Patient Safety Ajar

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 48

KESELAMATAN

PASIEN
( Patient Safety )
Background :
Patient safety is a new healthcare discipline that emphasizes
the reporting, analysis, and prevention of medical error that
often leads to adverse healthcare events.
The frequency and magnitude of avoidable adverse patient
events was not well known until the 1990s, when multiple
countries reported staggering numbers of patients harmed and
killed by medical errors.
Recognizing that healthcare errors impact 1 in every 10 patients
around the world, the World Health Organization calls patient
safety an endemic concern. Indeed, patient safety has emerged
as a distinct healthcare discipline supported by an immature yet
developing scientific framework.
Causes of healthcare error
1. Human Factors
•Variations in healthcare provider training &
experience, fatigue,depression and burnout.
•Diverse patients, unfamiliar settings, time
pressures.
•Failure to acknowledge the prevalence and
seriousness of medical errors.
2. Medical complexity
•Complicated technologies, powerful drugs.
•Intensive care, prolonged hospital stay.
System failures
•Poor communication, unclear lines of authority of physicians, nurses, and
other care providers.
•Complications increase as patient to nurse staffing ratio increases.
•Disconnected reporting systems within a hospital: fragmented systems in
which numerous hand-offs of patients results in lack of coordination and
errors.
•Drug names that Look Alike or Sound Alike ( LASA ).
•The impression that action is being taken by other groups within the
institution.
•Reliance on automated systems to prevent error.
•Inadequate systems to share information about errors hamper analysis of
contributory causes and improvement strategies.
•Cost-cutting measures by hospitals in response to reimbursement cutbacks.
•Environment and design factors. In emergencies, patient care may be
rendered in areas poorly suited for safe monitoring.
•Infrastructure failure.
MENGAPA PERAWAT/ CARE GIVER HARUS
PEDULI TENTANG PATIENT SAFETY ???

DASAR HUKUM :
•UU No 44 tahun 2009 Tentang : Rumah Sakit.
•UU No. 38 Th. 2014 Tentang KEPERAWATAN
•UU No.24 tahun 2011 Tentang BPJS/ JKN.
•Permenkes No. 1691 tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien.
• StandarAkreditasi RS
SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
Standar SKP I
• Rumah sakit mengembangkan suatu
pendekatan untuk memperbaiki /
meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.
Maksud & Tujuan
Keliru mengidentifikasi pasien terjadi hampir di semua aspek
diagnosis dan pengobatan .
Tujuan :
1. Mengidentifikasi dengan benar.
2. Mencocokkan layanan dengan pasien tersebut.
Petugas harus melakukan identifikasi pada saat :
1. Pemberian obat
2. Pemberian darah / produk darah
3. Pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan
klinis
4. Sebelum memberikan pengobatan
5. Sebelum memberikan tindakan
Apa yang terjadi bila Salah Identifikasi ?
Salah Salah hasil
Salah
pemberian Salah tranfusi Laboratoriu
diagnosa obat m

PASIEN CIDERA CITRA BURUK


TU
N
TA TU
N

Ketelitian Identifikasi di
semua lini
Prosedur
 Caregiver mencocokkan Identitas pasien dengan gelang
Identitas Pasien .
 Penyampaian identitas sebelum melakukan prosedur,
dengan pertanyaan terbuka dan / atau tertutup.
 Identifikasi minimal dengan 2 (dua) Identitas pasien dari tiga
variable.
 Untuk pasien tidak sadar/ anak/ mengalami keterbatasan
lainnya, Identitas pasien dapat ditanyakan kepada penunggu
sebagai saksi.
 Caregiver mencocokkan Identitas pasien dengan gelang
Identitas Pasien .
Informasi yang dibutuhkan
Pemasangan Gelang
–Jelaskan manfaat , bahaya bila : menolak,
melepas , menutupi gelang identitas
–Minta pasien untuk mengingatkan petugas bila
akan melakukan tindakan / memberikan obat
tidak mengkonfirmasi identitas dan mengecek ke
gelang
Bagaimana cara mengidentifikasi ?
Identifikasi pasien mencakup 3 detail
wajib yaitu: WARNA :
 Nama pasien Laki : ……. Perempuan:
 Tanggal lahir (umur)
……..
 Nomor RM.
Metode : Terbuka dan / atau Merah : allergi
tertutup.
Kuning : Resiko Jatuh.
Ungu : DNR
SASARAN II : PENINGKATAN
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Domain mudah terjadi kesalahan

