tingkah laku. Sejarah ilmu akhlak yaitu sejarah yang mempelajari batas antara baik dan buruk, terpuji dan tercela, perkataan dan perbuatan manusia sejak zaman Nabi Adam hingga sekarang. 1
1. Akhlak Bangsa Yunani (500-450 SM) Pertumbuhan dan perkembangan ilmu akhlak pada Bangsa Yunani terjadi setelah munculnya shopisticians, yaitu orang-orang yang bijaksana. Sebelum muncul istilah tersebut bangsa Yunani lebih fokus pada penyelidikan mengenai kejadian dan fenomena alam. Dasar yang digunakan bangsa Yunani dalam membangun ilmu akhlak adalah pemikiran filsafat tentang manusia, sehingga ilmu akhlak mereka lebih bersifat filosofis. Berikut adalah filsuf Yunani yang mengemukakan pemikirannya di bidang akhlak : a. Socrates (469-399 SM) Socrates dipandang sebagai perintis ilmu akhlak, karena ia yang pertama kali berusaha bersungguh-sungguh membentuk pola hubungan antar manusia dengan dasar ilmu pengetahuan. Akhlak dan pola hubungan itu tidak akan terjadi kecuali jika didasarkan pada ilmu pengetahuan. Sehingga ia berpendapat bahwa keutamaan akhlak adalah ilmu. b. Plato (427-347 SM) Plato membangun akhlak melalui akademi yang ia dirikan. Pandangannya di dalam akhlak berdasarkan teori. Plato berpendapat bahwa di belakang alam lahir ini terdapat alam lain yaitu alam rohani. Dia juga berpendapat bahwa dalam jiwa ada kekuatan bermacam-macam, dan keutamaan itu timbul dari pertimbangan kekuatan ilmu. Denagn itulah Plato mencocokkannya dengan akhlak.
1 Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 891 4
c. Aristoteles (394-322 SM) Aristoteles membangun suatu paham yang khas. Dia berpendapat bahwa tujuan akhir yang dikehendaki oleh manusia mengenai segala perbuatannya adalah bahagia, jalan untuk mencapai kebahagiaan ini adalah dengan mempergunakan akal sebaik-baiknya. 2. Akhlak Pada Bangsa Arab Bangsa Arab pada zaman jahiliyah merupakan penduduk yang menyembah berhala. Hanya beberapa tempat saja yang beragama Yahudi dan Kristen. Bangsa Arab tidak memiliki ahli filsafat seperti Plato dan Aristoteles dari Bangsa Yunani. Bangsa Arab hanya memiliki ahli-ahli hikmah dan syair yang memerintahkan kebaikan dan melarang kejahatan. Pada masa ini keadaan akhlak manusia sangat menyedihkan. Mereka hidup tanpa mengenal adanya Allah, mereka hanya mempercayai dan menyembah berhala. Bahkan setiap kota memiliki Tuhan berhala sendiri seperti Hubal, Latta, Manna dan Uza. Keadaan mereka yang seperti ini sudah jauh dari kata kebenaran karena begitu rendahnya akhlak mereka pada kala itu. Zaman jahiliyah ini merupakan zaman dengan akhlak yang memprihatinkan. Padahal Allah telah menciptakan manusia dengan akal, sesuai firman Allah : ;4 4^4OO =E4E_Eg -LOOg1 ;g)` ^-}_^- +^e"-4 W +O _OU~ ]O_^4C Ogj +O4 N-;N 4p+O^lNC Ogj +O4 p-O-47 4pON4OEC .Ogj _ Elj^q Eu^~E 4 - O= _ Elj^q N- ]OUg4^- ^__ Artinya: Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat- ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al- Araaf : 179) 3. Akhlak dalam Ajaran Islam Akhlak dalam ajaran Islam berdasarkan pada Alquran dan Hadits. Ilmunya disebut ilmu akhlak, yaitu suatu pengetahuan yang mempelajari tentang akhlak manusia berdasarkan Alquran dan Hadits. Agama Islam pada intinya mengajak manusia agar percaya kepada Tuhan dan mengakui-Nya bahwa Dia lah sang pencipta makhluk-Nya. Akhlak dalam ajaran Islam merupakan 5
