Pengenalan Metode Ahp
Pengenalan Metode Ahp
Pengenalan Metode Ahp
Process (AHP)
Bagdja Muljarijadi
After completing this module, students
will be able to:
1. Use the multifactor evaluation process in making
decisions that involve a number of factors, where
importance weights can be assigned.
2. Understand the use of the analytic hierarchy process in
decision making.
3. Contrast multifactor evaluation with the analytic
hierarchy process.
INTRODUCTION
Many decision-making problems involve a number of
factors.
For example, if you are considering a new job, factors
might include:
starting salary,
career advancement opportunities,
work location
In multifactor decision making, individuals
subjectively and intuitively consider the various factors
in making their selection.
INTRODUCTION
All of the important factors can then be given
appropriate weights and each alternative, such as a car,
a computer, or a new job prospect, can be evaluated in
terms of these factors.
This approach is called the multifactor evaluation
process (MFEP).
Analytic Hierarchy Process (AHP), uses pairwise
comparisons and then computes the weighting factors
and evaluations
Multifactor Evaluation Process
Factor Weights
Multifactor Evaluation Process
Factor Evaluation
Multifactor Evaluation Process
The company with the highest total weighted
evaluation is selected.
Kriteria Evaluasi:
Lakukan pengukuran langsung
Ukur dampak dan penyebab persoalan
Tahap 3: Pengembangan alternatif
tindakan
p1 p2 p3 p4
alternatif 1
alternatif 2
alternatif 3
alternatif 4
Prinsip metodologi AHP
Penyusunan Hirarki
Penentuan Prioritas
Pengujian Konsistensi
Hirarki
Hirarki adalah alat mendasar dari pikiran manusia.
Penyusunan hirarki dilakukan untuk menggambarkan
dan menguraikan segala bentuk permasalahan ke dalam
unsur-unsur atau elemen pokok yang kemudian dibagi
menjadi bagian-bagian lagi.
Dalam hirarki, elemen-elemen suatu permasalahan
diidentifikasikan, kemudian dikelompokkan ke dalam
beberapa kelompok yang homogen dan ditata dalam
bentuk hirarkis.
Keunggulan Membuat Hirarki
Menggambarkan sistem yang dapat digunakan untuk
menggambarkan bagaimana perubahan prioritas pada tingkat
diatas akan mempengaruhi tingkat dibawahnya.
Memberikan informasi yang sangat terperinci atau detail
tentang struktur dan fungsi sistem pada tingkat yang lebih
rendah dan memberikan gambaran mengenai pelaku dan tujuan
pada tingkat di atasnya. Batasan dari elemen di suatu tingkat
paling baik disajikan pada level berikutnya.
Sistem secara alamiah merupakan suatu hirarki
Stabil, dimana sedikit perubahan mempunyai sedikit pengaruh,
dan fleksibel dimana tambahan pada hirarki yang sudah
trstruktur dengan baik tidak akan merusak kinerjanya.
Penyusunan Hirarki
Tingkat teratas pada hirarki disebut dengan tujuan atau
fokus. Sementara itu, tingkat dibawahnya adalah kritria.
Apabila masih dapat dipecahkan kembali maka tingkatan
berikutnya disebut dengan sub kriteria dan seterusnya
sampai pada tingkat terakhir adalah alternatif-alternatif
yang akan dievaluasi atau dipilih.
Hirarki dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu :
Hirarki Struktural
Hirarki fungsional
Hirarki Struktural
Pada hirarki struktural, sistem yang kompleks disusun
ke dalam komponen-komponen pokoknya dalam
urutan menurun menurut sifat surkturalnya seperti
bentuk, ukuran, warna atau umum. Hirarki struktural
berhubungan dengan analisis permasalahan yang
kompleks dengan memecahkan obyek ke dalam
sejumlah kumpulan, subkumpulan dan kumpulan
yang lebih kecil lagi.
