Kitab Nehemia

kitab Nehemia

Kitab Nehemia (disingkat Nehemia; akronim Neh.) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Kitab Ezra–Nehemia" atau "Kitab Ezra",[a] yang termasuk dalam kitab-kitab tanpa pengelompokan resmi dalam Ketuvim. Dalam Alkitab Terjemahan Lama, kitab ini disebut "Kitab Nehemia".

Nama kitab ini merujuk pada tokoh Nehemia bin Hakhalya, yaitu bupati[b] atas wilayah Yehud (bekas Yehuda) di bawah permerintahan Raja Artahsasta I dari Kekaisaran Akhemeniyah di Persia, yang berusaha untuk membangun kembali Yerusalem dan menegakkan kembali hukum Taurat. Nama "Nehemia" sendiri merupakan terjemahan dari bahasa Ibrani: נְחֶמְיָה‎ (Nekhemyah) yang kemungkinan merupakan gabungan dari kata נִחַם (nikham, har. "dihibur, menyesal") atau נֶחָמָה (nekhama, har. "penghiburan") dan nama יה (Yah). Oleh karena itu, nama tersebut kemungkinan berarti "Allah yang menghibur" atau "penghiburan oleh Allah".[1]

Kitab Nehemia berisi tentang riwayat Nehemia yang dipercaya ditulis oleh dirinya sendiri dalam bentuk menyerupai autobiografi. Menurut tradisi, kitab ini ditulis antara tahun 431 SM – 430 SM. Kitab ini mengungkapkan kehidupan bangsa Israel di Yerusalem setelah pulang dari pembuangan Babel. Di bawah kepemimpinan Nehemia sebagai "bupati" (pakhat), bangsa Israel berhasil membangun kembali tata agama dan politik, membangun kembali tembok kota yang mengelilingi Yerusalem dan mengadakan upacara pembaruan perjanjian antara umat Israel dan TUHAN.[2]

Kitab ini terdiri dari tiga bagian:[3]

  1. Riwayat Nehemia I: Nehemia yang pulang ke Yerusalem dan pembangunan kembali Tembok Yerusalem. (Nehemia 1-7)
  2. Riwayat Ezra: Pembacaan Taurat oleh Ezra dan perayaan Hari Raya Pondok Daun serta puasa dan perjanjian bangsa Israel. (Nehemia 8-10)
  3. Riwayat Nehemia II: Pemukiman kembali kota Yerusalem dan peresmian tembok Yerusalem, diikuti oleh pembaruan Nehemia dalam bidang sosial dan agama selama masa jabatannya yang kedua sebagai bupati.[b] Selain itu, terdapat juga beberapa daftar statistik. (Nehemia 11-13)

Naskah sumber

sunting

Naskah sumber utama dari Kitab Nehemia adalah Naskah Masorah, naskah bahasa Ibrani dari abad ke-10, dan Septuaginta, terjemahan dalam bahasa Yunani dari abad ke-2 SM, tetapi naskah tertua yang ditemukan berasal dari abad ke-4 M.

Pada bulan Mei 2012 sejumlah pakar mengidentifikasi potongan Kitab Nehemia dalam bahasa Ibrani di antara Naskah Laut Mati yang berasal dari Qumran dan gua Bar-Kokhba. Potongan ini diyakini berasal dari abad ke-1 SM.[4]

Kepengarangan

sunting

Kitab gabungan Ezra–Nehemia pada masa Kristen dan Yahudi mula-mula dinamai "Kitab Ezra" dan diyakini ditulis oleh Ezra sendiri. Meskipun begitu, menurut tradisi rabinik Nehemia merupakan pengarang yang sebenarnya (setidaknya pada bagian "riwayat Nehemia", yaitu Nehemia 1-7 dan 11-13) tetapi dilarang untuk menerima hak kepengarangan karena kebiasaan buruknya dalam meremehkan orang lain.[5]

Perikop

sunting

Judul perikop dalam Kitab Nehemia menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut.