• Perintah diberikan secara


lisan
• Perintah diberikan melalui
telpon
• Saat pelaporan : Hasil
pemeriksaan kritis
Komunikasi Efektif
 Komunikasi Verbal (Write Down/ Tulis, Read Back/
Baca Kembali, Confirmation/ Konfirmasi)
Komunikasi verbal menerapkan TBK (T ulis – Baca -
Konfirmasi kembali.
Dilakukan saat menerima Instruksi verbal / Lisan dan saat
menerima informasi hasil tes kritis secara verbal / lisan
 SBAR (Situation – Background – Assessment –
Recommendation)
Pendekatan sistematik untuk memperbaiki komunikasi
diantara tenaga kesehatan.
Berlaku untuk semua petugas saat melakukan pelaporan
 Singkatan terstandar
Gunakan singkatan yang sudah terstandar.
Tulis kata dengan lengkap bila tidak ada dalam daftar
singkatan.
Komunikasi efektif dengan metode SBAR digunakan
pada saat melapor pasien kritis via telepon, hand
over, dan operan pasien antar ruangan.
S: SITUATION: situasi yang menggambarkan keadaan
pasien sehingga perlu dilaporkan,
B: BACKGROUND: gambaran riwayat atau hal yang
mendukung terjadinya kondisi atau situasi pasien saat
ini,
A: ASSESSMENT: kesimpulan dari hasil analisa terhadap
gambaran situasi dan background,
R: RECOMENDATION: usulan pelapor kepada dokter
tentang alternatif tindakan yang mungkin dilakukan)
High
Alert
Medication

SASARAN III :
PENINGKATAN KEAMANAN OBAT
YANG PERLU DIWASPADAI
(HIGH-ALERT)
Obat yg Perlu diwaspadai :
1. Elektrolit konsentrat
2. NORUM (Nama Obat dan Rupa Ucapan Mirip)
atau LASA (Look Alike Sound Alike)
Obat yang berkatagori tersebut diatas, merupakan
obat yang sering menyebabkan
Kecelakaan Tak Disengaja ( KTD) dan/atau
kejadian Sentinel
Macam kesalahan bisa terjadi:

 Secara tidak sengaja


 Bila petugas tidak mendapatkan
orientasi sebelum ditugaskan
 Pada keadaan gawat darurat
DAFTAR HAM
( High Allert Medication )

Elektrolit Konsentrat
• Kalium klorida (KCl)
• Natrium klorida (NaCl) 3%
• Magnesium sulfat (MgSO4)
• Natrium bikarbonat

Norum / LASA
• Platosin
• Carbosin
• Heparin
Hal – hal yang terpenting
 Ketersediaan
 Akses
 Resep
 Pemesanan
 Persiapan
 Distribusi
 Label
 Verifikasi
 Administrasi dan pemantauan
Kebijakan atau S P O
1. Penyimpanan :
○ Memindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan.
○ Identifikasi area yang membutuhkan :Instalasi Farmasi, ICU, IBS ,
IGD , VK ( bersalin ).
2. Daftar obat-obat yang perlu diwaspadai.

3. Pemberian label secara benar pada elektrolit.

4. Verifikasi ulang : 7 benar.

5. Monitoring pemberian obat-obat : Side effect, Protokol, tersedia


antidotum.
SASARAN IV : Operasi
KEPASTIAN TEPAT LOKASI,
TEPAT PROSEDUR,
TEPAT PASIEN .
Maksud dan Tujuan

