Bab 2 Teori Kebijakan Publik
Bab 2 Teori Kebijakan Publik
Bab 2 Teori Kebijakan Publik
Dalam konteks ini yang dimaksud dengan adalah government (dalam arti legal formal
adalah eksekutif termasuk Pemprov, Pemkab, Pemkot) secara sendiri maupun bersama-
sama legislatif, tergantung sistem ketatanegraannya.
Pada negara yang menganut Trias Politica murni: public policy menjadi domain eksekutif.
2.1.2 Timbulnya Social Contract
• Lagi pula berbagai penganut Trias Piolitica murni juga pad collapase,
karena kelembagaan dalam masyarakatnya tidak mampu memfasilitasi
tumbuhnya kelembangaan masayarakat yang mampu mencegah perilaku
hedonik, serakah dan moral hazard.
2.2 Kebijakan dan Pengelolaan Lingkungan
(1) Ingat Kurva Indiferen: berbagai pilihan pasangan dua entitas yang
mempunyai tingkat kepuasan yang sama.
Cembung thd. titik asal, lebih suka
U2
kombinasi daripada tunggal
• SIC’ > SIC” dst; Catatan SIC=kurva
indiferen sosial
• Misal U1= belanja pemerintah untuk
sipil
U2= untuk militer
SIC”
SIC’= Social indiferent Curve
O U1
Gambar 2.1. Social Indeference Map
(2) Ingat Kurva Kemungkinan Produksi (GUF:Grand Utilty Frontier)
• kurva berbagai pilihan tingkat produksi yang masih bisa
dicapai mll. investasi pada tingkt teknologi tertentu (semua SD
telah dimanfaatkan, tingkat pengg. SD yang paling efisien=Pareto eff.)
• Maksimum tingkat kesejahteraan masyarakat (social well being)
• Bentuk seperempat lingkaran
• Semua titik yang berada di bawah Kurva GUF (misal titik a) menunjukkan
bhw belum semua SD di dlm masy. Yg diguna-
kan secara efisien, masih banyk SD yang
b nganggur.
a= wasteful point
U2 SIC’ b= bliss point
*a
Kurva GUF
U1
O
Gambar 1.2 . Maksimisasi Kes.sosial. Syarat perlu: Pareto-efisiensi &
Kedua kurva bertemu; Syarat Cukup: hanya satu bliss point
A. Efisiensi sebagai Kriteria Pengembangan
*Awal di titik a0, berarti penggunaan
Smbdy dlm masy. belum optimal
a1 *Skenario:
Income Masy.2 (Y2)
a0
a3
Pada Skenario (i) dan (iiI)
menyebabkan social enjury,
Sedangkan pd skenario (ii) tdk
O
Income Masy. 1 (Y1) terjadi social injury.
O
Income Masy. 1 (Y1)
Gambar 2.4. Constant Prop. Share
C. Pareto Safety Criterion
• Awalnya di a
• Skenario boleh ke seluruh
b segmen a’ sampai a”
a’ • Didefinisikan: improvement
Y2
• Artinya para penganut aliran individualism itu secara filosofis maupun secara
logika formal telah membuktikan bahwa kesejahteraan individu itu adalah
segalanya. Bila setiap individu sejahtera, maka secara keseluruhan (baca: scr.
sosial) dalam negara itu otomatis sejahtera, karena “kata sosial” itu berarti
adalah individu secara keseluruhan. Dalam konteks pengembangan ini aliran
inividualisme menghendaki agar tiap individu untuk mengembangkan diri
masing2 demi mengejar ketertinggalannya, tanpa diberi charity.
• Namun dalam tataran praktek ilmu politik untuk melayani public interest:
digunakan instrumen regulasi, perpajakan ataupun investasi untuk barang2
publik (spt jalan raya, proteksi lingkungan, & jaminan sosial) sebagai cara untuk
menjawab kritik dari kaum sosialis yang menekankan perlu redistribusi income,
kekayaan, dan oportunitas maupun alokasi sumberdaya.
F. Maximun Value of Social Product (MVSP)
Slope = minus1 sbg. bentuk khusus SIC: tiap Rp dari Y dibobot scr.
sama dari siapapun itu berasal. Nilai output masy. dikalkulasi
tanpa distributional wieght dan policy yg dpt menghasilkan
b nilai output masy. yang maksimal adlah policy yg lbh
d
disukai. (MVSP). Economic injury OK saja asalkan
Y2 jumlah Rp yang dihasilkan oleh pihak yang
a’ diuntungkan oleh suatu policy >Jmh Rp yang
a hilang dari individu yang diciderai yaitu: bhw
segmen d sampai e itu improvement yg OK
Teori ekonomi dari MVSP:
National Income Accounting,
e Indeks Kesejahteraan, Surplus
c Konsumen, Surplus Produsen,
Benefit Cost Analysis.
O Y1
MSVP: merpk. implementasi dari Utilitarian Criterion dari Jeremy Bentham:
The greatest good for the greatest number”. Implikasinya: The best policy
is maximum growth maximum GNP.
G. Composite Criteria