Tugas 1

Als docx, pdf oder txt herunterladen
Als docx, pdf oder txt herunterladen
Sie sind auf Seite 1von 6

Nama : Muh Reza Saputra

Nim : 1219200095
Kelas : Akuntansi 6 B

A. Maksud dari arti Qs. Al – Baqarah : 282


‫ب َك َم ا‬َ ُ‫ب َك اتِبٌ َأن يَ ْكت‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ َذا تَدَايَنتُم بِ َد ْي ٍن ِإلَ ٰى َأ َج ٍل ُّم َس ّمًى فَ ا ْكتُبُوهُ ۚ َو ْليَ ْكتُب بَّ ْينَ ُك ْم َك اتِبٌ بِ ْال َع ْد ِل ۚ َواَل يَ ْأ‬
‫ض ِعيفًا‬َ ْ‫ق َسفِيهًا َأو‬ ُّ ‫ق هَّللا َ َربَّهُ َواَل يَ ْب َخسْ ِم ْنهُ َش ْيًئا ۚ فَِإن َكانَ الَّ ِذي َعلَ ْي ِه ْال َح‬ ِ َّ‫ق َو ْليَت‬
ُّ ‫عَلَّ َمهُ هَّللا ُ ۚ فَ ْليَ ْكتُبْ َو ْليُ ْملِ ِل الَّ ِذي َعلَ ْي ِه ْال َح‬
‫ان‬ِ َ‫َأوْ اَل يَ ْستَ ِطي ُع َأن يُ ِم َّل هُ َو فَ ْليُ ْملِلْ َولِيُّهُ بِ ْال َع ْد ِل ۚ َوا ْست َْش ِهدُوا َش ِهي َد ْي ِن ِمن رِّ َج الِ ُك ْم ۖ فَ ِإن لَّ ْم يَ ُكونَ ا َر ُجلَ ْي ِن فَ َر ُج ٌل َوا ْم َرَأت‬
‫الش هَدَا ُء ِإ َذا َم ا ُد ُع وا ۚ َواَل ت َْس َأ ُموا َأن‬ ُّ ‫ب‬ َ ‫ض َّل ِإحْ دَاهُ َما فَتُ َذ ِّك َر ِإحْ دَاهُ َما اُأْل ْخ َر ٰى ۚ َواَل يَ ْأ‬ ِ َ‫ضوْ نَ ِمنَ ال ُّشهَدَا ِء َأن ت‬ َ ْ‫ِم َّمن تَر‬
ِ ‫لش هَا َد ِة َوَأ ْدن َٰى َأاَّل تَرْ تَ ابُوا ۖ ِإاَّل َأن تَ ُك ونَ تِ َج ا َرةً َح‬
ً‫اض َرة‬ َّ ِ‫ص ِغيرًا َأوْ َكبِيرًا ِإلَ ٰى َأ َجلِ ِه ۚ ٰ َذلِ ُك ْم َأ ْق َس طُ ِعن َد هَّللا ِ َوَأ ْق َو ُم ل‬ َ ُ‫تَ ْكتُبُوه‬
‫ق‬ٌ ‫ضا َّر َك اتِبٌ َواَل َش ِهي ٌد ۚ َوِإن تَ ْف َعلُ وا فَِإنَّهُ فُ ُس و‬ َ ُ‫ْس َعلَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌح َأاَّل تَ ْكتُبُوهَا ۗ َوَأ ْش ِهدُوا ِإ َذا تَبَايَ ْعتُ ْم ۚ َواَل ي‬ َ ‫تُ ِديرُونَهَا بَ ْينَ ُك ْم فَلَي‬
‫ بِ ُك ْم ۗ َواتَّقُوا هَّللا َ ۖ َويُ َعلِّ ُم ُك ُم هَّللا ُ ۗ َوهَّللا ُ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِي ٌم‬.

