Artikel Faridhotul Ulum
Artikel Faridhotul Ulum
Artikel Faridhotul Ulum
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas pada peserta didik kelas V di MIS Irsyadush Shibyan 02 Sukorejo Wetan
Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung yang dilatarbelakangi observasi awal yang
menunjukan rendahnya mutu pembelajaran di Madrasah tersebut. Dapat dilihat berdasarkan
observasi awal mulai dari keterampilan guru, aktifitas peserta didik, dan nilai hasil belajar dalam
proses pembelajaran masih sangat rendah. Rata-rata nilai tersebut masih di bawah kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang ditetapkan madrasah yaitu 70. Oleh karena itu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa adalah metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menggunakan metode Problem based
learning terdapat peningkatan mutu pembelajaran pada materi iman kepada hari akhir di kelas V
MIS Irsyadush Shibyan 02 Sukorejo Wetan?. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui
penerapan pembelajaran metode Problem based learning dan untuk mengetahui apakah metode
tersebut mampu meningkatkan mutu pembelajaran pada materi iman kepada hari akhir di kelas V
MIS Irsyadush Shibyan 02 Sukorejo Wetan.
Penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, tiap siklus terdiri atas 4
tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan 18
peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan tes.
Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan keterampilan guru pada pra siklus memperoleh skor 15 (baik), siklus
I memperoleh skor 17 (baik), siklus II memperoleh skor 19 (sangat baik). Aktivitas siswa pada pra
siklus memperoleh rata-rata skor 10,33 (cukup), siklus I memperoleh rata-rata skor 12,22 (baik),
siklus II memperoleh rata-rata skor 19,39 (sangat baik). Ketuntasan klasikal pada prasiklus 27,78%,
siklus I 50%, siklus II 88,89%.
Simpulan penelitian ini adalah metode Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan mutu
pembelajaran akidah akhlak materi iman kepada hari kiamat yang meliputi keterampilan guru,
aktivitas siswa dan hasil belajar. Saran: guru hendaknya dapat menjadikan metode Problem Based
Learning (PBL) sebagai salah satu alternatif proses pembelajaran; peserta didik hendaknya dapat
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata; dan madrasah hendaknya
memfasilitasi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
Kata kunci : Mutu Pembelajaran; Iman Kepada Hari Akhir; Problem Based Learning (PBL)
ABSTRACK
Classroom Action Research on fifth grade students at MIS Irsyadush Shibyan 02 Sukorejo Wetan,
Rejotangan District, Tulungagung Regency, which has a background of initial observations showing
the low quality of learning in the Madrasah. It can be seen based on initial observations starting
from teacher skills, student activities, and the value of learning outcomes in the learning process is
still very low. The average value is still below the minimum completeness criteria (KKM) set by
madrasas, namely 70. Therefore, a learning model that can improve student learning outcomes is a
learning method.Problem Based Learning (PBL).
The formulation of the problem in this study is whether to use the methodProblem based learning
there is an increase in the quality of learning on faith material for the final day in class V MIS
Irsyadush Shibyan 02 Sukorejo Wetan?. The purpose of this research is to find out the application
of learning methodsProblem based learning and to find out whether this method is able to improve
the quality of learning on faith material for the final day in class V MIS Irsyadush Shibyan 02
Sukorejo Wetan.
The study used classroom action research which consisted of 2 cycles, each cycle consisting of 4
stages, namely planning, implementing, observing, and reflecting. The research subjects were
teachers and 18 students. Data collection techniques using observation techniques, documentation,
and tests. Data analysis techniques using descriptive quantitative and descriptive qualitative.
The results showed that the teacher's skills in the pre-cycle obtained a score of 15 (good), cycle I
obtained a score of 17 (good), cycle II obtained a score of 19 (very good). Student activities in the
pre-cycle obtained an average score of 10.33 (enough), cycle I obtained an average score of 12.22
(good), cycle II obtained an average score of 19.39 (very good). Classical completeness in pre-cycle
27.78%, cycle I 50%, cycle II 88.89%.
