NEMO

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 27

The

Essentials of
Neonatal
Resuscitation
Dipresentasikan oleh : dr. Elyana Hapsari
NEMO
(Neonatal Emergency Management)

Judul Acara : Online Seminar & Dry Workshop Neonatal


Emergency Management
(NEMO) 2021, “ The Essentials of Neonatal
Resuscitation”

Waktu Pelaksanaan : Minggu, 7 Maret 2021 pk 07.00 – 16.00 WIB

Penyelenggara: PLD UI 2021/22 bekerja sama dengan


Devisi Perinatologi Departemen Ilmu
Kesehatan Anak FKUI-RSCM

Narasumber : 1. dr.M.Azharry Rully, Sp.A


2. dr.Distyayu, Sp.A
3. Prof.Dr.dr. Rinawati Rohsiswatmo Sp.A(K)
01 Patient Safety and Ethics Related to Neonatal
Emergency
dr.M.Azharry Rully, Sp.A

02 Physical Changes in Neonatus


dr.Distyayu, Sp.A

03 Preparation of Neonatal Resuscitation


dr.Distyayu, Sp.A

04 Airway and Breathing Management


Prof.Dr.dr. Rinawati Rohsiswatmo Sp.A(K)

05 Circulation and Drug Management in Neonatal


Resuscitation
dr.Distyayu, Sp.A

06 Selecting Correct Type and Route of Drug in


Neonatal Resuscitation and Transportation
dr.Distyayu, Sp.A

07 Post Resuscitation Treatment : Neonatal


Stabilization and Transportation
dr.Distyayu, Sp.A
Patient Safety and Ethics
Related to Neonatal Emergency
Perawatan neonatus/bayi baru lahir merupakan salah
satu perawatan yang komprehensif dan harus sangat
memperhatikan aspek keamanannya, karena jika
terjadi masalah dapat mempengaruhi
neurodevelopmental dari bayi tersebut.

“The size and maturity of


newborn make them uniquely
susceptible for injury, even with
slightest deviation in safety
Resusitasi :
Secara maksimal, kecuali pada kasus tertentu practice. Thus, there should
(tingkat survival rendah) : never be any room for error in the
premature ekstrim (23-24 minggu), kelainan care of newborn”
kongenital berat (anensefali), trisomi 13, fetal
hydrops berat, dan keadaan-keadaan lain yang
memiliki prognosis lethal. Neonatus tidak memiliki aspek autonomy pada dirinya
Persetujuan perawatan/penanganan medis
contohnya pada tindakan resusitasi,
Antenatal care dilakukan oleh orang tua
Trisomi 13 (patau sindrom)

anencephali

Extreme premature
Physical Changes in Neonatus

The neonatal period is the period of the most dramatic physiologic changes that occur during human life.
While the respiratory and cardiovascular system change immediately at birth, the other organ systems evolve
slowly with time until the transition from intrauterine to adult physiology is complete.

The transitional period of the newborn is a critical time for humans to adapt to life outside the womb.
Physical Changes in Neonatus
Penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin, beralih dari ketergantungan pada ibu
menuju kemandirian fisiologi. Di kandungan ibu 100% kebutuhan bayi disokong melalui plasenta ibu seperti
oksigen dan nutrisi, setelah lahir organ-organ bayi harus mandiri untuk dapat bertahan hidup.

 Di dalam kandungan, paru-paru berisi cairan ketuban dan tidak berfungsi sebagai organ respirasi

 Terdapat 2 proses yang diperlukan untuk keberhasilan proses respirasi neonatus yaitu proses pematangan paru dan
penyerapan cairan paru sesaat/setelah lahir. .

Faktor yang mempengaruhi


3 tahap proses penyerapan cairan di dalam paru : keterlambatan maturitas paru :
• DM pada ibu
1/3 BIOKIMIAWI  aktivasi • prematur <34mgg  surfaktan <<
hormon epinefrin ibu

1/3 MEKANIK  inpartu, uterus ibu


mengkompresi dada janin, saat
melewati jalan lahir
Sectio caesarea ?
1/3 Tarikan nafas yang
pertama yaitu saat bayi
pertama kali menangis Paru mengembang

Resusitasi
neonatus
Physical Changes in Neonatus

 Penutupan foramen ovale pada


atrium jantung

 Penutupan duktus arterious antara


arteri paru dan aorta.
Physical Changes in Neonatus

Suhu normal neonatus : 36.5-37.5 C


Hipotermia : <36.5 C
Hipertermia : >37.5 C
Bayi lahir  suhu tubuh turun  cara
menaikkan/menstabilkan suhu tubuhnya ...

