Neimy Kuliah Cedera Otak
Neimy Kuliah Cedera Otak
Neimy Kuliah Cedera Otak
CIDERA OTAK
Bryan Jennett
Cidera Kepala
Trauma mekanik terhadap kepala secara
langsung ataupun tidak langsung yang
menyebabkan gangguan fungsi neurologis
Problem cidera otak :
1. Mortalitas-morbiditas tinggi
– Mortality rate 14-30/100.000 per tahun
– 70% accidental deaths
– 10-40% more common persisting disability
than spinal cord injury
2. Pada usia produktif
– RS Dr.Soetomo: Rata-rata usia 15-25 th
3. Resusitasi awal tak adequad
4. Memerlukan diagnosa - terapi cepat tepat
5. Proses rehabilitasi lama
6. Biaya mahal
Klasifikasi (Head – Brain Injury)
Berdasar:
– Mekanisme
– Severity
– Morphologi
Motorbike accident
Automobile collision
Tumpul
(Blunt) Falls
Blunt assault
Mekanisme
Depends on the presence of
dural penetration
Luka tembak
Penetrasi
Luka penetrasi
COR : Mild (GCS: 14-15)
•?
Fraktur Depresi
•?
• Normal CT
SDH
•EDH
ICH
Patofisiologi Cidera Otak
•CIDERA KEPALA
•Normal
CIDERA OTAK
SEKUNDER
ICP, CPP
•ISKEMIK-HIPOKSIK
•Kerusakan sel
•MORTALITAS
•MORBIDITAS
Impact CK CO
(CK)
Cedera Kepala
Impact KEPALA
Barrier
(Stiffness)
Cidera Otak
(CO)
Systemic Secondary Intracranial
Insult Secondary Insult
– Hypoxemia – ICP ↑
– Hypotension Brain herniation
– Hypercapnea Mass lesion : EDH,
– Hypocapnea SDH, ICH
– Hyperthermia Edema
– Hyperglycemia Hydrocephalus
– Hypoglycemia – Vasospasme
– Hyponatremia – Seizures
– Infection
– Hypoxic – Ischemic
IMPULSE
Damage blood vessels
Damage axon
INJURY BRAIN INJURY Damage nerve cells
Damage glial cells
IMPACT
CIDERA KEPALA CIDERA OTAK
•Direct Impact
•Acceleration – Decceleration
•Shock waves
•Cavitation effect
•Angular force..penguntingan.
Cedera Otak Primer Cedera Otak Sekunder
(COP) (COS)
l
III.2. Langkah-langkah Tatalaksana Cedera Otak
di Ruang Gawat Darurat
1. General precaution
2. Stabilisasi Airway, Breathing, Circulation
3. Survey sekunder (pemeriksaan status general
terdiri dari anamnesa dan pemeriksaan fisik
seluruh sistem organ)
4. Pemeriksaan neurologis
5. Menentukan diagnosis klinis dan pemeriksaan
tambahan
6. Menentukan tahapan tatalaksana selanjutnya
sesuai buku Pedoman
Pemeriksaan Umum
– Dari ujung rambut sampai dengan ujung
kaki
– Per sistim organ B1 – B6
Pemeriksaan Neurologis, terdiri dari
– Tingkat kesadaran (GCS)
– Saraf kranial
Pupil besar & bentuk, reflek cahaya
bandingkan kanan-kiri
Motoris & sensoris bandingkan kanan dan
kiri, atas dan bawah
Autonomis:bulbocavernous reflek,cremaster
reflek, spingter reflek.
Pasien
Algoritma
Penanganan IRD 1. Stabilisasi airway, breathing dan sirkulasi (ABC)
2. Anamnesis, fisik diagnostik
Ringan
6. Lapor jaga bedah saraf
VS. Stabil
Neurologis Stabil Cepat
memburuk
R. Perawatan
Resusitasi + Rediagonosis
KRS NeICU/
ROI Operasi
Observasi di IRD
Membaik Memburuk
• Stabilisasi + Resusitasi
VS. Stabil
• Rediagnosis cito
Neurologis Stabil
NeICU/
ROI Operasi
Ruang
Perawatan
• Resusitasi airway, breathing dan sirkulasi, dijamin ABC baik.
Penderita • Bersihkan lendir, benda asing, jawthrust bila perlu, kepala tidak
boleh hiperextensi, hiperflexi atau rotasi, pasang orofaring atau
Algoritma nasofaring tube bila perlu. Bila ada sumbatan jalan nafas akut
dilakukan cricothyrotomi dan persiapan intubasi atau tracheostomi
• Intubasi + kontrol ventilasi ( PCO2 35 – 40 mmhg,, PaO2 : 80 – 200
Penanganan
atau Spo2 >97 % ) pasang orogastric tube
• Pasang collar brace
• Lihat gerakan nafas, auskultasi, palpasi, perkusi dada. Cari tanda-
IRD tanda pneumothorak, hematothorak, flail chest atau fraktur costa..
Cidera Otak • Bila shock, segera atasi dengan cairan isotonis (RL, NaCl, atau
koloid atau darah). Cari penyebab, atasi, pertahankan tensi > 90
mmHg.
Berat
• Bila ada tanda-tanda TIK meningkat dan tidak ada hipotensi atau
gagal ginjal dan atau gagal jantung, diberikan manitol 20% 200 ml
bolus dalam 20 menit atau 5 ml/kgBB, dilanjutkan 2 ml/ kgBB
dalam 20 menit setiap 6 jam, jaga osmolalitas darah < 320 mOsm.
• Bila kejang : Diazepam 10 mg iv pelan, dapat ditambah hingga
kejang berhenti. Awasi depresi nafas, dilanjutkan phenitoin
Lapor jaga bedah saraf bolus10-18 mg/kgBB encerkan dengan aqua steril 20 ml iv pelan,
dilanjutkan 8 mg/kgBB
• Bila telah stabil Infus cairan isotonis (NaCl 0,9 %)
1,5 ml/kgBB/jam pertahankan euvolume,pemasangan CVP atas
indikasi.
. Pemeriksaan kimia darah (DL, BGA, GDA, cross match)
• Anamnesis, termasuk pemakaian obat-obatan, sedasi, narkotika,
intake terakhir.
• Pemeriksaan fisik umum dan neurologis secara cepat
• Obat simptomatik IV atau supp dan antibiotika sesuai indikasi
• Pasang kateter, catat keadaan dan produksi urine
• Bila tanda vital stabil : CT scan kepala, foto leher lat, thorak fot AP,
• Pemeriksaan radiologis lain atas indikasi
• Pemeriksaan refleks batang otak. Hati-hati pada pemeriksaan
reflek oculocephalik
• Pasang ICP monitor, pertahankan tekanan <15 mmhg.atau<22 cm
H2O pada pasien yang tidak ada indikasi operasi lesi intrakranial.
Bila ada lesi intrakranial indikasi operasi, ICP monitor dipasang
bersamaan saat operasi emergensi
MRS di
ICU - NeCU R. Perawatan
INDIKASI OPERASI