The conclusion of this research is the methodProblem Based Learning (PBL) can improve the
quality of learning aqidah morals material faith to doomsday which includes teacher skills, student
activities and learning outcomes. Suggestion: the teacher should be able to make the method
Problem Based Learning (PBL) as an alternative learning process; learners should be able to
improve the ability to solve problems in real situations; and madrasas should facilitate teachers in
improving the quality of learning.
Keywords : Learning Quality; Faith in the Last Days;Problem Based Learning (PBL)
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran supaya peserta didik secara aktif mengembangkan
kemampuan dirinya agar mempunyai kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang dibutuhkan
untuk diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pendidikan dan manusia
memang tidak bisa dipisahkan dalam menjalani kehidupan, baik keluarga,
masyarakat, maupun bangsa dan negara, sebab Pendidikan mempunyai peranan
penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan usaha mewujudkan
cita-cita bangsa Indonesia. Pendidikan merupakan faktor primer dalam
pembentukan karakter manusia. Hampir seluruh manusia dikenai pendidikan dan
melaksanakan pendidikan (Navil Alfarisi Abbas, Isandar Syah, 2017).2
Proses belajar mengajar di dalam kelas melibatkan berbagai komponen antara
lain komponen pendidik (guru), peserta didik (peserta didik), materi, sumber
belajar, media pembelajaran, metode dan lain sebagainya. Komponen-komponen
tersebut saling berinteraksi antar sesame komponen. Menurut Suryosubroto (dalam
Werdayanti, 2008) “proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru
mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak
lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu
pengajaran” (hlm.3). Keberhasilan pengajaran sangat ditentukan manakala proses
pembelajaran tersebut mampu mengubah diri peserta didik. Perubahan tersebut
dalam arti dapat menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta
didik sehingga peserta didik dapat memperoleh manfaatnya secara langsung dalam
perkembangan pribadinya.
Hingga saat ini selalu dibicarakan tentang mutu pendidikan serta prestasi belajar
peserta didik dalam suatu bidang ilmu tertentu, maka pemerintah Bersama para ahli
pendidikan berusaha untuk lebih meningkatkan mutu dan kualaitas pendidikan.
Menurut Fadhli (2017) “Mutu pendidikan adalah mutu lulusan dan pelayanan yang
memuaskan pihak terkait pendidikan” (hlm.9).
Dalam berbagai diskusi pendidikan di Indonesia, salah satu sorotan adalah mutu
pendidikan yang dinyatakan rendah bila dibandingkan dengan mutu pendidikan
Negara lain. Menurut Sallis (dalam Sudarsana, 2016) mengungkapkan “quality is
at the top of most agendas and improving quality is probably the most important
task facing any institution. However, despite its importance, many people find
quality an enigmatic concept. It is perplexing to define and often difficult to
1
Dikutip dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab I Pasal 1.
2
Rizkita, K., & Saputra, B. R. (2020). Bentuk penguatan pendidikan karakter pada peserta didik dengan
penerapan reward dan punishment. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 20(2), 69-73.
measure” (hlm.7). Kualitas adalah bagian penting dari seluruh agenda dalam
organisasi dan meningkatkan kualitas mungkin adalah tugas yang paling penting
yang dihadapi institusi manapun.
Kualitas pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah.
Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari sekolah yang atau
perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya
kompetensi yang dimiliki.3
Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan
secara keseluruhan. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik,
terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar serta membentuk
kompetensi peserta didik menjadi yang lebih baik. Peningkatan kualitas
pembelajaran dalam proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar apabila guru
berhasil mengelola kelasnya dengan baik. Kualitas pembelajaran dapat dikatakan
sebagai gambaran mengenai baik-buruknya hasil dan pemahaman yang dicapai oleh
peserta didik setelah pembelajaran dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran mata pelajaran akidah akhlak ,utamanya kelas V ternyata tidak
mudah, khususnya materi iman kepada hari akhir. Adanya anggapan bahwa akidah
akhlak hanyalah pelajaran yang sekedar dibaca dan tidak harus diamalkan dan
dipahami. Hal ini membuat peserta didik menjadi statis dan kurang berprestasi. Hal
ini jika dibiarkan berlarut-larut tentunya akan sangat membahayakan akhlaq dan
aqidah generasi muda. Pengaruh yang saat ini bisa kita lihat dari permasalahan ini
adanya penurunan kesadaran beribadah peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Jika melihat masalah yang dialami peserta didik MI Irsyadush Shibyan 02 Sukorejo
Wetan Rejotangan Tulungagung, penulis sebagai pendidik berasumsi bahwa untuk
mutu pembelajaran terhadap mata pelajaran akidah akhlak materi iman kepada hari
akhir adalah dengan menciptakan suasana senang dalam pembelajaran.
