NDF (neutral detergent fiber) menggambarkan semua komponen karbohidrat struktural dalam dinding s... more NDF (neutral detergent fiber) menggambarkan semua komponen karbohidrat struktural dalam dinding sel tanaman yang meliputi selulosa, hemiselulosa dan lignin (NRC, 2001). Selain itu, pada dinding sel tanaman terdapat beberapa polisakarida lain dalam jumlah kecil seperti: pektin, asam pektik dan lain-lain. Acid Detergent Fiber atau ADF dapat didefinisikan sebagai banyaknya fraksi yang tidak terlarut setelah melalui proses pelarutan pada larutan detergent asam (acid detergent solution) (Nursiam, 2012). Perbedaan antara NDF dengan ADF adalah kandungan hemiselulosa yang terdapat pada NDF sedangkan ADF hanya terdapat lignin dan selulosa. Metode analisis ADF menggunakan larutan ADS (acid detergent soluble) yang akan melarutkan isi sel bersama dengan hemiselulosa. Selulosa dan lignin merupakan komponen penyusun dari ADF (NRC, 2001). Selulosa dan lignin akan membentuk ikatan kimia yang sangat sukar untuk dipecah yaitu ikatan lignoselulosa.
Konsentrat adalah pakan yang berkonsentrasi tinggi dengan kadar serat kasar yang relative rendah ... more Konsentrat adalah pakan yang berkonsentrasi tinggi dengan kadar serat kasar yang relative rendah dan mudah dicerna. Bahan pakan penguat ini meliputi bahan makanan yang berasal dari biji-bijian seperti jagung giling, menir, bulgur atau berupa hasil ikutan pertanian seperti dedak, katul, bungkil kelapa, tetes tebu, maupun dapat juga berupa berbagai jenis umbi. Fungsi pakan konsentrat adalah memperkaya dan meningkatkan nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai gizinya rendah. Silase merupakan salah satu teknik pengolahan hijauan pakan ternak yang dapat meningkatkan daya simpan semakin lama dan dapat mencegah kerusakan hijauan pada saat penyimpanan. Silase adalah awetan basah segar yang disimpan di dalam silo atau sebuah tempat yang tertutup rapat dan kedap udara (anaerob). Pada kondisi anaerob tersebut dapat mempercepat pertumbuhan dari bakteri asam laktat. Asam laktat yang dihasilkan pada saat proses ensilase inilah yang menyebabkan mikroorganisme lainnya tidak dapat hidup, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada hijauan yang sudah dibuat menjadi silase. Dengan adanya pembuatan silase ini diharapkan dapat menjamin ketersediaan pakan secara kontinyu untuk ternak ruminansia.
DNA Plasmid merupakan DNA ekstrakromosomal yang dapat bereplikasi secara autonom dan bisa ditemuk... more DNA Plasmid merupakan DNA ekstrakromosomal yang dapat bereplikasi secara autonom dan bisa ditemukan pada sel hidup. struktur plasmid biasanya sirkuler, tetapi ada juga plasmid linier yang ditemukan pada beberapa mikroorganisme prokaryotik. Plasmid ini merupakan untaian DNA kecil atau istilah DNA pada mikroorganisme prokaryotik. Polymerase chain reaction ("reaksi berantai polimerase", PCR) merupakan teknik yang sangat berguna dalam membuat salinan DNA. PCR memungkinkan sejumlah kecil sekuen DNA tertentu disalin (jutaan kali) untuk diperbanyak (sehingga dapat dianalisis), atau dimodifikasi secara tertentu.