Tindakan Operasi di Rumah Sakit merupakan


tindaan yang mengkhawatirkan dan sering terjadi
kesalahan dan rawan tuntutan.
Kesalahan meliputi :
 Salah-lokasi,
 Salah-prosedur,
 Salah Pasien
 Penyebabnya :
1. Kurang adekuat pada proses :
○ Komunikasi antara anggota Tim Bedah
○ Asesmen pasien
○ Penelaahan ulang catatan medis
2. Kurang/ tidak melibatkan pasien di dalam
penandaan lokasi
3. Tidak melakukan prosedur untuk verifikasi
4. Budaya yang tidak mendukung komunikasi
terbuka antar Anggota Tim Bedah
3 Komponen Safe Surgery
1. Verifikasi pra Bedah :
- Dokumen dokumen yang terkait
- Pemeriksaan Penunjang.
- Aat-alat atau bahan khusus
2. Penandaan / Marking
Penandaan dilakukan pada semua kasus
termasuk sisi (laterality), multipel dll.
Perlu melibatkan pasien : bila sadar
3. Sign in – Time Out – Sign out
SASARAN V :
PENGURANGAN RISIKO INFEKSI
TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
Maksud & Tujuan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi :
 Tantangan terbesar dalam pelayanan
kesehatan
 Peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi
yang terkait pelayanan kesehatan
 Keprihatinan besar bagi pasien maupun para
profesional pelayanan kesehatan.
 Pokok pokok eliminasi : memakai Pedoman
Hand Hygiene dari WHO
Hand Rubbing : Cairan Handrub
Hand Washing : Air mengalir dengan
sabun antimikraba.
5 Moments melakukan tindakan
cuci tangan
SASARAN VI :
PENGURANGAN RISIKO PASIEN
JATUH
Maksud & Tujuan
 Jumlah kasus jatuh cukup bermakna
 Rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien
jatuh dan mengambil tindakan untuk
mengurangi risiko cidera bila sampai jatuh.

Apa yang harus diamati dan Evaluasi :


 Riwayat jatuh,
 Obat yang dikonsumsi : Narkotik, Medriacyl,
Alkohol
 Gaya jalan dan keseimbangan
 Alat bantu berjalan.
 Program th/ di rumah sakit
Definisi
Adalah jatuhnya pasien dari tempat tidur ke
lantai dan/ atau tempat lainnya yang lebih
rendah pada saat istirahat maupun saat
pasien terjaga yang tidak disebabkan oleh
penyakit stroke, epilepsi, dll atau bahaya karena
terlalu banyak aktifitas.
Faktor – faktor risiko jatuh menurut asal penyebab :
1. Intrinsik : Kondisi pasien

2. Ekstrinsik : Lingkungan 

• 
Faktor risiko berdasarkan analisa sebelum pasien
jatuh :
1. Dapat diperkirakan (anticipated) :
Kejadian jatuh yang terjadi pada pasien yang
memang berisiko mengalami jatuh
( berdasarkan score assesment risiko jatuh )

2. Tidak dapat diperkirakan (unanticipated)


Kejadian jatuh yang tidak diantisipasi:
Kejadian jatuh yang terjadi ketika penyebab fisik
tidak dapat diidentifikasi.

 
 Kapan pasien sebaiknya di nilai risiko jatuh:
Saat pendaftaran
Saat transfer dari unit satu ke unit lain
Setelah pasien jatuh.

 Bagaimana Penilaian Risiko Jatuh pasien:


Dewasa : Morse Fall Scale (MFS).
Anak : Humpty Dumpty
Geriatri/ Rawat Jalan : Timed Up and Go
Langkah Pencegahan Pasien Risiko
Jatuh
 Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan
 Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip
 Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat
tidur pasien
 Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari
hambatan dan terang
 Pastikan lorong bebas hambatan
 Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam
jangkauan pasien
 Pasang Bedside rel
 Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur
Skore Dewasa :
Morse Fall Scale (MFS).

Skore total assesmen jatuh Resiko jatuh

0 - 24 Rendah : Mild

25 - 44 Sedang :Moderate

≥ 45 Tinggi : Severe
Skore Anak : Humpty Dumpty

Skore total assesmen jatuh Resiko jatuh

Rendah : Mild
7 - 11

Tinggi : Severe
11 - 23
Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi risiko jatuh pasien


dilakukan oleh perawat secara berkala dan
berkesinambungan dan didokumentasikan
pada tool/format monitoring risiko jatuh.
Monitoring pencegahan dan evaluasi insiden
jatuh dilakukan setiap shift untuk risiko
sedang dan tinggi dan setiap hari untuk risiko
rendah yang dilakukan oleh perawat.  

You might also like