Menciptakan suasana senang tersebut adalah dengan memilih metode pembelajaran
yang tepat. Oleh karena itu pemilihan metode yang kurang tepat dapat
menimbulkan kebosanan, kurang paham, dan akhirnya menurunkan motivasi dan
hasil belajar peserta didik. Kedua kegiatan ini saling mempengaruhi dan dapat
menentukan mutu pembelajaran. Di sini kemampuan guru dalam menyampaikan
bidang studi yang baik, merupakan syarat mutlak yang tidak dapat ditawarkan lagi,
karena hal ini mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar peserta didik. Untuk
menyampaikan pelajaran dengan baik agar peserta didik lebih mudah memahami
pelajaran, seorang guru dituntut untuk terampil dalam memilih dan menggunakan
metode mengajar yang tepat untuk situasi dan kondisi yang dihadapinya. Seorang
guru sangat dituntut untuk dapat memiliki pengertian secara umum mengenai
berbagai metode, baik mengenai kebaikan metode maupun mengenai kelemahan-
3
Kunandar, Guru professional (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada , 2007), h. 1.
kelemahannya. Selama ini guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas masih
merupakan figur sentral dan pengendali dari seluruh kegiatan belajar. Pembelajaran
di kelas masih berpusat pada guru (teacher centered). Guru mengajar masih secara
konvensional, dengan sistem ceramah sehingga peserta didik diberi materi secara
penuh. Akibatnya peserta didik tidak kreatif dan kurang mendapatkan pengalaman
belajar. Kedudukan dan fungsi guru dalam kegiatan belajar mengajar cenderung
masih dominan. Aktivitas guru masih sangat besar dibandingkan dengan aktivitas
peserta didik. Hal demikian terjadi karena guru kurang profesional dalam memilih
metode pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran.
Berdasarkan keterangan di atas, proses pembelajaran akan lebih bermakna
apabila peserta didik dapat membaca apa yang dipelajarinya. Dengan demikian
pembelajaran dengan pendekatan metode Problem Based Learning merupakan
konsep pembelajaran yang membantu guru untuk meningkatkan mutu
pembelajaran melalui materi iman kepada hari akhir.
Berhubungan dengan hal itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul “Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran Melalui
Metode Problem Based Learning Pada Materi Iman Kepada Hari Akhir Di Kelas
V MIS Irsyadush Shibyan 02 Sukorejo Wetan Kecamatan Rejotangan Kabupaten
Tulungagung”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka penelitiannya
sesuai dengan prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan suatu proses
bersiklus. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Langkah-langkah praktis pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas di atas dapat dijabarkan secara jelas dan mudah dipahami. Kegiatan tersebut
disebut dengan siklus kegiatan pemecahan masalah.4 Secara keseluruhan,
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ada empat tahapan dalam bentuk spiral. Siklus-
siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua, dilaksanakan bila
masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus pertama dan seterusnya).5
Tahapan siklus PTk dapat dilihat pada gambar 1.2 dengan model siklus skemmis
dan tanggart :6
4
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), 210.
5
Basuki As’adi, Desain Pembelajaran Berbasis PTK (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2000),
122.