Penetapan kandungan protein kasar pakan dapat dilakukan dengan metode Kjeldahl. Kadar protein yan... more Penetapan kandungan protein kasar pakan dapat dilakukan dengan metode Kjeldahl. Kadar protein yang ditentukan berdasarkan metode Kjeldahl disebut sebagai kadar protein kasar (Crude protein) karena ada unsure Nitrogen (N) didalam senyawa bukan protein atau lebih dikenal dengan sebutan NPN (Non protein nitrogen).Prinsip kerja dari analisis kadar protein kasar dengan metode Kjeldahl ini dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan penentuan jumlah atom Nitrogen yang terdapat disuatu sampel. Hasil analisis kadar Nitrogen dikalikan dengan angka 6,25 sebagai angka konversi nilai Nitrogen menjadi protein. Nilai 6,25 ini diperoleh dari asumsi bahwa semua bahan pakan yang memiliki protein dengan kandungan 16 % Nitrogen. Tetapi, angka 6,25 ini bukan merupakan angka konversi yang mutlak untuk menghitung kadar protein kasar pada sampel tertentu. Karena, perlu diketahui sampel yang diambil dari bahan asal hewani mampunyai kandungan protein yang tinggi sehingga angka konversi lebih tinggi, seperti: susu mampunyai angka konversi 6,38. Sedangkan sampel yang diambil dari tumbuh-tumbuhan umumnya memiliki kandungan protein yang lebih rendah sehingga Nitrogen yang terdapat pada sampel bahan tersebut juga lebih rendah, akibatnya angka konversinya pun lebih rendah, seperti beras memiliki angka konversi 5,95. Ada 3 tahapan metode ini: 1. Tahap destruksi, sampel dipanaskan bersama asam sulfat pekat dengan suhu 300 - 400 ºC selama 45 menit didalam lemari asam. Unsur karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2 dan H2O. Sedangkan Nitrogennya (N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4 atau Amonium sulfat. Untuk mempercepat proses destruksi ditambahkan katalisator berupa campuran CuSO4 dan K2SO4 dangan perbandingan 1:7. 2. Tahap Destilasi, Prinsip destilasi adalah memisahkan cairan atau larutan berdasarkan perbedaan titik didih. 3. Tahap Titrasi menggunakan H2SO4 Analisis Kadar Protein Kasar pada sampel bahan pakan, antara lain: Sampel B I memiliki kadar protein kasar 19,4320 %; sampel B II memiliki kadar protein kasar 18,7958 %; sampel B III memiliki kadar protein kasar 18,4604 %; dan sampel B IV memiliki kadar protein kasar 18,9462 %. Dari hasil analisis kadar protein kasar pada sampel tersebut, maka dapat ditentukan bahwa sampel yang digunakan berasal dari rumput lapangan.
Metode kecernaan in vitro adalah metode penentuan kecernaan yang dilakukan secara kimiawi di labo... more Metode kecernaan in vitro adalah metode penentuan kecernaan yang dilakukan secara kimiawi di laboratorium dengan meniru proses pencernaan yang terjadi di dalam tubuh ternak ruminansia. Sampel hijauan sebanyak 0,5 gram dimasukan kedalam tabung propiline, selanjutnya ditambahkan 50 ml campuran larutan buffer dan cairan rumen (4:1) kedalam tabung propiline. Sampel diinkubasi dengan suhu 38 ºC di dalam penangas air (inkubator) selama 48 jam dan dilakukan penggojokan 2 kali sehari. Selanjutnya ditambahkan 6 ml pepsin kedalam tabung propiline dan dilakukan inkubasi lebih lanjut dengan suhu 38 ºC selama 48 jam. Selanjutnya sampel disaring dari supernatan dan dipindahkan kedalam crussible yang sudah ditimbang. Crussible dan sampel dioven dengan suhu 105 ºC untuk menguapkan air dan yang tersisa hanya bahan kering (BK), sehingga dapat ditetapkan kecernaan bahan kering (KCBK) dari sampel. Selanjutnya crussible dan sampel dioven dengan menggunakan tanur suhu 600 ºC untuk menguapkan bahan organik (BO) sampel dan yang tersisa hanya abu, sehingga dapat ditetapkan kecernaan bahan organik (KCBO) dari sampel tersebut.
Microencapsulation is one of method to protect and prevent the bacteria from bad enviroment condi... more Microencapsulation is one of method to protect and prevent the bacteria from bad enviroment condition.
The paper explain about management of layer in PT. Jatinom Indah Farm Blitar, East Java. The stud... more The paper explain about management of layer in PT. Jatinom Indah Farm Blitar, East Java. The study was conducted to determine how to obtain good performance of layer. The paper content explain about feeding, provision of drinking water, egg retrieval, take vaccination, prevention of diseases, injecting of antibiotic and other. The value of Hen Day Production (HDP) and Hen House Production respectively are 92,2% and 90,9%. The value has reached of the standars set for benefit of maintaining laying chicken.
This paper explain about goat dairy management, such as: 1. sanitation stall, 2. handle milk, 3. ... more This paper explain about goat dairy management, such as: 1. sanitation stall, 2. handle milk, 3. Feeding management
Tulisan ini berisi tentang contoh-contoh soal rancangan percobaan seperti: RAL, RAK, BSL dan fakt... more Tulisan ini berisi tentang contoh-contoh soal rancangan percobaan seperti: RAL, RAK, BSL dan faktorial.