jalan hidup manusia yang paling sempurna dan menuntun umat pada kebahagiaan dan kesejahteraan. Beberapa ahli pikir Islam yang menerangkan akhlak Islam : a. Ibnu Maskawiyah (170-241 H) Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melaksanakan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sumber-sumber pemikirannya bercorak Islam dan bahan-bahan yang dipelajarinya seperti filsafat Yunani, ajaran Persia, dan pengalamannya sendiri. Uraian mengenai akhlak Ibnu Maskawiyah dituangkan dalam bukunya Tahdzibul Akhlaq, yang memuat ajaran bahwa manusia memiliki Annafsul Bahimiyah, Annasul Saburayah, dan Annafsun Nathiqah. b. Ibnu Bayah (880-975 M) Ahli pikir Islam ini terlahir di Saragosa (spanyol) sebagai filusuf Islam pertama di dunia Barat. Dalam ilmu akhlak, ia mempunyai pandangan bahwa sebagian akhlak manusia ada yang sama dengan akhlak hewan, semisal seperti beraninya macan, dan rakusnya tikus. Manusia yang tidak menggunakan akhlaknya berarti hanya mencukupkan dirinya pada sifat hewani saja. c. Imam Al- Ghazali (1058-1111 M) Pandangannya mengenai akhlak yaitu sebuah bentuk jiwa dan sifat-sifat yang buruk kepada sifat-sifat yang baik sebagaimana perangai Ulama. Akhlak yang baik dapat mengadakan perimbangan antara kekuatan pikiran, kekuatan hawa nafsu, dan kekuatan amarah. Sehingga tingkah laku manusia itu adalah lukisan hatinya.
B. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU TASAWUF Perkembangan Ilmu tasawuf dimulai semenjak zaman Rasulullah, para sahabat, Tabiin, dan hingga zaman sekarang. Berikut ini adalah penjelasannya sesuai dari zaman-zaman yang berlaku pada masa itu. 1. Rasulullah Tahanuts yang dilakukan oleh Nabi Muhammad di Gua Hira merupakan cahaya-cahaya pertama dan utama bagi nur tasawuf. Perilaku hidup Muhammad merupakan pola dasar dan gambaran lengkap bagi para sufi dalam pengamalan ajaran taswuf. Kehadirannya di Gua Hira karena menghindar dari masyarakat ramai untuk mengkonsentrasikan segenap pikiran dan perasaan dalam merenung, melebihkan untuk menggugah hatinya merasakan kebesaran dan keagungan Allah SWT. Di Gua Hira lah bermulanya Rasulullah mendapat hidayah, membersihkan hati dan mensucikan jiwa dari noda-noda penyakit yang menghinggapi sukma. Bisa dikatakan di 6
Gua Hira itu juga sebagai dimulainya pengasahan dan penempahan ratna mutu manikam yang dimiliki Muhammad sejak lama, sehingga Beliau memperoleh ilmu-ilmu atau pandangan- pandangan yang sangat berguna untuk masa depan umat manusia. Fakta sejarah mengatakan Rasulullah sejak kecil telah menerima banyak terpaan cobaan dari Allah SWT, ayahnya meninggal ketika Rasulullah masih dalam kandungan, dan pada usia 6 tahun kemudian Ibundanya pun dipanggil untuk menghadap Allah SWT. Setelah cobaan-cobaan ini Beliau diasuh secara silih berganti dari tangan ke tangan. Selama hayat Muhammad, segenap perilaku Beliau menjadi tumpuan perhatian masyarakat karena segala sifat terpuji terhimpun dalam dirinya. Semisalnya pada kebiasaan Rasulullah dalam sehari minimal membaca istigfar 70 kali, melaksanakan shalat dua pertiga malam dan belum termasuk shalat fardhu, shalat dhuha yang tidak kurang dari 8 rakaat dalam sehari. Dalam bermunajat kepada Allah SWT, maka perasaan kharuf dan raja selalu dinampakkan Rasulullah dengan tangis dan sedu sedannya. Sebagai tanda rasa syukur kepada Allah SWT beliau tidak pernah lupa melaksanakan shalat malam bahkan hingga kedua telapak kakinya membengkak. 