Dipawali

Festival cahaya yang berlangsung selama lima hari di India
(Dialihkan dari Deepawali)

Dipawali, Diwali, Dīpāvali (Sanskerta: दीपावली, bahasa Hindi: दिवाली, bahasa Marathi: दिवाळी, bahasa Kannada: ದೀಪಾವಳಿ, Kokani: धाकली दिवाळी, bahasa Tamil: தீபாவளி, bahasa Telugu: దీపావళి, bahasa Urdu: دیوالی) adalah Salah satu perayaan Agama Hindu yang berarti "Festival Cahaya". Perayaan tersebut melambangkan kemenangan Kebaikan (Dharma) atas Keburukan (Adharma) dan melambangkan perayaan serta harapan manusia. Filosofi Perayaan Dipawali berpusat kepada Lampu-lampu dan Cahaya, terutama kepada sebuah lampu tradisional (Diya). Kembang api turut dipakai didalam Perayaan tersebut.

Didalam Kalender Agama Hindu, Perayaan Dipawali dirayakan pada bulan "Ashwayuja", Sedangkan Di dalam Kalender Masehi, Perayaan Dipawali dirayakan pada bulan Oktober atau November. Perayaan Dipawali diawali dengan sebuah Perayaan yang bernama hari raya Navratri. Di India, Perayaan Navratri dirayakan untuk melakukan bentuk Penghormatan terhadap Dewi Durga yang telah mengalahkan seorang Iblis yang bernama Mahisasura. 20 hari sebelum Perayaan Dipawali, terdapat beberapa Perayaan seperti Perayaan Dussehra, Vijayadashami, Dasara, dan Dhanteras.

Perayaan Dipawali berkaitan dengan Dewi Lakshmi. Dewi Lakshmi merupakan Dewi kekayaan, Kemakmuran, Kesuburan dan Kemenangan. Bagi Penganut Agama Hindu aliran Waisnawa, Ashta Lakshmi merupakan perwujudan Adi Shakti Parashakti (Perwujudan yang paling tinggi), Perwujudan Kemenangan dan Perwujudan aspek Alam Semesta.

Dibeberapa daerah di India maupun di Indonesia, Adi Shakti Parashakti selalu berkaitan dengan Dewa Krishna, Dewa Wisnu, Dewi Durga, Dewi Sri, Dewa Rama dan Dewi Sita dan Dewa Dhanwantari.

Penganut Agama Hindu, Jain, dan Sikh meyakini bahwa Perayaan tersebut merupakan sebuah Perayaan mengenai kehidupan. Penganut Agama tersebut menggunakan Perayaan Dipawali sebagai sarana untuk memperkuat tali persaudaraan antara keluarga dan teman. Untuk umat Jain, hal Ini merupakan salah satu Perayaan yang sangat penting, Karena, Perayaan tersebut menandai dimulainya tahun yang baru.

Perayaan Dipawali

Perayaan Dipawali didalam berbagai Kalender

sunting

Perayaan Dipawali ditetapkan berdasarkan Kalender Agama Hindu (Kalender yang termasuk Unisolar).

Menurut Kalender Gregorius, Perayaan Dipawali dirayakan pada bulan Oktober atau November. Pada tahun 2005, Perayaan Dipawali dirayakan pada tanggal 1 November. Pada tahun 2006, Perayaan Dipawali dirayakan pada tanggal 21 Oktober. Pada tahun 2007, Perayaan Dipawali dirayakan pada tanggal 8 November, dan pada tahun 2022, Perayaan Dipawali dirayakan pada tanggal 12 November, lebih tepatnya pada hari Minggu.

Makna Perayaan Dipawali

sunting

Perayaan Dipawali merupakan sebuah Perayaan yang menandakan kemenangan kebaikan (Dharma) atas keburukan (Adharma). Kata "Dipawali" diambil dari Bahasa Sanskerta, Yakni, Kata Dipavali yang berarti barisan cahaya yang menandakan kemenangan cahaya atas kegelapan.

Pada saat Perayaan Dipawali, Banyak penganut Agama Hindu mengenakan pakaian baru, Berbagi permen kepada orang orang terdekat dan menyalakan kembang api. Di sebelah bagian utara India, Umat Hindu mengawali sebuah periode finansial yang baru pada saat Perayaan Dipawali.

Pada saat Perayaan Dipawali, Umat Hindu merayakan kembalinya Rama (Sang Raja Ayodhya), Serta Istrinya (Sita), dan adiknya yang merupakan seorang Laksamana dari Kota Ayodhya. Pada suatu saat, Terjadi sebuah Pertempuran di Kota Ayodhya dimana Rama membunuh Asura Rahwana (Ravana). Umat Hindu mempercayai bahwa penyalaan lampu melambangkan Jalan cahaya yang membimbing mereka di dalam kegelapan.