NDF (neutral detergent fiber) menggambarkan semua komponen karbohidrat struktural dalam dinding s... more NDF (neutral detergent fiber) menggambarkan semua komponen karbohidrat struktural dalam dinding sel tanaman yang meliputi selulosa, hemiselulosa dan lignin (NRC, 2001). Selain itu, pada dinding sel tanaman terdapat beberapa polisakarida lain dalam jumlah kecil seperti: pektin, asam pektik dan lain-lain. Acid Detergent Fiber atau ADF dapat didefinisikan sebagai banyaknya fraksi yang tidak terlarut setelah melalui proses pelarutan pada larutan detergent asam (acid detergent solution) (Nursiam, 2012). Perbedaan antara NDF dengan ADF adalah kandungan hemiselulosa yang terdapat pada NDF sedangkan ADF hanya terdapat lignin dan selulosa. Metode analisis ADF menggunakan larutan ADS (acid detergent soluble) yang akan melarutkan isi sel bersama dengan hemiselulosa. Selulosa dan lignin merupakan komponen penyusun dari ADF (NRC, 2001). Selulosa dan lignin akan membentuk ikatan kimia yang sangat sukar untuk dipecah yaitu ikatan lignoselulosa.
Konsentrat adalah pakan yang berkonsentrasi tinggi dengan kadar serat kasar yang relative rendah ... more Konsentrat adalah pakan yang berkonsentrasi tinggi dengan kadar serat kasar yang relative rendah dan mudah dicerna. Bahan pakan penguat ini meliputi bahan makanan yang berasal dari biji-bijian seperti jagung giling, menir, bulgur atau berupa hasil ikutan pertanian seperti dedak, katul, bungkil kelapa, tetes tebu, maupun dapat juga berupa berbagai jenis umbi. Fungsi pakan konsentrat adalah memperkaya dan meningkatkan nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai gizinya rendah. Silase merupakan salah satu teknik pengolahan hijauan pakan ternak yang dapat meningkatkan daya simpan semakin lama dan dapat mencegah kerusakan hijauan pada saat penyimpanan. Silase adalah awetan basah segar yang disimpan di dalam silo atau sebuah tempat yang tertutup rapat dan kedap udara (anaerob). Pada kondisi anaerob tersebut dapat mempercepat pertumbuhan dari bakteri asam laktat. Asam laktat yang dihasilkan pada saat proses ensilase inilah yang menyebabkan mikroorganisme lainnya tidak dapat hidup, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada hijauan yang sudah dibuat menjadi silase. Dengan adanya pembuatan silase ini diharapkan dapat menjamin ketersediaan pakan secara kontinyu untuk ternak ruminansia.
DNA Plasmid merupakan DNA ekstrakromosomal yang dapat bereplikasi secara autonom dan bisa ditemuk... more DNA Plasmid merupakan DNA ekstrakromosomal yang dapat bereplikasi secara autonom dan bisa ditemukan pada sel hidup. struktur plasmid biasanya sirkuler, tetapi ada juga plasmid linier yang ditemukan pada beberapa mikroorganisme prokaryotik. Plasmid ini merupakan untaian DNA kecil atau istilah DNA pada mikroorganisme prokaryotik. Polymerase chain reaction ("reaksi berantai polimerase", PCR) merupakan teknik yang sangat berguna dalam membuat salinan DNA. PCR memungkinkan sejumlah kecil sekuen DNA tertentu disalin (jutaan kali) untuk diperbanyak (sehingga dapat dianalisis), atau dimodifikasi secara tertentu.