2. Sahabat Pola hidup dan kehidupan Rasulullah yang sangat ideal menjadi tauladan para sahabat. Dalam hidup tasawuf para sahabat telah berusaha berbuat sesuai dengan suri tauladan Rasulullah yang telah beliau contohkan. Hal ini dapat terlihat dari pengalaman-pengalaman para sahabat. a. Abu Bakar Ashshiddieq Beliau dalam beribadah kepada Allah SWT karena khusu dan tawadhunya bahkan sampai dapat tercium bau limpanya yang terbakar dari mulut karena takut akan Allah. Pada malam hari ia beribadah membaca Alquran sepanjang malam. Dengan suara Beliau yang menangis ketika membaca Alquran dapat menggoda hati manusia terutama kaum wanita, bahkan kaum non muslim pun sampai menaruh rasa simpatik terhadap ajaran Islam. b. Umar bin Khatab Beliau digelari Amirul Mukminin, namanya harum dan termahsyur. Dapat mengikis secara tuntas tradisi-tradisi yang bertentangan dengan Islam. Beliau pernah berpidato hanya memakai kain dengan 12 tambalan dan pernah juga hanya dengan baju 4 tambalan karena Beliau tidak memiliki kain yang lainnya. Umar adalah khalifah yang adil dan bijaksana, beliau rela memberikan beribu-ribu dirham untuk kepentingan umatnya. Pola kehidupan kesederhanaan ditanamkan pula pada diri anak-anaknya dan masyarakat. Pada suatu peristiwa sewaktu anaknya memakan tsarida dengan daging Beliau memukulnya dengan tongkat yang pendek seraya berkata makanan itu tidak saya haramkan, tetapi saya larang 7
untuk diri saya dan anak-anak saya karena tempat tumbuh fitnah di dalam syahwat makanan. 2 Pada waktu tentara Islam memperoleh harta rampasan perang, Umar hanya meminta dua pakaian. Satu untuk musim dingin, satu untuk musim panas, dan biaya untuk mengerjakan haji seberapa yang dapat dibawa oleh belakang saya sendiri. Selain pelaksana dalam pemerintahan, beliau juga pemimpin yang bersahaja dan sederhana penuh dengan kezuhudan, keikhlasan, dan keadilan. c. Usman bin Affan Julukan dzunnurain (mempunyai dua cahaya) adalah predikat yang melekat pada sosok ini. Beliau adalah orang yang gemar membaca Alquran, tidak pernah terlepas dari tangannya firman Allah SWT (Alquran) tersebut sehingga pada masa beliaulah Alquran yang pernah dikumpulkan pada masa Abu Bakar itu disalin kembali dan dinamakan Mushaful Imam. Usman terkenal sebagai seorang yang tekun beribadah dan sangat pemalu, meskipun Beliau juga terkenal tekun mencari rezeki di dunia. Bahkan sampai beliau meninggalpun kitabullah ditemukan diantara kedua tangannya, 3 serta Beliau masih menyimpan uang sebanyak 150.000 dinar dan 1.000.000 dirham, serta mempunyai tanah diantara harast dan khaibar tidak kurang harganya dari 2.000.000 dinar. d. Ali bin Abi Thalib Beliau adalah pahlawan besar yang adil dan bijaksana, juga penakluk perang khaibar, dan kehidupannya hanya dengan pola hidup yang sederhana. Pernah satu bulan hanya memakan tiga buah kurma setiap harinya. Di dalam rumahnya hanya terdapat pedang, baju rantai dan sehelai kain. Ali dan Fatima tergolong orang yang paling kuat kedermawanannya, walaupun tidak ada yang dimakan dirumah, asal dapat memberi makan fakir miskin yang sangat memerlukan bantuan santunan didalam kehidupan mereka. e. Abu Ubaidah bin Jarrah Ubaidah adalah seorang sahabat Rasulullah yang perkasa karena dapat menaklukan kaisar Heraklius di Syria. Untuk menghargai kepahlawanannya, Umar bin Khatab datang ke rumahnya dan bertanya dimana barang-barang Ubaidah. Ubaidah hanya menjawab 1 pasu dan sepotong Jana. Yang menurut Ubaidah sudah cukup untuk tempat makanan, tempat duduk dan tempat tidur Ubaidah. Umar pun menangis melihat keadaan sang penakluk Syria tersebut, tetapi Ubaidah hanya berkata : Apakah tuan menangisi saya Ya Amirul Mukminin karena saya telah menjual dunia saya dan membeli akhirat?.