Riwayat Nehemia
  • Doa Nehemia bagi orang Israel (1:1–11)
  • Nehemia diutus ke Yerusalem (2:1–10)
  • Tekad untuk membangun kembali tembok Yerusalem (2:11–20)
  • Para peserta dalam pembangunan (3:1–32)
  • Kewaspadaan terhadap orang-orang yang menentang pembangunan (4:1–23)
  • Nehemia memperhatikan keluhan-keluhan sesama orang Yahudi (5:1–13)
  • Sikap Nehemia yang tidak mencari keuntungan (5:14–19)
  • Pembangunan tembok diselesaikan — Usaha-usaha membunuh Nehemia (6:1–19)
  • Tindakan-tindakan untuk melindungi kota (7:1–3)
  • Daftar orang-orang yang kembali dari pembuangan (7:4–73)
Riwayat Ezra
Riwayat Nehemia yang kedua
  • Daftar penduduk Yerusalem dan Yehuda (11:1–34)
  • Daftar para imam dan orang-orang Lewi (12:1–26)
  • Pentahbisan tembok Yerusalem (12:27–43)
  • Jaminan hidup untuk para imam dan orang-orang Lewi (12:44–47)
  • Kesetiaan Nehemia kepada hukum (13:1–31)

Penyusunan kitab

sunting

Penyusunan dan penamaan dari "Kitab Ezra" sebenarnya bermacam-macam tergantung tradisi gerejanya. Susunan dan nama "Kitab Ezra" dan "Kitab Nehemia" yang digunakan dalam Alkitab terjemahan Bahasa Indonesia umumnya merupakan tradisi modern yang diikuti oleh kebanyakan Alkitab versi modern. Terdapat beberapa versi kitab Ezra, yakni "Ezra Ibrani", "Ezra Yunani" dan "Ezra Latin".

  • Ezra Ibrani, penamaan modern adalah "Kitab Ezra" dan "Kitab Nehemia". Naskah-naskah tertua dari Alkitab memasukkan kitab Ezra–Nehemia ("Ezra Ibrani") sebagai kitab tunggal dengan label nama "Ezra". Naskah Masorah sebagai contohnya, memuat kitab ini dengan nama סֵפֶר עֶזְרָא (Séfer ʿEzraʾ). Kitab Vulgata yang disusun oleh Hieronimus dan diterjemahkan dari naskah-naskah Ibrani juga melabeli Kitab Ezra–Nehemia sebagai "Ezra". Kitab Ezra–Nehemia dibagi menjadi dua karya terpisah dimulai pada abad ke-3 oleh seorang teolog dan cendekiawan Kristen, Origenes, meskipun pada saat itu pembagian ini belum populer.[6][6] Pemisahan dalam Alkitab-Alkitab Yahudi dilakukan sebelum Abad Pertengahan berakhir.[7] Pemisahan Kitab Ezra dan Nehemia mulai tersebar pada abad ke-8, meskipun muncul secara tidak menentu. Barulah pada Alkitab Vulgata Paris dan Vulgata Clementina kitab-kitab ini secara jelas dibagi dua. Sejak Reformasi Protestan, pemisahan kedua kitab ini populer dan menjadi umum dalam versi-versi Alkitab modern.
  • Ezra Yunani, penamaan modern adalah "Kitab 1 Esdras". Septuaginta Yunani dan Alkitab-Alkitab Kristen mula-mula menambahkan satu kitab "Ezra Yunani" yang pada dasarnya merupakan kitab "Ezra Ibrani" (Ezra–Nehemia) tetapi dalam bahasa Yunani, kecuali kitab ini memiliki satu bagian tambahan (dan juga beberapa perubahan terkait) di bagian tengah Ezra 4. Tambahan tersebut menyusun naskah Kitab Ezra dengan suatu struktur kiastik dan mengurangi masalah tekstual seputar identitas Raja Ahasyweros yang tercantum dalam Ezra 4:6. Perbedaan lain adalah penambahan sedikit pasal dari akhir Kitab Tawarikh dan Kitab Nehemia ke dalam kitab ini. Selain itu, meskipun isinya secara substansial sama, ayat-ayatnya menggunakan penomoran yang berbeda dengan Kitab Ezra Ibrani.[8]
  • Ezra Latin, penamaan modern adalah "Kitab 2 Esdras". Dalam perkembangan Alkitab Kristen mula-mula, muncul kitab "Ezra Latin", yang disebut demikian karena versi Latin dari kitab ini adalah versi yang paling bertahan hingga saat ini.[9] Tidak seperti kitab Ezra Yunani, isi kitab Ezra Latin sama sekali berbeda dengan Kitab Ezra–Nehemia. Pasal 3–14 merupakan isi utama dari kitab ini, yang menceritakan wahyu Yahudi tentang "akhir zaman". Pasal 1–2 dan 15–16 ditambahkan kemudian dan banyak versi Alkitab yang tidak memasukkannya.