Penetapan kandungan protein kasar pakan dapat dilakukan dengan metode Kjeldahl. Kadar protein yan... more Penetapan kandungan protein kasar pakan dapat dilakukan dengan metode Kjeldahl. Kadar protein yang ditentukan berdasarkan metode Kjeldahl disebut sebagai kadar protein kasar (Crude protein) karena ada unsure Nitrogen (N) didalam senyawa bukan protein atau lebih dikenal dengan sebutan NPN (Non protein nitrogen).Prinsip kerja dari analisis kadar protein kasar dengan metode Kjeldahl ini dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan penentuan jumlah atom Nitrogen yang terdapat disuatu sampel. Hasil analisis kadar Nitrogen dikalikan dengan angka 6,25 sebagai angka konversi nilai Nitrogen menjadi protein. Nilai 6,25 ini diperoleh dari asumsi bahwa semua bahan pakan yang memiliki protein dengan kandungan 16 % Nitrogen. Tetapi, angka 6,25 ini bukan merupakan angka konversi yang mutlak untuk menghitung kadar protein kasar pada sampel tertentu. Karena, perlu diketahui sampel yang diambil dari bahan asal hewani mampunyai kandungan protein yang tinggi sehingga angka konversi lebih tinggi, seperti: susu mampunyai angka konversi 6,38. Sedangkan sampel yang diambil dari tumbuh-tumbuhan umumnya memiliki kandungan protein yang lebih rendah sehingga Nitrogen yang terdapat pada sampel bahan tersebut juga lebih rendah, akibatnya angka konversinya pun lebih rendah, seperti beras memiliki angka konversi 5,95. Ada 3 tahapan metode ini: 1. Tahap destruksi, sampel dipanaskan bersama asam sulfat pekat dengan suhu 300 - 400 ºC selama 45 menit didalam lemari asam. Unsur karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2 dan H2O. Sedangkan Nitrogennya (N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4 atau Amonium sulfat. Untuk mempercepat proses destruksi ditambahkan katalisator berupa campuran CuSO4 dan K2SO4 dangan perbandingan 1:7. 2. Tahap Destilasi, Prinsip destilasi adalah memisahkan cairan atau larutan berdasarkan perbedaan titik didih. 3. Tahap Titrasi menggunakan H2SO4 Analisis Kadar Protein Kasar pada sampel bahan pakan, antara lain: Sampel B I memiliki kadar protein kasar 19,4320 %; sampel B II memiliki kadar protein kasar 18,7958 %; sampel B III memiliki kadar protein kasar 18,4604 %; dan sampel B IV memiliki kadar protein kasar 18,9462 %. Dari hasil analisis kadar protein kasar pada sampel tersebut, maka dapat ditentukan bahwa sampel yang digunakan berasal dari rumput lapangan.
Metode kecernaan in vitro adalah metode penentuan kecernaan yang dilakukan secara kimiawi di labo... more Metode kecernaan in vitro adalah metode penentuan kecernaan yang dilakukan secara kimiawi di laboratorium dengan meniru proses pencernaan yang terjadi di dalam tubuh ternak ruminansia. Sampel hijauan sebanyak 0,5 gram dimasukan kedalam tabung propiline, selanjutnya ditambahkan 50 ml campuran larutan buffer dan cairan rumen (4:1) kedalam tabung propiline. Sampel diinkubasi dengan suhu 38 ºC di dalam penangas air (inkubator) selama 48 jam dan dilakukan penggojokan 2 kali sehari. Selanjutnya ditambahkan 6 ml pepsin kedalam tabung propiline dan dilakukan inkubasi lebih lanjut dengan suhu 38 ºC selama 48 jam. Selanjutnya sampel disaring dari supernatan dan dipindahkan kedalam crussible yang sudah ditimbang. Crussible dan sampel dioven dengan suhu 105 ºC untuk menguapkan air dan yang tersisa hanya bahan kering (BK), sehingga dapat ditetapkan kecernaan bahan kering (KCBK) dari sampel. Selanjutnya crussible dan sampel dioven dengan menggunakan tanur suhu 600 ºC untuk menguapkan bahan organik (BO) sampel dan yang tersisa hanya abu, sehingga dapat ditetapkan kecernaan bahan organik (KCBO) dari sampel tersebut.
Microencapsulation is one of method to protect and prevent the bacteria from bad enviroment condi... more Microencapsulation is one of method to protect and prevent the bacteria from bad enviroment condition.
The paper explain about management of layer in PT. Jatinom Indah Farm Blitar, East Java. The stud... more The paper explain about management of layer in PT. Jatinom Indah Farm Blitar, East Java. The study was conducted to determine how to obtain good performance of layer. The paper content explain about feeding, provision of drinking water, egg retrieval, take vaccination, prevention of diseases, injecting of antibiotic and other. The value of Hen Day Production (HDP) and Hen House Production respectively are 92,2% and 90,9%. The value has reached of the standars set for benefit of maintaining laying chicken.
This paper explain about goat dairy management, such as: 1. sanitation stall, 2. handle milk, 3. ... more This paper explain about goat dairy management, such as: 1. sanitation stall, 2. handle milk, 3. Feeding management
Tulisan ini berisi tentang contoh-contoh soal rancangan percobaan seperti: RAL, RAK, BSL dan fakt... more Tulisan ini berisi tentang contoh-contoh soal rancangan percobaan seperti: RAL, RAK, BSL dan faktorial.