2 H. Zaidal Arifin Abbas : 97 3 Qamar Kailang : 19 8
f. Said bin Amr Beliau seorang emir (penguasa) di daerah Kaufah semasa Khalifah Umar bin Khatab. Semua nafkah beliau rela diberikan kepada orang-orang kafir dan miskin tanpa meninggalkan sedikit juga bagi dirinya. Pernah waktu itu Umar bin Khattab mengirimkan seribu dinar kepadanya, sewaktu uangnya sampai di tangannya maka dia langsung pergi ke jalanan dan memberikannya kepada pasukan Islam yang kebetulan sedang melakukan operasi. Kemudian dia kembali ke rumah seraya memuji-muji Allah SWT karena ia telah diselamatkan dari fitnah dunia. 3. Tabiin Pengalaman ajaran tasawuf merupakan mata rantai yang tidak putus-putus, sambung- bersambung dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pola hidup dan kehidupan Rasulullah menjadi tumpuan perhatian dan anutan para sahabat, begitu juga pola hidup sahabat menjadi tumpuan perhatian dan anutan para tabiin. Pengalaman tasawuf di kalangan tabiin nampak tercermin pada pengalaman tokoh-tokoh tasawuf di bawah ini : a. Hasan al-Bashri (21-110 H) Kehidupan kerohanian beliau mengutamakan zuhud, udzun, al-baka dan al-khauf. Beliau adalah pendiri mazhab bashrah yang beraliran zuhud yang terdiri di atas khauf dan tafkir yang dapat menghubungkan kepada iman, hudzun, dan al baka yang kedua-duanya dapat mensucikan diri dan membawa manusia kepada sifat faqar dan ridla kepada Allah SWT beserta surganya 4 . b. Rabiah al-Adawiyah (96-185 H) Beliau adalah zahid perempuan yang menghiasi sejarah sufi dalam abad kedua hijrah. Kemasyuran yang diperolehnya ialah karena mengemukakan dan membawa versi baru dalam kehidupan kerohanian. Beliau lebih ke tingkat zuhud yang bersifat HUBB (cinta). Cinta murni kepada tuhan merupakan puncak Tasawuf. Sungguh banyak pantun/syair yang diubah Rabiah dalam memuji keagungan Tuhan. Selama hayatnya dia tidak pernah kawin, hidupnya tenggelam dalam dzikit, thilawat dan wirid. Cinta Rabiah terhadap Tuhan merupakan cinta yang asli, suci murni dan sempurna. c. Sofyan Tsauri (97-161H)
4 Qamar Kailang : 41 9
Beliau adalah tabiin pilihan, merupakan seorang ulama hadis yang terkenal, sehingga dalam hal merawikan hadis diberi julukan :Amirul Mukminin dalam hal hadits 5 . Hidup kerohaniannya menjurus pada hidup yang bersahaja, penuh kesederhanaan, serta tidak terpukau dengan kemegahan dan kemewahan dunia.
C. PERKEMBANGAN ILMU AKHLAK DAN TASAWUF DI MASA SEKARANG Di zaman modern ini, orang-orang hanya mementingkan kehidupan duniawi saja. Tanpa dilandasi iman mereka berperilaku dalam keseharian, sehingga mereka tidak memikirkan mana perbuatan yang islami atau tidak, dengan demikian kehidupan zaman sekarang bisa dikatakan zaman jahiliyah modern dan cenderung mengarah kepada hal-hal yang negatif. Tetapi ada pula dampak positif yang ada akibat dari pengamalan ilmu akhlak tasawuf yang optimal dari tiap-tiap individu, dampak positifnya adalah kebalikan dari dampak negatif yang telah ada di masa modern ini. Berikut adalah penjelasan dari kami mengenai keduanya : Desintegrasi Ilmu Pengetahuan Kehidupan modern ditandai dengan adanya spesialisasi di bidang ilmu pengetahuan. Masing- masing ilmu pengetahuan memiliki caranya sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Keadaan berbagai ilmu pengetahuan yang saling bertolak belakang antara satu disiplin ilmu atau filsafat dan lainnya terdapat kerenggangan, bahkan tidak tahu-menahu. Hal ini merupakan pangkal terjadinya kekeringan spiritual, akibat pintu masuknya tersumbat. Dengan menyempitnya pintu masuk bagi persepsi dan konsepsi spiritual, maka manusia modern semakin berada pada garis tepi, sehingga tidak lagi memiliki etika dan estetika yang mengacu pada sumber ilahi. Kepribadian yang Terpecah Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering nilai-nilai spiritual, maka manusia menjadi pribadi yang terpecah. Kehidupan manusia modern diatur menurut rumus ilmu yang excaxt dan kering. Akibatnya hilang proses kekayaan rohaniyah, karena dibiarkannya perluasan ilmu-ilmu positif dan ilmu sosial. Jika proses keilmuan yang berkembang itu tibak berada di bawah kendali agama, maka proses kehancuran pribadi manusia akan terus berjalan. Dengan berlangsungnya proses tersebut, semua kekuatan yang lebih tinggi untuk mempertinggi derajat kehidupan manusia