Hirarki Fungsional
Hirarki Fungsional sistem yang kompleks diuraikan ke
dalam komponen-komponen pokoknya menurut
hubungan utamanya. Hirarki ini membantu untuk
mengarahkan sistem kepada tujuan yang diinginkan,
seperti pemecahan konflik.
Beberapa Contoh Hirarki Fungsional
Tingkat 1:
MANFAAT
Goal
Analisis Manfaat-Biaya
Tingkat 3:
Alternatif PILIHAN 1 PILIHAN 2 PILIHAN 3
Tingkat 1:
BIAYA
Goal
Tingkat 2:
Kriteria Investasi Operasi Pencemaran
Lingkungan
Tingkat 3:
Alternatif PILIHAN 1 PILIHAN 2 PILIHAN 3
Tingkat 3:
Alternatif
PT.B PT.B PT.B PT.B PT.B
Gambar 3. Hirarki Keputusan Untuk Memilih Vendor Pengembang SIAK STIE Indonesia
Tingkat 1 : Bagaimana Meningkatkan Kapasitas Pelabuhan
Fokus
Tingkat 2 :
Pihak yang Kelompok Panitia Biro
Berkepen Pengevaluasi Transportasi Pelabuhan
tingan (Spesialisasi) (Kongres)
Meningkatkan
Level 1 keleluasaan Pemerintah Penyediaan dan
Daerah (PEMDA) dalam peningkatan kualitas
Sasaran merencanakan program pelayanan publik
pembangunan di daerah
(0,667)
(0,333)
Dinas
Level 3 Pendapatan Akademisi
Pelaku
BAPPEDA
DPRD Bisnis
Aktor Daerah
(0,141) (0,223)
Galaxy
Matahari Planet
Artinya
Bobot
1 Sama pentingnya
VE i n (N i1 X N i2 X N i3 .......X N in )
i 1, ............, n
VE i N i1 X N i2 X N i3 .......X N in
1/n
i 1, ............, n
Contoh Pairwise Matrix
A 1 5 4 0.2174 0.674
C 3 1 0.908 0.226
IK = ( I maks - n)/(n-1)
Maks = 3,086
IK = (3,086 - 3)/(3-1) = 0,043
Contoh Penerapan AHP:
Contoh kasus yang akan dibahas adalah contoh yang
sederhana yaitu proses pemilihan mobil terbaik dari
serangkaian alternatif yang ada.
Misalkan permasalahan yang dihadapi (untuk
diselesaikan) adalah bagaimana memutuskan sebuah
mobil Sport Utility Vehicle (SUV) terbaik dari
serangkaian merk mobil yang tersedia yaitu Honda
C-RV, Nissan X-Trail, Ford Escape, dan Toyota
Fortuner.
Menyusun Struktur Hirarki
KRITERIA Memilih Mobil SUV TUJUAN
Baru
ALTERNATIF
Penilaian Tingkat Kepentingan
Kriteria
Model 1 1/2 3
Ketangguhan 2 1 4
Konsumsi BBM 1/3 1/4 1
Penilaian Kriteria Model Untuk
Setiap Alternatif
C-RV X-Trail Escape Fortuner
X-Trail 4 1 4 1/4
Fortuner 6 4 5 1
Penilaian Kriteria Ketangguhan
Untuk Setiap Alternatif
C-RV X-Trail Escape Fortuner
C-RV 1 2 5 1
X-Trail 1/2 1 3 2
Escape 1/5 1/3 1 1/4
Fortuner 1 1/2 4 1
Penilaian Kriteria Konsumsi BBM
Untuk Setiap Alternatif
Konsumsi BBM dari masing-masing mobil SUV
tersbut diukur dengan satuan mil per galon (MPG).
Data menunjukkan bahwa konsumsi BBM dari
masing-masing SUV adalah sebagai berikut:
C-RV = 34 MPG
X-Trail = 27 MPG
Escape = 24 MPG
Fortuner = 28 MPG
Menghitung Eigenvector Kriteria
C-RV
0.2854
X-Trail
0.2700
Escape
0.0864
Fortuner
0.3582