Investasi Panas Bumi-PLN

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 52

BESAR INVESTASI PENGEMBANGAN LISTRIK PANAS

BUMI DIBANDINGKAN DENGAN ENERGI LAIN

ALI ASHAT

25 Oktober 2022
Materi
• Tahapan Pengembangan, Biaya, dan Resiko
• Komponen Investasi
• Investasi Panas Bumi Menurut Gehringer & Loksha (2012)
• Investasi Panas Bumi Menurut SKM (2012)
• Biaya Operasi dan Perawatan
• Biaya Investasi menurut Quinlivan et al. (2015)
• Global weighted average total installed costs for geothermal power, 2010-
2021 (IRENA)
• Bagaimana Perkembangan Renewable Energy di Indonesia
Komponen Investasi
• High upfront cost
• Tidak hanya downstream (hampir semua pembangkit lain hanya
downstream) namun juga upstream
• Investasi Upstream (Steam Field)
• Biaya sumur
• Biaya penyiapan lahan untuk sumur, jalan masuk ke lokasi).
• Biaya untuk mengalirkan uap dari sumur ke PLTP.
• Fasilitas penunjang untuk pengembangan daerah panas bumi.
• Investasi Downstream (Power Plant)
• Perencanaan rinci (detailed engineering).
• Biaya penyiapan jalan masuk ke lokasi (road), pembebasan dan perataan
lahan (land cost and axcavation).
• Fasilitas pembangkit listrik (plant equipment), perakitan dan pemasangan
peralatan PLTP (construction and installation).
• Pekerjaan pembangunan gedung PLTP, perkantoran, laboratorium,
fasilitas umum dan lain-lain (civil work).
ESMAP (Gehringer & Loksha, 2012)

• Indicative cost analysis for development of a typical 50 MW Greenfield project in


a geohtermal field with drillings of around 2 km in depth
• The power plant with size up to 50 MW
• The cost estimated for a hydrothermal reservoir with indirect utilization to
generate electricity

5
ESMAP, 2012
Phase/Activity Low Estimate (USD Medium Estimate High Estimate (USD
Millions) (USD Millions) Millions)
1. Preliminary Survey, Permit, Market 1 2 5
Analysis
2. Exploration 2 3 4
3. Test Drilling, Well Testing, Reservoir 11 18 30
Evaluation
4. Feasibility Study, Project Planning, 5 7 10
Funding, Contracts, Insurance etc.
5. Drilling (20 boreholes) 45 70 100
6. Construction (power plant, cooling, 65 75 95
infrastructure, etc.)
  Steam Gathering System and 10 16 22
Substation, Connection to Grid
(Transmission)
7. Start-up and Commissioning 3 5 8
TOTAL 142 196 274
USD Millions per MW installed 2.8 3.9 5.5

6
Estimated Cost in New Zealand (SKM,
2012)
Biaya pengembangan tergantung pada
• Kapasitas
• Temperatur sumberdaya
• Teknologi
Estimated Cost in New Zealand (SKM, 2012)
Capital
Capital Year 0 Year 0
Cost
Plant Size Resource Cost (NZD Tariff Tariff
No Cycle (USD
(MW) Temp. (oC) Million/M (NZD (USD
Million/
W) ¢/kW) ¢/kW)
MW)
1 Single Flash 50 300 3.4 2.38 7.3 5.11
2 Single Flash 50 260 3.7 2.59 7.8 5.46
3 Double Flash 50 300 3.8 2.66 7.8 5.46
4 Double Flash 50 260 4.1 2.87 8.3 5.81
5 Hybrid 50 300 3.7 2.59 8 5.6
6 Hybrid 50 260 3.9 2.73 8.4 5.88
7 ORC 50 300 4.5 3.15 9.6 6.72
8 ORC 50 260 4.7 3.29 9.9 6.93
9 Single Flash 50 300 4.1 2.87 8.6 6.02
10 Single Flash 50 260 4.9 3.43 10.1 7.07
11 Double Flash 50 300 4.2 2.94 8.8 6.16
12 Double Flash 50 260 5 3.5 10.5 7.35
13 Hybrid 50 300 4.4 3.08 9.5 6.65
8
14 Hybrid 50 260 5 3.5 10.6 7.42
Estimated Cost in New Zealand (SKM, 2012)
Plant Capital Cost Capital Cost Year 0 Year 0
Resource
No Cycle Size (NZD (USD Tariff (NZD Tariff (USD
Temp. (oC)
(MW) Million/MW) Million/MW) ¢/kW) ¢/kW)
15 ORC 50 300 5.2 3.64 11 7.7
16 ORC 50 260 5.7 3.99 12.5 8.75
17 Single Flash 20 260 4.8 3.36 10.1 7.07
18 Single Flash 20 230 4.8 3.36 10.5 7.35
19 Double Flash 20 260 5.8 4.06 10.8 7.56
20 Double Flash 20 230 5.5 3.85 10.8 7.56
21 Hybrid 20 260 5.3 3.71 11 7.7
22 Hybrid 20 230 5.3 3.71 11.2 7.84
23 ORC 20 260 5.4 3.78 11.7 8.19
24 ORC 20 230 5.4 3.78 12 8.4
25 Single Flash 20 260 5.9 4.13 12.5 8.75
26 Single Flash 20 230 6.3 4.41 13.6 9.52
27 Double Flash 20 260 6 4.2 12.8 8.96
28 Double Flash 20 230 6.8 4.76 13.9 9.73

