Etika Dan Hukum Kedokteran Jan2019
Etika Dan Hukum Kedokteran Jan2019
Etika Dan Hukum Kedokteran Jan2019
dan
Hukum Kesehatan
dr. Moch. Soffan, MH
• “If a surgeon performs a major operation on an
'awelum' (nobleman), with a bronze lancet and caused
the death of this man, they shall cut off his hands”
• Hammurabi also specified fees for lifesaving
operations: “Ten shekels of silver for ‘awelum', five
shekels for ‘mushkenum' (poor man) and two shekels
for a slave”
The doctor should declare what has happened before,
understand what is present and foretell what will
happen in the future. That is what he should practice.
As to diseases he should strive to achieve two things:
to help or to do no harm.
Hippocrates
Abu al-Hasan Ali ibn-e Raban Tabari (807-861 AD), described
in the book "the Paradise of Wisdom" (Ferdous al Hekmat) the
Islamic codes of ethics as:
▪ personal characters of the physician
▪ his obligation towards patients
▪ his obligation towards the community
▪ his obligations towards his colleagues
▪ his obligations towards his assistants
Rhazes was also strictly committed to the principles of
medical ethics. He made some manuscripts on
principles of medical ethics and so his book entitled
"Spiritual Medicine" (Teb e Rohani) is about ethics.
Ishaq ibn Ali al-Ruhawi, a Christian who embraced to Islam. In his book,
"Ethics of a physician" (Adab al-Tabib), the subjects include :
• faith and the loyalty of physicians,
• problems of responsibility,
• Ethical dilemmas in patient-physician
relationships,
• what the physician must avoid and beware of,
• manners of the visitors,
• medical art for the people's moral values, and
• harmful habits .
Some definitions….
• morality is primarily concerned with norms, values and
beliefs that are embedded in social processes which define
right and wrong for any individual or a community
• ethics is concerned with the study of moral issues and the
application of reason to elucidate specific rules and
principles to determine what is right or wrong for any given
situation
Code of Ethics
Kewajiban Umum
Kewajiban Dokter Terhadap Pasien
Kewajiban Dokter Terhadap Teman Sejawat
Kewajiban Dokter Terhadap Diri Sendiri
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan
atau janji dokter.
Pasal 2
Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional secara
independen, dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang
tertinggi.
Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh
dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan
kemandirian profesi.
Pasal 4
Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri .
Lanjutan..
Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan
psikis maupun fisik, wajib memperoleh persetujuan pasien/ keluarganya
dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
Pasal 6
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau
menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum
diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan
keresahan masyarakat.
Pasal 7
Seorang dokter wajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang
telah diperiksa sendiri kebenarannya.
Pasal 8
Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan
pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral
sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan
atas martabat manusia.
Pasal 9
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan
sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat
menangani pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau
kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan
Pasal 10
Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan
tenaga kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien.
Pasal 11
Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi
hidup makhluk insani.
Pasal 12
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan
keseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif ), baik fisik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta
berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.
Pasal 13
Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral
di bidang kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling
menghormati.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN
Pasal 14
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan dan
ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk
pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu.
Pasal 15
Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat berinteraksi
dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan atau penyelesaian
masalah pribadi lainnya.
Pasal 16
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Pasal 17
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN
SEJAWAT
Pasal 18
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan.
Pasal 19
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan
persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI
SENDIRI
Pasal 20
Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan
baik.
Pasal 21
Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran/ kesehatan
Goal of Medicine