Biologi Struktur Jaringan Keras Gigi

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 66

BIOLOGI STRUKTUR JARINGAN

KERAS GIGI

Drg.Nevi Yanti.,Sp.KG.,Subsp.KE(K),MKes
STRUKTUR JARINGAN
KERAS GIGI

ENAMEL
DENTIN
SEMENTUM
ENAMEL (Substansia Adamantia)
Jar. yg plg keras dari struktur gigi.
Melindungi jar vital gigi y: dentin & jar pulpa
Warna & bentuk mempengaruhi estetik
enamel
Bila rusak tidak mengalami regenerasi.
perbaikan&pergantian enamel hanya dgn
tambalan(restorasi)

 Cuticula dentis = lapisan/membran/ selaput


tipis ,dibagian luar enamel.
 Dijumpai pd gg baru erupsi, pd org dewasa
hanya pd aproksimal  aus
karena pemakaian
PROSES PEMBENTUKAN ENAMEL
Tooth Enamel Formation, SEM
Coloured scanning electron micrograph (SEM) of a freeze-fractured section through a
tooth, showing the enamel-forming cell layer (green).
This epithelium comprises a single layer of columnar cells called ameloblasts. The
fracture plane passes up into the tooth from the enamel surface (orange, bottom left).
The ameloblast layer has detached from the enamel in which it is normally
embedded. Enamel is a hard ceramic layer that covers and protects the teeth. The
other end of the ameloblasts originate in the internal tooth tissue (brown, across top).
Magnification unknown.
Bagian2 enamel
1. Perikymata, terbentuk dlm waktu
11,4-26 hari
2. Garis Retzius, membentuk 45o dgn
prisma2 enamel.
Diantara prisma2 ini terdpt substansia
interprismata
3. Lamela enamel
4. Semak enamel
5. Ujung Tome’s fibre  ujung
odontoblas yang dijumpai pd
enamel
Hub enamel-dentinbergeruntul
(Arkadenforming)
Subs. Interprismata berisi materi organik
Prisma enamel berisi materi anorganik
(hydroksiapatit) + air
SEM images of the tooth enamel microstructure of Stylinodon mirus (KOE 4074) and Ectoganus sp. (KOE 2778). A , contact of
dentine (bottom left) with enamel (right) and cementum (left). The cementum covers the enamel free area and overlaps the enamel
only marginally in Stylinodon ; B , cross-sections of enamel prisms in Stylinodon . Note the open prism sheath and the notch
separating the prism into two fields; C , longitudinal section of the enamel of Stylinodon showing the prisms vanishing in the
PLEX near the OES (right margin of image) and Retzius lines (R); D , cross-section of enamel prisms in Ectoganus . Prisms have
the same morphology as those in Stylinodon but do not show a notch and are slightly larger.

KOENIGSWALD WV,KALTHOFF DC, SEMPREBON GM.


The Microstructure of Enamel, Dentine and Cementum in Advanced Taeniodonta (Mammalia) with Commen
ts on Their Dietary Adaptations
., Journal of Vertebrate Paleontology 30(6):1797–1804, November 2010. DOI:
10.1080/02724634.2010.521931
Permeabilitas
Pada enamel gigi mature tdd.
Mineral Hydroxiapatite (anorganik) 90%
Organik matrix (CO32-,PO43-,Na+,Ca2+)
Air  4-12% dikandung dlm ruang Inter
crystalline dan dlm jar micropores yg
terhubung kearah permukaan eksternal
Hydroxyl apatit
- Ca10(PO4)6(OH)2
- 3 Ca3(PO4)2.Ca(OH)2
-Ca5 {OH(PO4)3}  jarang dijumpai.
Apatein(Yunani) = bertukar
Unsur OH- (Hydroxyl) amat mdh bertukar dengan
mineral lain cth:
Dgn F- kelarutan enamel berkurang (Baik)
CO32- kelarutan meningkat (Tidak baik)
Micropores  membentuk hub yg dinamik
antara kavitas oral dan sistemik, pulpa & cairan
tubulus dentin
Pd gg mengalami dehidrasi sbg akibat bernafas
melalui mulut pd malam hari (saat tidur)atau pd
saat pemasangan rubber dam (sbg isolasi pada
perawatan gigi)  terlihat enamel chalty dan lbh
terang
kondisi ini reversibel  kembali lembab krn
ling oral  warananya kembali normal
Enamel bersifat semipermeabel
berbagai cairan ion2 dan substansi dgn BM rendah
(apakah merusak atau terapeutik)  dapat
berdifusi melalui enamel.