9
Break Down Cost for Greenfield Geothermal
Indonesia
• Diambil dari berbagai sumber sebagai berikut:
o Sudarman (2012)
o Saptadji (2014 – 2017, materi kuliah dan komunikasi pribadi)
o Indonesia Geothermal Handbook (2011)
o Field data (berbagai sumber)
o GT Management (2019)
o Danar (1993)
o SKM (2007)
o API
o PGE
o MINERBA PABUM

10
• Sangat bervariasi dari satu prospek terhadap prospek yang lain (tidak bisa
dibuat suatu acuan yang berlaku umum atau sering disebut sebagai site
specific).
• Faktor yang mempengaruhi:
• luas area serta jenis survei/pekerjaan yang dilakukan pada waktu eksplorasi
• peluang keberhasilan pemboran sumur eksplorasi
• kapasitas listrik yang akan diproduksikan
• potensi per sumur
• jumlah sumur produksi, injeksi, make-up, gagal.
Komponen Utama Biaya Pengembangan

• Survey dan Pemboran eksplorasi


• Infrastruktur
• Sumur Pengembangan
• Fasilitas Produksi
• Fasilitas PLTP
Survey dan Pemboran Eksplorasi
14
Biaya Survey dan Pemboran Eksplorasi
Biaya Eksplorasi
•KEGIATAN BIAYA (US$)

Fase Survei Pendahuluan 0.025 – 0.05 juta


Fase Eksplorasi Detail 0.5 – 2 juta
Fase Kelayakan (Pemboran 10-20 juta
Eksplorasi)
Biaya Eksplorasi Total 10 – 22 juta
BIAYA PROYEK (55 MW) s.d. FS – Upstream (Sumber: Minerba
Pabum)
Infrastruktur
Infrastruktur

Sumber daya panas bumi di Indonesia umumnya kategori medium to


high terrain sehingga memerlukan biaya infrastruktur mahal karena:
• berada di dataran tinggi/pegunungan
• jauh dari mana-mana, terisolir
• kontur tidak rata
• lebih besar tantangan teknis
• butuh banyak infrastructure yang dibangun seperti jembatan, jalan,
dll.
Infrastruktur
Meliputi Biaya:
- Pembebasan Lahan Jalan dan Wellsite
- Pembersihan Lahan Jalan dan Wellsite
- Pembangunan Jalan
- Fasilitas Penunjang (Ware House, Laboratory, Housing, Kitchen, Dining
Room, Fire water tank, Water treatment system, Roads & Paving)