Hasil penggunaan tenaga bayi saat menangis


dan penggunaan lemak coklat yang ada pada
bayi untuk memproduksi panas yang akan
menyeimbangkan suhu tubuhnya.
Preparation of Neonatal Rescucitation

Pedoman resusitasi masih sesuai dengan


pedoman IDAI 2017

Konseling Persiapan Persiapan


Antenatal Tim Alat

Memprediksi • Kaptem tim • Alat pengatur


kemungkinan • Asisten sirkulasi termoregulasi,
gangguan yang terjadi • Asisten alat dan • Alat penunjang
pada saat bayi lahir obat airway
dan tindakan apa saja • Breathing,
yang akan dilakukan. • Circulation
• Drugs
Persiapan Tim
Come on
team !

Kapten tim/leader berada di posisi di atas kepala bayi,


tugas utama kapten adalah bertanggung jawab atas airway dan
breathing bayi dan memandu jalannya resusitasi.
Tugas lain kapten yaitu, membantu mengeringkan bayi, melihat
kembang kempisnya dada bayi dll.

Asisten sirkulasi berada di posisi kiri bayi dengan anggapan


jantung ada di sebelah kiri. Tugas utamanya adalah mendengarkan
denyut jantung bayi menggunakan stetoskop, melakukan kompresi
jantung, dan menyediakan akses infus bayi bila diperlukan. Tugas
lainnya adalah membantu mengeringkan bayi, mengganti linen dll.

Asisten alat dan obat berada di posisi kanan bayi.


Tugasnya adalah menyalakan waktu, memasang alat saturasi,
suction dan menyiapkan obat-obatan bila diperlukan.
Persiapan Alat
Infant warmer

Persiapan Alat
Termoregulasi
3 kain hangat bersih
Plastik wrap
Topi
Incubator transport
Thermometer
Matras penghangat bayi

Airway Suction kateter no 6F, 8F


Mesin suction
ETT non cuff no 2.5/3/3.5/4 dan stilet
Laringoskop blade no 00/0/1
LMA
Plester

Breathing Mask
T piece resuscitator
Sungkup
Sumber oksigen
Balon mengembang sendiri/ambubag dengan PEEP
Jackson rees

Circulation Kateter umbilical 5F untuk vena dan 3.5 F untuk arteri


Abocath 24G
Three way
Wing needle 21G
Jarum injeksi 23,22,18 G
Spuit 1,3,4,10,20
Kapas alcohol
OGT 6,8,10 F
Set umbilical
Hecting set

Drugs Nacl 0,9%, 0,45%


D10%
Adrenalin 1:10.000,
Ca glukonas
Airway and
Breathing
Management
Penanganan jalan napas dan
pernafasan (airway & breathing) yang
baik, dapat mengurangi kebutuhan
untuk penanganan sirkulasi
(circulation & drugs) yang lebih lanjut.
Airway and
Breathing
Management

1. Head box
2. Jackson rees
3. T piece resusitator
4. Nasal kanul
T piece resuscitator
Circulation and
Drug Management
in Neonatal
Resuscitation
Pada resusitasi neonates, sangat
jarang dilakukan tindakan hingga
tahap kompresi dada dan
pemberian obat-obatan. Pada
sebagian besar kasus resusitasi
neonates hanya sampai pada
pemberian bantuan nafas dan
sudah dapat memberikan hasil
yang baik bagi neonates tersebut.