5 Asy Syarani :40 10
menjadi hilang, sehingga bukan hanya kehidupan kita yang mengalami kemerosotan, tetapi juga kecerdasan dan moral. Penyalahgunaan Iptek Sebagai akibat dari terlepasnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari ikatan spiritual, maka iptek telah disalahgunakan dengan segala implikasi negatifnya. Kemampuan membuat senjata telah diarahkan untuk tujuan penjajahan suatu bangsa atau bangsa lain. Kemampuan di bidang rekayasa genetika diarahkan untuk tujuan jual-beli manusia. Kecanggihan di bidang teknologi komunikasi dan lainnya telah digunakan untuk menggalang kekuatan yang menghancurkan moral umat. Pendangkalan Iman Sebagai akibat lain dari pola pikiran keilmuan, khususnya ilmu-ilmu yang hanya mengakui fakta-fakta yang bersifat empiris menyebabkan manusia dangkal imannya. Mereka tidak tersentuh oleh informasi yang diberikan oleh wahyu, bahkan informasi yang dibawa oleh wahyu itu menjadi bahan tertawaan dan dianggap sebagai tidak ilmiah dan kampungan. Pola Hubungan Materialistik Pola hubungan satu dan lainnya ditentukan oleh seberapa jauh antara satu dan lainnya dapat memberikan keuntungan yang bersifat material. Demikian pula penghormatan yang diberikan seseorang atas orang lain banyak diiukur oleh sejauh mana orang tersebut dapat memberikan manfaat secara material. Akibatnya, menempatkan pertimbangan material di atas pertimbangan akal sehat, hati nurani, kemanusiaan dan imannya. Menghalalkan Segala Cara Sebagai akibat lebih jauh dari dangkalnya iman dan pola hidup materialistik, maka manusia dengan mudah dapat menggunakan prinsip menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan. Jika hal ini terjadi maka terjadilah kerusakan akhlak dalam segala bidang, baik ekonomi, politik, sosial, dan lain sebagainya. Stres dan Frustasi Kehidupan modern yang demikian kompetitif menyebabkan manusia harus menyerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya. Mereka terus bekerja dan bekerja tanpa mengenal batas dan kepuasan. Apalagi jika usaha dan proyeknya gagal, maka dengan mudah kehilangan pegangan, karena memang tidak lagi memiliki pegangan yang kokoh yang berasal dari Tuhan. Akibatnya jika terkena problem yang tidak dapat dipecahkan, maka akan stres dan frustasi yang jika hal ini terus-menerus berlanjut akan menjadi gila. Kehilangan Harga Diri Dan Masa Depan 11
Terdapat sejumlah orang yang terjerumus atau salah memilih jalan kehidupan. Masa mudanya dihabiskan untuk menuruti hawa nafsunya. Namun pada suatu saat sudah tua renta, fisiknya sudah tidak berdaya. Tenaganya sudah tidak mendukung, dan berbagai kegiatan sudah tidak dapat dilakukan. Fasilitas dan kemewahan hidup sudah tidak berguna lagi, karena fisik dan mentalnya sudak tidak memerlukan lagi. Manusia yang seperti ini merasa kehilangan harga diri dan masa depannya.
12
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN Akhlak dari zaman jahiliyah hingga sekarang ternyata masih ada dan berkembang tanpa kita sadari. Contohnya masih banyak orang yang percaya terhadap ramalan, primbon, perdukunan, dan taklid. Dari zaman ke zaman akhlak manusia ada yang semakin baik ada pula yang semakin buruk. Zaman modern ini bisa dibilang sebagai zaman jahiliyah modern. Dampak kecanggihan teknologi pun mampu memberi sumbangan yang cukup siknifikan terhadap turunnya kualitas dan kuantitas akhlak tasawuf suatu kaum pada zamannya. B. SARAN Pengamalan akhlak tasawuf yang maksimal merupakan solusi tepat dalam mengatasi krisis- krisis akibat modernisasi untuk melepaskan dahaga dan memperoleh kesegaran dalam mencari Tuhan. Intisari ajaran tasawuf adalah bertujuan memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga seseorang merasa dengan kesadarannya itu berada di hadirat-Nya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, yatimin. 2007. STUDI AKHLAK DALAM PERSPEKTIF ALQURAN. Jakarta: Amzah http://hayyan-ahmad.blogspot.com/2010/11/problematika-masyarakat-modern.html