 Mekanisme difusi pada enamel bersifat dinamis


dan tidak terbatas pada permukaan gigi. Tetapi
dapat berdifusi masuk kedalam enamel gg.
Mis pd saat : fluoride uptake, bleaching vital
(ekstrakoronal)  ion fluor dan On tidak hanya
bereaksi dengan permukaan enamel tetapi jg dpt
berdifusi kedalam enamel.
1. Perubahan warna yg terjd secara bertahap
2. Peningkatan ketahanan thd karies

Merupakan 2 hasil terpaparnya enamel


semipermeabel sepanjang hidup terhdp elemen 2
ling oral menjd struktur mineral gigi

Berubahnya gigi dewasa mnjd lbh kuning


disebabkan trace element dalam struktur
mineral gigi + sclerotic dentin
Permukaan enamel menguntungkan dengan
adanya saliva dan bahan pasta gg yg
mengandung flouride  meningkatkan
konversi hidroksiapatite menjd lbh besar, lbh
stabilnya kristal2nya dgn terbentuknya
flourhydroksiapatite atau flourapatite.
Meningkatnya umur (aging)  perubahan
hyposalivasi  - terjd perubahan warna
- pe(-)an kelarutan asam
- volume micropore ↓↓,
- kandungan air ↓↓ dan
- permeabilitas enamel ↓↓
Diagnosa Klinis
- Karakteristik permukaan enamel
o Patologi(?)
o Kondisi trauma

Kunci diagnosa
o Perubahan warna
o Demineralisasi
o Kavitas
o Pemakaian berlebihan
o Kelainan morfologi
o Gigi retak
Pewarnaan (colorization)
• Enamel  translusen
• Pewarnaan tergantung ketebalan enamel dan
warna dentin

Ketebalan enamel
Dari puncak tonjol(±2,5mm) dan kearah incisal
edge(±2,0mm)
Ketebalan enamel menurun sampai dibawah
kedalaman fissure oklusal dan berbentuk taper
sampai didaerah servikal pd pertemuan dgn
sementum atau dentin akar
Pada gigi anterior dewasa muda translusensi
keabu2an/agak sdkt berwarna kebiru2an pd
incisal edge
Warna lbh kekuningan dijumpai pd daerah
servikal dmn warna dentin memantul karena
daerah tsb enamel tipis.
Pada pertemuan enamel dan sementum
 ±10% terlht ada gap  shg dentin terpapar
 hypersensitif
Warna enamel
dipengaruhi :
 Perkembangan gigi atau
 Ekstrinsik stains
 Penggunaan antibotik
 Fluoride yg berlebihan

Warna enamel juga


dapat menunjukkan
adanya perubahan pd
enamel yang mengalami
demineralisasi pada gigi-
gigi karies  critical
diagnostic
Translusensi enamel secara langsung
berhubungan dengan :
 Derajat mineralisasi
 Porositas enamel surface akibat demineralisasi
pd awal karies  white spot berwarna
putih susu yg terlihat buram (opacity) lokasi pd
permukaan gg yg licin (smooth surface)
 Pd thp akhir karies demineralisasi internal
enamel pd (dej) dentino enamel junction terlihat
putih atau opacity yang memantul keluar
 Kavitas subsurface kebiru2an atau keabu2an
Pentingnya mengetahui warna enamel secara
umum menunjukkan :
o Pasien dgn OH yg inadekuat
o Diet kariogenik
o Resiko tinggi karies
KAVITASI (Pembentukan kavitas)
demineralisasi enamel tanpa terjd remineralisasi  akan terlihat
seperti enamel rusak  membentuk kavitas
Kavitas karies hrs ditempatkan bhn restorasi
Tanpa restorasi pd kavitas  penetrasi m.o. ke dentin  bila
berlanjut ke pulpa  dpt menyebabkan vitalitas gg terganggu

 Restorasi utk mengembalikan :


- Fungsi
- Fonetik
- Estetik
- Stabilitas oklusal
- stomatongatik
- Keadaan normal dari gingiva
Faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi:
1. Keturunan
2. Ras
3. Jenis kelamin. Wanita>>Pria krn –Pregnancy
(muntah) , mens (gang. hormonal), ngidem.
4. Umur. Periode umur gigi bercampur(8-12thn)
5. Makanan (praerupsi)
6. Unsur kimia:
Berilium,Fluor,Aurum,Ag,Mg,menghambat karies
Cadmium,Platina,Selenium,Menunjang karies
7. Air ludah. pH asam karies, pH basa kalkulus
viskositas↓(serous) self cleansing baik,
viskositas↑(mucous) self cleansing jelek.
Flow >>  self cleansing baik  karies <<
8. Plak. Terbentuk dari campuran air ludah, sisa2
epitel jar mulut, leukosit, limfosit, sisa makanan
dan bakteri
9. Aktifitas otot.
Pergerakan otot pipi,bibir,lidah,  self cleansing
baik  karies << .
WEAR
Kekuatan enamel  logam dgn parameter
Knoop Hardness
• Enamel : 343 Knoop Hardness
• Dentin : 68 Knoop Hardness
Enamel ± 5 X lbh kuat dari Dentin
atrisi / kontak friksi (gesekan) dengan gigi
yang berlawanan atau bhn restorasi yg lbh keras
cth. porselen
CONTACT WEAR
utk enamel 29μm/thn
Bhn2 yg menggantikan enamel/fungsi enamel
haruslah :
- Compatibel wear
- Smoothness
- Strength
Adanya oklusal wear yang berat  terlihat
bentuk kuspal dari membulat  menjadi datar
atau terbentuk facet yang rata
FAKTOR2 YG MEMPENGARUHI WEAR :
Bruxism
Parafungsi habit
Maloklusi
Umur
diet
FAULTS & FISSURES
Berbagai defect pada enamel  retensi plak
asam
Organik pada permukaan  pellicle dan
kutikula meluas 1-3μ3 kedlm enamel berperan
dalam pertukaran ion dan adhesi serta kolonisasi
plak bakteri pada permukaan enamel.
Adanya fissure pd permukaan oklusal fissure
yg dalam dibtk oleh fisur yg tidak komplit dan
lobe2 enamel cuspal selama masa
perkembangan gigi
CRACKS
adanya cracks pd permukaan enamel yg meluas
dan groove melintas ridge ke permukaan aksial
menyebabkan mudahnya korona atau tonjol
fraktur
Gigi retak  symtomatis dan melibatkan dentin
 menyebabkan restorasi yg menutupi tonjol
gg.
ENAMEL PEARLS
The enamel pearl is an ectopic accumulation of
enamel that is firmly adherent to the tooth root
surface.
They are generally found on the root surface of
molar teeth and as single. The most common
site for enamel pearls is at the cementoenamel
junction of maxillary molars.
How enamel pearl looks in vivo, on xray and CT scan
Enamel pearls are ectopic globules of enamel
on the tooth root surface; they also may occur
within dentin and are then referred to as
intradentinal enamel pearls.
Enamel pearls are classified as real enamel
pearls (formed entirely of enamel), composite
enamel pearls or enamel-dentin pearls (formed
by enamel and dentin) and enamel-dentin-pulp
pearls (formed by enamel, dentin, and pulpal
tissue).
KESIMPULAN
DENTIN
KOMPOSISI

• Inorganic materials : 70–72%


(terutama hydroxylapatite dan
beberapa non-crystalline
amorphous calcium
phosphate)
• Organic materials : 20% (90%
of which is collagen type 1 and
the remaining 10% ground
substance, which includes
dentin-specific proteins)
• Water : 8–10% (which is
adsorbed on the surface of the
minerals or between the
crystals).
2. Dentin
Bagian-bagian dari dentin :
•Dentin Intertubuler
•Dentin Peritubuler
•Tubulus Dentin berisi :
- tonjolan odontoblast
- Bahan Organik dalam ruang
periodontoblast
Bagian-bagian dari
dentin :
•Dentin Intertubuler
•Dentin Peritubuler
•Tubulus Dentin berisi :
- tonjolan odontoblast
- Bahan Organik dalam
ruang periodontoblast
SEM of pulpal survace of dentin, arrangement of
calcifying collagen matrix and surrounding
dentin tubules. Organic material removed by
etylene diamine treatment (X15000)
ISI TUBULUS DENTIN

1. Dentin Peritubular
 > Meneralisasi dari dentin
intertubular
 Matrix Organik <
 Penyempitan tubulus dentin pada
umur lajut pertumbuhan  dentin
peritubular

2. Tonjolan Odontoblast
 Fibril-fibril Jaringan lunak melalui
tubulus dentin
 Berada pada dentin –predentin
junction
 Pemisah tonjolan odontoblast dan
tubulus dentin  Ruang
Periodontoblastic
3. Kolagen
 Sering dalam lumen tubulus
dentin
 Berperan dalam penurunan
permeabilitas dentin

4.Serabut Saraf
 Pada daerah Khusus dari dentin
 Penetrasi ke dalam tubulus tidak
lebih dari 100-150 μm

5. Cairan Dentinal
 Protein = Plasma Tubuh
 Berada pada Tubulus Dentin 
Dasar hipotesis Hydrodinamis
dari sensitifitas dentin (GUNJI,
1982)
PERMEABILITAS DENTIN
• Sebagai akibat adanya tubulus dentin
• Tubulus dentin di bentuk ketika deposisi dan mineralisasi matriks predentin
di sekitar odontoblast