Kesejarahan

sunting

Kitab Nehemia dapat ditempatkan pada periode 200 tahun pada saat bangsa Israel menjadi warga negara Kekaisaran Akhemeniyah, yaitu Kekaisaran Persia Pertama. Kejadian-kejadian yang dituliskan di dalam Kitab Nehemia ini terjadi pada bagian pertama periode Persia (538 S.M-400 S.M).[10] Seratus tahun lebih setelah Kerajaan Utara, Israel, ditaklukkan oleh Kerajaan Asyur, Kerajaan Selatan, Yehuda, pun jatuh ke tangan Kerajaan Babel. Bait Allah yang dibangun pada masa Salomo pun dihancurkan dan semua peralatan berharga diangkut pergi. Tujuh puluh tahun setelah kejatuhan Yerusalem, kerajaan Babel ditundukkan oleh Kerajaan Persia. Kekuatan dari Kerajaan Babel memang menurun dengan pesat setelah Raja Nebukadnezar meninggal pada tahun 562 SM.

Kerajaan Persia pada waktu itu merupakan sebuah kekuatan baru yang menonjol kekuataannya di daerah Timur Tengah. Pendiri kerajaan itu adalah raja Koresy. Kerajaan ini terus memperluas wilayah kerajaannya, hingga akhirnya pada tahun 539 SM, Koresy berhasil menaklukkan Kerajaan Babel dan menguasai wilayahnya. Raja Koresy merupakan penguasa yang bijaksana. Ia mengizinkan bangsa-bangsa yang dibuang oleh Kerajaan Babel untuk kembali ke tanah airnya. Ia juga menghormati keagamaan dari bangsa yang berada di bawah kekuasaannya dan memberikan otonomi kepada penguasa daerah tersebut.[3] Dalam sebuah dokumen yang diperkirakan berasal dari masa itu (Silinder Koresh), kebijaksanaan raja Persia digambarkan sebagai berikut:

"Saya kembali ke kota-kota suci (ini) di seberang Tigris, yang tempat-tempat sucinya sudah lama menjadi puing-puing. Patung-patung yang (dulu) ada di dalamnya dan membangun bagi mereka tempat beribadat. Saya (juga) mengumpulkan semua penghuni (sebelumnya) dan memulihkan kebiasaan mereka."[10]

Akan tetapi, ia juga tetap memegang kendali pemerintahannya melalui para tentara Persia dan sistem pemerintahannya. Bersamaan dengan izin yang diberikan oleh raja Koresy terhadap para bangsa yang telah dibuang oleh Kerajaan Babel, bangsa Yahudi juga kembali ke Yehuda pada tahun 535 SM. Bukan hanya itu saja, raja Koresy juga memberikan dana untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem. Kepulangan kembali dan perbaikan ini dilaksanakan secara bertahap, saling terjalin dan terarah. Bait Allah berdiri di tengah-tengah kota Yerusalem dan di sekitarnya dikelilingi oleh tembok kota Yerusalem.[3] Setelah buku ini, maka tamatlah kisah daripada Perjanjian Lama.

Kaitan dengan kitab lain

sunting

Kitab Nehemia merupakan kitab sejarah yang kedua setelah Kitab 1 dan 2 Tawarikh dan Kitab Ezra.[3] Kitab Ezra–Nehemia dipercaya merupakan kelanjutan dari Kitab Tawarikh.[11] Kitab ini termasuk dalam salah satu dari tiga kelompok besar dalam Alkitab Ibrani yang mengisahkan peristiwa-peristiwa beruntun dalam sejarah Israel. Kelompok pertama KejadianBilangan menceritakan riwayat awal mula manusia sampai ketika bangsa Israel bersiap memasuki tanah Kanaan. Kelompok kedua YosuaRaja-raja mengisahkan bangsa Israel setelah masuk ke Tanah Perjanjian sampai pada masa pembuangan Babel. Kelompok ketiga TawarikhEzra–Nehemia) mengisahkan masa pemerintahan Raja Daud sampai usaha pembangunan kembali Yerusalem sesudah pembuangan.[10]

