LP SC
LP SC
LP SC
SECTIO CAESAREA
Disusun Oleh :
234291517078
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2024
1. Pengertian
Sectio caesaria berasal dari perkataan Latin “Caedere” yang artinya memotong.
Seksio Cesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina (Mochtar, 1998 dalam
Maryunani, 2014)
Seksio cesarea atau kelahiran sesarea adalah melahirkan janin melalui irisan
pada dinding perut (laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi). Definisi ini tidak
termasuk melahirkan janin dari rongga perut pada kasus rupture uteri atau kehamilan
Suatu persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat
2. Manifestasi Klinis
Menurut Martowirjo (2018), manifestasi klinis pada klien dengan post Sectio
seperti vesika urinasia dan uterus saat dilangsungkannya operasi, komplikasi anestesi,
perdarahan, infeksi dan tromboemboli. Kematian ibu lebih besar pada persalinanseksio
Menurut Rasjidi (2009) takipneu sesaat pada bayi baru lahir lebih seringterjadi
pada persalinan seksio cesarea, dan kejadian trauma persalinan pun tidak dapat
disingkirkan. Risiko jangka panjang yang dapat terjadi adalah terjadinya plasenta
perdarahan, infeksi saluran kemih, dan tromboembolisme. Infeksi panggul dan infeksi
luka operasi meningkat dan, meskipun jarang, dapat menyebabkan fasiitis nekrotikans.
4. Etiologi
Menurut Sagita (2019), indikasi ibu dilakukan Sectio Caesarea adalah ruptur
adalahfetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram> Dari beberapa faktor Sectio
a) CPD (Chepalo Pelvik Dispropotion) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak
sesuaidengan ukuran kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat
menjadi eklamsi.
d) Bayi kembar, tak selamanya bayi kembar dilahirkan secara Sectio Caesarea.
lebih tinggidaripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun
e) Faktor hambatan jalan lahir, adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan
bawaanpada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
kerusakan dasarpanggul.
kepalayang terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-
dahi beradapada posisi terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan
letak belakangkepala.
5. Penatalaksanaan
a. Ruang Pemulihan
Dalam ruang pemulihan prosedur yang harus dilakukan yaitu memantau dengan
cermat jumlah perdarahan dari vagina dan palpasi fundus uteri untukmemastikan
Perdarahan yang tidak disadari di vagina selama tindakan dan perdarahan yang
atau larutan Kristaloid ditambah Dektrosa 5%. Bila kadar Hb rendah diiberikan
c. Tanda-Tanda Vital
Setelah pulih dari ansetesi, observasi pada klien dilakukan setiap setengah jam
setelah 2 jam pertama dan tiap satu jam selama minimal 4 jam setelah didapatkan
hasil yang stabil. Tanda vital yang perlu dievaluasi yaitu Tekanan darah, Nadi,
d. Analgesik
mengurangi nyeri yang dirasakan. Pemberian analgesik dapat berupa Meperidin 75-
e. Pengawasan
Fungsi vesika urinaria dan usus Kateter vesika urinaria biasanya dapat dilepas
dalam waktu 12 jam setelah operasi dilakukan. Sedangkan untuk makanan padat
dapat diberikan kurang lebih 8 jam stelah operasi, atau jika klien tidak mengalami
komplikasi.
f. Pemeriksaan laboratorium
Hematrokit secara rutin diukur pada pagi hari stelah pembedahan. Pemeriksaan
dilakukan lebih dini apabila terdapat kehilangan darah yang banyak selama operasi
g. Menyusui
Pasca operasi Infeksi panggul pasca operasi merupakan penyebab tersering dari
demam dan tetap terjadi pada 20% wanita walaupun telah diberikan antibiotik
profilaksis. Sejumlah uji klinis acak telah membuktikan bahwa antibiotik dosis
tunggal dapat diberikan saat Sectio Caesarea untuk menrunkan angka infeksi.
i. Mobilisasi
Mobilisasai dilakukan secara bertahap meliputi miring kanan dan kiri dapat
dimulai sejak 6-10 jam setelah operasi. Hari kedua post operasi penderita dapat
didudukkan selama 5 menit dan diminta untuk bernafas dalam. Kemudian posisi
berturrut-turut selama hari demi hari pasien dianjurkan belajar uduk selama sehari,
belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada hari ketiga sampai hari kelima
j. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
6. Pemeriksaan penunjang
danpresentasi janin.
g) Amniosintess : Mengkaji maturitas paaru janin.
7. Diagnosa keperawatan
- Nyeri akut
- Risiko Infeksi
Nursing Care Plan
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI),Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia