BLGT Mukhamad Faizal Ali

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 65

DISUSUN OLEH:

MUKHAMAD FAIZAL ALI


BASIC KNOWLEDGE OF
LIQUEFIED GAS TANKER
1. TYPE OF LIQUIEFIED GAS TANKER
2. GENERAL ARRANGEMENT AND CONTRUCTION
1. TYPE OF LIQUEFIED GAS
TANKERS
 KONTRUKSI DAN BANGUNAN KAPAL GAS TANKER MENGACU PADA :

 THE INTERNASIONAL CODE FOR THE CONTRUCTION AND EQUIPMENT OF


SHIP CARRYING LIQUEFIED GAS IN BULK
 I.G.C. Code
 (INTERNATIONAL GAS CARRIER CODE)
 SEMUA GAS TANKER
 LAMBUNG KAPAL : DOUBLE HULL
 CARGO TANKS : INDEPENDENT
 SERTIFIKAT TAMBAHAN : CERTIFICATE OF FITNESS
 YANG BERBEDA : BENTUK CARGO TANK
SHIP DESIGN & CONSTRUCTION

IGC CODE

SHIP CARGO CONTAINMENT

DESIGN LOAD :
SHIP TYPE: 1. INTERNAL PRESSURE
1. TYPE 1G TANK TYPE
2. EXTERNAL PRESSURE - INTERNAL
2. TYPE 2G 3. DYNAMIC LOAD TO THE MOTION OF THE SHIP
3. TYPE 2PG - MEMBRANE
4. THERMAL LOADS - INDEPENDENT
4. TYPE 3PG 5. SLOSHING LOADS
6. LOADS CORRESPONDING TO SHIP DEFLECTION
7. TANK AND CARGO WEIGHT WITH THE CORRESPONDING
REACTION IN WAY OF SUPPORT
8. INSULATION WEIGHT
9. LOADS IN WAY OF TOWERS AND OTHERRATTACHMENTS
Methana, Some
Ethana
LNG – Liquefied:
Natural Gas
Butane, Propane &
Mixture
LPG – Liquefied:
Petroleum Gases

LIQUEFIED
GAS
Ammonia

Ethylene
Chemical:
Gases
Vinyl Chloride

Butadiene
ADA 3 JENIS GAS TANKER,
DIBEDAKAN BERDASARKAN:
 I. JENIS MUATAN YANG DIANGKUT
 II. SISTIM PENGANGKUTAN
 III. TINGKAT BAHAYA DARI MUATAN YANG DIANGKUT

 I. BERDASARKAN JENIS MUATAN YANG DIANGKUT :


 1. LED (LIQUEFIED ETHYLENE GAS) SHIPS
 2. LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) SHIPS
 3. LNG (LIQUEFIED NATURAL GAS) SHIPS
 4. CHLORINE SHIPS
 5. LPG/ CHEMICAL SHIPS
Figure 1.1 (A) LPG SHIP
Figure 1.1 (B) LNG SHIP
II. SISTIM PENGANGKUTAN

 1. FULL REFRIGERATED
 LNG – T = -163˚C , P = 0,2 Bar. G
 LPG – T = -45 ˚C , P = 0,2 Bar. G
2. FULL PRESSURIZED
LPG – P = s/d 20 Bar.G, T = Ambient Temperature
3. SEMI PESSURIZED/ SEMI REFRIGERATED
2. LPG – P = s/d 7 Bar.G, T = Ambient Temperature
II.Sistim Pengangkutan
Gas Tanker Type

Fuly refrigerated ships


Full pressurized ships Semi pressurized ships

Spherical tanks
Spherical tanks Sphenrical tanks

Membrane tanks
Clindrical tanks Clindrical tanks
Semi-membrane tanks
Lobe tanks Independent tanks
(type A)

Integral tanks
III. BERDASARKAN TINGKAT BAHAYA MUATAN

 1.SHIP TYPE 1 G
 GAS CARRIER INTENDED TO TRANSPORT PRODUCTS
INDICATED IN CH.19 WHICH REQUIRE MAXIUM PREVENTIVE
MEASURE TO PRESCULDE THE ESCAPE OF SUCH CARGO
(MUATAN SANGAT BERBAHAYA, SEPERTI CHLORINE)
 2.SHIP TYPE 2 G
 GAS CARRIER INTENDED TO TRANSPORT PRODUCTS
INDICATED IN CH.19 WHICH REQUIRE SIGNIFICANT
PREVENTIVE MEASURES TO PRECLUDE THE ESCAPE OF
SUCH CARGO (MUATAN KURANG BERBAHAYA – LNG)
 3.SHIP TYPE 2 PG
 GAS CARRIER OF 150 M IN LENGTH OR LESS INTENDED TO
TRANSPORT PRODUCTS IN CH.19 WHICH REQUIRE SIGNIFICANT
PREVENTIVE MEASURE TO PRECLUDE ESCAPEOF SUCH CARGO
AND WHERE THE PRODUCTS DESIGNED (SEE 4.2.4.4) FOR A
MARVS OF AT LEAST 17 BAR.G. AND CARGO CONTAINMENT
SYSTEM DESIGN TEMPERATURE OF - 55˚C OR ABOVE.
 4. SHIP TYPE 3 G
 GAS CARRIER INTENDED TO CARRY PRODUCTS INDICATED
IN CH.19 WHICH REQUIRE MODERATE PREVENTIVE MEASURE
TO PRECLUDE THE ESCAPE OF SUCH CARGO (MUATAN
KURANG BERBAHAYA : NITROGEN DAN REFRIGERANT GASES)
SHIP TYPE COMPATIBILITY

 CARGO SHIP
type
 Acetaldehyde 2 G/ 2 PG
 Ammonia, anhydrous 2 G/ 2 PG
 Butadiene 2 G/ 2 PG
 Butane 2 G/ 2 PG
 Butane/ propane mixture 2 G/ 2 PG
 Butylenes 2 G/ 2 PG
 Chlorine 1G
 Diethly ether 2 G/ 2 PG
 Cargo Ship Type
 Dimethylamine 2 G/ 2 PG
 Ethane 2 G/ 2 PG
 Ethyl chloride 2 G/ 2 PG
 Ethlylene 2 G/ 2 PG
 Ethlylene oxide 1G
 Ethlylene oxide/ propylene oxide mixture with 2 G/ 2 PG
 Ethylene oxide content less than 30 % by weight
 Isoprene 2 G/ 2 PG
 Isoprene 2 G/ 2 PG
 Methane 2G
 Methylacetylene/ propadine mixture 2 G/ 2 PG
 Methyl bromide 1G
1.2
GENERAL
ARRANGEMENT AND
CONTRUCTION
 1. DAERAH MUATAN MERUPAKAN DAERAH TERPISAH
DARI BAGIAN KAPAL
 2. DAERAH “AMAN GAS”, ADALAH DAERAH LAIN DARI
DAERAH “BERBAHAYA GAS”
 3.LUBANG ‘AIR INTAKE”, UNTUK AKOMONDASI DAN
KAMAR MESIN TERHADAP VENTILASI DARI GAS
DANGEROUS ZONE, HARUS MEMENUHI KETENTUAN
JARAK MINIMUM
 4. ACCESS KE RUANG AKOMONDASI DAN KAMAR MESIN,
HARUS MEMENUH JARAK MINIMUM, TERHADAP BAGIAN
FORWARD DIVISION OF THE ACCOMODATION.
 5. ACCESS DARI GAS - DANGEROUS ZONE ON THE OPEN
WEATHER DECK KE GAS – SPACE IS ARRANGED THROUGH
AN AIRLOCK.
 6. PINTU “AIRLOCK DOORS” HARUS DAPAT MENUTUP SENDIRI
DAN BEBAS DARI BENDA – BENDA YANG DAPAT
MENYEBABKAN PINTU TETAP TERBUKA.
 7. PADA KEDUA SISI PINTU “AIR LOCK DOOR” HARUS
DIPASANG SISTIM AUDIBLE DAN VISUAL ALARM UNTUK
MEMBERI PERINGATAN BAHWA PINTU TIDAK TERTUTUP
DENGAN BENAR/ BERUBAH POSISI
 8. GAS – SAFE SPACE WITHIN THE CARGO AREA HARUS
DILENGKAPI DENGAN VENTILASI DENGAN TEKANAN POSITIP
 9.APABILA “OVER – PRESSURE IS LOST”, SEMUA PERALATAN
LISTRIK YANG TIDAK “CERTIFIED SAFE TYPE”SHOULD BE DE –
ENERGIZED
 10. SISTIM DARI SEGREGATION, SEPARATION DAN AIRLOCKS,
MERUPAKAN SISTIM KESELAMATAN YANG SANGAT
FUNDAMENTAL PADA GAS TANKER.
 JENIS KAPAL PENGANGKUT GAS

 1. FULLY PRESSURIZED SHIP

 WORKING PRESSURE : 17,5 -2,00 Bar G


 CARGO TEMPERATURE : Amb. TEMPERATURE
 TONNAGE : UP TO 4000
 2. SEMI REFRIGERATED/ SEMI PRESSERIZED SHIP

 TANK WORKING PRESS : 5 – 7 Bar G


 CARGO TEMPERATURE : - 10˚C / AMB
 SHIP’S TONNAGE : UP TO 7500
 3.SEMI PRESSURIZED/ FULLY REFRIGERATED SHIP

 TANK TYPE :C
 CARGO TEMPERTURE : -48 ˚C s/d -104 ˚C
 TONNAGE : 1500 s/d 30.000
 4. FULY REFRIGERATED LPG SHIP

 TANNK WORKING PRESS. : UP TO 0,7 Bar G


 CARGO TEMPERATURE : -48 ˚C
 TONNAGE : 10.000 s/d 100.000
 5. ETHYLENE SHIP
 TANK TYPE : A, B and C
 CARGO TEMPERTURE : -104˚C
 TONNAGE : 1000 - 100.000

 6. L. N. G. SHIP

 TANK TYPE :B
 CARGO TEMPERTURE : -163˚C
 TONNAGE : 120.000 - 130.000
 CARGO TANK CONTRUCTION

 5. JENIS CARGO TANK :

 1. INTERGRAL TANKS
 2. MEMBRANE TANKS
 3. SEMI – MEMBRANE TANKS
 4. INDEPENDENT TANKS
 5. INTERNAL INSULATION TANKS
 CARGO TANKS CONTRUCTON

 PERNYARATAN PEMBANGUNAN KONSTRUKSI CARGO TANKS


 1. THEMAL STRESS, EXPANSION AND CONTRACTION
 2. STRESS CAUSED BY THE VAPOUR PRESSURE AND THE WEIGHT OF
LIQIUD
 3. STRESS CAUSED BY SLOSHING
 4. TYPE THICKNESS OF TANK MATERIAL
 5. TYPE THICKNESS OF INSULATION MATERIAL
 6. METHOD OF TANK SUPPORT
 7. LOCATION OF TANK
 8. CARGO LIMITATION
 CARGO TANK TYPE

 1.INTEGRAL : MERUPAKA BAGIAN DARI LAMBUNG KAPAL (NOT


NORMALLY ALLOWED)
 2.MEMBRANE : NON SELF SUPPORTING, HUBUNGAN DENGAN BADAN
KAPAL, SIPIDAHKAN OLEH LAPISAN ISOLASI (MEMBRAN)
 3.SEMI MEMBRANE : PADA BEBERAPA BAGIAN DILENGKAPI
SUPORTING YANG MENEMBUS MEMBRANE
 4.INDEPENDENT : SELF SURPORTING, TIDAK BERHUBUNGAN
LANGSUNG DENGAN BADAN KAPAL :
• - TYPE A : DESIGN PRESSURE MAX. 0,7 Bar G, COMPLETE SECONDARY
PRESSURE BARRIER.
• - TYPE B : DESIGN PRESSURE MAX. 0,7 Bar G, SPHERICAL TYPE
• - TYPE C : DESIGN PRESSURE > 2,0 Bar G, NO SECONDARY BARRIER.
 FUNGSI TANKS ISULATIONS :
 1.MEMINIMALISIR PANAS DARI LUAR KE CARGO TANK DAN
MENGURANGI “BOIL OFF” (TO MINIMISE HEAT FLOW INTO CARGO TANK
AND THUS REDUSE BOIL OFF)
 2.MELINDUNG KONTRUKSI ATAU (BADAN) KAPAL, TERHADAP SUHU
DINGIN (TO PROTECT GENERAL SHIP STRUCTURE ARROUND THE CARGO
TANK FROM THE EFFECTS OF LOW TEMPERATURE)

 PERYARATAN MATERIAL INSULATION :


 1.LOW THERMAL CONDUTIVITY
 2.NON FLAMMABLE OR SELF EXTINGUISING
 3.ABILITY TO BEAR LOADS
 4.ABILITY TO WITHSTAND MECHANICAL DAMAGE
 5. LIGHT WEGHT
 6.MATERIAL SHOULD NOT BE AFFECTED BY CARGO LIQUID OR VAPOUR.
4.0
KNOWLEDGE AND
UNDERSTANDING OF
TANKER SAFETY
CULTURE AND SAFETY
MANAGEMENT
 THE KEY TO ACHIEVING THAT SAFETY CULTURE IS IN :

 - MENYADARI BAHWA KECELAKAAN PADA KAPAL TANKER GAS CAIR


DAPAT DICEGAH, DENGAN MENGIKUTI PROSEDUR YANG BENAR
DAN MELAKUKAN BEST PRACTICES
 - TERUS FOKUS BEKERJA DENGAN MENDEPANKAN FAKTOR –
FAKTOR KESELAMATAN DI ATAS KAPAL
 - MENCARI DAN TERUS BELAJAR UNTUK MEMPERBAIKI JIKA MASIH
ADA KESALAHAN PADA SAAT BEKERJA DAN SELALU BERPATOKKAN
DENGAN RULE YANG SUDAH ADA
 SAFETY CULTURE
 DARI BEBERAPA KEMUNGKINAN RISIKO YANG TIMBUL DALAM
KEGIATAN OPERASI OIL, CHEMICAL DAN GAS TANKER, LALU
POTENSI YANG AKAN TERJADI :

1.PENCEMARAN LAUT
2.KEBAKARAN
3.KERACUNAN

KEMATIAN
 WHAT IS “RISK” ?

 BEBERAPA DEFFINISI:
 - Resiko adalah akibat yang kurang menyenangkan, yang dapat merugikan atau
membahayakan, dari suatu perbuatan atau tindakan atau suatu proses
 - Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasilyang dapat terjadi selama periode
waktu tertentu
 - Resiko adalah suatu ketidak ketentuan, yang mungkin melahirkan peristiwa
merugikan
 - Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil, yang dapat terjadi selama periode
tertentu dalam kondisi tertentu
 KATEGORI RESIKO :
 1.BERDASARKAN SIFAT:
 - RESIKO SPEKULATIF : RESIKO YANG MEMANG SENGAJA DIADAKAN,
AGAR DILAIN PIHAK DAPAT DIHARAPKAN HAL-HAL YANG
MENGUNTUNGKAN
 - RESIKO MURNI : RESIKO YANG TIDAK DISENGAJA DICIPTAKAN DAN
DAPAT MENIMBULKAN KERUGIAN
 2.BERDASARKAN KEMUNGKINANNYA UNTUK DIALIHKAN :
 - RESIKO YANG DAPAT DIALIHKAN : RESIKO YANG DAPAT
DIPERTANGGUNG JAWABKAN SEBAGAI OBJEK YANG TERKENA RESIKO
KEPADA PERUSAHAAN ASURANSI DENGAN MEMBAYAR SEJUMLAH
PREMI
 - RESIKO YANG TIDAK DAPAT DIALIHKAN : YANG MASUK KEDALAM
RESIKO SPEKUALATIF YANG TIDAK DAPAT DIPERTANGGUNG JAWABKAN
PADA KERUSAKAN ASURANSI.
 KECELAKAAN SERING TERJADI, DISEBABKAN OLEH :

 1. 80% HUMAN ERROR


 2.POOR SAFETY KARENA POOR MANAGEMENT
 3.TIDAK DIDUKUNG MORAL KERJA YANG BAIK
 4.TIDAK KOMITMENT
 5.KOMUNIKASI KURANG BAIK
 6.KWALIFIKASI AWAK KAPAL KURANG
 7.KURANG PELATIHAN
 8.EGOIS
 THE INTERNASIONAL SAFETY MANAGEMENT
 (ISM) CODE

 -SEMUA KAPAL TANKER 500 GT/ LEBIH, SEPERTI YANG DIJELaSKAN


DALAM KONVENSI SOLAS DAN MARPOL, DISYARATKAN UNTUK
MELAKSANAKAN INTERNASIONAL SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
(ISM) CODE.
 -KAPAL-KAPAL TANKER YANG TIDAK TERMASUK DALAM
KETENTUAN CODE, HARUS MENYEDIAKAN STANDARD SISTIM
KESELAMATAN OPERASIONAL YANG SESUAI
 -TUJUAN ISM CODE : MEMPERSIAPKAN SUATU INTERNASIONAL
STANDARD UNTUK “SAFETY MANAGEMENT AND OPERASIONAL OF
TANKERS DAN UNTUK POLLUTION PREVENTION
 B.SHIP/ SHORE INTERFACE

 I. PERTUKARAN INFORMASI , SEBELUM KAPAL TIBA:


1.DARI KAPAL KE TERMINAL
- DRAFT/ TRIM KAPAL PADA WAKTU TIBA
- DRAFT/ TRIM KAPAL MAXIMUM YANG MUNGKIN TERJADI
- KEBUTUHAN SARANA BANTU OLAH GERAK
- KONDISI TANKI (CARGO, INTERT, SISA MUATAN dsb)
- PERKERJAAN PERBAIKAN YG MUNGKIN DPT MENGHAMBAT
KEGIATAN
- PEKERJAAN PANAS (HOT WORK PERMIT)
- RINCIAN MANIFOLD(JUMLAH, UKURAN, REDUCER)
 II. DARI TERMINAL KE KAPAL
 - KEDALAMAN KOLAM DERMAGA
 - SARANA BANTU YANG TERSEDIA
 - PEMAKAINA TALI TUNDA
 - JENIS SARANA TAMBAT/ SISTIM PENAMBATAN
 - ARAH DAN KECEPATAN KAPAL SEWAKTU AKAN MERAPAT
 - SANDAR KIRI/ KANAN
 - KAPASITAS DERMAGA, UKURAN MANIFOLD, SARANA PENYAMBUNG
HOUSE/ HARG ARM
 - KONDISI CUACA (ANGIN, ARUS, DAN OMBAK)
5.0
 BASIC KNOWLED OF THE HAZARDS
 ASSOCIATED WITH TANKER OPERATIONS,
 INCLUDING :

 HEALTH HAZARD, ENVIRONMENTAL


 HAZARDS, REACTIVITY HAZARDS, CORROSION HAZARDS,
 EXPLOSION AND FLAMMABILITY HAZARD, SOURCES OF IGNITION,
 ELECTROSTATIC HAZARD, TOXICITYHAZARD, VAPOUR LEAKS AND
CLOUDS, EXTREMELY LOW TEMPERATURES, PRESSURE HAZARDS.
 FLAMMABILITY ( KEBAKARAN) &
EXPLOSION

 KEBARAN DAPAT TERJADI, APABILA TERDAPAT REAKSI KIMIA


ANTARA TIGA UNSUR YANG SEIMBANG (BAHAN BAKAR, OKSIGEN
DAN PANAS/ ENERGI), DIIKUTI OLEH PANCARAN SINAR DAN PANAS.
 - DAERAH CAMPURAN SEIMBANG ANTARA BAHAN BAKAR DENGAN
OKSIGEN , DINAMAKAN “FLAMMABLE RANGE”/ “FLAMMABILITY
LIMIT”/ DAERAH CAMPURAN YANG DAPAT TERBAKAR.
 - PANAS YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENCAPAI KESEIMBANGAN
DALAM MEMBENTUK SEGITIGA API, APABILA SUDAH SENILAI ATAU
LEBIH DARI “IGNATION POINT”/ TITIK BAKAR DARI BAHAN
TERSSEBUT.
 - API DIGAMBARKAN, SEBAGAI SEGITIGA API
 - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI : FLASH POINT, BOILING POINT,
FLAMMABLE RANGE, (AUTO) IGNATION POINT.
 KE

SEGITIGA API

OKSIGEN PANAS
MINUMUM MATAHARI
DIBUTUHKAN MEKANIK
10% BY VOL LISTRIK
KIMIA
NUKLIR

BA
GE
SI

H
AN
OK
PANAS

BENTUK FISIK

GAS CAIR/ PENGUAPAN PADAT/ PIROLISIS

KEBAKARAN
 LNG DAN LPG MERUPAKAN FLAMMABLE GAS.
 LNG :

 1. AUTO IGNATION TEMPERATURE (TITIK BAKAR): 537 °C


 2. FLAMMBLE RANGE: 5,3 – 13,9 % BY VOLUME
 3. OXYGEN MINIMUM DI BUTUHKAN : 12,1 % VOL
 4. GAS DESITY AT ATMOSPHERE TEMP : 0,555
 5.GAS TERBENTUK, 600 X VOLUME CAIRAN, LPG : 250 KALI
 6. BILA LNG BOCOR AKAN TERJADI PENGUAPAN YANG SANGAT CEPAT, SUHU
SEKITAR, BRITTLE FRACTURE
 FLAMMBLE RANGE DAPAT TERBENTUK PADA DAERAH :

 1. SUPERSTRUCTURE DAN RUANG AKOMONDASI DIMANA GAS DAPAT


MASUK MELALUI PINTU, JENDELA/ INTAKE VENTILASI
 2. KARGO DEK, YANG MESKIPUN BIASANANYA DIANGKAP SEBAGAI BEBAS
DARI SUMBER API, ADALAH AREA KERJA SYARAT AKTIVITAS
 3. DERMAGA BERDEKATAN, YANG MESKIPUN YANG BIASANYA DIANGGAP
SEBAGAI BEBAS DARI SUMBER API, ADALAH AREA KERJA SARAT
AKTIVITAS
 4. KAPAL YANG BERDEKATAN SEPERTI KAPAL LIGHTERING, BUNKER DAN
STORE CRAFT, PILOT DAN CREW BOAT DAN FASILITAS TERMINAL.
 SUMBER - SUMBER PANAS :
 1. PERCIKAN BUNGA API DARI PERALATAN KERJA/GORESAN/ GESEKAN
BENDA
 2. PEMBAKARAN SPONTAN
 3. AUTO IGNITION TEMPERATURE
 4. LISTRIK STATIS
 5. PETIR
 6. PROXIMITY OF HELICOPTER OPERATIONS
 7. API TERBUKA
 8. PYROPHORES
 FIRE IN GAS TANKERS :
 APABILA GAS TANKER TERBAKAR BAHAYANYA BERTAMBAH BESAR,
KARENA DIIKUTI DENGAN ADANYA :

 “ BLEVE” BOILING LIQUID EXPANDING VAPOUR EXPLOSION.

 METODE PEMADAMAN :
 - STARVATION
 - CEGAH MASUKNYA UDARA
 - DINGINKAN DAERAH SEKITAR
 - KOMBINASI FOAM – DRY POWDER
 TOXICITY/ HEALTH HAZARD
 DAMPAK TERHADAP TUBUH :
 - SESAK NAFAS – KEKURANGAN OKSIGEN
 - KERACUNAN DAN IRITASI
 - LUKA BAKAR KIMIA DISEBABKAN OLEH CAIRAN/ GAS KIMIA
 -SECARA UMUM ZAT BERBAHAYA, MASUK KEDALAM TUBUH, MELALUI 3
CARA YAITU : PERNAPASAN, KULIT DAN MULUT
 -MANUSIA DIKATAKAN KERACUNAN APABILA TERSERANG OLEH ZAT
BERBAHAYA Tsb, YANG AKAN MELAMPAUI BATAS NORMAL/ TUBUH AMAN
MANUSIA
 -BATAS NORMAL/ DISEBUT T.L.V (TRESHOLD LIMIT VALUE), DIMANA
MANUSIA DAPAT TINGGAL/ BEKEERJA DENGAN AMAN, TANPA
MENIMBULKAN EFEK.
 ELECTROSTATIC HAZARDS

 BAHAYA LISTRIK STATIS :


 -LONCATAN LISTRIK, MENIMBULKAN PANAS
 -LONCATANNYA TERJADI PADA DAERAH FLAMMBLE, AKAN
MENIMBUKAN KEBAKARAN
 -BERSARNYA TENAGA PANAS, MENCAPAI BESARAN MINIMUM PANAS,
YANG DIBUTUHKAN UNTUK TERJADINYA PENYALAAN
 LONCATAN LISTRIK TERJADI BILA:
 -CUKUP JARAK, UNTUK TERJADI LONCATAN
 -TERDAPAT CELAH UNTUK MELONCAT DIKARENAKAN TIDAK ADANYA
ISOLATOR
 MUATAN LISTRIK STATIS, TIMBUL :
 1. GESEKAN LOGAM DENGAN AIR
 2. ALIRAN MINYAK/ AIR PADA SARINGAN
 3.PADA PENCAMPURAN MINYAK
 4. GAS MINYAK YANG TERCIPRAT UDARA/ UAP
 5. PERMULAAN LOADING
 6. TURBULANSI AKIBAT FREE FALL CAIRAN
 7. MANUSIA ADALAH KONDUKTOR YANG SANGAT BAIK
 8.GESEKKAN ANTARA PULLY DENG V-BELT
 9. PAKAIAN YANG TERBUAT DARI NYLON DAN TAS EBONIT
 10. ALIRAN MINYAK PADA WAKTU PEMOMPAAN, DENGAN FLOW RATE
LEBIH DARI 1 METER/ DETIK
 PENCEGAHAN BAHAYA LISTRIK STATIS

 1.MECEGAH TERBENTUKNYA DAERAH CAMPURAN


 2.BONDING WIRE
 3.GROUDING
 4.FULLY INSULATED FLANCE
 5.MENGURANGI KADAR UDARA PADA MINYAK
 6.PENGAMBILAN CARGO SAMPING, 30’ SETELAH PENGHENTIAN
PEMUATAN
 7.SUPPLESI ANTI STATIC ADDITIVES KEDALAM MINYAK
 8.PEMAKAINA PORTABLE APPARA

You might also like