yā ayyuhallażīna āmanū iżā tadāyantum bidainin ilā ajalim musamman faktubụh,


walyaktub bainakum kātibum bil-‘adli wa lā ya`ba kātibun ay yaktuba kamā
‘allamahullāhu falyaktub, walyumlilillażī ‘alaihil-ḥaqqu walyattaqillāha rabbahụ wa lā
yabkhas min-hu syai`ā, fa ing kānallażī ‘alaihil-ḥaqqu safīhan au ḍa’īfan au lā yastaṭī’u
ay yumilla huwa falyumlil waliyyuhụ bil-‘adl, wastasy-hidụ syahīdaini mir rijālikum, fa
il lam yakụnā rajulaini fa rajuluw wamra`atāni mim man tarḍauna minasy-syuhadā`i an
taḍilla iḥdāhumā fa tużakkira iḥdāhumal-ukhrā, wa lā ya`basy-syuhadā`u iżā mā du’ụ, wa
lā tas`amū an taktubụhu ṣagīran au kabīran ilā ajalih, żālikum aqsaṭu ‘indallāhi wa
aqwamu lisy-syahādati wa adnā allā tartābū illā an takụna tijāratan ḥāḍiratan tudīrụnahā
bainakum fa laisa ‘alaikum junāḥun allā taktubụhā, wa asy-hidū iżā tabāya’tum wa lā
yuḍārra kātibuw wa lā syahīd, wa in taf’alụ fa innahụ fusụqum bikum, wattaqullāh, wa
yu’allimukumullāh, wallāhu bikulli syai`in ‘alīm

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis
di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah
(keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-
orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan
dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka
yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil
maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi
Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu. (Tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai
yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan
saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya
hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Maksud dari arti qs. Al – Baqarah : 282 diatas yaitu Apabila kamu melakukan
utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah
penulis menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya,
maka hendaklah dia menuliskan. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di
antara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki
dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi (yang
ada), agar jika yang seorang lupa, maka yang seorang lagi mengingatkannya. Dan
janganlah saksi-saksi itu menolak apabila dipanggil. Dan janganlah kamu bosan
menuliskannya, untuk batas waktunya baik (utang itu) kecil maupun besar. 
B. Qs. Al baqarah : 282 menjadi landasan dasar akuntansi dalam islam
Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 282 menjadi landasan dasar akuntansi dalam
islam yang merupakan bagian dari sejarah akuntansi dan prinsip Akuntansi dalam ayat ini
menunjukan bahwa praktek Akuntansi telah digunakan oleh Islam jauh mendahului
berkembangnya ilmu akuntansi yang saat ini di klaim berasal dari Ilmuan Barat. Dalam
surat ini terdapat banyak ayat yang menjelaskan konsep Muamalah dalam Islam. Ini
merupakan ayat terpanjang dalam Al Quran dan paling jelas membahas tentang
muamalah khususnya akuntansi. Firman Allah SWT. yang artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis
di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk
menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia
menuliskan. Dan hendaklah orang yang berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia
bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun
daripadanya. Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya atau lemah (keadaannya),
atau tidak mampu mendiktekan sendiri, maka hendaklah walinya mendiktekannya dengan
benar. 

Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak
ada (saksi) dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan
di antara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi (yang ada), agar jika yang seorang
lupa, maka yang seorang lagi mengingatkannya. Dan janganlah saksi-saksi itu menolak
apabila dipanggil. Dan janganlah kamu bosan menuliskannya, untuk batas waktunya baik
(utang itu) kecil maupun besar. 

Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian, dan
lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan, kecuali jika hal itu merupakan
perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu
jika kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi apabila kamu berjual beli, dan
janganlah penulis dipersulit dan begitu juga saksi. Jika kamu lakukan (yang demikian),
maka sungguh, hal itu suatu kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah
memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
C. Menerapkan dalam kegiatan sehari – hari yang berkaitan dengan Qs. Al baqarah :
282
Dalam menjalani kehidupan bermuamalah, manusia hampir tidak bisa terlepas
dari masalah utang-piutang. Utang dalam bahasa Arab disebut sebagai dayn. Imam As-
Sya‘rowi menjelaskan dayn sebagai uang yang dipinjam (diutang) dalam tempo tertentu
yang telah ditentukan. Orang yang berutang disebut madyun atau madin. Orang yang
memberi utang atau pinjaman disebut da‘in. Terkait persoalan utang-piutang, Al-Qur’an
telah mengatur beberapa hal penting dalam surah Al-Baqarah ayat 282.

Lafaz faktubuh pada ayat tersebut menunjukkan kata perintah untuk mencatat


transaksi utang piutang. Catatan ini menurut Ibnu Asyur dalam tafsirnya Al-Tahrir wa
Al-Tanwir memiliki dua kemungkinan: catatan yang ditulis oleh dua pihak yang saling
berutang atau salah satu di antara keduanya sebagai bukti jika terjadi pengingkaran; serta
catatan dari pihak ketiga sekaligus sebagai saksi apabila kedua pihak memang tidak bisa
mencatat, dan inilah yang banyak terjadi pada saat turunnya ayat dimana kondisi bangsa
Arab belum akrab dengan dunia tulisan.