6
Ibid, 42
Gambar 1.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MI Irsyadush Shibyan 02
Sukorejo Wetan Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa
Timur Tahun Pelajaran 2023/2024, Semester ganjil. Waktu penelitian yang
digunakan oleh peneliti yaitu pada tahun pelajaran 2023/2024 semester ganjil pada
bulan Juli sampai Agustus 2023. Penelitian dilaksanakan sesuai dengan jadwal mata
pelajaran akidah akhlak kelas V MI Irsyadush Shibyan 02 Sukorejo Wetan. Tekhnik
pengumpulan data dengan cara observasi/pengamatan, dokumentasi, dan hasil tes.
Tekhnik analisis data menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif. yang
menyajikan data penelitian melalui tabel dan grafik untuk mendeskripsikan mutu
pembelajaran di MIS Irsyadush Shibyan 02 Sukorejo Wetan diantaranya:
keterampilan guru, aktifitas peserta didik, dan hasil tes belajar peserta didik. Data
diperoleh dari hasil observasi siklus I dan II. Dengan indicator keberhasilan sebagai
berikut :
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran akidah akhlak materi iman kepada hari
kiamat melalui metode problem based learning (PBL) dengan media audiovisual
dapat meningkat dengan skor minimal 12 (kriteria baik);
2. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran akidah akhlak materi iman kepada
hari kiamat melalui metode problem based learning (PBL) dengan media
audiovisual dapat meningkat dengan skor minimal 12 (kriteria baik);
3. Peserta didik kelas V MIS Irsyadush Shibyan 02 Sukorejo Wetan Rejotangan
Tulungagung mencapai ketuntasan belajar individual dengan nilai minimal 70
dalam pembelajaran akidah akhlak materi iman kepada hari kiamat dan
prosentase ketuntasan klasikal 80%.
HASIL PENETILIAN DAN PEMBAHASAN
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal adalah 27,78 % dan
masih sangat jauh dari ketentuan yaitu 80%.
Tindakan Siklus I
Hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran akidah akhlak materi
iman kepada hari akhir melalui metode problem based learning (PBL) pada siklus
I diperoleh data pada tabel :
Deskriptor yang
muncul
No Indikator Keterampilan Guru Skor Kriteria
1 2 3 4
Berdasarkan hasil belajar diatas jika dihitung berdasar rentang nilai sebagai berikut:
No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase
1 84 – 90 2 11,1%
2 78 – 83 2 11,1%
3 72 – 77 4 22,2%
4 66 – 71 5 27,8%
5 60 – 65 3 16,7%
6 54 – 59 1 5,5%
Jumlah Peserta didik 18
Tindakan Siklus II
Hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran akidah akhlak materi iman
kepada hari akhir melalui metode Problem Based Learning (PBL) pada siklus II
diperoleh data seperti yang terlihat pada tabel :
Deskriptor yang
No Indikator Keterampilan Guru muncul Skor Kriteria
1 2 3 4
1. Guru membuka pelajaran √ √ √ √ 4 SB
Guru memberikan orientasi masalah kepada
2. √ √ √ 3 B
peserta didik dengan media audiovisual
Guru mengorganisir peserta didik untuk
3. √ √ 2 C
belajar
Guru membantu penyelidikan mandiri dan
4. √ √ 2 C
kelompok
Guru membantu mengembangkan dan
5. √ √ √ √ 4 SB
mempresentasikan hasil
Guru menganalisis dan mengevaluasi proses
6 √ √ √ √ 4 SB
pemecahan masalah
Jumlah skor yang diperoleh 19 SB
Berdasarkan tabel 2.8 dan diagram 1.5 diketahui bahwa keterampilan guru dalam
pembelajaran akidah akhlak materi iman kepada hari akhir melalui metode Problem
Based Learning (PBL) dengan media audiovisual pada siklus II memperoleh skor 19
dengan kriteria sangat baik (SB).
Hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus II diperoleh dari 1 kali
pertemuan pembelajaran. Dalam penelitian pengamatan aktivitas peserta didik
difokuskan pada 18 peserta didik, diperoleh data hasil observasi aktivitas peserta didik
pada tabel berikut :
Skor Jml Rata- krit
No Indikator
1 2 3 4 Skor rata eria
Peserta didik mempersiapkan diri dalam
1. 0 0 10 8 62 3,44 SB
mengikuti pembelajaran
2. Peserta didik menanggapi permasalahan 0 3 15 0 51 2,83 B
Peserta didik berkelompok untuk
3. 0 0 5 13 67 3,72 SB
memecahkan masalah
4. Peserta didik melakukan penyelidikan 0 8 10 0 46 2,56 B
Peserta didik mengembangkan dan
5. 0 7 0 11 58 3,22 SB
mempresentasikan hasil
Peserta didik menganalisis dan
6. mengevaluasi proses pemecahan masalah 0 0 7 11 65 3,61 SB
dengan bantuan guru
Jumlah Perolehan Skor 349
SB
Jumlah Rata-rata Skor 19,39
Hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus II ditunjukkan bahwa dalam
pembelajaran akidah akhlak materi iman kepada hari akhir melalui metode Problem
Based Learning (PBL) dengan media Audiovisual diperoleh rata-rata skor 19,39
dengan kriteria sangat baik.
Hasil belajar pada siklus II merupakan hasil selama proses pembelajaran dan tes
individu sebanyak 18 peserta didik. Hasil belajar peserta didik terlihat pada tabel
berikut :
NO NISN NAMA NILAI
1 0133408706 AQILA DWI APRILIA ZALIANTI 90
2 3120878012 ENDANG SULISTIYANINGSIH 68
3 3139125032 HANA SYIFA AZZAHRA 80
4 3138059875 HISYAM RIZQUNA AM YANFAMA 80
5 3120949792 IBNU PASHA KURNIAWAN 78
6 3128150480 JELITA ZAHRA KHOIRUN AZZA 95
7 3136703972 KAYLA SALSABILA NUR YOVA 88
8 3134772118 MUCHAMMAD CHILMI MUKARROM 95
9 3125187898 MUHAMMAD ALVIN KHOIRURROKHIM 95
10 3127039753 MUHAMMAD JAUHAR ANNAS ALFAHMI 80
11 3120513803 MUHAMMAD KAFI MUBARROK 85
12 3125880840 MUHAMMAD NASRUL ISKHAK 95
13 3122814415 MUHAMMAD RAFY MAULANA YUSUF 85
14 3122933584 MUHAMMAD REHAN SETIAWAN 85
15 3124658806 MUHAMMAD WAFFA IZZA MAULANA 85
16 3122593575 NAILIS SINTA DEWI 95
17 3125783118 ROEHAN PUTRA WIDIYANSYAH 68
18 3120863875 SEPTIANA WARDATULHUSNA 75
JUMLAH 1522
RATA-RATA 84,56
NILAI TERTINGGI 95
NILAI TERENDAH 68
Tuntas 88,9%
Gambar Diagram 1.7 tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 83,9% peserta didik
mengalami ketuntasan hasil belajar dan 11,1% peserta didik tidak tuntas belajar.
Ketuntasan belajar yang dicapai peserta didik pada siklus II telah mencapai ketuntasan
klasikal minimal yang telah ditetapkan dalam indikator keberhasilan penelitian yaitu
80%.
Hasil pengamatan keterampilan guru, aktivitas peserta didik, dan hasil belajar
peserta didik mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Berikut ini akan disajikan
peningkatan hasil keterampilan guru, aktivitas peserta didik, dan hasil belajar peserta
didik dalam pembelajaran akidah akhlak materi iman kepada hari akhir melalui metode
Problem based learning (PBL) pada pra siklus, siklus I dan siklus II yang dapat dilihat
pada tabel berikut :
Berdasar tabel diatas maka dapat disajikan dalam bentuk gambar diagram sebagai
berikut :
Gambar 1.8 Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan II
88.89%
90.00% 79.17% 80.78%
70.83%
80.00%
62.50%
70.00%
50.92% 50%
60.00% 43.05%
50.00%
40.00% 22%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Keterampilan Guru Aktifitas Peserta Didik Hasil Belajar Peserta
Didik
DAFTAR PUSTAKA