Rangkaian Perayaan

sunting

Hari pertama didalam Perayaan Dipawali disebut dengan Vasu Daras. Vasu Daras diperuntukkan kepada Sapi (Hewan yang dipandang suci menurut Penganut Agama Hindu). Pada saat Vasu Daras, Raja Pithu membebaskan rakyatnya dari bencana Kelaparan dengan menangkap "Bumi". Didalam mitologi Agama Hindu, Sapi merupakan perwujudan dari Bumi yang susunya membawa kehidupan dan kesuburan tanah.

Hari kedua pada Perayaan Dipawali disebut dengan Dhan Teras. Dhan Teras diperuntukkan untuk memperingati kedatangan Dewa Dhanvantari dari Samudera. Hari kedua pada Perayaan Dipawali dipercaya sebagai hari terbaik menurut Penganut Agama Hindu. Pada Hari tersebut, Penganut Agama Hindu membeli berbagai barang berharga seperti Emas dan Perak karena dipercaya akan membawa keberuntungan.

Hari ketiga pada Perayaan Dipawali disebut dengan Naraka Chaturdashi. Naraka Chaturdashi merupakan hari peringatan ketika Dewa Krisna membunuh seorang raksasa yang bernama Narakasura. Peristiwa tersebut merupakan hari yang dilengkapi dengan pembuatan Rangoli (Salah satu bentuk kesenian tradisional India berupa dekorasi dari beras dan tepung yang diwarnai dengan rempah-rempah). Selain itu, Pada saat Perayaan Naraka Chaturdashi, Penganut Agama Hindu melakukan bentuk pemujaan terhadap Dewa Krisna.

Hari keempat pada Perayaan Dipawali disebut dengan Laksmi Puja. Laksmi Puja dilengkapi dengan bentuk pemujaan terhadap Dewi Laksmi (Dewi yang membawa kesejahteraan) dan Dewa Ganesha (Dewa yang membawa keberuntungan). Di sebelah Utara bagian India, Hari keempat menjadi puncak dari Perayaan Dipawali.

Hari kelima pada Perayaan Dipawali disebut dengan Bali Pratipada. Bali Pratipada adalah hari peringatan ketika Dewa Krisna menyelamatkan rakyat dan sapi dari sebuah bencana alam, Yakni banjir dengan cara mengangkat Bukit Govadhana.

Hari keenam pada Perayaan Dipawali disebut dengan Yama Dwitiya. Yama Dwitiya merupakan hari peringatan untuk mengenang kunjungan Dewa Yama (Dewa kematian) ke tempat adiknya yang bernama Dewi Yami. Kunjungan tersebut dilengkapi dengan makan bersama. Pada saat makan bersama, Dewa Yama memberikan hadiah kepada adiknya. Oleh karena itu, Pada hari keenam, Penganut Agama Hindu memiliki sebuah tradisi berupa mengunjungi saudara perempuan dan memberikan hadiah.

Perayaan Dipawali di Indonesia

sunting

Di Indonesia, Perayaan Dipawali dirayakan oleh orang orang India yang menganut Agama Hindu. Perayaan tersebut sangat meriah di Sumatera Utara dan Bali. Beberapa Kuil-kuil Agama Hindu di Indonesia seperti Kuil Dewi Shri Mariamman di Medan, Kuil Durga Amman di Semarang dan Pura Ida Betari Durga di Bali, turut memeriahkan Perayaan tersebut.

Tanggal Perayaan Dipawali

sunting
  • 1980: 7 November
  • 1981: 27 Oktober
  • 1982: 15 November
  • 1983: 4 November
  • 1984: 24 Oktober
  • 1985: 12 November
  • 1986: 2 November
  • 1987: 22 Oktober
  • 1988: 9 November
  • 1989: 29 Oktober
  • 1990: 18 Oktober
  • 1991: 5 November
  • 1992: 25 Oktober
  • 1993: 13 November
  • 1994: 3 November
  • 1995: 24 Oktober
  • 1996: 11 November
  • 1997: 31 Oktober
  • 1998: 20 Oktober
  • 1999: 8 November
  • 2000: 27 Oktober
  • 2001: 15 November
  • 2002: 4 November
  • 2003: 25 Oktober
  • 2004: 12 November
  • 2005: 2 November
  • 2006: 22 Oktober
  • 2007: 9 November
  • 2008: 28 Oktober
  • 2009: 18 Oktober
  • 2010: 6 November
  • 2011: 26 Oktober
  • 2012: 13 November
  • 2013: 3 November
  • 2014: 23 Oktober
  • 2015: 11 November
  • 2016: 30 Oktober
  • 2017: 19 Oktober
  • 2018: 7 November
  • 2019: 27 Oktober
  • 2020: 14 November
  • 2021: 4 November
  • 2022: 24 Oktober
  • 2023: 12 November
  • 2024: 1 November
  • 2025: 26 Oktober
  • 2026: 8 November
  • 2027: 29 Oktober
  • 2028: 17 Oktober
  • 2029: 5 November
  • 2030: 26 Oktober
  • 2031: 14 November
  • 2032: 31 Oktober

Pranala luar

sunting