Berkaitan dengan wajib tidaknya mencatat jumlah nominal dalam transaksi utang-
piutang, Imam Al-Thabari dalam tafsirnya Jami’ al-Bayan fi Takwil al-
Qur’an menyebutkan dua perbedaan ulama. Pendapat pertama mengatakan adanya
kewajiban mencatat utang baik nominalnya besar maupun sedikit untuk menghindari
keragu-raguan, sebagaimana mengutip riwayat Al-Dhahak, Ibnu Juraij, dan Qatadah.
Kewajiban ini menurut Imam Al-Qurthubi juga disebabkan agar tidak terjadi
pengingkaran antar kedua pihak jika saling lupa di kemudian hari. Namun pada jual beli
kontan tidak diwajibkan pencatatan agar proses transaksi lebih cepat dan mudah.

Nah salah satu contoh dalam kehidupan sehari – hari yang berhubungan dengan
isi kandungan surah Al baqarah ayat 282 yaitu pada saat melakukan pembelian atau
transaksi di alfamart hendaknya barang yang kita beli itu transaksinya dicatat atau uang
yang kita bayar ke kasir alfamart tersebut itu dicatat kemudian kasir tersebut akan
memperlihatkan catatan tersebut nantinya terkait barang yang kita beli dan jumlah yang
kita bayarkan atas barang tersebut kepada atasan atau pemilik alfamart.
D. Ketentuan dan syarat – syarat apa saja yang harus diketahui dalam melakukan
pencatatan transaksi menurut islam

Menjalankan suatu peratauran dalam ekonomi yang berdasarkan syariah Islam


adalah suatu kewajiban bagi seoarang muslim. Sudah menjadi ketentuan yang mutlak dan
harus dilaksnakan bahwa dalam menjalankan aturan Islam yang tidak bisa atau layak
seoarang muslim tentang. Karena ada berbagai dampak dan masalah jika manusia tidak
melaksnaakan perintah Allah satu saja. Melalaikan perintah Allah berdasarkan syariah
tentu yang rugi adalah manusia, bukan Allah atau yang lainnya.

Hal ini berdasarkan dari Qs. Al Baqarah ayat 282 tentang dalam pelaksanaan
keseharian manusia, masalah ekonomi dan Islam tidak bisa dipisahkan. Banyak orang
yang sering berpikir bahwa Islam atau ekonomi tidak berkaitan satu sama lain. Tentu saja
hal ini keliru, karena Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin yang mengatur seluruh
aktivitas dan kehidupan manusia. Dari aturan tersebut diharapkan manusia dapat
melaksanakan sebaik-baiknya juga merasakan dampak apabila benar-benar taat kepada
hukum Allah.

Untuk dapat menerapkan ekonomi Islam secara teknis ada beberapa hall prinsip
yang harus diperhatikan dan dipegang terus oleh umat Islam. Prinsip dasar ini menjadi
patokan dalam perkembangan ilmu ekonomi dan transaksinya kapanpun dan dimanapun
walau zaman sudah berganti. Perkembangan teknologi dan juga berbagai ilmunya
menuntut bahwa manusia harus berpegang pada prinsip

1. Adanya Akad atau Perjanjian


2. Berniaga dengan Jalan Suka sama Suka
3. Larangan Penipuan

 Prinsip Akuntansi dan Kejelasan Transaksi


Prinsip transaksi ekonomi Islam yang terakhir adalah adanya pencatatan dan
kejelasan transaksi. Prinsip ini harus dilakukan agar tidak ada konflik, merasa tertipu,
atau pelaku transaksi yang kabur. Untuk itu Allah mengatakan bahwa hendaklah ada
saksi atau pencatatan yang dipercaya agar transaksi ekonomi dapat dibuktikan dan tidak
lupa begitu saja. Misal dalam peminjaman hutang, maka baiknya ada pencatatan dan juga
pembuktian bahwa kita pernah membeli atau memberikan uang kepada siapa, ditanggal
kapan, dan saksi yang dapat dipercaya. Untuk hari ini, saksi sudah dapat berkembang,
adanya Mesin Print, CCTV, rekaman scanning, dsb bisa membuktikan transaksi
seseorang. Hal ini bisa mencagah manusia untuk berbuat kejahatan dan melakukan
penipuan. Tentu saja akan mudah diketahui jika melakukan penipuan.

Hal-hal diatas adalah prinsip transaksi ekonomi Islam yang harus dijalankan
manusia. Semoga ummat Islam dapat menjalankan perekonomiannya dengan terus
berdasarkan kepada Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah
SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman.

Das könnte Ihnen auch gefallen