Volume / besar tubulus dentin Jumlah Tubulus Dentin

Umur Dekat Pertengahan Perifer Dekat Pertengahan Perifer


pulpa dentin pulpa dentin

16–30 thn 4,0 μm 3,1 μm 1,7 μm 61000 34000 13000


30-50 thn 3,1 μm 2,6 μm 1,7 μm 68000 40000 16000
50-75 thn 2,9 μm 2,4 μm 1,7 μm 64000 35000 15000
Jumlah rata –rata 64000 36000 16000
INERVASI DENTIN
Dentin mempunyai Jaringan Saraf ?? Masih diperdebatkan

Pendapat ahli :
• Tidak mempunyai saraf
• Persyarafan sampai predentin
• Pada Inner dentin
• (Byres, 1984) Serabut saraf mula-mula berjalan sejajar sumbu
panjang  gigi cabang terminal  berakhir di odontoblas

Pola persarafan tidak tergantung pada jenis gigi tetapi :


Ketebalan predentin >  Jalanan saraf kompleks
Berdasarkan lokasi terminal dan derajat ramifikasi ada 4
tipe saraf :

I. Saraf Pulpa Marginal


• Terbanyak
• Berakhir ruang interselular tepi pulpa dan diantara sel-
sel odontobast

II. Saraf Predentin Kompleks


• Berakhir pada odontoblastic-predentin / predentin.
• Lurus / spiral melalui tubulus dentin dan transversal
pada batas odontoblastic- Predentin
III. Saraf Predentin Kompleks
• Pada Predentin
• Bercabang kompleks segala arah 
terutama servikal

IV. Saraf Dentin


• Melalui tubulus dentin masuk ke dentin ( 100
– 200 μm )dari batas odontoblast-predentin
• Tipe yang jarang ditemukan

Tidak seperti saraf pd pulpa,


saraf predentin  non-myelin
Ada 3 teori mekanisme sensitivitas
dentin : MEKANISME SENSITIVITAS DENTIN
1. Teori sinap kimiawi : tidak terbukti (TEORI HIDRODINAMIS, GUNJI 1982)

2. Teori sinap elektrik : terbatas pd


penelitian

3. Teori ujung- saraf bebas


(Gunji 1982)1 odontoblas beserta
1atau lebih ujung saraf bebas 

kompleks mekanoreseptor utk


sensitivitas dentin
 Rangsangan termal/mekanis
dentinpergerakan cairan
tubulus dentinpergerakan tonjol
odontoblasditerima reseptor
ujung saraf bebas dalam dentin
atau predentin.
Penyebab rasa sakit pd saat pengeboran :
i. Rangsangan terhdp saraf langsung
ii. TekananTom’s fibre  odontoblas 
reseptor ujung saraf bebas  otak  sensasi
sakit
iii. Panas(bor)  p’gumpalan serat Tom’s 
ke↑an tekanan pd protoplasma tubulus dentin
penekanan ujung saraf bebas sakit
iv. Rangsangan Acth dilepas pH↓ protein
terurai pergeseran kesetimbangan Ca2+/K+
 menekan ujung saraf  sakit
v. Getaran pd bor tua  discomfort
Occlusion of the dentinal tubules by the polyP-based and microparticle-formulated " dRs "-1% paste.
In the first step the microparticles adsorb to the HA surface where in the second step an ALP-driven hydrolysis
of the polyP within the microparticles takes place, resulting in a lowering of the pH. After this resealing phase
the dentinal tubules are occluded by a genuine repair process. The different phases are illustrated: (A) by the
respective SEM images; and (B) by the corresponding sketches.

Müller WEG, et al. A Novel Biomimetic Approach to Repair EnamelCracks/Carious Damages and to
Reseal Dentinal Tubules by Amorphous Polyphosphate. Polymers · March 2017., DOI:
10.3390/polym9040120
INFECTED DAN AFFECTED DENTIN
Pada karies yang telah mencapai dentin terdapat keterlibatan 2 lapisan dentin, yaitu:
Infected dentin (lapisan luar)

• Merupakan lapisan dentin dengan kontaminasi bakteri yang tinggi.


• Pada lapisan ini tubulus dentin kolaps sebagian atau menyeluruh.
• Pada lapisan ini terjadi hilangnya sensitivitas dentin.

Affected dentin (lapisan dalam)


• Merupakan lapisan dentin yang lunak, bebas bakteri, terdemineralisasi, dan
tidak menggelap pada dasar kavitas .
• Lapisan ini memiliki kandungan mineral yang cukup untuk
mempertahankan struktur dan sensitivitas tubulus dentin, meskipun kandungan
mineralnya sebagian telah hilang.
• Lapisan ini dianjurkan untuk tidak dibuang selama preparasi kavitas
Gigi terkena rangsangan  dentin reparatif
dentin sekunder atau dentin tertier.
KESIMPULAN

You might also like