Pengalaman lapangan-lapangan di Indonesia: 20 – 30 juta


termasuk infrastruktur selama eksplorasi.
Biaya Sumur
Purwanto et al. (2020)
Biaya Fasilitas Produksi
Biaya Fasilitas Produksi
• SKM (2012)
Untuk single flash power plant dengan kapasitas 50 MW sebesar
USD0,455 juta/MW (USD@2021=0,578 juta/MW).
Untuk binary plant sebesar USD0,7 juta/MW tidak tergantung
pada kapasitas. Biaya fasilitas produksi binary plant untuk
pemanfaatan hot brine akan lebih rendah karena tidak
memerlukan pemipaan yang banyak karena fasilitas produksi
hanya merupakan tambahan dari fasilitas produksi yang ada.
Untuk double flash system lebih mahal dari single flash karena
prosesnya lebih rumit dan membutuhkan lebih banyak peralatan.
Perkiraan biaya SGS mengacu kepada SKM (2007) yaitu sebesar
USD0,639 juta/MW.
• GT Management (2019)
untuk single flash power plant kapasitas lebih dari 20 MW sebesar
USD0,435 juta/MW.
24
Biaya Fasilitas PLTP
Biaya Single Flash Power plant
• Danar (1993)
USD0,95 juta/MW (USD@2021=1,531 juta/MW) untuk kapasitas 55 MW
• SKM (2012)
USD1,33 juta/MW (USD@2021=1,689 juta/MW) untuk kapasitas 50 MW
Unit cost pembangkit siklus Double Flash Condensing diperkirakan harganya
USD1,470 juta/MW pada tahun 2007 atau setara dengan USD1,743 juta/MW
untuk kapasitas 50 MW.
• GT Management (2019)
USD1,792 juta/MW (USD@2021=1,854 juta/MW) untuk kapasitas 50 MW
USD1,374 juta/MW (USD@2021=1,421 juta/MW) untuk kapasitas 100 MW
Unit cost turun untuk twin units dimana
2x50 MW = USD1,531 juta/MW (USD@2021=1,584 juta/MW)
2x100 MW =USD1,185 juta/MW (USD@2021=1,226 juta/MW).

26
Biaya Binary Flash Power plant

• SKM (2012)
USD1,89 juta/MW (USD@2021=2,4 juta/MW) untuk kapasitas
20 MW maupun 50 MW.
Sebagai bahan perbandingan, pembangkit small scale single flash
10 MW di Dieng yang baru saja selesai di tahun 2021 adalah
sebesar USD21 juta yang berarti USD2,1 juta/MW padahal
kapasitasnya lebih kecil.
Harga Binary Unit semakin menurun dengan semakin banyaknya
pemakaian unit ini.

27
Biaya O&M
BIAYA O&M
• SKM (2007)
NZȼ1,4/kWh untuk kapasitas 20 MW dan
NZD1,0/kWh untuk kapasitas 50 MW
Biaya O&M di NZ lebih murah dari di Indonesia karena banyak
faktor
• GT Management
USȼ1,5/kWh.
• Tambahan biaya

Biaya Operasional    

Biaya Workover per tahun : USD 1 juta

Biaya plant overhaul per tahun : USD 700.000

Pre Production Overhead Cost : USD 3 juta/tahun

29
Biaya Investasi menurut Quinlivan et al.
(2015) menggunakan basis data akhir
tahun 2013
Perkembangan Renewable Energy di Dunia
(Sumber: IRENA (2021), Renewable Power Generation Costs in
2021, International Renewable Energy Agency, Abu Dhabi)
Global weighted average total installed costs, capacity factors and LCOE for bioenergy power,
2010-2021
Global weighted average total installed costs, capacity factors and LCOE for geothermal power,
2010-2021
Global weighted average total installed costs, capacity factors and LCOE for hydropower, 2010-
2021
Global weighted average total installed costs, capacity factors and LCOE for solar PV,
2010-2021
Global weighted average total installed costs, capacity factors and LCOE for CSP, 2010-2021
Global weighted average total installed costs, capacity factors and LCOE for onshore wind
power, 2010-2021
Global weighted average total installed costs, capacity factors and LCOE for offshore wind
power, 2010-2021
Global weighted average total installed costs, capacity factors and LCOE of
newly commissioned utility-scale solar PV, onshore and offshore wind, 2010-
2021
Bagaimana Perkembangan Renewable Energy di
Indonesia
(Sumber: IESR (2019), Levelized Cost of Electricity in Indonesia,
Institute for Essential Services Reform (IESR), Jakarta)
Levelized cost of renewables and fossil power plant in Indonesia in 2019. For
further details and assumptions, please check the tool at iesr.or.id/lcoe-tools/
Sensitivity of LCOE for several generation technologies to 20% increase in cost of CAPEX
Sensitivity of LCOE for several generation technologies to 20% increase in both fixed and
variable OPEX
Solar capacity factor across Indonesian provinces
Terimakasih

You might also like