Dalam Alkitab Kristen, kitab Nehemia ditempatkan dalam urutan di antara Kitab Ezra dan Kitab Ester, karena mempunyai kaitan erat dengan kedua kitab tersebut. Ketiga kitab sejarah ini mencakup masa sekitar 100 tahun, yaitu antara tahun 536 SM - 432 SM.[12] Ada dua periode utama yang tercatat di dalamnya:

  1. 536-516 SM (20 tahun), yaitu di bawah Bupati[b] Zerubabel dan Imam Besar Yesua, Bait Suci dibangun kembali di Yerusalem setelah sejumlah umat Israel kembali dari pembuangan di Babel (Ezra 3-6). Dalam periode ini bekerja nabi-nabi Hagai dan Zakharia, yang masing-masing tercatat dalam Kitab Hagai dan Kitab Zakharia.[12]
  2. 457-432 SM (25 tahun), yaitu di bawah Bupati[b] Nehemia dan Imam Ezra, tembok kota Yerusalem dibangun kembali, dan Yerusalem dipulihkan sebagai kota berbenteng. Dalam periode ini nabi Maleakhi menyampaikan nubuat yang tercatat dalam Kitab Maleakhi.[12]

Kitab Nehemia mencatat hanya periode kedua, sedangkan Kitab Ester mencatat kedua periode di atas. Kitab Ester mencatat peristiwa yang terjadi di antara kedua periode tersebut.[12]

Lihat pula

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ Berbeda dengan "Kitab Ezra" pada beberapa versi Alkitab Kristen, kitab tersebut juga mencakup Kitab Nehemia.
  2. ^ a b c d Dalam Alkitab Terjemahan Baru, kata Ibrani פַּחַת (pakhath) diterjemahkan sebagai "bupati". Dalam Alkitab versi terjemahan bahasa Indonesia selain itu, kata tersebut juga diterjemahkan sebagai "gubernur", "penghulu negeri", atau "pembesar negeri". Dalam Alkitab versi terjemahan bahasa Inggris, kata ini umumnya diterjemahkan sebagai "governor".

Referensi

sunting
  1. ^ Gesenius, Friedrich Wilhelm (1846). Gesenius' Hebrew-Chaldee Lexicon. Baker Book House; 7th edition, 1979. hlm. 544. ISBN 0801037360. 
  2. ^ Purwa Hadiwardoyo. Catatan catatan Singkat tentang Kitab Suci. 2005. Yogyakarta: Kanisius
  3. ^ a b c d W.S. Lasor, dkk. Pengantar Perjanjian Lama 1. 2005. Jakarta: BPK Gunung Mulia
  4. ^ "Kitab Nehemia di antara Naskah Laut Mati". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-25. Diakses tanggal 2012-05-26. 
  5. ^ Blenkinsopp, Joseph, "Judaism: The First Phase" (Eerdmans, 2009) p. 86
  6. ^ a b Fensham, F. Charles, "The books of Ezra and Nehemiah" (Eerdmans, 1982) p.1
  7. ^ Dillard, Raymond B.; Longman, Tremper (January 1994). An Introduction to the Old Testament. Grand Rapids, MI: Zondervan. hlm. 180. ISBN 978-0-310-43250-0. LCCN 2006005249. OCLC 31046001. Diakses tanggal 2012-02-24. 
  8. ^ Gallagher, Edmon L.; Meade, John D. (2017), The Biblical Canon Lists from Early Christianity, OUP, hlm. 269 
  9. ^ Bogaert, Pierre-Maurice (2013), "The Latin Bible", dalam Paget, James Carleton; Schaper, Joachim, The New Cambridge History of the Bible; Volume 1; from the Beginnings to 600, CUP, hlm. 505–524 
  10. ^ a b c Diane Bergant (ed.). Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. 2002. Yogyakarta: Kanisius
  11. ^ W.R.F. Browning. Kamus Alkitab. 2008. Jakarta: BPK Gunung Mulia
  12. ^ a b c d Henry H. Halley. Halley's Bible Handbook. An abbreviated Bible commentary. (Formerly called "Pocket Bible Handbook") Zondervan Publishing House. Minneapolis, Minnesota. 1964.

Pranala luar

sunting
Komentari
Lainnya