epinefrin dengan dosis 0.01-0.03mg/kg


intravena/intraosseus diikuti dengan bolus NS 3 ml,
dan dapat diberikan tiap 3-5 menit jika HR tetap
<60x/menit. Pemberian epinefrin juga dapat
dilakukan via pipa ETT dengan dosis yang lebih
besar yaitu 0.05-0.1mg/kg.
Syok Neonatus
Syok neonates khususnya apabila ada riwayat perdarahan
antepartum pada ibu, tatalaksana yang dapat dilakukan adalah
dengan pemberian NaCl 0.9% 10cc/kg selama 5-10 menit, bila
syok belum teratasi dapat dilakukan pengulangan pemberian cairan
NaCl 0.9% 10cc/kg selama 5-10 menit kedua, bila syok sudah
teratasi berikan cairan rumatan.
Selecting Correct Type and Route of Drug in Neonatal
Resuscitation and Transportation
• tingkat kesulitan yang paling besar  harus teliti dalam memilih
pembuluh darah vena yang akan digunakaan
• durasi dan patensi yang cukup lama sebagai jalur resusitasi yang aman
bagi neonates.
• pilihlah pembuluh darah vena yang lurus dan gunakan terlebih dahulu

01
vena perifer serta hindari pada vena besar yang kemungkinan dapat
Intravena, digunakan untuk pemasangan PICC (Peripherally Inserted Central
Cathether) ex : v.saphena, v.cubiti, v.temporal superficial
• Alat yang digunakan adalah infuse set dan abocath ukuran 25 atau 26.

Rute vena umbilical adalah rute yang paling direkomendasikan,

02 Vena Umbilical
walaupun tetap memiliki resiko dan patensi serta durasi yang tidak
lebih baik dari rute intravena. Peralatan yang perlu disiapkan adalah
menggunakan kateter umbilical no 5 atau dapat juga menggunakan
feeding tube no 5 /6.

Rute melalui intraosseus merupakan rute terakhir yang direkomendasikan karena


mengingat resiko komplikasi yang cukup besar seperti infeksi tulang, dan memiliki
03 Intraosseus patensi serta durasi yang cukup singkat sebagai jalur resusitasi cairan pada
neonates, tetapi memiliki tingkat kesulitan yang rendah. Pada rute ini, terdapat 3
macam entry point yang dapat digunakan, yaitu pada Proksimal tibia : 2-3cm di
bawah tuberositas tibia, distal tibia : pada proksimal malleolus media, dan pada
distal femur : pada garis tengah, 2-3cm di atas kondilus eksterna.
Selecting Correct Type and Route of Drug in Neonatal
Resuscitation and Transportation
INTRAVENA
UMBILIKAL

Kontraindikasi
UMBILIKAL
INTRAOSSEUS

Komplikasi

Lokasi
Post Resuscitation Treatment :
Neonatal Stabilization and Transportation

Transportasi terbaik bagi neonates yang berpotensi


sakit/neonates yang akan membutuhkan resusitasi adekuat
adalah saat masih di dalam rahim ibu (transport in utero)
sehingga, ibu yang akan melahirkan bayi yang berpotensi sakit
lebih baik melahirkan di rumah sakit tersier dengan sarana dan
prasarana yang lengkap dibandingkan di rumah sakit primer.
Kriteria tanda bayi stabil yang harus dipenuhi dalam
mekanisme transportasinya agar bayi tetap selamat bila harus
dilakukan rujukan.
Menyangga bahu bayi agar
kepala dalam keadaan semi Warna kulit Warna kulit
ekstensi sehingga jalan kemerahan/tidak sianosis
Jalan napas kemerahan
napas clear, memberikan dapat dicapai bila jalan
bebas dan dan tidak napas dan pernapasan bayi
suction bila terdapat lendir
ventilasi sianosis tidak ada masalah. Berikan
di mulut/hidung bayi atau
adekuat bila sudah terpasang ETT oksigen yang cukup sesuai
pastikan fiksasinya baik. dengan kebutuhan bayi.

HR : 120-160x/menit
Suhu : 36.5-37.5 C
Masalah Berikan cairan atau obat-
metabolik obatan yang diperlukan Frekuensi Hangatkan bayi, letakkan di
terlebih dahulu serta koreksi dalam inkubator dengan suhu
terkoreksi. jantung dan
kemungkinan hipoglikemi
yang mungkin terjadi. suhu stabil yang sudah disesuaikan.
Thank You

You might also like