Uploads
Papers by khairil anwar
Silase merupakan salah satu teknik pengolahan hijauan pakan ternak yang dapat meningkatkan daya simpan semakin lama dan dapat mencegah kerusakan hijauan pada saat penyimpanan. Silase adalah awetan basah segar yang disimpan di dalam silo atau sebuah tempat yang tertutup rapat dan kedap udara (anaerob). Pada kondisi anaerob tersebut dapat mempercepat pertumbuhan dari bakteri asam laktat. Asam laktat yang dihasilkan pada saat proses ensilase inilah yang menyebabkan mikroorganisme lainnya tidak dapat hidup, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada hijauan yang sudah dibuat menjadi silase. Dengan adanya pembuatan silase ini diharapkan dapat menjamin ketersediaan pakan secara kontinyu untuk ternak ruminansia.
Polymerase chain reaction ("reaksi berantai polimerase", PCR) merupakan teknik yang sangat berguna dalam membuat salinan DNA. PCR memungkinkan sejumlah kecil sekuen DNA tertentu disalin (jutaan kali) untuk diperbanyak (sehingga dapat dianalisis), atau dimodifikasi secara tertentu.
1. Tahap destruksi, sampel dipanaskan bersama asam sulfat pekat dengan suhu 300 - 400 ºC selama 45 menit didalam lemari asam. Unsur karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2 dan H2O. Sedangkan Nitrogennya (N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4 atau Amonium sulfat. Untuk mempercepat proses destruksi ditambahkan katalisator berupa campuran CuSO4 dan K2SO4 dangan perbandingan 1:7.
2. Tahap Destilasi, Prinsip destilasi adalah memisahkan cairan atau larutan berdasarkan perbedaan titik didih.
3. Tahap Titrasi menggunakan H2SO4
Analisis Kadar Protein Kasar pada sampel bahan pakan, antara lain: Sampel B I memiliki kadar protein kasar 19,4320 %; sampel B II memiliki kadar protein kasar 18,7958 %; sampel B III memiliki kadar protein kasar 18,4604 %; dan sampel B IV memiliki kadar protein kasar 18,9462 %. Dari hasil analisis kadar protein kasar pada sampel tersebut, maka dapat ditentukan bahwa sampel yang digunakan berasal dari rumput lapangan.
Silase merupakan salah satu teknik pengolahan hijauan pakan ternak yang dapat meningkatkan daya simpan semakin lama dan dapat mencegah kerusakan hijauan pada saat penyimpanan. Silase adalah awetan basah segar yang disimpan di dalam silo atau sebuah tempat yang tertutup rapat dan kedap udara (anaerob). Pada kondisi anaerob tersebut dapat mempercepat pertumbuhan dari bakteri asam laktat. Asam laktat yang dihasilkan pada saat proses ensilase inilah yang menyebabkan mikroorganisme lainnya tidak dapat hidup, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada hijauan yang sudah dibuat menjadi silase. Dengan adanya pembuatan silase ini diharapkan dapat menjamin ketersediaan pakan secara kontinyu untuk ternak ruminansia.
Polymerase chain reaction ("reaksi berantai polimerase", PCR) merupakan teknik yang sangat berguna dalam membuat salinan DNA. PCR memungkinkan sejumlah kecil sekuen DNA tertentu disalin (jutaan kali) untuk diperbanyak (sehingga dapat dianalisis), atau dimodifikasi secara tertentu.
1. Tahap destruksi, sampel dipanaskan bersama asam sulfat pekat dengan suhu 300 - 400 ºC selama 45 menit didalam lemari asam. Unsur karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2 dan H2O. Sedangkan Nitrogennya (N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4 atau Amonium sulfat. Untuk mempercepat proses destruksi ditambahkan katalisator berupa campuran CuSO4 dan K2SO4 dangan perbandingan 1:7.
2. Tahap Destilasi, Prinsip destilasi adalah memisahkan cairan atau larutan berdasarkan perbedaan titik didih.
3. Tahap Titrasi menggunakan H2SO4
Analisis Kadar Protein Kasar pada sampel bahan pakan, antara lain: Sampel B I memiliki kadar protein kasar 19,4320 %; sampel B II memiliki kadar protein kasar 18,7958 %; sampel B III memiliki kadar protein kasar 18,4604 %; dan sampel B IV memiliki kadar protein kasar 18,9462 %. Dari hasil analisis kadar protein kasar pada sampel tersebut, maka dapat ditentukan bahwa sampel yang digunakan berasal dari rumput lapangan.